Anda di halaman 1dari 2

KONFLIK DI KIRGISTAN - Terjadi Kerusuhan dan

Penjarahan
User Rating: /0
Rate
Poor Best
Written by Redaksi Web
Wednesday, 21 April 2010 15:50
Polisi Kirgistan terlibat bentrokan dengan pendukung
Presiden terguling Kirgistan, Selasa (20/4). Kerusuhan
yang terjadi di luar Ibu Kota Kirgistan, Bishkek tersebut
juga disertai dengan aksi penjarahan.

Sekira 300 polisi anti huru-hara Kirgistan bentrok dengan ratusan warga di wilayah yang
ditinggali oleh etnis keturunan Rusia dan Meskhetian Turk. Senin 19 April, 15 warga
dikabarkan tewas saat para penjarah menyerbu wilayah tersebut.

Pemerintahan interim Kirgistan langsung bertindak untuk mengatasi kerusuhan ini.


Pemerintah tidak menginginkan terbukanya peluang untuk berlangsung kerusuhan etnis,
menyusul kondisi politik di negara pecahan Uni Soviet tersebut masih belum stabil.
Demikian dilansir Reuters, Selasa (20/4).

Pemerintahan sementara yang dipegang oleh mantan Menteri Luar Negeri Roza
Otunbayeva, menyalahkan pihak pelaku kerusuhan sengaja memanfaatkan kesempatan
kekosongan penjagaan untuk merebut lahan secara ilegal.

Pihak berwenang sendiri berhasil menahan beberapa pelaku kerusuhan dalam sebuah
sweeping di malam hari. Beruntung kerusuhan tersebut tidak berakhir dengan insiden
yang lebih besar lagi, karena petugas keamanan berhasil mengendalikan keadaan. Setelah
Presiden terguling Kirgistan Kurmanbek Bakiyev mengasingkan diri ke Kazakhstan,
praktis pemerintah sementara Kirgistan kini lebih leluasa untuk mengatur kembali roda
pemerintahan di negara tersebut.

Pada Senin (19/4) pemerintah sementara menjanjikan proses reformasi yang cepat.
Mereka akan memperkuat peran parlemen untuk membuat aturan tentang pemilihan
anggota parlemen dan presiden, antara bulan September atau Oktober mendatang. Namun
upaya pemerintah baru ini mendapat tentangan dari rakyat Kirgistan di bagian selatan.

Umumnya wilayah tersebut merupakan pendukung dari mantan Presiden Kurmanbek


Bakiyev. Seperti di Jalalabad, warga setempat memilih gubernur yang dekat dengan
Bakiyev pada Minggu 18 April lalu. Penunjukan kroni Bakiyev ini makin menjelaskan
penolakan wilayah-wilayah pendukung Bakiyev atas pemerintahan sementara Kirgistan
saat ini.

Dilarang Pulang

Sementara itu, pemerintahan sementara Kirgistan Selasa (20/4) mengancam akan


memenjarakan presiden terguling Kurmanbek Bakiyev jika ia berani pulang. Anggota
kabinet Edil Baisalov menuding Bakiyev bertanggung jawab atas terbunuhnya 83 orang
dalam unjuk rasa yang berakhir rusuh di Ibu Kota Bishkek awal bulan ini.

"Jika Bakiyev kembali statusnya hanya seorang tahanan," katanya kepada kantor berita
Rusia Interfax.
Bakiyev awalnya menolak mundur. Ia sempat menggelar unjuk rasa di kota kelahirannya
Jalal'abad. Namun tentara pemerintah berupaya menangkap dirinya. Bakiyev pun kemarin
lri menuju negara tetangga Kazakhstan. Ia mengasingkan diri setelah meneken surat
pengunduran diri.

AP-OKEZONE | GLOBAL | BISHKEK

Anda mungkin juga menyukai