Anda di halaman 1dari 3

Dalam Bab XIV pasal 50 ayat 3 Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, disebutkan bahwa pemerintah daerah harus mengembangkan sekurang-kurangnya satu


satuan pendidikan menjadi bertaraf internasional.

Ide dasarnya adalah tujuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang diusung oleh UU
Sisdiknas. Dalam UU ini disebutkan bahwa di tingkat daerah kabupaten/kota, minimal ada satu
sekolah di setiap jenjang yang dikembangkan menjadi RSBI. Era global tentunya menuntut
sumberdaya manusia yang juga memiliki kualifikasi global. Karena itu perlu dimulai dari satu
sistem pendidikan yang bisa menjembatani anak didik masuk ke dunia internasional.

Yang menjadi perbedaan mendasar RSBI dengan sekolah lain adalah pada konsep
pembelajarannya. Di RSBI, selain menuntaskan kurikulum nasional harus ditambah dengan
membuka kurikulum internasional. Di SMA Negeri 1 Tabanan, dari hasil wawancara dengan
guru Pamong saat penulis melakukan PPL-Awal, guru-guru RSBI mengadopsi dan menerapkan
kurikulum Cambridge. Semua sekolah memang punya potensi untuk berkembang menjadi RSBI.
Namun untuk bisa menerapkan kurikulum internasional, tidaklah semudah digambarkan. Sebab
kurikulum internasional yang akan diadopsi itu memiliki standar yang itu harus dipenuhi oleh
sekolah. Dari segi sarana prasarana misalnya, kurikulum internasional itu sudah mengarah ke
basis teknologi informasi. Setiap ruangan belajar harus memiliki fasilitas multimedia untuk
mendukung materi pembelajaran. Dalam hal ini harus didukung dengan kemampuan guru dalam
menguasai teknologi informasi. Demikian juga dengan bahasa pengantar pembelajaran, sudah
bilingual yang mengacu pada bahasa Inggris. Maka dari itu dituntut kesiapan dari masing-masing
guru mata pelajaran.

Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf


Internasional (SBI) menyimpan banyak masalah. Berbagai masalah itu, antara lain siswa wajib
mengikuti ujian untuk tiga kurikulum

Kurikulum di RSBI dan SBI Itu adalah kurikulum nasional, kurikulum International General
Certificate of Secondary Education) dan kurikulum Cambridge. Para siswa harus mengikuti tiga
kurikulum dengan target pencapaian yang ditetapkan masing-masing kurikulum. Pelaksanaan
kurikulum Itu cukup memberatkan para guru dengan target pencapaian nilai di atas rata-rata.
Sedangkan di kalangan siswa diharapkan dapat menempuh ujian tiga kali dengan paparan
pembelajaran yang berbeda.

Selain Itu, pada tataran kebijakan terdapat sejumlah aturan yang tidak konsisten dalam
pengaturan penyelenggaraan RSBI. Misalnya, kebijakan tertinggi sudah dirumuskan oleh
pemerintah pusat, akan tetapi peraturan pemerintah daerah yang khusus dan tegas yang mengatur
penyelenggaraan SBI belum ada. RSBI dan SBI Juga belum memiliki peraturan pemerintah yang
akan berdampak pada proses koordinasi dan konsolidasi antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.

Namun, lulusan RSBI dan SBI tergolong lebih kompeten dan berdaya saing dibandingkan siswa
sekolah reguler. Proses pembelajaran di RSBI dan SBI mengembangkan inovasi, sehingga
prestasi belajar lebih tinggi. Mereka Juga bisa berkompetisi di olimpiade tingkat Internasional,
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap SMA RSBI dan SBI di Jakarta dan DIY antara lain
sekolah tersebut meraih prestasi akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) dengan
predikat amat baik dengan nilai minimal 95 lulus ujian nasional, 100 persen dengan nilai rata rata
di atas standar nasional, dan mempunyai daya kompetitif untuk melanjutkan sekolah di dalam
dan luar negeri. Daya kompetitif Itu dilihat dari prestasi pada kompetisi olimpiade di bidang
pelajaran fisika, kimia, matematika, dan biologi.

In Chapter XIV of Article 50 paragraph 3 of Law No. 20 of 2003 on National Education System,
stated that local governments must develop at least one unit into an international education.
The basic idea is the goal of improving the quality of education that are offered by the National
Education Law. In this Act states that at the regional level of districts, at least one school in
every level that developed into RSBI. Global era of course requires human resources that also
has a global qualification. Because it needs to start from an educational system that can bridge
the students enter the international world.
The fundamental difference RSBI with other schools is the concept of learning. In RSBI, in
addition to complete the national curriculum should be added by opening an international
curriculum. In SMA Negeri 1 Tabanan, from interviews with teachers Pamong when writers do
PPL-Early, teachers adopt and implement curriculum RSBI Cambridge. All schools do have the
potential to develop into RSBI. But to be able to implement an international curriculum, not as
easy as described. For international curriculum that will be adopted that have a standard that
must be met by the school. In terms of infrastructure, for example, international curriculum that
has led to the information technology base. Each room should have learned multimedia facilities
to support learning materials. In this case must be supported by teachers' ability in mastering
information technology. Likewise, the language of learning, is bilingual which refers to the
English. Thus the required readiness of their respective subject teachers.
Operation of standard international school (RSBI) and International School (SBI) save a lot of
problems. Various problems, such as students must take exams for the three curriculum
Curriculum in RSBI and SBI That is the national curriculum, curriculum International General
Certificate of Secondary Education) and Cambridge curriculum. Students must attend three
curriculum attainment targets set by their respective curricula. Implementation of the curriculum
was quite damning of teachers with the achievement of the target value above average.
Meanwhile, among the students are expected to take the exam three times with exposure to
different learning.
Apart from That, at the policy level there are some rules that are not consistent in the
implementation arrangements RSBI. For example, the highest policy has been formulated by the
central government, but local government regulations governing the special and strict
implementation of the SBI does not exist. RSBI and SBI also do not have government
regulations that will impact on the process of coordination and consolidation between central and
local governments.
However, graduates RSBI and SBI considered more competent and competitive than regular
school students. Learning process in RSBI and SBI develop innovation, so that higher academic
achievement. They also can compete in the International Olympic level, results of a study of high
school and SBI RSBI in Jakarta and Yogyakarta, among others, that school achievement A
accreditation from National Accreditation Board (BAN) with the notation very well with a value
of at least 95 passed the national exam, 100 percent with average values above the national
standard, and has the competitive power to continue their education at home and abroad.
Competitive power was seen from the achievements in the Olympic competition in the field of
physics, chemistry, mathematics, and biology.

Anda mungkin juga menyukai