Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurul Ainina

NIM : 240110090042
Tugas Perbengkelan Pertanian

Proses Produksi Palu

Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan kepada
benda. Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, penempaan logam dan
menghancurkan suatu obyek. Palu dirancang untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam bentuk
dan struktur. Bentuk umum palu terdiri dari gagang palu dan kepala palu, dengan sebagian besar
berat berada di kepala palu. Desain dasar palu agar mudah digunakan, tetapi ada juga model palu
mekanis yang dioperasikan untuk keperluan yang lebih besar. (Wikipedia, 2011)

Palu mungkin adalah peralatan paling tua yang masih diketahui keberadaannya. Palu dari
batu diketahui telah digunakan sejak tahun 2.600.000 Sebelum Masehi. Palu adalah peralatan
dasar untuk banyak profesi. Sebagai analogi, palu juga digunakan sebagai perangkat yang
didesain untuk memberikan tumbukan, contoh dalam mekanisme pelontar peluru pada pistol.

Gambar 1. Palu

Berikut ini akan dipaparkan mengenai proses produksi palu yang terbuat dari besi pada
bagian kepala dan alumunium pada bagian gagang:
1. Bahan dan alat yang akan digunakan disediakan terlebih dahulu yaitu, bahan: besi dan
alumunium dan alat: penggaris, pensil, ragum, gergaji, kikir dan mesin bubut.
2. Proses pertama yaitu mengukur besi dan alumunium dengan penggaris. Besi berukuran
82 mm dan lebar 19 mm sedangkan alumunium berukuran panjang 180 mm dan diameter
25 mm.
3. Benda kerja (besi dan alumunium) yang telah diukur ditandai dengan pensil pada ukuran
panjang 60 mm untuk besi dan 159 mm untuk alumunium. Setelah itu dipotong dengan
menggunakan gergaji sesuai ukurannya masing-masing.
4. Selanjutnya benda kerja yang telah dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
(sekarang ukuran besi, panjang 60 mm dan lebar 19 mm, alumunium panjang 159 mm
dan diameter tetap 25 mm)
5. Setelah itu dilakukan penghalusan manual dengan menggunakan kikir untuk besi dan
menggunakan mesin bubut untuk menghaluskan permukaan luar pada alumunium.
6. Besi yang sudah dihaluskan di potong lagi dengan gergaji dari ukuran panjang 60 mm
menjadi 57 mm sedangkan untuk ukuran lebar besi tetap. Pada bagian siku besi dengan
kemiringan 20 derajat diambil 10 mm dari lebar besi dan 20 mm dari panjang besi, tandai
dengan pensil dan dilakukan pemotongan dengan gergaji.
7. Dikarenakan ada bidang besi yang kurang sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
maka untuk meratakan bidang yang kurang sesuai digunakan mesin sekrap. Sekarang
ukuran besi sudah rata seperti yang telah ditentukan.
8. Sama halnya dengan besi, alumunium juga mengalami proses pemotongan tetapi
menggunakan alat yang berbeda, bilamana besi dipotong dengan menggunakan gergaji ,
alumunium di potong atau dikurangi ukurannya dari panjang 159 mm menjadi 151 mm
menggunakan mesin bubut dengan cara membubut luar. Sedangkan ukuran diameter dari
alumunium tetap 25 mm.
9. Kemudian proses selanjutnya besi akan dibor menggunakan mesin bor. Pada besi di
lubangi bagian tengahnya dengan ukuran diameter 15 mm. Pada alumunium dilakukan
pembubutan luar menggunakan mesin bubut dibagian diameter alumunium yang mulanya
19 mm menjadi 15 mm dan pada bagian kedalaman (lebar) alumunium di bubut luar
sebanyak 10 mm mengikuti alur dari diameter alumunium.
10. Pada besi akan dilanjutkan proses pelubangannya dengan mesin bor, ukuran diameter dari
besi dib or lagi 3 mm sehingga menjadi 12 mm dari ukuran pada proses sebelumnya.
Setelah proses pelubangan selesai besi dikikir agar permukaan luar halus dan bersih dari
bercak noda yang didap selam pengerjaan.
11. Kemudian pada alumunium dilakukan pembubutan lagi sehingga ukuran bagian atas
alumunium menjadi lebih dalam diambil dari ukuran 30 mm pada bagian atas sisi tegak
lurus dari bagian lainnya sebesar 10 mm.
12. Setelah ukuran sesuai pada bagian atas gagang palu (alumunium) akan di buat ulir
menggunakan gagang tab dengan ukuran M 11. Pada kepala palu (besi) juga akan dibuat
ulir menggunakan mata bor bermata ulir sesuai bagian atas ukuran mata bor ulir M 11 .
13. Ukuran telah sesuai yang berarti pengerjaan produk palu telah selesai tahap proses
kerjanya. Pasangkan kepala palu (besi) dengan gagang Palu (alumunium) dengan
mempertemukan bagian yang telah di ulir sehingga kedua bagian tersebut bersatu
menjadi sebuah palu.
14. Proses pengerjaan akhir telah selesai namun ternyata pada saat menggabungkan kedua
bagian palu antara kepala dan gagang terdapat ukuran yang lebih dari panjang bagian atas
gagang palu. Untuk mengurangi ukuran ini maka kedua bagian palu tersebut dipisahkan
lagi, untuk bagian yang terlalu panjang di bubut dengan bubut dalam menggunakan
mesin bubut. Sekarang ukurannya telah sesuai, kemudian dilakukan pembuatan tirus pada
bagian bawah ulir gagang palu dengan menggunakan mesin bubut yang di setting untuk
membuat tirus. Proses akhir selesai, kedua bagian yang telah selesai pengerjaannya dan
sesuai ukuran di amplas agar halus. Kemudian setelah itu kedua bagian palu tersebut di
pasangkan kembali lau di warnai krom di bengkel krom. Ini menandai bahwa semua
proses pembuatan produk palu telah selesai.

Sumber artikel :http://faridakbarabdulgani.blogspot.com/2010/03/proses-produksi-palu-ketok.html

Diagram Alir Proses Pembuatan Palu


Persiapan bahan Baku Palu

Pengukuran Ukuran Besi dan


Alumunium

Pemotongan Alumunium dan besi


di bagian yang telah diukur

Pemotongan besi
Pemotongan
alumunium dengan
Perataan bidang mesin bubut
besi dengan
mesin skrap
Pembubutan
aulumunium tahap I
Pelubangan besi
tahap I
Pembubutan
aulumunium tahap
Pelubangan besi II
tahap II

Pembuatan Ulir Pada Kepala Palu


(besi) dan Gagang Palu
(alumunium)

Tahap pemasangan kepala dan


gagang palu

Tahap finishing pembuatan palu


Perhitungan Harga Pokok Pembuatan Palu

BIAYA BAHAN LANGSUNG


Bahan-Bahan Kebutuhan Bahan Harga Bahan
(Rp)
No
Nama Bahan Satuan Per produk Per Satuan Keseluruha
pesanan n
1 Besi kg 2 100 12.000 1200000
2 Alumunium kg 2 50 7000 350000
Biaya Bahan Langsung 1550000
BIAYA BURUH LANGSUNG
Kebutuhan Buruh Upah Buruh
(jam-orang) (Rp)
No Jenis Pekerjaan
Per produk Per pesanan Per jam- Keseluruhan
orang
1 Pengukuran besi dan 0.16 96 3000 288000
alumunium
2 Penghalusan Besi secara 0.96 96 2500 240000
manual
3 Pembubutan 1.5 150 3000 450000
4 Pemboran 0.96 96 2500 240000
5 Penghalusan dengan 0.3 30 2000 60000
mesin skrap
Biaya Buruh Langsung 1278000
BIAYA TAK LANGSUNG PABRIK
No Jenis Biaya Biaya Biaya Tambahan Jumlah
Dasar (Rp) (Rp)
(Rp) Per jam-orang Per pesanan
1 Biaya Tak 14538400 - - 1817300
Langsung
2 Buruh Tak 500000 250 25000 525000
langsung
3 Biaya lainnya 100000 50 5000 105000
Biaya Tak Langsung Pabrik 2447300
BIAYA KOMERSIL
No Jenis Biaya Biaya Biaya Tambahan Jumlah
Dasar (Rp) (Rp)
(Rp) Per jam-orang Per pesanan
1 Biaya Pemasaran 300000 500 50000 350000
2 Biaya 250000 400 40000 290000
Administrasi
Biaya Komersil 640000
PERINCIAN BIAYA PEMBUATAN PALU
KOMPONEN BIAYA JUMLAH (Rp)
Biaya Langsung 1550000
Biaya Buruh Langsung 1278000
Biaya Primer 2828000
Biaya Tak Langsung 2447300
Biaya Produksi 5275300
Biaya Komersial 640000
Harga Pokok Produk Per pesanan 5915300
Harga Pokok Produk Per satuan 59153

Bila keuntungan pokok sebesar 30% dari harga pokok, pajak penjualan adalah 10% dari harga
jual produk.
Harga jual produk tersebut adalah sebesar Rp 76.900
( = Rp 59153 harga pokok + 17747 keuntungan kotor )
Keuntungan bersih yang akan diperoleh dari tiap produk adalh sebagai berikut =
Pajak penjualan = 10% x Rp 76.900
= Rp 7690
Keuntungan yang diperoleh setelah pajak :
= 76900 – 59153 – 7690
= 10057,- per produk
Manufacturing dan Assembling
Manufacturing adalalah proses pembuatan suatu barang yang dalam pembuatannya
biasanya menggunakan mesin, perkakas-perkakas bahkan laboratorium. Barang-barang produksi
ini nantinya dapat dijual atau dipergunakan secara langsung, akan tetapi kebanyakan biasanya
akan dipergunakan kembali untuk proses produksi industri untuk menghasilkan produk yang
lebih kompleks. Misalnya, barang yang dihasilkan dari proses manufacturing adalah ban. Ban ini
kemudian dibeli oleh perusahaan mobil dan pada akhirnya, ban ini dijadikan salah satu
komponen mobil.
Lain halnya dengan assembling. Assembling adalah proses perakitan suatu barang atau
alat yang biasanya dilakukan untuk memperoleh produk yang lebih kompleks. Kita ambil contoh
lagi sebuah perusahaan mobil. Sebelum mobil dirakit, tentunya dibutuhkan komponen-
komponen penyusunnya, seperti ban, setir, jok, kaca spion dll.. komponen-komponen tersebut
diperoleh dari proses manufacturing yang tadi telah dijelaskan sebelumnya. Kemudian setelah
semua komponen tersebut terkumpul, maka dilakukanlah proses perakitan atau pemasangan
(assembling) yang pada akhirnya menghasilkan produk mobil.
Dapat disimpulkan, bahwa manufacturing merupakan proses pembuatan suatu produk
atau barang yang dibuat dari bahan mentahnya, kemudian diolah sehingga menghasilkan sebuah
produk manufaktur. Setelah itu biasanya produk tersebut digunakan kembali dalam proses
produksi industri untuk menghasilkan produk yang lebih kompleks, yang mana dalam proses
menghasilkan proses produk yang lebih kompleks tersebut dilakukan assembling (proses
perakitan).

Anda mungkin juga menyukai