Anda di halaman 1dari 5

c

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tanaman kapas ( Gossypium hirsutum L.) adalah tumbuhan perdu yang dapat diusahakan di

dataran rendah samapai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Sejarah tanaman kapas sudah ada sejak ribuan

tahun sebelum Masehi. Gossypium hirsutum berasal dari Meksiko, berkembang ke Amerika tengah, Hindia

barat, Florida dan diintroduksi ke Asia serta Afrika, tetapi baru abad ke 16 kapas diusahakan secara intensif dan

pada abad ke 18 menjadi komoditas yang penting di Amerika Serikat.

Peneliti kapas di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Hasil

penelitiannya dapat ditelusuri melalui majalah atau publikasi lain yang terbit sejak tahun 1936, tetapi hasil

penelitian serupa sulit ditemukan antara tahun sejak 1940-1960-an. Sesudah itu baru ditemukan lagi hasil-hasil

penelitian kapas di Indonesia. Pada tahun 1960-an banyak jenis kapas local di Indonesia yang diganti dengan

kapas up land, atau G. hirsutum atau kapas Amerika.

Tanaman kapas dimanfaatkan terutama untuk produksi seratnya, dan sebagai hasil

sampingan adalah minyak makan dari biji kapas, serta bungkilnya untuk campuran makanan ternak. Diluar

negeri, minyak biji kapas sudah dimanfaatkan sebangai minyak makan, sedangkan tepung biji kapas digunakan

untuk bahan makanan campuran guna meningkatkan nilai proteinnya.

Bungkil biji kapas yang dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak rumunansia maupun bukan ruminansia telah

dicoba di Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat (Balittas), Malang, dan ternyata dapat dipergunakan.

Inti biji kapas mengandung protein36,6%, sedikit lebih tinggi dari kedelai (34,1%), sehingga dapat dipakai

sebagai subtitusi tepung kedelai dalam ransum ternak sampai jumlah tertentu. Selain itu inti biji kapas juga

mengandung mineral kalsium dan fosfor, sehingga baik untuk campuran ransum ternak pada tahap

pertumbuhan.

c
c

apas adalah komoditas pertanian dan industri. Sebagai komoditas pertanian kapas bersaing

dengan komoditas lain, dan sebagai komoditas indutri serat kapas bersaing dengan serat sintesis. Selama dekade

terakhir konsumsi kapas terus meningkat dari 15,17 menjadi 18,77 juta ton, sedangkan produksi kapas

berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Hampir 90% produksi serat kapas dunia berasal dari G. hirsutum

dan 8% dari G. barbadense. etersediaan dalam jumlah besar dan mutu serat yang sesuai menyebabkan pihak

indutri lebih menyukai kapas impor dari pada kapas dalam negeri. Antara tahun 1980-1990 Indonesia

mengimpor 121-414 ribu ton kapas atau 2,6-6,2 % dari volume perdagangan dunia.

Sebagian besar jenis serangga dan semua jenis laba-laba di kebun kapas bermanfaat. Bermanfaat

karena membunuh dan memakan hama. arena itu, sebaiknya dipelihara. Cara paling baik untuk memelihara

serangga tersebut adalah: jangan menggunakan pestisida.

1.2 Tujuan dan Manfaat Makalah


1.2.1 Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui atau mengidentifikasi hama dan penyakit yang

menyerang transgenic khususnya pada pertanaman kapas.

1.2.2 Manfaat Makalah

Manfaat dari makalah ini adalah sebagai bahan bacaan bagi pembaca agar pembaca dapat

mengetahui hama dan penyakit yang menyerang tanaman transgenic khususnya pada pertanaman kapas.

1.3 Rumusan Masalah


Masalah yang diambil dari isi makalah ini adalah;

1. Apa syarat tumbuh tanaman transgenic khususnya pada tanaman kapas

2. Bagaiman hama dan penyakit yang menyerang tanaman kapas

3. Bagaimana cara siklus hidup dari hama yang menyerang petanaman kapa

c
c

berpasir. Hujan yang terus menerus serta mendung mengakibatkan gugurnya


kuncup bunga, bunga dan buah.

Air yang jatuh ketanah sebagian ditahan oleh tanah dan sebagian bergerak terus ke bagian yang lebih

dalam, tergantung tekstur tanah, struktur dan kandungan bahan organik. Untuk tanah lempung berpasir tanaman

memerlukan jumlah dan frekuensi pengairan lebih banyak dari tanah liat.

Pada usaha tani kapas + palawija dilahan tadah hujan, perlu pengatur waktu tanam kapas agar tanaman

kapas masih mendapatkan curah hujan yang cukup selama pertumbuhannya sampai saat panen.

2.2 Hama Dan Penyakit Yang Menyerang Tanaman apas


2.2.1 Hama Yang Menyerang Tanaman apas

Sampai saat ini diketahui ada lebih dari 30 spesies serangga hama kapas menyerang tanaman dari

umur muda sampai sesudah panen dan penyimpanan di gudang. Bagian yang diserang adalah akar, batang, daun,

pucuk, kuncup bunga, bunga, buah dan biji. Serangga yang tadinya dianggap tidak penting dapat menjadi hama

utama, antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan kepik hijau (Nezara viridula). Hama utama kapas antara

lain adalah wereng kapas (S. bigutulla), ulat penggerek buah (Helicoverpa armigera Hbn.), dan Pectinophora

gossypiella saund.

Pengendalian wereng kapas, ulat penggerek buah perusak daun atau kepik hijau masih secara

kimiawi, menggunakan insektisida klor hidrokarbon (CH), fosfat organik (OP), karbamat (), atau piretroid

sintesis (PS). Pengendalian dengan insektisida yang berlebihan sering berdampak negative karena dapat

merusak lingkungan. Untuk mencegah hal tersebut, maka penggunaan insektisida perlu ditekan dengan system

pengendalian hama terpadu (PHT), yang lebih menekankan komponen non kimiawi sehingga kerusakan

lingkungan dapat dicegah. Teknik PHT yang dianjurkan balittas berdasarkan kapas monokultur, sedangkan

untuk tumpang

sari dengan
kacang-kacangan

c
c

masih dalam taraf


penyempurnaan.
2.2.2Penyakit Yang Menyerang Tanaman apas

Tanaman dikatakan sakit apabila dalam pertumbuhannya terjadi gangguan fisiologi dan

penyimpangan yang disebabkan oleh gangguan mikro organism parasit (patogen) atau gangguan fisik lainnya.

Sebagian besar penyakit kapas disebabkan oleh cendawan,


antara lain tanah yang masuk melalui akar, bakteriXanthomonas
campestrispv malvacearum dan nematoda Meloidogyne incognitayang
secara ekonomis merugikan.
ada tiga factor penting yang menorong timbulnya penyakit
pada tanaman kapas yaitu:
‡
Varietas rentan
‡
patogen virulen
‡
Lingkungan yang baik untuk penyakit, misalnya: huja, angin,
perubahan suhu/kelembaban, atau hama yang menularkan
c

Beberapa penyakit yang ditemukan pada tanaman kapas di


Indonesia adalah:
1. Penyakit Benih dan ecambah

Penularan penyakit pada benih kapas terjadi pada buah mereka yang terkena hujan, saat

panen, saat prosesing, atau dalam penyimpanan. Penanaman benih yang mengandung patogen benih akan

menyebabkan penyakit pada tanaman berikutnya.

Penyakit kecambah disebabkan oleh penyakit terbawa benih dan dari dalam tanah. Penyakit

kecambah dianggap berbahaya karena umumnya dapat menyerang banyak macam tanaman dan tahan hidup

lama. Rhizoctonia solani misalnya dapat hidup selama 4 tahun dalam tanah kering angin, dan dapat menyerang

tanaman kubis, padi-padian, kacang-kacangan, dan terung-terungan disamping kapas. Tanaman yang terserang

memiliki gejala : hipokotil berwarna kecokelatan berair, kecambah rebah, layu, dan busuk kering.

Penyakit lain yang sering ditemukan adalahScler otium


rolfsiidan Fusarium sp. Penanaman yang terus menerus di satu
lokasi, terutama pada tanah basah yang bersuhu rendah akan
memperparah serangan, khususnya patogen yang inangnya banyak.
2.Penyakit Areolate mildew
Penyakit ini menyerang daun kapas dan inangnya
terbatas padaGossypium. Gejala penyakit tersebut adalah terdapa
c

c
c

³Identifikasi hama dan penyakit penting pada tanamaan transgenik khususnya


pada tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.)´
OLEH:

SURAHMAN
D1 B2 05 038
MUHAMMAD BOTE
D1 B2 07 011

PROGRAM STUDI ILMU HAMA DAN PENYAIT TUMBUHAN

JURUSAN AGROEOTEHNOLOGI

FAULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

ENDARI

2010

Anda mungkin juga menyukai