Anda di halaman 1dari 6

c  c  

Sistem transportasi di dunia dimulai sejak ditemukan roda di Mesopotania sekitar 5000 tahun
yang lalu. Penemuan ini melahirkan ide manusia untuk membuat peralatan transportasi untuk
meringankan aktivitas perjalana manusia. Pada abad ke 19 ketika revolusi industri sedang bergulir di
kawasan Eropa, sarana transportasi menjadi suatu alat yang vital untuk melaksanakan distribusi produk-
produk industri ke seluruh dunia. Pengembangan dari penemuan rodapun dilakukan oleh para ilmuwan
pada waktu itu.mereka berencana menciptakan peralatan transportasi yang dapat membawa hasil
produksi dari industri secara efektif dan efisien.

Puncak dari pengembangan alat transportasi yang dilakukan oleh para ilmuwan pada maa itu
adalah setelah ditemukan mesin uap. James Watt adalah tokoh penemu mesin uap tersebut. Kemudian
ia mengombinasikan mesin temuannya dengan roda ʹ roda yang sudah ditemukan pada masa
sebelumnya. Hasil penemuan kombinasi in menjadi sejarah pengangkutan ( transportasi) di dunia.
Wujud dari penemuan itu berupa lokomotif (kereta api) yang digunakan untuk mengangkut barang ʹ
barang hasil produksi dari industri ʹ industri di dunia.

Sistem transportasi di dunia memengaruhi perkembangan teknologi di Indonesia. Hal inilah yang
melatarbelakangi penulisan makalah ini yaitu untuk memaparkan perkembangan sistem transportasi di
Indonesia.


 

Perkembangan Teknologi Transportasi Indonesia

Tekhnologi transportasi mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan tersebut


sejalan dengan perkembangan ilm-u pengetahuan dan tekhnologi yang dikuasai oleh masyarakat.
Tekhnologi transportasi telah dikenal oleh masyarakat kuno Indonesia, walaupun sifatnya masih
sederhana. Berdasarkan lukisan perahu di dinding gua, dapat diketahui bahwa masyarakat purba
Indonesia mengenal alat transportasi air yang berupa rakit, sampan dan perahu bercadik.

Menurut sejarahnya, semua suku bangsa di dunia telah mengenal cara pembuatan perahu
lesung dan perahu cadik. Pada zaman kerajaan-kerajaan Indonesia bercorak Hindu-Buddha masyarakat
Indonesia telah dapat membuat perahu lesung dan perahu bercadik. Hal tersebut tampak dari relief
candi Borobudur yang di dalamnya terdapat lukisan perahu lesung dan perahu bercadik. Perahu lesung
adalah sampan yang terbuat dari batang kayu yang dikeruk bagian dalamnya, menyerupai lesung tempat
menumbuk padi. Untuk memperbasar ruangannya, maka dinding perahu lesung tersebut ditinggikan
dengan papan. Kemudian pada kedua sisinya diberikan cadik untuk menjaga keseimbangan perahu.
Penggunaan cadik merupakan khas perahu Indonesia.

Selain perahu lesung dan kapal bercadik, nenek moyang Indonesia pun telah berhasil membuat
kapal yang besar. Kapal besar terdapat pada relief Candi Borobudur memiliki dua tiang layar yang
dimiringkan ke depan. Layar yang digunakan berbentuk segi empat. Hanya di dalam buritannya layar
berbentuk segitiga(layar sudu-sudu).

Dari berita orang-orang Portugis diperoleh keterangan tentang tekhnologi perkapalan Indonesia
zaman dahulu, khususnya pembuatan perahu layar kora-kora, Maluku utara. Jenis perahu tersebut
dibuat seringan mungkin untuk dapat bergerak cepat di air. Perahu tersebut lebih banyak digunakan
sebagai kapal perang atau mengangkut orang daripada mengangkut barang. Kayu di bagian hulu dan
butirannya di beri hiasan. Ada haluan yang di ukir seperti kepala naga, sedang bagian buritannya
menyerupai ekor naga.

Kapal besar hasil buatan bangsa Indonesia itu menurut orang Portugis biasanya digunakan untuk
membawa 200 orang pengayuh pada tiap lambung. Jika kapal sedang berlayar dengan gerak irama
pendayungnya di sebelah-menyebelah tampak dari jauh seperti lipan raksasa mengapung di lautan.
Kapal sebesar itu selain memuat pendayung juga memuat sekitar 100 oarang baileo, yaitu yang
menempati geladak kapal. Lantai geladak di buat dari rotan, ditutupi sebuah atap tikar untuk melindungi
panas matahari, dan di bagian dalam terdapat beberapa bilik.

Jika raja (kolano) ikut berlayar, ia menempati bilik sendiri, yaitu semacam tenda persegi empat.
Pada setiap sudut tenda ini dikibarkan bendera dan hiasan dari bulu ayam dan bulu burung beraneka
warna. Bendera raja dikibarkan di tengah-tengah kapal. Kora-kora Maluku itu umumnya membawa
pengayuh sekitar 50 orang dengan 25 baileo. Ada kapal yang lebih kecil lagi seperti rorere yang
membawa 15-30 pengayuh dan 6-10 orang baileo.

Dalam perkembangannya sampai sekarang teknologi transportasi air mengalami kemajuan


pesat. Berbagai kapal layar ukuran besar dan kecil dengan sistem motor (mesin) telah dibuat sendiri.
Bahkan, Indonesia sekarang telah memiliki galangan kapal sendiri di Surabaya. Selain sarana angkutan
laut, alat ʹ alat angkutan daratpun mengalami perkembangan.

Jika dalam zaman nenek moyang dahulu alat angkutan darat berupa binatang (kuda dan
kerbau), serta gerobak yang ditarik kuda atau kerbau, di masa ʹ masa berikutnya berbagai sarana
angkutan darat sudah dapat dibuat,seperti : motor,mobil,dan kereta api. Hal tersebut dimungkinkan
berkat terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara ʹ negara maju. Bahkan,
berbagai jenis pesawat terbang (alat angkutan udara) berhasil dibuat sendiri oleh bangsa indonesia.

Secara lebih rinci berikut akan diuraikan beberapa pertimbangan teknologi transportasi di indonesia.

a. Perkembangan kereta api Indonesia


Membicarakan kereta api di Indonesia tidak dapat terlepas dari pengaruh penjajahan belanda di
tanah air. Perkembangan kereta api untuk pertama kalinya dirintis oleh Gubernur Jenderal
Hindia Belanda, Mr.L.A.J.Baron Sloed van den Beele yang memperakarsai berdirinya Naamlooze
Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NVNISM), semacam perusahaan
kereta api Hindia Belanda.
b. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)
Pendirian pesawat terbang diupayakan oleh Indonesia karena bangsa ini melihat pesawat
terbang merupakan salah satu sarana perhubungan yang penting artinya bagi pembangunan
ekonomi dan pertahanan nasional. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kondisi
geografis sulit ditembus tanpa bantuan sarana perhubungan yang memadai. Berdasarkan
kondisi tersebut, muncul pemikiran bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan selayaknya
memiliki industri bahari dan industri pesawat terbang.
c. Perkembangan Penerbangan dan Antariksa Indonesia (LAPAN)
LAPAN secara resmi didirikan pada 27 November 1963 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
236 Tahun 1963 tentang Formasi Pembentukan LAPAN. Sehubungan dengan berkembangnya
tugas LAPAN, susunan tugas LAPAN telah beberapa kali mengalami penyempurnaan, antara lain
melalui Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 1974, kemudian Keputusan Presiden Nomor 24
tahun 1994. Pada tahun 2000 dilakukan kembali reorganisasi struktur LAPAN yang antara lain
mencantumkan Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara sebagai salah satu pusat di bawah
Kedeputian Pengembangan Teknologi Dirgantara.

c 
1. Sarana transportasi memiliki peran penting dalam kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik, dan
pertahanan nasional. Oleh karena itu, pembangunan bidang transportasi bertujuan untuk,
2 Menggerakkan dinamika pembangunan
2 Mendukung mobilitas manusia, barang, dan jasa
2 Mendukung pola distribusi nasional
2 Mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional
2. Teknologi dalam bidan transportasi di Indonesia dibawah oleh pemerintah kolonial Belanda dengan
tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengawasan terhadap daerah-daerah yang
jauh dari pusat kegiatan pemerintahan dan juga digunakan sebagai sarana pengangkutan barang-
barang industri dari satu daerah ke daerah lainnya.

'      
i Badrika I Wayan.2006.Sejarah untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga.
i Supriatna,Nana.2007.Sejarah untuk Kelas XII.Bandung:Grafindo Media Pratama.
i TIM Edukatif HTS.2010.Modul Sejarah.Surakarta:Hayati Tumbuh Subur

 
  
PERKEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI
DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Nur Amaliah Idrus
Astri Juniarsih Z
Dewi Permata Sari
Nursyam Anaguna
Ummul Khair
KELAS XII IPA KHUSUS
SMA NEGERI 1 WATANSOPPENG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Anda mungkin juga menyukai