Pendahuluan
pertama kali adanya hepatitis NonA-NonB pada tahun 1974. Kemudian setelah melalui
serangkaian penelitian yang terus menerus selama beberapa tahun oleh para ahli
Virus Hepatitis C (HCV) adalah nama yang telah diberikan kepada virus hepatitis
yang belum lama ini ditemukan (1989), yang telah terbukti merupakan penyebab kasus-
kasus hepatitis NANB pasca transfusi. Pada dekade tahun 1970 dikenal kasus-kasus
hepatitis pasca transfusi, yaitu hepatitis NonA-NonB (NANB) yang diketahui sebagai
sejenis hepatitis dengan masa tunas yang lama dan sering disertai tanda-tanda
subklinis yang ringan, tetapi dengan tingkat kronisitas dan progresifitas ke arah sirosis
dan kanker hati yang tinggi. Di negara maju, infeksi HCV merupakan salah satu indikasi
Sejarah
tahun oleh para ahli di Chiron Corporation yang bekerja sama dengan Center for
Disease Control (Houghton, Bradley, 1987), pada akhirnya cloning genom virus
hepatitis C berhasil dilakukan dan selanjutnya test anti HCV yang menandakan adanya
infeksi virus hepatitis C dapat dikembangkan (Choo et all, 1987, Quo et all, 1989). (2,3,7)
Pada saat itu Chiron Corporation bekerja sama dengan Ortho Diagnostic System
1
mengukur antibodi. Hasil yang diperoleh telah memperlihatkan, bahwa test tersebut
bersifat spesifik dan sensitif untuk antibodi virus yang terdapat pada infeksi hepatitis
NANB (HCV).(2,3)
Lebih lanjut test ini tenyata dapat dipergunakan sebagai test uji saring untuk para
donor darah sehingga dapat dicegah resiko terkena hepatitis NANB pasca transfusi
(Quo, 1989).
penyebab utama kasus-kasus hepatitis NANB pasca transfusi atau parenteral namun
juga kasus hepatitis NANB sporadic atau Community acquired (Esteban 1987,
Roggerdorf, 1989).(3)
EPIDEMIOLOGI
obat injeksi, pekerja kesehatan, pasien hemodialisis, dan individu dengan praktek
seksual resiko tinggi .Infeksi HCV meluas ke seluruh dunia. Di negara sedang
berkembang, sumber infeksi VHC termasuk transfusi darah yang tidak diskrining,
penggunaan jarum suntik yang tidak aman, penggunaan alat bedah atau sirkumsisi
yang terkontaminasi, akupunktur, tatto, atau tindik telinga. Transmisi ibu ke bayi
terinfeksi, dengan populasi subgrup di Afrika memiliki angka prevalensi setinggi 10%.
Areal dengan prevalensi tinggi lainnya ditemukan di Amerika Selatan dan Asia.
2
Diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 170 juta karier kronis di seluruh dunia yang
beresiko menjadi sirosis hati, kanker hati, atau keduanya, lebih dari 3 juta dari mereka
berada di AS.(1,3)
geografis yang sangat luas, selain itu juga terdapat variasi dari hasil beberapa peneliti
Sekitar 60-80% infeksi kronis pada HVC akibat penularan horizontal, kecuali pada
pada 10-50 % kasus sumber HCV tidak teridentifikasi. Dalam susunan ke bawah secara
kasar dari prevalensi infeksi adalah : pemakai obat yang disuntikan (sekitar 80%),
pasien hemofilia yang diobati dengan produk-produk faktor pembekuan darah sebelum
1987, penerima transfusi dari donor yang positif-HCV, pasien hemodialisis kronis
(10%), orang yang melakukan kegiatan sexual beresiko tinggi dan pekerja sector
kesehatan 1%. Virus ini dapat ditularkan dari ibu ke bayinya, walaupun tidak sesering
pada HBV. HCV penyebab utama hepatitis NANB yang timbul karena transfusi. HCV
wabah di USA tahun 1994. Masyarakat Mesir memiliki prevalensi HCV yang tinggi
(sekitar 20%). Penularan HCV pernah dihubungkan dengan suatu usaha (dari tahun
injeksi yang berulang-ulang, seringkali dengan sterilisasi yang kurang baik atau
3
Masa inkubasi rata-rata HCV adalah 6-7 minggu. Waktu rata-rata dari paparan sampai
terjadi serokonversi adalah 8-9 minggu, dan sekitar 90% pasien mengalami positif anti
Definisi Hepatitis C
Suatu penyakit hati atau peradangan hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis C. Virus hepatitis C merupakan salah satu virus hepatitis yang saat ini telah
dikenal sedikitnya berjumlah tujuh jenis yaitu virus hepatitis A,B,C,D,E,G dan TT virus
NonA, NonB (NANB) yang tidak berhubungan dengan HAV atau HBV. Agen utama
telah diidentifikasi sebagai virus hepatitis C (HCV). (1) Struktur dan siklus kehidupan virus
hepatitis C masih belum dimengerti benar disebabkan karena virus hepatitis C belum
dapat dikultur.(8) Virus hepatitis C(HCV) adalah virus single stranded RNA berenvelop,
diklasifikasi dalam famili flaviviridae, genus hepacivirus, dengan diameter sekitar 55 nm.
Berbagai virus dapat dibedakan melalui analisis urutan RNA setidaknya ke dalam enam
genotip dan lebih dari 90 subtipe yang berbeda, dengan distribusi geografis dan tingkat
virulensi berbeda(4,5). Genom VHC terdiri dari 9400 nukleotida yang mengandung 5’
untranslated region (UTR), sebuah open reading frame yang besar, dan 3’ UTR.
4
Genomnya berukuran 9,4 kb dan mengkode protein core, dua glikoprotein amplop, dan
beberapa protein non structural. Ekspresi klon-klon cDNA dari HCV dalam ragi
Kebanyakan kasus hepatitis NANB pasca transfusi disebabkan oleh HCV. (1,8)
Sebagian besar infeksi baru HCV bersifat subklinis. Mayoritas (75-85%) pasien HCV
menderita hepatitis kronis, banyak yang beresiko berlanjut menjadi hepatitis kronis aktif
dan sirosis (10-20%). Di beberapa negara, seperti di Jepang, infeksi HCV sering
selama infeksi kronis. Keragaman genetik ini tidak berkaitan dengan perbedaan-
perbedaan dalam penyakit klinis, walaupun perbedaan benar-benar ada dalam respon
menjadi 6 grup atau genotip utama yang mempergunakan angka 1-6 dan berbagai
subtype. Genotip 1a dan 1b adalah genotip yang paling sering ditemukan di Amerika
Serikat dan Eropa Barat, Indonesia diikuti oleh genotip 2 dan 3. (7) Genotip lain
banyak ditemukan di Negara atau kawasan lain. Misalnya genotip 4 banyak ditemukan
5
Kebanyakan isolat HCV resisten terhadap interferon. Dua protein virus (E2,
NS5A) tampaknya menghambat aktivitas kunci protein kinase antivirus yang dapat
1. HCV masuk ke dalam hepatosit dengan mengikat suatu reseptor permukaan sel
yang spesifik. Reseptor ini belum teridentifikasi secara jelas, namun protein
permukaan sel CD81 adalah suatu HCV binding protein yang memainkan
peranan dalam masuknya virus. Salah satu protein khusus virus yang dikenal
2. Kemudian protein inti dari virus menembus dinding sel dengan suatu proses
kimiawi, di mana selaput lemak bergabung dengan dinding sel dan selanjutnya
dinding sel akan melingkupi dan menelan virus serta membawanya ke dalam sel
mengambil alih peran bagian dari ribosom hepatosit dalam membuat bahan-
3. Virus dapat membuat sel hati memperlakukan RNA virus seperti miliknya
sendiri. Selama proses ini virus menutup fungsi normal hepatosit atau membuat
lebih banyak lagi hepatosit yang terinfeksi. Virus lalu membajak mekanisme
6
4. RNA virus dipergunakan sebagai cetakan (template) untuk produksi masal
5. Poliprotein dipecah dalam unit-unit protein yang lebih kecil. Protein ini ada 2
jenis yaitu protein struktural dan regulatori. Protein regulatori memulai sintesis
6. Sekarang RNA virus mengopi dirinya sendiri dalam jumlah besar (miliaran kali)
untuk menghasilkan bahan dalam membentuk virus baru. Hasil kopi ini adalah
bayangan cermin RNA original dan dinamai RNA negatif . RNA negatif lalu
bertindak sebagai cetakan (template) untuk memproduksi serta RNA positif yang
mutasi genetik yang menghasilkan RNA untuk strain baru virus dan subtipe virus
hepatitis C. Setiap kopi virus baru akan berinteraksi dengan protein struktural,
yang kemudian akan membentuk nukleokapsid dan kemudian inti virus baru.
7
Proses replikasi VHC berlangsung cepat, 10 12 virion dihasilkan setiap hari, setelah
masuk ke dalam sel yang terinfeksi, genom VHC tidak masuk ke dalam nukleus.
Nukleokapsid ditransfer ke sitoplasma sel host, di mana RNA VHC berfungsi langsung
sebagai messenger RNA (mRNA) dan proses translasi diawali melalui Internal
Setelah proses sintesis dan maturasi, non-structural protein dan RNA virus membentuk
8
Figure 1. Hepatitis C virus (HCV): model structure and genome organisation. (a)
Model structure of HCV. The left-hand side of the illustration shows the viral surface of
envelope lipids and glycoproteins; the right-hand side shows the RNA genome encased
by capsid proteins. (b) Proteins encoded by the HCV genome. HCV is formed by an
enveloped particle harbouring a plus-strand RNA of ~9.6 kb. The genome carries a long
open-reading frame (ORF) encoding a polyprotein precursor of 3010 amino acids.
Translation of the HCV ORF is directed via a ~340 nucleotide long 5' nontranslated
region (NTR) functioning as an internal ribosome entry site; it permits the direct binding
of ribosomes in close proximity to the start codon of the ORF. The HCV polyprotein is
cleaved co- and post-translationally by cellular and viral proteases into ten different
products, with the structural proteins [core (C), E1 and E2] located in the N-terminal
9
third and the nonstructural (NS2–5) replicative proteins in the remainder. Putative
functions of the cleavage products are shown.
EPIDEMIOLOGI
obat injeksi, pekerja kesehatan, pasien hemodialisis, dan individu dengan praktek
seksual resiko tinggi .Infeksi HCV meluas ke seluruh dunia. Di negara sedang
berkembang, sumber infeksi VHC termasuk transfusi darah yang tidak diskrining,
penggunaan jarum suntik yang tidak aman, penggunaan alat bedah atau sirkumsisi
yang terkontaminasi, akupunktur, tatto, atau tindik telinga. Transmisi ibu ke bayi
terinfeksi, dengan populasi subgrup di Afrika memiliki angka prevalensi setinggi 10%.
Areal dengan prevalensi tinggi lainnya ditemukan di Amerika Selatan dan Asia.
Diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 170 juta karier kronis di seluruh dunia yang
beresiko menjadi sirosis hati, kanker hati, atau keduanya, lebih dari 3 juta dari mereka
berada di AS.(1,3)
geografis yang sangat luas, selain itu juga terdapat variasi dari hasil beberapa peneliti
Sekitar 60-80% infeksi kronis pada HVC akibat penularan horizontal, kecuali pada
10
HVC ditularkan terutama melalui paparan perkutaneus langsung ke darah, walaupun
pada 10-50 % kasus sumber HCV tidak teridentifikasi. Dalam susunan ke bawah secara
kasar dari prevalensi infeksi adalah : pemakai obat yang disuntikan (sekitar 80%),
pasien hemofilia yang diobati dengan produk-produk faktor pembekuan darah sebelum
1987, penerima transfusi dari donor yang positif-HCV, pasien hemodialisis kronis
(10%), orang yang melakukan kegiatan sexual beresiko tinggi dan pekerja sector
kesehatan 1%. Virus ini dapat ditularkan dari ibu ke bayinya, walaupun tidak sesering
pada HBV. HCV penyebab utama hepatitis NANB yang timbul karena transfusi. HCV
wabah di USA tahun 1994. Masyarakat Mesir memiliki prevalensi HCV yang tinggi
(sekitar 20%). Penularan HCV pernah dihubungkan dengan suatu usaha (dari tahun
injeksi yang berulang-ulang, seringkali dengan sterilisasi yang kurang baik atau
Masa inkubasi rata-rata HCV adalah 6-7 minggu. Waktu rata-rata dari paparan sampai
terjadi serokonversi adalah 8-9 minggu, dan sekitar 90% pasien mengalami positif anti
Penularan Hepatitis C
melalui darah yang tercemar hepatitis C. Seseorang tidak akan tertular melalui air susu
11
ibu, bersin, berpelukan, batuk, alat-alat makan, makanan atau minuman atau kontak
biasa dengan penderita. Beberapa cara penularan yang dilaporkan dengan cara :
Kontak personal
Prevalensi anti HCV positif dikalangan kontak keluarga penderita anti HCV
positif. Peran kontak orang ke orang dalam penularan hepatitis C belum jelas.
umum yaitu 1,28% (M. Diago et all, 1993) tapi sampai dengan saat ini masih
Parenteral
melalui cara seperti transfusi darah atau produk darah. Populasi dengan resiko
Secara kontak erat dengan penggunaan bersama alat cukur atau sikat gigi
dalam keluarga mungkin merupakan salah satu cara penularan (Demelia et all,
1993)
Transmisi seksual
12
terjangkitnya penyakit. Pada saat ini belum terdapat bukti bahwa hubungan
baru ini telah dilaporkan bahwa prevalensi HCV meningkat pada mitra seksual
HCV pada WTS yang lebih tinggi yaitu 11% (21/191) daripada donor darah 0%
(0/300), 5/21 di antaranya punya riwayat trauma pada kulit (tato, transfusi darah).
Transmisi Neonatal
berulang- ulang atau beramai-ramai (satu jarum dipakai oleh beberapa orang) dan telah
terpapar oleh virus hepatitis C, dan juga dapat terjadi pada saat melakukan sterilisasi
yang tidak benar (unsafe) dan tercemar dengan virus hepatitis C, hal ini nyata pada
pengguna obat (IDU=intravenous drug users). Suntikan bisa saja terjadi pada waktu
Riwayat transfusi darah pada masa lalu sering disampaikan oleh para penderita
penyakit hati menahun seperti sirosis hati. Transfusi tersebut terjadi bahkan 15-20
tahun yang lalu atau bahkan lebih lama lagi. Namun saat ini penularan melalui transfusi
darah dapat ditekan karena Unit Transfusi Darah dari PMI telah melakukan penapisan
13
Patofisiologi
Berbeda dengan VHB, VHC mencapai titer tinggi di serum dalam satu minggu
setelah infeksi. Respon imun seluler baru timbul setelah minimal sebulan, dan respon
imun humoral setelah dua bulan. Ikterus yang merupakan manifestasi kerusakan sel
hepar yang dimediasi respon imun seluler yang sering dijumpai pada infeksi akut VHB,
jarang ditemukan pada infeksi VHC. Adanya ikterus menunjukkan proses klirens virus
dan kemungkinan penyembuhan yang lebih tinggi dibandingkan penderita non ikterik
Walaupun replikasi VHC berlangsung sangat cepat, namun ekspresi HCV-specific T cell
menunjukkan bahwa HCV-specific T cell berbeda dengan HBV-specific T cell dalam hal
fungsi efektornya. Kadar perforin tinggi, proliferasi sel yang cepat, produksi interferon-
gamma (IFN-γ), dan aktivitas sitotoksik yang dijumpai pada HBV-specific T cell,
menurun pada HCV-specific T cell. Diduga faktor inilah yang berperan terhadap
14
Penderita hepatitis akut C seringkali keluhan dan gejalanya tidak nyata. Yang
menyolok adalah peninggian SGPT dan SGOT yang terjadi dalam waktu 2-26 minggu
sesudah tertular. Masa inkubasinya di antara hepatitis akut A dan B, dengan puncaknya
di antara 7-8 minggu sesudah terkena infeksi. Gejala fulminan oleh karena hepatitis C
sangat jarang.
Secara klinik hepatitis C mirip dengan infeksi hepatitis B. Gejala awal tidak spesifik
dengan gejala gastrointestinal diikuti dengan ikterus dan kemudian diikuti dengan
Yang menyolok adalah sebagian besar penderita yang terkena infeksi hepatitis C akan
menjurus menjadi kronik. Kejadiannya jauh lebih sering dibandingkan dengan hepatitis
Suatu masa prodromal yang tidak spesifik diikuti oleh kejadian kuning (ikterus)
dengan masa inkubasi berkisar dari 2-26 minggu dengan rata-rata 8 minggu.
Bandingkan dengan masa inkubasi rata-rata hepatitis B yang lebih panjang, 12 minggu.
(3)
Keadaan yang juga sering ditemukan adalah bahwa perjalanan klinik hepatitis NANB
lebih ringan jika dibandingkan dengan perjalanan klinik hepatitis B dan tidak jarang
ditemukan penderita dengan tanpa gejala. Nilai transaminase (SGPT) tidak setinggi
pada hepatitis A dan hepatitis B namun dalam perjalanannya terjadi kenaikan dan
penurunan yang berfluktuasi (Dienstag, 1983). Keadaan ini tidak ditemukan pada
hepatitis lain.(3)
15
Dalam seri ini gejala kuning ditemukan pada seluruh kasus, hal dapat
diterangkan karena kasus hepatitis C dalam seri ini diambil dari mereka yang dirawat di
rumah sakit dan gejala pada waktu masuk semua dengan ikterus. (3)
Hepatitis C Kronik
Umumnya penderita hepatitis kronik tidak memberikan keluhan dan gejala. Yang
terlihat adalah peninggian transaminase, SGOT, dan SGPT saja. Yang memberikan
keluhan hanya sekitar 6% saja. Rasa capek merupakan keluhan yang paling sering
ditemukan dari para penderita dan berjalan secara perlahan-lahan dan sifatnya ringan
saja.(3)
Sering penderita menyampaikan keluhan rasa tidak enak di daerah perut kanan
atas, bersifat tidak terus menerus. Keluhan lainnya yang kadang-kadang dikeluhkan
adalah tidak nafsu makan, mual, kembung, diare, kelelahan umum, demam, gatal, sakit
ditemukan pembesaran hati, pembesaran ringan limpa dan tanda-tanda penyakit hati
sampai 10 kali terjadi pada kasus yang gambaran histologik dengan nekrosis
peacemeal. Tingkat peningkatan HCV RNA juga ternyata tidak berhubungan paralel
Pemeriksanaan Laboratorium
16
1. Pemeriksaan Biokimia
dilakukan biopsi hepar pada penderita HCV. Peningkatan serum ALT terjadi
pada 2-8 minggu setelah infeksi, pada infeksi akut meningkat > 7 X normal
namun biasanya kurang dari 800 U. Pasien dengan gambaran ALT monofasik
biasanya sembuh sempurna. Pasien non-ikterus dengan ALT >300 U/L memiliki
2. Anti-HCV.
serum.
17
resiko rendah, pada 30% kasus menurun secara bertahap
false positif.
keduanya.
Tes Kualitatif
18
memonitor respon terhadap terapi anti virus, dan untuk konfirmasi tes
Dilaporkan sebagai hasil tes positif atau negative, dapat terjadi false
Tes Kuantitatif
Dapat terjadi fluktuasi kadar RNA secara spontan, oleh karenanya harus
RT-PCR positif pada 75-85% pasien dengan anti-HCV positif, dan >95%
antivirus. Pasien dengan kadar sebelum terapi < 2 juta kopi/mL (dengan
Dapat juga digunakan untuk konfirmasi HCV kronis dengan tes skrining
19
Tidak digunakan untuk menentukan titik akhir pengobatan, dan tidak
4. HCV Genotyping
Terdapat korelasi antara genotipe dan penyakit, sering terjadi infeksi campur
Diagnosa Hepatitis C
Cara untuk mengetahui adanya infeksi hepatitis C dapat dilakukan berbagai cara
antara lain memeriksa antibodi maupun antigennya. Pemeriksaan antibodi Anti HCV
Pemeriksaan antigen dengan cara memeriksa HCV RNA dapat dilakukan secara
kualitatif maupun kuantitatif, antara lain dengan teknik PCR (Polymerase Chain
Reaction). PCR adalah reaksi polimerisasi berantai dengan metode amplifikasi DNA
secara enzimatik.
Pemeriksaan HCV RNA kualitatif lebih banyak dipakai sebagai detektor adanya
virus hepatitis C, sedangkan yang kuantitatif lebih banyak dipakai untuk monitoring
terapi, karena dapat mengetahui kadar salinan DNA virus secara pasti. (Widijanti A,
2003).(3)
20
Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan infeksi HCV beberapa badan peneliti hati di dunia seperti
American Association for Study of the Liver Diseases (AASLD), European Association
for Study of the Liver Diseases (EASL), dan Asia-Pasific Association for Study of the
Liver Diseases (APASL), serta Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) sudah
Pasien biasanya diketahui terinfeksi HCV setelah adanya pemeriksaan anti-HCV yang
positif. Seseorang dikatakan menderita infeksi hepatitis C yang sebenarnya jika hasil
pemeriksaan darahnya HCV RNA positif baik secara kualitatif maupun kuantitatif di
mana sekaligus diketahui jumlah virus di dalam darah serta genotipe HCV .
3. Transplantasi hati.
Pengobatan simptomatik
gejala klinik misalnya : demam diberikan parasetamol ; rasa penuh diperut diberikan
21
Pada dekade terakhir telah tampak perbaikan dalam pengobatan hepatitis C,
tidak hanya karena obat-obatan yang lebih baik tetapi juga karena penegakkan
diagnosa yang lebih baik, termasuk tes HCV RNA, cara menangani terapi dan
dalam dosis 3 juta unit yang diberikan 3 kali seminggu bersama ribavirin telah menjadi
terapi standard di Indonesia dan di negara maju sampai beberapa saat yang lalu. Saat
(klirens) yang lebih lambat dan waktu paruh obat (half life) yang lebih lama. (Ali
Sulaiman, BIDI).
Transplantasi Hati
Transplantasi hati merupakan terapi definitip bagi penderita penyakit hati kronik
KESIMPULAN
Diagnosis infeksi hepatitis C kronis kerap kali dideteksi dengan kelainan kadar ALT
dan ditegakkan dengan anti HCV dan kalau perlu diikuti dengan konfirmasi HCV RNA.
Beberapa assay sensitif dan spesifik yang sebagian telah diotomatisasikan untuk
22
sedikit korelasi antara kadar virus dan manifestasi penyakit, assay ini telah terbukti
berguna untuk mengidentifikasi pasien yang akan mendapat manfaat bila terapi dimulai,
dan khususnya dalam menunjukkan respon terapi virus menetap. Biopsi hati dapat
berguna untuk menentukan kelainan penyakit hati saat data awal dan kekambuhan dan
menungkinkan pasien dan dokter untuk mengambil keputusan tentang pemberian terapi
antivirus.
pengobatan dibandingkan genotipe 2 dan 3. Oleh karena itu, uji klinis terapi antivirus
Upaya pencegahan lebih lanjut setelah pemilahan donor darah adalah identifikasi
injeksi yang aman, koordiansi antara pengguna obat dengan program pengentasan
program dukungan untuk memodifikasi perilaku berisiko. Beberapa upaya ini telah
berhasil diselenggarakan pada kontrol infeksi HIV dan diperkirakan upaya ini juga
DAFTAR PUSTAKA
23
1. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology) 2,
2. Hardjoeno H, Bahrun Uleng, Kapita Selekta Hepatitis Virus dan Interpretasi Hasil
Siti, Ilmu Penyakit Dalam, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
2007, 849-855
7. Sulaiman H Ali, Akbar H Nurul, Lesmana A Laurentius, Noer Sjaifoellah H.M. Buku
24