Anda di halaman 1dari 4

Salah satu cara penyediaan energi listrik alternatif yang siap untuk diterapkan secara masal

pada saat ini adalah menggunakan suatu sistem teknologi yang diperkenalkan sebagai Sistem
Energi Surya Fotovoltaik (SESF) atau secara umum dikenal sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik).

Sebutan SESF merupakan istilah yang telah dibakukan oleh pemerintah yang digunakan
untuk mengidentifikasikan suatu sistem pembangkit energi yang memanfaatkan energi
matahari dan menggunakan teknologi fotovoltaik. Dibandingkan energi listrik konvensional
pada umumnya, SESF terkesan rumit, mahal dan sulit dioperasikan. Namun dari pengalaman
lebih dari 15 tahun operasional di beberapa kawasan di Indonesia, SESF merupakan suatu
sistem yang mudah didalam pengoperasiannya, handal, serta memerlukan biaya pemeliharaan
dan operasi yang rendah menjadikan SESF mampu bersaing dengan teknologi konvensional
pada sebagian besar kondisi wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau - pulau kecil yang tidak
terjangkau oleh jaringan PLN dan tergolong sebagai kawasan terpencil.
Bidang aplikasi SESF sangat luas dan hampir dapat digunakan
untuk setiap kebutuhan jasa energi, khususnya listrik, yang ada didaerah perdesaan terpencil.
Mengingat sifatnya yang sangat modular dalam teknik rancang bangun dan pemanfaatannya.
Aplikasi SESF dapat diterapkan untuk pemasangan individual maupun kelompok sehingga
dapat dilakukan dengan swadaya perorangan, masyarakat, pemerintah, perusahaan atau
dikoordinir oleh PLN. Dalam hal pendanaan; proyek fotovoltaik menjadi sangat mungkin
melalui pijaman lunak, partisipasi perusahaan (corporate social responsibility) untuk
mendukung program listrik pedesaan atau penyediaan jasa energi seperti:

 Listrik untuk penerangan rumah tangga


 Jasa energi untuk fasilitas umum: pompa air irigasi/minum, penjernihan air, rumah
peribadatan, telepon umum atau pedesaan, televisi umum, penerangan jalan dan
lainnya
 Listrik perdesaan dan pemasok energi bagi kegiatan produktif masyarakat, misal
dengan sistem teknologi PLT Hibrida
 Catudaya pada sarana telekomunikasi, misal: BTS, TVRO, dan stasiun pancar ulang.
 Integrasi fotovoltaik pada bangunan sebagai bagian upaya penghematan sumber
energi konvesional dan supply side management.

Teknologi fotovoltaik merupakan suatu teknologi konversi yang mengubah cahaya (foto)
menjadi listrik (volt) secara langsung (direct conversion). Peristiwa ini dikenal sebagai efek
fotolistrik (photovoltaic affect). Didalam proses konversi cahaya-listrik tidak ada bagian yang
bergerak, sehingga produk teknologi fotovoltaik memiliki umur teknis yang panjang (>25
tahun).

Teknologi fotovoltaik dikenal sebagai teknologi bersih sehingga penerapannya akan


mendukung program pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Beberapa keuntungan dari pemanfaatan teknologi fotovoltaik, antara lain:

 Biaya operasional dan perawatan yang rendah (tidak diperlukan pembelian bahan
bakar dan keausan dalam proses konversi)
 Tidak menimbulkan polusi udara karena tidak ada proses pembakaran sehingga
mengurangi pelepasan gas rumah kaca (greenhouse gas)
 Tidak menimbulkan kebisingan karena tidak ada bagian yang bergerak
 

Sel Fotovoltaik
Efek fotolistrik ini terjadi pada suatu sel yang terbuat dari bahan semikonduktor. Karena
sifatnya, sel ini kemudian disebut sebagai sel fotovoltaik (photovoltaic cell) atau sering juga
disebut sebagai sel surya (solar cell). Sel fotovoltaik merupakan komponen terkecil didalam
sistem energi surya fotovoltaik (SESF).

Sinar matahari yang menimpa permukaan sel diubah secara langsung menjadi listrik sebagai
akibat terjadinya pergerakan pasangan electron-hole, sebagaimana digambarkan pada skema
dibawah ini. Teknologi sel fotovoltaik yang tersedia dewasa ini masih didominasi oleh jenis
sel dengan teknologi kristal, baik mono- maupun poli-kristal, khususnya dari bahan dasar
silikon.

Modul Fotovoltaik
Modul fotovoltaik dirakit dari susunan sel surya atau sel fotovoltaik yang dirangkai secara
seri dan/atau paralel.  Produk akhir dari modul fotovoltaik menyerupai bentuk lembaran kaca
dengan ketebalan sekitar 6 - 8 milimeter. Efisiensi pembangkitan energi listrik yang
dihasilkan modul fotovoltaik pada skala komersial saat ini adalah sekitar 14 - 15 %.
 

Kapasitas Modul Fotovoltaik


Besar energi listrik yang dihasilkan oleh modul fotovoltaik tergantung pada intensitas radiasi
matahari setempat dan kapasitas modul fotovoltaik itu sendiri. Didalam perdagangan,
kapasitas daya modul fotovoltaik dinyatakan pada kapasitas puncaknya, yaitu besarnya daya
yang mampu dibangkitkan modul fotovoltaik pada keadaan standar uji (Standard Test
Condition - STC) dan dinyatakan dalam satuan: Watt-peak (Wp). Standar uji ini ditetapkan
pada intensitas 1000 W/m2 dan temperatur sel 25 oC. Didalam realita; modul fotovoltaik akan
bekerja dengan radiasi yang berfluktuatif dan suhu sel yang lebih tinggi.

Di Indonesia, besar energi matahari yang jatuh pada permukaan seluas satu meter persegi
selama satu hari antara 3 - 6 kWh (satuan : kWh/m2.hari). Untuk modul fotovoltaik 100 Wp
yang diterapkan pada daerah dengan penyinaran matahari rata-rata 4,5 kWh/m2.hari akan
mampu menyediakan energi sekitar 300 Watt-jam/hari.

Anda mungkin juga menyukai