Anda di halaman 1dari 11

Minggu, 13 Desember 2009

Askep Post Operasi Tutup Kolostomi

Post operasi tutup kolostomi merupakan suatu rangkaian tindakan pembedahan pada post
kolostomi sementara.

Perjalanan dan riwayat tindakan.

Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker kolon, kolitis
ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan pembedahan yang disebut dengan kolostomi
yaitu lubang dibuat dari segmen kolon (asecenden, transversum dan sigmoid). Lubang
tersebut ada yang bersifat sementara dan permanen. Kolostomi asenden dan transversum
bersifat sementara , sedangkan kolostomi sigmoid bersifat permanen.

Kolostomi yang bersifat sementara akan dilakukan penutupan .

Berdasarkan lubang kolostomi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:


1. Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat
dibuang atau ditutup.
2. Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung dari kolon yang
direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma. Stoma distal
hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
3. Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan
diikat ditempat dengan glass rod. Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding
abdomen, lubang dibuat di permukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada klien dengan post kolostomi:


- Irigasi diperlukan untuk mengatur defekasi
- Pembersihan usus diperlukan sebelum pemeriksaan kontras barium saluran GI.
-

Rencana Keperawatan terintegrasi:


1. Perawatan pascaoperasi
2. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3. Terapi intra vena
4. Imobilitas
5. Nyeri.

Pengkajian Data Dasar


1. Pemeriksaan fisik terhadap daerah penutupan kolostomi:
- Keadaan luka: tanda kemerahan, pengeluaran cairan
- Adanya pembengkakan dan menutup sempurna

2. Pemeriksaan daerah rektum:


- Pengeluaran feses

4. Kecemasan
5. Nyeri

Diangosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi
2. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap disfungsi rektum
3. Resiko tinggi terhadap komplikasi : infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan
pembedahan .

Intervensi
Diagonsa: Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi

Tanda-tanda
Subyektif:
- Mengungkapkan ketidaknyamanan, dan nyeri daerah perut.

Obyektif:
- Merintih, menangis
- Melindungi sisi nyeri.
- Nadi meningkat

Kriteria evaluasi:
- Mengungkapkan tidak ada nyeri
- Tidak merintih, menangis
- Ekspresi wajah rileks

INTERVENSI RASIONAL
Kaji keluhan dan derajat Untuk mengetahui
nyeri sifat dan tingkat nyeri
sehingga memudahkan
dalan memberi
tindakan.
2. Motivasi untuk
melakukan teknik Relaksasi dan retraksi
pengaturan nafas dan dapat mengurangi
mengalihkan rangsangan nyeri
perhatian
3. Hindari sentuhan Sentuhan dapat
seminimsl mungkin meningkatkan
untuk mengurangi rangsangan nyeri
rangsangan nyeri
Untuk
4. Pertahankan puasa mengistirahatkan usus.

4. Berikan analgetik Analgesik membantu


sesuai dengan memblok jaras nyeri.
program medis.

Diagnosa : Cemas berhubungan dengan ancaman disfungsi rektum

Tanda-tanda:
Subyektif:
- Mengeluh takut kalau anusnya tidak bisa berfungsi normal
- Melaporkan perasaan gugup

Obyektif:
- Ekspresi wajah tegang
- Nadi meningkat.

Kritria evaluasi:
- Ekspresi wajah rileks
- Cemas dan gugup berkurang
- Mengungkapkan pemahaman tentang proses pemulihan fungsi rektum.

INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan proses Pemahaman dapat
pemulihan fungsi mengurangi
anus secara bertahap kecemasan
dan butuh waktu agak
lama.
2. Lakukan pendekatan Dengan kondisi
dengan tenang dan tenang akan lebih
berikann dorongan memudahakan
urtuk bertanya. pemahaman.
3. Libatkan keluargan
dalam setiap Dengan keterlibatan
tindakan. keluarga akan
memberi perhatian
yang lebih bagi klien.

Diagnosa : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan


pembedahan daerah abdomen

Tanda-tanda
Subyektif:
- Mengeluh deman
- Mengekuh nyeri
- Mengeluh kaku

Obyektif:
- SDP > 10.000/mm3
- Suhu > 37,2

Kriteria evaluasi:
- Suhu < size="3">

INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau hasil: Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan
Hasil SDP dan penyimpangan dari hasil yang
Suhu tiap 4 jam diharapkan

2. Implementasikan tindakan untuk mencegah


infeksi:
Rawat luka dengan teknik steril Teknik steril untuk pencegahan pemindahan
Tingkatkan intake cairan 2-3 liter/hari kuman. Dan cairan untuk memperlancar
Tingkatan nutrisi dengan diet TKTP pengeluaran . Sedangkan nutrisi untuk
Gunakan pelunak feses bila terdapat konstipasi. meningkatkan ketahanan tubuh dan
mempercepat pertumbuhan jaringan.
3. Berikan antibiotika sesuai program medis.

4. Pantau tanda-tanda radang: panas, merah,


bengkak, nyeri, kekakuan. Antibiotika untuk menghambat dan
membunuh kuman patogen.
Untuk mengetahui secara dini terjadinya
infeksi.

Related Post

Asuhan Keperawatan

 Perawatan Luka Bakar


 Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
 Askep dengan Intususepsi
 Teknik Amputasi
 ASD, VSD, KOARTASIO AORTA DAN BRONCHOPNEMONI
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL NAFAS
 ASKEP ANAK DENGAN HIRSPRUNG
 Hernia Nukleus Pulposus
 Asuhan Keperawatan Ikterik Pada Bayi Baru Lahir
 Askep Atresia Ani
 Askep Vesikolithiasis
 Askep Sifilis
 Askep Osteomielitis
 Askep Hemoroid
 Asuhan Keperawatan - Intoksikasi Insektisida
 Dispepsia
 Asuhan Keperawatan - Chronic Obstructive Pulmonal Disease (COPD)
 Asuhan Keperawatan - Stroke
 Cepalgia
 Deteksi Dini Pada Masa Nifas
 Asuhan Keperawatan Fraktur
 Askep Partus macet
 Asuhan Keperawatan KLIEN dengan ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)
Pre Acut / Post Acut Care
 MAL PRAKTEK DALAM KEPERAWATAN

Diposkan oleh Free Blog Templates di 07.54


Label: Asuhan Keperawatan

0 komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Subscribe via email


Enter your email address:

AsuhanKeperaw en_US Subscribe

Delivered by FeedBurner

Artikel Terbaru
Widget by Blogger Tricks
Perawatan Luka Bakar - (0 comments)
Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah - (0
comments)
Askep dengan Intususepsi - (1 comments)
Arsip Blog
Teknik Amputasi - (0 comments)
ASD, VSD, KOARTASIO AORTA DAN
BRONCHOPNEMONI - (1 comments)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GAGAL NAFAS - (1 comments)
ASKEP ANAK DENGAN HIRSPRUNG - (0
comments)
Hernia Nukleus Pulposus - (3 comments) Kategori
Asuhan Keperawatan Ikterik Pada Bayi Baru
Lahir - (0 comments)
Askep Post Operasi Tutup Kolostomi - (0
Anak Asuhan Kebidanan Asuhan
comments) Keperawatan Bayi Genetalia Interna Mega
Colon Ortopedi Penyakit Jantung

Tukaran Link

Bila anda berminat untuk bertukar link, silahkan copy paste kode di bawah ini
Kemudian anda menulis pesan di halaman Tukar Link
<a
href="http://askepasb
border="0" alt="http://
src="http://2.bp.blogs
height="15" title="Asu
Kebidanan"/></a>

Blog Sahabat
 BaNi MusTajaB
 Mbahe trick
 Info Bisnis, Komputer dan Pajak
 Tips dan Trik
 Blog Seo Indonesia
 Bedah Umum
 Ada Apa Yep
 Blogger Lambar
 Urologi
 Blog Berita
 Belajar Ngeblog
 Blog Bisnis
 Shared Everything
 Belajar Blog
 Bilabong
 Desain Lansekap
 just call me Ag
 Berita Terkini
 Fenomenous
 Anita Soraya
 Solo Cyber City
 Kaptenagil “Mencari tahu”
 Bimo
 Tips Trik
 Bedah
 Blog Alfiyan
 Ciel Blog
 Tips dan Trik Komputer

Blog
 

POST OPERASI TUTUP KOLOSTOMI

Post operasi tutup kolostomi merupakan suatu rangkaian tindakan pembedahan pada post
kolostomi sementara.

Perjalanan dan riwayat tindakan.


Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker kolon, kolitis
ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan pembedahan yang disebut dengan kolostomi
yaitu lubang dibuat dari segmen kolon (asecenden, transversum dan sigmoid). Lubang
tersebut ada yang bersifat sementara dan permanen. Kolostomi asenden dan transversum
bersifat sementara , sedangkan kolostomi sigmoid bersifat permanen.

Kolostomi yang bersifat sementara akan dilakukan penutupan .

Berdasarkan lubang kolostomi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:


1. Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat
dibuang atau ditutup.
2. Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung dari kolon yang
direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma. Stoma distal
hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
3. Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan
diikat ditempat dengan glass rod. Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding
abdomen, lubang dibuat di permukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada klien dengan post kolostomi:


- Irigasi diperlukan untuk mengatur defekasi
- Pembersihan usus diperlukan sebelum pemeriksaan kontras barium saluran GI.

Rencana Keperawatan terintegrasi:


1. Perawatan pascaoperasi
2. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3. Terapi intra vena
4. Imobilitas
5. Nyeri.

Pengkajian Data Dasar


1. Pemeriksaan fisik terhadap daerah penutupan kolostomi:
- Keadaan luka: tanda kemerahan, pengeluaran cairan
- Adanya pembengkakan dan menutup sempurna
2. Pemeriksaan daerah rektum:
- Pengeluaran feses
4. Kecemasan
5. Nyeri
Diangosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi
2. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap disfungsi rektum
3. Resiko tinggi terhadap komplikasi : infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan
pembedahan .

INTERVENSI

Diagonsa: Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi

Tanda-tanda
Subyektif:
- Mengungkapkan ketidaknyamanan, dan nyeri daerah perut.
Obyektif:
- Merintih, menangis
- Melindungi sisi nyeri.
- Nadi meningkat
Kriteria evaluasi:
- Mengungkapkan tidak ada nyeri
- Tidak merintih, menangis
- Ekspresi wajah rileks

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji keluhan dan derajat nyeri

2. Motivasi untuk melakukan teknik pengaturan nafas dan mengalihkan perhatian

3. Hindari sentuhan seminimsl mungkin untuk mengurangi rangsangan nyeri

4. Pertahankan puasa

4. Berikan analgetik sesuai dengan program medis. Untuk mengetahui sifat dan tingkat nyeri
sehingga memudahkan dalan memberi tindakan.

Relaksasi dan retraksi dapat mengurangi rangsangan nyeri

Sentuhan dapat meningkatkan rangsangan nyeri

Untuk mengistirahatkan usus.

Analgesik membantu memblok jaras nyeri.

Diagnosa : Cemas berhubungan dengan ancaman disfungsi rektum


Tanda-tanda:
Subyektif:
- Mengeluh takut kalau anusnya tidak bisa berfungsi normal
- Melaporkan perasaan gugup
Obyektif:
- Ekspresi wajah tegang
- Nadi meningkat.
Kritria evaluasi:
- Ekspresi wajah rileks
- Cemas dan gugup berkurang
- Mengungkapkan pemahaman tentang proses pemulihan fungsi rektum.

INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan proses pemulihan fungsi anus secara bertahap dan butuh waktu agak lama.
2. Lakukan pendekatan dengan tenang dan berikann dorongan urtuk bertanya.
3. Libatkan keluargan dalam setiap tindakan. Pemahaman dapat mengurangi kecemasan

Dengan kondisi tenang akan lebih memudahakan pemahaman.

Dengan keterlibatan keluarga akan memberi perhatian yang lebih bagi klien.

Diagnosa : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan


pembedahan daerah abdomen
Tanda-tanda
Subyektif:
- Mengeluh deman
- Mengekuh nyeri
- Mengeluh kaku
Obyektif:
- SDP > 10.000/mm3
- Suhu > 37,2
Kriteria evaluasi:
- Suhu < 37,2
- SDP < 10.000/mm3
- Tidak terdapat tanda-tanda radang: panas, kemerahan, bengkak, kekakuan daerah perut.

INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau hasil:
- Hasil SDP
- Suhu tiap 4 jam

2. Implementasikan tindakan untuk mencegah infeksi:


- Rawat luka dengan teknik steril
- Tingkatkan intake cairan 2-3 liter/hari
- Tingkatan nutrisi dengan diet TKTP
- Gunakan pelunak feses bila terdapat konstipasi.

3. Berikan antibiotika sesuai program medis.

4. Pantau tanda-tanda radang: panas, merah, bengkak, nyeri, kekakuan. Untuk


mengidentifikasi indikasi kemajuan dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan
Teknik steril untuk pencegahan pemindahan kuman. Dan cairan untuk memperlancar
pengeluaran . Sedangkan nutrisi untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan mempercepat
pertumbuhan jaringan.

Antibiotika untuk menghambat dan membunuh kuman patogen.

Untuk mengetahui secara dini terjadinya infeksi.

Diposkan oleh i-Vonz di 00.33


Label: Keperawatan Medikal Bedah

Anda mungkin juga menyukai