Persoalan dapat dipecahkan oleh Maria Mayer dan J.H.D jensen (1949).
Interaksi spin – orbit yang besarnya sedemikian, sehingga pemecahan
tingkat energinya menjadi subtingkat sedemikian sehingga beberapa
kali lebih besar dari pada pemecahan serupa . Walaupun Cuma
mendekati bentuk sumur potensial persegi.
Model kolektif
diajukan oleh A. Bohr (putra Niels Bohr) dan B. Mottelson dengan
menggabungkan kedua keistimewaan dari kedua model atom dalam suatu
skema.
tapi, apakah mungkin itu bisa terjadi di dalam inti dengan nukleon
komponen saling ikat dengan pertukaran sejenis partikel tertentu antara
nukleon itu?
Pendekatan 1 : Heisenberg ( 1932 ), mengusulkan bahwa elektron dan positron bolak -
balik antara nukleon – nukleon.
Tapi kelemahannya pada saat pengukuran data peluruhan beta, gaya yang timbul dari
pertukaran tersebut oleh nukleon sangat kecil, untuk berperan pada struktur nuklir.
pendekatan 2 : Hideyaki Yukawa ( 1935 ), terdapat partikel yang disebut pion dengan
besar massa antara elektron dan nukkeon bertanggung jawab atas adanya gaya nuklir.
Teori Hideyaki Yukawa, bahwa pertukaran pion dapat menimbulkan gaya antar nukleon.
Dari teori ini timbul pertanyaan kalau nukleon terus menerus memancarkan dan menyerap
pion, mengapa proton dan neutron tidak pernah ditemukan memiliki massa yang lain dari
biasanya ?
ΔEΔt ≥ ½h
sebuah energi ΔE tak kekal tidak dilarang, asal saja selang waktu
kejadian itu tidak melebihi ½hΔE.
m∏ = h / rc
sehingga menghasilkan m∏ sebesar ;
m∏ = 1,05 x 10-34 J. s
(1,7 x 10-15 m)(3 x 108 m/s)
= 2,1 x 10-28 kg
12 tahun kemudian partikel yang telah diramalkan sifat – sifatnya oleh
Yukawa itu betul – betul ditemukan.
tapi penemuan itu terlambat, dan keterlambatan itu disebabkan ;
1. untuk menimbulkan pion bebas diperlukan energi yang besar
2. pion berumur pendek, m∏± (pion yang bermuatan) berumur 2,6 x10-8
dan untuk pion netral sebesar 8,4 x 10 -17