Electrochemistry
Electrochemistry
PENDAHULUAN
Jenis sel elektrokimia ada dua, yaitu sel volta (galvanik) dan sel elektrolisis.
Sel Volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang melibatkan raksi redoks
dan menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat
berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda(electrode positif). Sel volta
menyimpan energi yang di lepas selama reaksi redoks spontan (DG < 0) untuk
membangkitkan listris. Reaksi pada sel volta cenderung spontan dan memproduksi
aliran elektron dari anoda ke katoda lewat konduktor eksternal.
Salah satu aplikasi sel volta adalah batreai yang secara umun bisa digambarkan
dalam bagan sel volta
Baterai sendiri ada berbagai macam jenis tergantung dari elektroda dan elaktrolit
yang digunakan. Jika disesuaikan dengan pemicu baterai sederhana yang terdiri
atas seng (zinc) dan timbal (Pb) bisa digambarkan
Pb
zinc
ZnSO4 PbSO4
Zn2+ Pb2+
2.2.2 Penentuan Reaksi Katoda dan Anoda serta Reaksi Sistem Sel Volta
Reaksi Reduksi dan Oksidasi – Pada mulanya, pembahasan reaksi redoks hanya
meliputi zat – zat yang mengandung oksigen saja. Reaksi oksidasi dianggap
sebagai reaksi penambahan oksigen dan reaksi reduksi adalah reaksi pengurangan
oksigen. Tetapi, saat ini pengertian redoks diperluas menjadi reaksi perpindahan
elektron. Reaksi oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron, dimana suatu zat
memberikan elektron kepada lainnya. Sedangkan reaksi reduksi adalah peristiwa
penangkapan elektron, dimana suatu zat menerima elektron dari zat lain.
Senyawa yang mengalami oksidasi disebut sebagai reduktor, dan senyawa yang
mengalami reduksi disebut sebagai oksidator. Walaupun reaksi redoks dapat
ditulis setengah reaksi saja, tapi pada kenyataannya reaksi reduksi selalu berjalan
bersamaan dengan reaksi oksidasi. Contoh reaksi reduksi-oksidasi yang digabung:
Ce4+ + Fe2+ Ce3+ + Fe3+
Ada dua jenis tipe elektroda pada sel elektrokimia yaitu anoda dan katoda. Katoda
adalah elektroda tempat terjadinya reduksi karena itu elektron selalu mengalir ke
arah katoda pada sel elektrokimia. Sedangkan anoda adalah eletroda tempat
terjadinya reaksi oksidasi. Penentuan anoda katoda tergantung pada E o selnya
pada deret volta dengan urutan
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au.
Keterangan:
- Semakin ke kanan, semakin mudah direduksi dan sukar di oksidasi.
- Semakin ke kiri semakin mudah dioksidasi dan sukar direduksi.
Berdasarkan yang dijelaskan diatas berarti reaksi yang terjadi di baterai dalam
pemicu bisa dituliskan :
Pada Katoda terjadi reduksi
Pb2+ (aq) + 2e- → Pb (s)
Pada Anoda terjadi oksidasi
Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2e-
Jadi reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks, keseluruhan yang terjadi adalah
Pb2+ (aq) + 2e- → Pb(s)
Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2e- +
Zn(s) + Pb2+(aq) → Zn2+ (aq) + Pb (s)
Untuk menjawab besar tegangan potensial dalam sel pada kasus ini dapat di
hitung dengan cara menghitung selisih potensial elektrode yang digunakan,
sehingga besar tegangan potensial sistem bisa diperkirakan dari Eo setengah
reaksinya yaitu:
Eosel = Ekatoda – E anoda
= Ereduksi – Eoksidasi
= E [Pb2+ (s) + 2e- Pb (g)] – E [Zn → Zn2+ + 2e-]
= -0,129 – (-0,763)
= 0, 634 V
Potensial sel merupakan beda potensial yang terjadi pada kedua elektroda.
Potensial dapat ditentukan dengan cara eksperimen dan teoritis. Secara
eksperimen, potensial sel diukur dari lisrtik yang timbul dari penggabungan dua
setengah sel menggunakan voltmeter. Besar tegangan suatu sel bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor. Diantaranya adalah konsentrasi dan suhu. Hal ini lah yang
menyebabkan perbedaan besar tegangan pada experimen dan teoritis. Selain itu
perbedaan juga bisa disebabkan oleh pengkalibrasian alat pengukuran yang
digunakan.
Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial setengah sel juga pada
keadaan standar sementara kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada keadaan
standarnya. Perumusan teoritis dari keadaan non standarnya bisa dinyatakan
dalam persamaan Nerst.