Anda di halaman 1dari 1

Menunjuk ke arah langit..

Malam berganti pagi, ketika suara adzan belum berkumandang saat dimana orang-orang lebih
suka untuk terlelap terbukalah mata seorang pemuda yang hendak ingin melakukan rutinitas
dipagi hari. Ialah Lana seorang pemuda yang berasal dari desa yang tidak cukup dikenal oleh
kebanyakan orang. Namun dia cukup senang tinggal didesa tersebut, dengan segala
keramahan yang ada dan keasrian tempat yang masih terjaga. Pagi itu ia langsung pergi ke
sebuah tempat dimana setiap pagi ia mengambil air untuk mengisi bak mandi yang biasa
digunakan buat ia mandi. Saat itu cuacanya begitu dingin, ia mengenakan sebuah jaket dan
sarung dan membawa 2 buah ember yang dipikulnya dengan sebatang bambu. Jarak yang
sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumah tempat ia singgah, sehingga setiap pagi ia tidak
terlalu capek untuk bolak-balik mengambil air hingga bak mandi terisi penuh. Tapi anehnya
pagi itu pada saat ia baru sepertiga bak terisi saat ditengah jalan mendadak kakinya lemas. Ia
pun memutuskan untuk bersandar sebentar di sebuah pohon besar dekat gubuk tua yang tidak
jauh dari rumah Lana. Iapun mulai meletakkan ember dari pikulan yang sudah terisi air
penuh kemudian ia mulai memijati kaki-kaki yang terasa lemas seorang diri.

Keluarlah seorang yang sudah mulai berumur tertatih-tatih berjalan menggunakan sebuah
tongkat dari gubuk tua tersebut. Orang tua itu memang setiap pagi selalu bangun dan pergi ke
sebuah langgar yang terletak agak jauh dari gubukknya. Saat itu terjadilah obrolan diantara
mereka :

Lana : Kek, mau kemana?


Kakek : biasa nak pergi ke langgar.
Lana : oh, pagi bener kakek bangunnya, padahal adzan masih setengah jam lagi.
Kakek : kakek kan sudah renta , jalannya pelan jadi nanti takut sampai tidak pada waktunnya.
Lana : kenapa kakek yang sudah renta ini memaksa untuk tetap pergi ke langgar, padahal
kakek bisa saja sholat dirumah.
Kakek : (sambil menunjuk langit) lihatlah langit itu nak, bentar lagi berjuta bintang disana
sebentar lagi akan tidak ada. Nantipun kita tidak tahu apa mentari pagi akan tetap
bersinar atau akan tertutup mendung. Dulu aku sempat yakin mentari pagi akan terus
bersinar dipagi hari namun saat itu aku temui mendung dipagi hari. Saat aku yakin
siang yang cerah akan berganti dengan malam bertabur bintang tapi yang kutemui
dimalam itu hanyalah mendung yang menutupi gemerlap langit malam. Kakek hanya
ingin datang tepat waktu selagi pagi masih banyak dijanjikan berjuta “BINTANG”
oleh-NYA.

Anda mungkin juga menyukai