Anda di halaman 1dari 22

INVESTASI USAHA IKAN DI LAHAN

PEKARANGAN

Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan


umumnya berpagar keliling. Di atas lahan pekarangan tumbuh berbagai ragam
tanaman. Bentuk dan pola tanaman pekarangan tidak dapat disamakan,
bergantung pada luas tanah, tinggi tempat, iklim, jarak dari kota, jenis tanaman.
Pada lahan pekarangan tersebut biasanya dipelihara ikan dalam kolom , dan
hewan piaraaan seperti ayam, itik, kambing, domba, kelinci, sapi dan kerbau.
Keragaman tumbuhan dan bintang piaraan inilah yang menciptakan pelestarian
lingkungan hidup pada pekarangan.
Lahan pekarangan beserta isinya merupakan satu kesatuan kehidupan
yang saling menguntungkan. Sebagian dari tanaman dimanfaatkan untuk pakan
ternak, dan sebagian lagi untuk manusia, sedangkan kotoran ternak digunakan
sebagai pupuk kandang untuk menyuburkan tanah pekarnagn. Dengan
demikian, hubungan antara tanah, tanaman, hewan piaraan, ikan dan manusia
sebagai unit-unit di pekaranagn merupakan satu kesatuan terpadu.

Fungsi Lahan Pekarangan

Lahan pekarangan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Lumbung Hidup


Untuk menghadapi musim paceklik, pekarangan biasanya dapat
membantu penghuninya menyediakan sumber pangan yang hidup (lumbung
hidup) seperti : tanaman palawija, tanaman pangan dan hortikultura, hasil
binatang peliharaan, dan ikan

2. Fungsi Warung Hidup


Pekarangan menyediakan berbagai jenis tanaman dan binatang
peliharaan yang setiap saat siap dijual untuk kebutuhan keluarga pemiliknya.

3. Fungsi Apotik Hidup


Pekarangan menyediakan berbagai jenis tanaman obat-obatan, misalnya
sembung, jeruk nipis, kunir, kencur, jahe, kapulaga dan sebagainya. Tanaman
tersebut dapat digunakan untuk obat-obatan tradisional yang tidak kalah
khasiatnya dengan obat-obatan yang diproduksi secara kimiawi.

4. Fungsi Sosial
Lahan pekarangan yang letaknya berbatasan dengan tetangga biasanya
digunakan untuk ngumpul-ngumpul hajatan, tempat bermain, berdiskusi, dan
kegiatan social lainnya. Hasil pekarangan biasanya saling ditukarkan dengan
hasil pekarangan tetangga untuk menjalin keeratan hubungan social.

5. Fungsi Sumber Benih dan Bibit.


Pekarangan yang ditamani berbagai jenis tanaman dan untuk memelihara
ternak atau ikan mampu menyediakan benih atapun bibit baik berupa biji-bijian,
stek, cangkok, okulasi maupun bibit ternak dan benih ikan.

6. Fungsi Pemberian Keasrian


Pekarangan yang berisi berbagai jenis tanaman, baik tanaman merambat,
tanaman perdu maupun tanaman tinggi dan besar, dapat menciptakan suasana
asri dan sejuk.

7. Fungsi Pemberi Keindahan


Pekarangan yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman bunga-
bungaan dan pagar hidup yang ditata rapi akan memberi keindahan dan
keteangan bagi penghuninya.

Kolam Sederhana.

Membuat kolam ikan dapat dilakukan dengan dua cara, yakni : cara
sederhana dengan menggali tanah yang telah ditentukan dengan bangunan non
permanen dan cara modern dengan membuat tanggul secara permanen. Kedua
cara tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya
bergantung pada keadaan lingkungan di sekitarnya, dan factor social ekonomi
setempat.
Pilihan membuat kolam sederhana di lahan pekarangan memiliki
beberapa keuntungan sebagai berikut :
a. Meningkatkan pendapatan dan gizi keluarga, terutama protein hewani.
b. Meningkatkan partisipasi aktif dalam gerakan program
penganekaragaman pangan.
c. Biaya pembuatan relatif murah
d. Teknologinya mudah dilaksanakan dan dapat menciptakan kegiatan
yang bersifat mandiri bagi setiap rumah tangga.
e. Mudah disebarluaskan.

MENGENAL JENIS IKAN.

Jenis - jenis ikan yang lazim diusahakan di kolam sederhana pada lahan
pekarangan adalah : Ikan gurami, ikan tawes, ikan grass carp, ikan mujiar,
ikan nila, ikan karper dan ikan lele dumbo.

A. Ikan Gurami.
Ikan gurami ( Osphronemus gouramy ) memiliki prospek cerah dengan harga
cukup mahal. Ikan gurami dapat dibudidayakan dengan baik mulai diatas
permukaan laut, dengan suhu air optimal antara 24oC – 28oC.

Ciri - ciri ikan gurami jantan adalah sebagai berikut :


1. Dahinya bertombol dan berwarna kekuning - kuningan.
2. Kedua belah rusukbagian belakang membentuk sudut tumpul.
3. Semua sisik agak terbuka dan pada sirip tampak urat - urat rambut
berwarna kemerah-merahan.

Sedangkan ciri - ciri ikan gurami betina adalah sebagai berikut :


1. Siripnya berwarna kehitam-hitaman
2. Bagian perut di belakang sirip dada membesar
3. Umur induk yang baik antara 4 tahun sampai 5 tahun dan beratnya 2
kg.
4. Lama bertelur ikan gurami antara 2 hari - 3 hari. Jumlah telur antara
1.000 butir sampai 3.000 butir. Setelah 10 hari, telur tersebut menetas.

Anak ikan gurami memakan binatang renik yang hisup sebagai


periphyton, larva semut, larva rayap, bungkil kelapa, dan cincangan daun.

B. Ikan Tawes.

Ikan tawes (Puntius gonionotus) memiliki badan berwarna putih keperak-


perakan sehingga sering disebut juga ikan " Putihan" atau "Bader putihan". Ikan
tawes dapat dibudidayakan dengan baik mulai dari tepi pantai (di tambah air
payau) sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, dengan suhu
optimum antara 25oC – 33oC. namun ikan tawes lebih cocok dipelihara di
dataran rendah. Bila diolah menjadi ikan asin, ikan tawes ternyata cukup tinggi
harganya.
Anak ikan tawes memakan ganggang bersel tunggal, zooplankton,
ganggang rantai, mayas, pucuk tanaman air, dan tanaman lunak lainnya.
Moncong ikan tawes kecil dan pada ujung moncong terletak mulut yang dihiasi
oleh dua pasang sungut berukuran kecil.
Bentuk badan ikan tawes memanjang pipih ke kesamping dengan bentuk
punggung membesar. Sisik ikan tawes berwarna putih keperak-perakan dengan
warna gelap di bagian punggung.

C. Ikan Mujair
Ikan mujair (Tilapia mossambica) cepat berkembang biak dan bisa hidup
dimanapun, baik dataran rendah maupun dataran pegunungan, baik pada air
tawar maupun air payau. Induk ikan mujair yang berumur 3,5 bulan sudah
memulai bertelur sebanyak 50 butir. Satu setengah bulan berikutnya induk ikan
tersebut bertelur lagi. Setiap kali bertelur jumlah telur bertambah 50 butir - 75
butir. Seekor induk dapat bertelur sampai 2.000 butir. Telur-telur tersebut
biasanya disimpan di dalam mulut induknya. Penetasan telur juga terjadi di
dalam mulut induknya. Setelah menetas, anak-anak ikan mujair disemburkan
dari mulut induknya. Jika ada bahaya, anak-anak ikan tersebut berebut masuk
kembali ke mulut induknya.
Ikan mujair dewasa gemar makan ganggang biru, sehingga dapat
membantu kita membrantas penyakit malaria, sebab ganggang biru merupakan
tempat bertelur nyamuk malaria.

D. Ikan Nila
Ikan Nila (Tilapia nilotica) dibedakan menjadi dua, yakni ikan nila biasa
berwarna hitam keputih-putihan dan ikan nila merah berwarna merah. Bentuk
tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan perbandingan antara panjang
badan dan tingginya adalah 3 : 1. sisik-sisik ikan nila berukuran besar dan kasar,
berbentuk etonoid dengan garis-garis vertical berwarna gelap pada siripnya.
Ikan nila betina memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Ukuran sisik relatif lebih kecil daripada sisik ikan nila jantan
2. Sisik di bagian bawah dagu dan perut berwarna cerah.
3. Bentuk hidung dan rahang belakang agak lancip
4. Sirip punggung dan sirip ekor bergaris menyambung serta melingkar
5. bila bagian perut diurut (dipijat) tidak akan mengeluarkan cairan
berwarna bening.

Sedangkan ikan nila jantan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :


1. Ukuran sisik libih besar daripada sisik ikan nila betina
2. Sisik di bagian bawah dagu dan perut berwarna gelap
3. Bentuk hidung dan rahang belakang melebar
4. Sirip punggung dan sirip ekor merupakan garis-garis yang terputus-
putus.
5. Bila bagian perut diurut (dipijat) akan mengeluarkan atau
memancarkan cairan berwarna kuning.

Kemampuan bertelur seekor induk ikan nila antara 300 butir sampai 1.500 butir.
Telur ikan nila berbentuk bulat kecil, berdiameter 2,8 mm, berwarna abu-abu
sampai kekuning-kuningan, tidak lekat, tenggelam dalam air, dan dierami dalam
mulut induk betina. Telur ikan nila menetas antara 4 hari - 5 hari kemudian.

E. Ikan Karper
Ikan Karper (Cyprinus carpio) dapat tumbuh optimal pada ketinggian
sekitar 150 meter - 600 meter di atas permukaan laut, dengan suhu air antara
20oC – 25oC. ikan ini memiliki beberapa varietas, antara lain karper merah,
karper sinyonya, karper punten dan karper majalaya.
Karper merah atau ikan mas dicirikan oleh sisiknya yang berwarna kuning
keemas-emasan. Bentuk badannya relatif panjang dan penampang bagian
punggungnya tidak begitu pipih.
Kolam Sederhana

A. Pengamatan Lahan Pekarangan

Pekerjaan pengamatan letak lahan pekarangan meliputi luas tanah, jenis


tanah, dan lingkungan sekitarnya.

1. Luas tanah
Untuk memastikan ukuran luas tanah, kita dapat mengukurnya dengan
menggunakan alat ukur berupa meteran.
2. Jenis Tanah
Untuk mengetahui jenis tanah pada areal yang akan kita bangun kolam dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. ambillah sebagian tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah, lalu
masing-masing dilumatkan dalam air. Setelah lembek dibuat
genggaman dan ditekan sekuat-kuatnya. Jika meninggalkan gumpalan
pasir cukup banyak, berarti tanah tersebut tergolong tanah berpasir.
Akan tetapi jika hanya sedikit sisa pasirnya, berti tergolong tanah liat.
b. Jenis tanah yang baik untuk kolam ikan adalah tanah liat berpasir.

3. Lingkungan
Pengamatan lingkungan sekitar yang akan dibangun kolam antara lain meliputi :
a. Sumber air : sungai, parit, mata air, dan saluran irigasi
b. Letak pintu pemasukan dan pengeluaran air.
c. Macam tumbuhan dan bantuan yang dapat dimanfaatkan atau yang
harus dibuang/disingkirkan.

B. Penggalian tanah

1. Tanah diukur dan ditandai sesuai bentuk dan posisinya. Sebaiknya


kolam berbentuk empat persegi panjang. Direncanakan luas kolam
sederhana di lahan pekarangan adalah 50 m2 .
2. Sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan, tanah mulai
dicangkul sampai kedalaman 100 cm - 150 cm.
3. Bersamaan dengan penggalian tanah, sekaligus dibangun
pematangnya. Pematang harus kokoh, berbentuk trapezium dan tidak
bocor.
4. Dasar kolam dibuat miring antara 3 persen sampai 5 persen kearah
pintu pembuangan air.
5. Pada dasar kolam perlu dibuatkan kemalir. Fungsi kemalir adalah
untuk mempermudah penangkapan ikan pada waktu dilakukan panen.

C. Persiapan Pemeliharaan
1. Bila kolam telah selesai dibuat, dilanjutkan dengan kegiatan
pengapuran. Kebutuhan kapur sekitar 5 kg - 10 kg untuk kolam seluas
50 m2 .
2. Dasar kolam ditaburi pupuk kandang 1 kg/ m2 atau 50 kg/ 50 m2 .
3. Setelah diberi kapur dan pupuk kandang, dasar kolam diairi setinggi 5
cm, dan dibiarkan tergenang selama 5 hari - 7 hari hinga warna air
berubah menjadi kehijau-hijauan
4. Akhirnya kolam diisi air sempai ketinggian 60 cm dan kini kolam
tersebut siap untuk memelihara ikan.

Penebaran Benih

A. Syarat Benih

Benih ikan yang baik dan sehat memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Gerakannya lincah
2. Tidak cacat dan tidak luka di tubuhnya
3. Tidak ada tanda-tanda terserang penyakit
4. Besarnya kurang lebih seragam.

B. Pengankutan Benih

Apabila tempat pembelian benih berjarak cukup jauh maka teknik pengangkutan
benih, perlu diperhatikan yakni sebagai berikut :
1. Kantong plastik diisi dengan air bersih sebanyak sepertiga bagian.
2. Benih ikan dimasukkan sedikit demi sedikit
3. Udara yang ada di dalam kantorng plastik dikeluarkan
4. Kantong plastik diisi dengan oksigen dari tabung gas hingga penuh.
5. Ujung kantong plastik segera diikat rapat.
6. Kantong plastik terebut dimasukkan ke dalam kardus.
7. Kardus berisi benih ikan harus diangkut karena benih ikan dalam
kantong plastik hanya bertahan hidup di perjalanan sekitar 4 jam.
Waktu pengangkutan sebaiknya pagi atau malam hari.

C. Pelepasan Benih

1. Sebelum benih ditebarkan, kolam sudah digenangi air selama 4 hari -


7 hari.
2. Setibanya di lokasi, kantong plastik berisi benih ikan langsung
diapungkan dalam air kolam selama 15 - 20 menit agar terjadi
penyesuaian suhu.
3. Air kolam dimasukakn ke dalam kantong plastik dan dibiarkan
mengapung di kolam selama 5 - 10 menit.
4. Bila suhu sudah sesuaim pengikat kantung plastik dibuka
5. Selanjutnya kantong plastik tersebut diniringkan ke dalam air dan
benih-benih ikan dibiarkan keluar sendiri untuk berenang.
6. Kepadatan benih untuk ikan nila adalah 0,5 kg - 2 kg per m2 dengan
ukuran benih 50 - 70 grm per ekor.

Sumber: www.ale-ale.com/galeri.php%3FvN%3D418
Kolam Ikan Kelompok Tani Karya Emas Desa Padang salah satu bantuan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ketapang.
MODEL-MODEL KOLAM BUDIDAYA IKAN

Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budi
daya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budi daya ikan yang biasa
dilakukan.

1. Kolam Tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu


kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah.

Sumber: zonaikan.wordpress.com/2010/03/0...ya-ikan/

2. Kolam Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian
kolamnya (dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar
kolamnya terbuat dari tanah .

Sumber: zonaikan.wordpress.com/2010/03/0...ya-ikan/
3. Kolam Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian
kolam terdiri dari tembok .

Sumber: zonaikan.wordpress.com/2010/03/0...ya-ikan/

Jenis-jenis kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah kolam air
mengalir/running water dengan sumber air berasal dari sungai atau saluran
irigasi di mana pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya
cukup besar (50 l/detik). Kolam air tenang/ stagnant water dengan sumber air
yang digunakan untuk kegiatan budi daya adalah sungai, saluran irigasi, mata
air, hujan, dan lain- lain, tetapi aliran air yang masuk ke dalam kolam sangat
sedikit debit airnya (0,5–5 l/detik) dan hanya berfungsi menggantikan air yang
meresap dan menguap.
Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan untuk membudidayakan ikan berdasar-kan
proses budi daya dan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi beberapa kolam
antara lain kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam pemeliharaan /
pembesaran, dan kolam pemberokan induk.
Kolam pemijahan adalah kolam yang sengaja dibuat sebagai tempat
perkawinan induk-induk ikan budi daya. Ukuran kolam pemijahan ikan
bergantung kepada ukuran besar usaha, yaitu jumlah induk ikan yang akan
dipijahkan dalam setiap kali pemijahan. Bentuk kolam pemijahan biasanya
empat persegi panjang dan lebar kolam pemijahan misalnya untuk kolam
pemijahan ikan mas sebaiknya tidak terlalu berbeda dengan panjang kakaban.
Sebagai patokan untuk 1 kg induk ikan mas membutuhkan ukuran kolam
pemijahan 3 × 1,5 m dengan kedalaman air 0,75–1,00 m.
Kolam pemijahan sebaiknya dibuat dengan sistem pengairan yang baik yaitu
mudah dikeringkan dan pada lokasi yang mempunyai air yang mengalir serta
bersih. Selain itu kolam pemijahan harus tidak bocor dan bersih dari kotoran
atau rumput- rumput liar .
Kolam penetasan adalah kolam yang khusus dibuat untuk menetaskan telur
ikan, sebaiknya dasar kolam penetasan terbuat dari semen atau tanah yang
keras agar tidak ada lumpur yang dapat mengotori telur ikan sehingga telur
menjadi buruk atau rusak. Ukuran kolam penetasan disesuaikan juga dengan
skala usaha. Biasanya untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan larva,
ukurannya 3 × 2 m atau 4 × 3 m .
Kolam pemeliharaan benih adalah kolam yang digunakan untuk memelihara
benih ikan sampai ukuran siap jual (dapat berupa benih atau ukuran
konsumsi). Kolam pemeliharaan biasanya dapat dibedakan menjadi kolam
pendederan dan kolam pembesaran ikan. Pada kolam semi intensif atau
tradisional sebaiknya tanah dasar kolam adalah tanah yang subur jika dipupuk
dapat tumbuh pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan .
Kolam pemberokan adalah kolam yang digunakan untuk menyimpan induk-
induk ikan yang akan dipijahkan atau ikan yang akan dijual/diangkut ke tempat
yang jauh .
MODEL KOLAM IKAN ALTERNATIF DI GUNUNGKIDUL

Sumber: dakwah.blogdetik.com/2009/05/14/...ngkidul/

Daerah Gunungkidul biasanya kekurangan air selama musim kemarau, air


sungainya lebih banyak mengalir masuk kedalam tanah. Hal ini
menyebabkan hal-hal yang berhubungan dengan masalah air menjadi
kendala, termasuk masalah perikanan khususnya kolam ikan. Namun
demikian, dengan teknologi terapan mulai dikembangkan kolam ikan di
daerah-daerah yang ada sumur tanahnya. Sisitem yang digunakan adalah
pembuatan kolam ikan dengan terpal dari plastik tebal.

Berdasarkan percobaan dan pengalaman dari berbagai uji coba sistem ini
bisa mengurangi sampai 0 % air yang meresap kedalam tanah.
Berkurangnya air dari kolam yang sulit dikurangi adalah karena penguapan
oleh sinar matahari.Hal ini bisa dikurangi dengan pembuatan atap dari
plastik atau kolamnya dibuat di bawah pohon yang rindang.
Dengan cara ini penguapan air bisa dikurangi.

Proses pembuatan kolam ikan dari terpal :


1. Langkah pertama buatlah kolam sedalam 70 cm s/d 80 cm dengan ukuran
lebar 2 meter ,panjang 4 meter atau sesuaikan dengan ukuran terpal yang
ada.
2. Dasar kolam hasil galian ratakan tanahnya , termasuk bagian sampingnya
3. Siram dengan air biar tanahnya tidak keras.
4. Taruh terpal diatas dudukan kolam samapi terpalnya menutupi semuanya
5. Harap diperhatikan ,terpal jangan sampai berlobang.
6. Di atas terpal lapisi dengan tanah yang gembur ( agar air di atasnya tidak
terasa panas serta untuk tempat kehidupan cacing dan sebagainya . Cacing
ini untuk makanan ikan
7. Isi kolam dengan air sampai penuh
8. Setelah beberapa hari ( 3 hari ) isi kolam dengan bibil lele dumbo
9. Beri makan lele dumbo dengan pelet ( makanan ikan ) dan juga daun-daunan (
daun pepaya muda, kangkung dsb )
10. Bila air berkurang ,tambahi airnya.

Dengan sistim seperti ini, walaupun air terbatas maka pemeliharaan ikan ( lele
dumbo) dapat dilaksanakan sekaligus untuk menambah pendapatan dan juga gizi
masyarakat.
MODEL KOLAM IKAN LELE:
LUMUT DIMUSIM HUJAN SANGAT MEMBANTU BIBIT IKAN LELE

Kolam Hijau Dengan Lumut dan Kompos Organik


Sumber: kampoenglele.wordpress.com/2009/04/

Seperti halnya bayi pada umumnya, bibit ikan lele juga tergolong sangat
kecil, sehingga sangat rentan terhadap perubahan cuaca. Cuaca yang
sering hujan, sering kali manyebabkan kematian pada bibit ikan lele, oleh
karenanya pada musim ini banyak petani yang mengeluhkan karena hasil
panen ikan lelenya yang kurang bagus.

Cara mengantisipasi hal tersebut sangatlah mudah, cukup menyiapkan


kolam yang sebelumnya telah diisi air selama 1 – 2 minggu dalam kondisi
diam. Tidak perlu kuatir air ini akan keruh atau kotor, karena yang kita
perlukan adalah merubah warna air ini. Biasanya ekosistem air sawah
menyebabkan air berubah warna, tampak kecoklatan karena air sawah.
Namun karena di sekitar kolam dipenuhi dengan tumbuh – tumbuhan,
menyebabkan air berubah warna menjadi hijau, atau dipenuhi dengan
lumut.

Warna air yang hijau seperti ini sangat cocok untuk bisa dipergunakan
sebagai budidaya bibit lele. Tetapi jangan sampai warna hijaunya dari
tumbuhan enceng gondok, karena tumbuhan jenis ini bersifat menyerap
oksigen, sehingga menyebabkan ekosistem dibawahnya mati karena
kekurangan oksigen.

Kehadiran lumut di kolam air sawah melindungi bibit ikan lele dari sinar
matahari dan guyuran air hujan, warna lumut yang hijau terkadang juga
dihasilkan dari penambahan pupuk, berupa pupuk kandang ke dalam
kolam, sebelum benih ikan lele dimasukkan.
IKAN LELE COCOK HIDUP DI AIR KERUH

Sumber: kampoenglele.wordpress.com/2009/04/

Selama ini sebagain orang beranggapan kolam untuk perikanan yang


baik adalah yang airnya jernih, sehingga terlihat jelas gerak – gerik
ikannya. Sebenarnya habitat yang paling bagus untuk ikan lele adalah air
yang keruh.

Ikan lele sangat mudah dipelihara. Air yang dibutuhkan juga tidak terlalu
banyak, dan ikan jenis ini memiliki kecenderungan hidup di air diam.
Sawah adalah habitat yang bagus untuk ikan lele, selain tanahnya masih
penuh dengan unsur hara, juga kandungan oksigennya masih cukup
banyak.

Habitat air sawah dapat membantu pertumbuhan ikan lele menjadi lebih
cepat, selain itu juga dari sisi ketercukupan kandungan protein juga lebih
banyak. Air sawah cukup diganti setiap 1 minggu sekali, apabila umur
ikan lele kurang dari 2 minggu, tidak perlu dilakukan pergantian.
Tumbuhan semak di sekitar kolam juga membantu meberikan oksigen ke
dalam habitat kolam.

Sangat mudah melakukan budidaya lele, tidak perlu biaya mahal dan
perawatan ekstra, hanya dibutuhkan kesabaran dan ketekunan.
KOLAM IKAN LELE, TEMPAT MELEPAS PENAT ALTERNATIF

Sumber: kampoenglele.wordpress.com/2009/04/

Kemarin kita sudah bahas bahwa kolam ikan lele bisa di rancang
sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan tempat persinggahan
sementara. Selama ini kolam ikan dikenal dekat dengan persawahan,
jalan yang dilalui pun lebih banyak becek dan penuh semak – semak.
Kali ini kita akan menambahkan tempat persinggahan, dalam
mengelola kolam ikan. Istilahnya gubuk, tempat ini bisa dijadikan
tempat peristirahatan setelah memberi pakan ternak pada ikan lele,
atau pada saat panen, setelah selesai memanen.
Ukuran tanah yang diperlukan tidak perlu terlalu besar, untuk ukuran 2
unit kolam ikan lele, kita bisa tambahkan 1 gubuk untuk tempat
peristirahatan. Ukurannya cukup dengan 2,5m x 1,2m bisa dengan atap
alang – alang atau pelepah daun, anyaman bambu ataupun dari
genting.
Gubuk ini sebaiknya diletakkan dekat dengan pintu masuk kolam, selain
sebagi tempat peristirahatan, juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk
memantau kondisi disekitar kolam. Tertarik untuk merubah kolam ikan
anda menjadi tempat rekreasi menarik, tunggu apalagi.
MERANCANG KOLAM LELE RAMAH LINGKUNGAN

Sumber: kampoenglele.wordpress.com/2009/04/

Selama ini perikanan khususnya ikan lele, dikenal sebagai ikan yang
jorok, karena hidupnya diair kotor, keruh dan cenderung berlumpur.
Namun tahukah anda bahwa, perikana lele bisa dikelola sedemikian rupa
sehingga menjadi perikanan yang ramah lingkungan.
Untuk membuat perikanan yang ramah lingkungan tidak perlu
mengunakan lahan luas, sampai berhektar – hektar, cekup 600m2 atau
separuhnya 300m2 kita bisa membuat kolam lele ramah lingkunagan.
Kita ambil contoh 600m2 agar tersedia space yang cukup untuk membuat
tempat peristirahatan.

Sekitar 80% dari lahan dipergunakan untuk membuat kolam, berukuran


8m x 12 m, dapat menampung 10.000 – 15.000 ekor ikan lele. Kolam
kita buat dengan pondasi semen, meskipun menurut beberapa
peneliatian semen menyebabkan habitat ikan lele menjadi kurang bagus,
namun sebagaina ahli menyarankan untuk dibuat pondasi untuk
menahan tanah disekitar agar tidak longsor, terutama saat banjir. Sisanya
5% kita pergunakan untuk membuat lumbung, tempat menaruh pakan
ternak dan peralatan, kemuadian 5% lagi untuk lahan hijau, dan terakhir
sisanya kita pergunakan untuk peraiaran, sanitasi dan jalan setapak.

Untuk luasan 600m2 dapat dibuat 4 petak kolam lele, adapun bagi anda
yang punya keterbatasan lahan anda bisa membuat nya dengan luas
lahan 300m2, sehingga akan diperoleh 2 buah petak kolam lele.

Untuk membuat nyaman, tambahkan tanaman hias, yang ditanam di tepi


kolam, tidak perlu menggunakan pot mahal, cukup sisa semen dari
pembuatan kolam. Untuk membuat kolam terlihat bersih dan hijau,
bersihkan rumput disekitar kolam setiap dua minggu sekali. Jadi tidak
diperlukan peralatan dan biaya yang mahal kan untuk membuat kolam
lele ramah lingkungan.
KOLAM IKAN LELE
Sebetulnya banyak bidang usaha di sekitar rumah kita,contohnya jika kita mempunyai
lahan kita bisa memanfaatkannya untuk bikin kolam ikan lele konsumsi.

Bahan-bahan yang perlu disiapkan :


• Terpal A5
Jika anda membeli terpal saya sarankan 1rol sekalian karena lebih murah
dibandingkan kalau kita beli per meter.
• Lem
Gunakan lem plastik yang tahan air dan kuat,anda bisa gunakan lem
Rajawali, jika anda tau yang lebih kuat bisa anda gunakan.
• Pupuk TS
Pupuk ini penggunaanya setelah semua terpal terpasang gunanya untuk
menggemburkan tanah agar nanti kalau kita isi dgn air (belum ada ikannya)
tidak terlalu cepat surut.

TAHAP I.

Sumber: carakawula.wordpress.com/2008/10...an-lele/

Persiapan pertama menentukan ukuran ( tergantung luas lahan ) kemudian


tarik benang supaya bisa lurus.
Gemburkan tanah dan campur dengan air (jangan terlalu encer ) selanjutnya
buat gundukan seperi pada gambar di samping.
Untuk ukuran kedalaman air minimal 1,2M , maximal 1,4M untuk ikan lele.
Dan jika anda gunakan untuk ikan Gurami kedalaman air minimal 1.5M.
Perbandingan debit air untuk ikan Lele per meter kubik air adalah 250-300
ekor dan 17-20 ekor untuk ikan Gurami.
TAHAP II.

Sumber: carakawula.wordpress.com/2008/10...an-lele/

Setelah gundukan tampak agak kering ( jangan sampai kering karena


akan mengalami kesulitan ), rapikan gundukan dengan solet. Agar
tampak rapi baiknya ditarik benang kembali.
Ratakan dasar kolam kalau perlu dibenang, kemudian buat galian di
tepi dasar kolam keliling lebar ±100mm dan dalam ±150mm, gunanya
untuk pemasangan terpal agar tidak mengalami kebocoran/penyusutan
air yang sangat cepat. Tanah bekas galian letakkan dekat dengan
galian tujuannya untuk menutup kembali galian setelah terpal dipasang
agar tidak melayang tertiup angin waktu proses pemasangan.

TAHAP III.
Sumber: carakawula.wordpress.com/2008/10...an-lele/

Pemasangan terpal hanya samping kolam saja dan sebaiknya lebih mudah
dipasang oleh 3 orang, satu diatas dan 2 di bawah. Rapikan pojok kolam
dengan cara melipat terpal hingga rapi kemudian beri lem secukupnya.
Untuk sambungan terpal bikin lipatan seperti pada lipatan kaleng, setiap
lipatan harus diberi lem untuk mencegah kebocoran. Kemudian gemburkan
dasar kolam dengan kedalaman ±100mm kemudian isi dengan air lalu
±50mm diatas permukaan dasar kolam lalu dipijak-pijak hingga rata.

TAHAP IV.

Sumber: carakawula.wordpress.com/2008/10...an-lele/
Setelah rata dipijak-pijak, tebarkan pupuk TS hingga rata.

Penebaran pupuk untuk ukuran 10Mx8M kurang lebih 0.5 sak. Biarkan
semalam saja dan keesokan hari dipijak-pijak kembali. Kira-kira air tinggal
sedikit ratakan dasar kolam dengan memakai kayu panjang agar terlihat
rata.
Isi air 500mm, jika terlihat surut itu karena belum ada ikannya tambah air
lagi dan biarkan sampai 5 hari untuk meghilangkan busa karena
pemupukan. Dan setelah 5 hari kolam siap diisi dengan benih ikan.
Harga benih untuk ikan Lele saat ini Rp45 per ekor, harga ini tergantung
pada musim dan persediaan para pedagang benih ikan Lele.
MODEL PERAWATAN KOLAM LELE
Di desa Gunungsari, kecamatan Beji, Pasuruan, seorang petani lele
berhasil membudidaya ikan lele dengan hasil yang maksimal. Dalam
kolam seluas 120m2, Pak Kayat, menebar 22000 ekor bibit lele dumbo
berukuran 5cm-7cm. Sekitar 3 bulan kemudian, bibit yang mulanya hanya
berbobot 90kg, saat panen menjadi 2 ton lebih.

Sumber: symbiorganik.com/%3Fp%3D228

Dengan harga Rp.9.500 per kilogram untuk lele konsumsi, omzet yang
didapat sekitar 19 juta rupiah. Dari omzet tersebut, Pak Kayat mengeruk
laba bersih sekitar 9 juta sesudah dipotong biaya untuk bibit, pakan dan
obat-obatan.

Perawatan Kolam secara Tepat

Budidaya ikan lele sebenarnya tidak semudah yang dibayangkan. Di desa


Gunungsari yang dikenal sebagai sentra budidaya lele konsumsi itu, sekitar
60 persen masyarakatnya menekuni usaha ini. Namun demikian, hanya
sedikit saja yang mendapatkan hasil maksimal seperti yang diperoleh Pak
Kayat. Tidak jarang, diawal-awal atau pada minggu pertama setelah
penebaran, banyak bibit lele yang mati. Penyebabnya bisa beragam, mulai
dari kondisi air kolam yang kotor, bibit kurang baik, hingga serangan
penyakit. Tidak sedikit petani lele di daerah itu gagal panen karena lelenya
mati semua. Kalau sudah begitu, bukan keuntungan yang didapat, tetapi
jutaan rupiah akan melayang.
Keberhasilan Pak Kayat dalam budidaya lele diawali dari persiapan kolam
secara matang, kemudian pembelian bibit lele yang baik/tidak mudah sakit,
hingga pemberian pakan yang cukup.
Untuk menghindari kondisi air kolam rusak, sirkulasi air perlu diatur,
terutama setelah pemberian pakan, dengan demikian air kolam akan selalu
bersih dan lele tidak mudah terserang penyakit.
Lele tergolong ikan dengan konsumsi pakan cukup besar, jika pakan
kurang, maka sesama lele akan saling memangsa. Untuk itu pemberian
pakan jangan sampai telat. Untuk mengirit biaya pakan, Kayat biasa
memberikan limbah telur atau ayam sebagai pengganti pakan pelet yang
harganya sangat mahal. Kebutuhan total pakan lele sendiri bisa mencapai
80% dari total biaya operasional.

Apa kunci dari keberhasilan panen lele milik Pak Kayat ? Kuncinya adalah
perawatan air kolam dan pemberian pakan yang cukup. Dalam perawatan
air kolam, selain menggunakan cara-cara yang sudah biasa dilakukan, Pak
Kayat menambahkan larutan probiotik. Probiotik yang digunakan adalah
Marine Bioaquatic–disebarkan ke air kolam 2 kali seminggu.
Marine Bioaquatic mengandung bakteri-bakteri penetralisir air kolam untuk
melindungi ikan dari racun dan bakteri-bakteri penyebab penyakit. Selain
itu, supaya daya tahan ikan optimal dan tidak mudah terserang penyakit,
petani berusia 45 tahun ini juga memberikan Marine Biostimulant yang
aplikasinya dicampurkan dengan pakan. Pemberian Biostimulan, ujarnya,
ternyata berpengaruh besar terhadap percepatan pertumbuhan lele.

Anda mungkin juga menyukai