Anda di halaman 1dari 24

1.

SASARAN KURSUS

Memberikan kemampuan untuk menggabungkan semua pengetahuan yang


telah diperoleh kedalam suatu perancangan (penentuan pit limit) dan
perencanaan (pentahapan) dan evaluasi suatu tambang yang modern.

2. PENGERTIAN PERENCANAAN

2.1 DEFINISI PERENCANAAN

Banyak sekali definisi yang dicetuskan mengenai perencanaan ditinjau dari


berbagai sudut pandangan dan tujuan. Salah satu diantaranya adalah
sebagai berikut :

Perencanaan adalah penentuan persyaratan teknik pencapaian sasaran


kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan dalam berbagai macam anak
kegiatan yang harus dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran
kegiatan.

Perencanaan adalah salah satu tahapan kegiatan dalam proses manajemen


(lihat Gambar 1).

Perencanaan tambang :
- bagaimana kita bisa membuat rancangan tambang (mencapai ultimate pit
limit) dalam jangka waktu tertentu secara aman dan menguntungkan.
- bagaimana menentukan tahapan penambangan.

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 1


Perencanaan berhubungan dengan waktu.

Aspek perencanaan tambang yang tidak berkaitan dengan masalah


geometrik meliputi perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja, perkiraan
biaya kapital dan biaya operasi.

Perancangan tambang :
- istilah perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai bagian dari
proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah-masalah
geometrik. Di dalamnya termasuk perancangan batas akhir
penambangan, tahapan (pushback), urutan penambangan tahunan/
bulanan, penjadwalan produksi dan waste dump.
dump.

- bagaimana menentukan ultimate pit limit.


limit.

Perancangan tidak berhubungan dengan waktu.

Gambar 2 menunjukkan posisi perencanaan dalam suatu siklus.

Gambar 3 adalah tahap kegiatan pada Industri Pertambangan.

Gambar 4 memperlihatkan beberapa tahapan untuk melakukan suatu


kegiatan tambang yang berhubungan dengan pengaruh biaya yang harus
dikeluarkan.

Gambar 5 menunjukkan tahap-tahap/urutan didalam perencanaan tambang.

Gambar 6 memperlihatkan dua faktor utama dalam perancangan tambang


terbuka.

Gambar 7 menunjukkan tahap-tahap pengembangan proyek secara


sistematik

2.2 ARTI PERENCANAAN

Perencanaan dapat diartikan sebagai kegiatan berikut :

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 2


1. Penentuan tujuan dan sasaran kegiatan yang ingin dicapai.
2. Proses persiapan secara sistematik mengenai kegiatan yang akan
dilakukan.
3. Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan menggunakan sumber dan
kemampuan yang tersedia secara berdaya guna dan berdaya hasil.
4. Pembahasan dari persoalan, kemungkinan dan kesempatan yang dapat
terjadi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan.
5. Penentuan dari tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan
berdasarkan analisa tujuan dan kesempatan.

2.3 FUNGSI PERENCANAAN

Fungsi perencanaan tergantung dari jenis perencanaan yang digunakan dan


sasaran yang dituju, tetapi secara umum fungsi perencanaan dapat
dikatakan antara lain sebagai berikut :

1. Pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan


dalam pencapaian tujuan.
2. Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan, harapan,
hambatan dan kegagalannya mungkin terjadi.
3. Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.
4. Kesempatan untuk memilih kemungkinan terbaik.
5. Penyusunan urutan kepentingan tujuan.
6. Alat pengukur atau dasar ukuran dalam pengawasan dan penilaian.
7. Cara penggunaan dan penempatan sumber secara berdaya guna dan
berdaya hasil.

2.4. TUJUAN PERENCANAAN TAMBANG

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 3


Tujuan dari pekerjaan perencanaan tambang adalah membuat suatu
rencana produksi tambang untuk sebuah cebakan bijih yang akan :

1. menghasilkan tonase bijih pada tingkat produksi yang telah ditentukan


dengan biaya yang semurah mungkin.
2. menghasilkan aliran kas (cash flow) yang akan memaksimalkan
beberapa kriteria ekonomik seperti rate of return atau net present value.

2.5 MASALAH PERENCANAAN TAMBANG

Masalah perencanaan tambang merupakan masalah yang kompleks karena


merupakan problem geometrik tiga dimensi yang selalu berubah dengan
waktu. Geometri tambang bukan satu-satunya parameter yang berubah
dengan waktu. Parameter-parameter ekonomi penting yang lain pun sering
merupakan fungsi waktu pula.

2.6 RUANG LINGKUP PERENCANAAN TAMBANG

Agar perencanaan tambang dapat dilakukan dengan lebih mudah, masalah


ini biasanya dibagi menjadi tugas-tugas sebagai berikut :

1. Penentuan batas dari pit


Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit)
untuk suatu cebakan bijih. Ini berarti menentukan berapa besar cadangan
bijih yang akan ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan
memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut. Dalam
penentuan batas akhir dari pit,
pit, nilai waktu dari uang belum
diperhitungkan.

2. Perancangan pushback

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 4


Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk
menambang habis cadangan bijih tersebut mulaid ari titik masuk awal
hingga ke batas akhir dari pit.
pit. Perancangan pushback atau tahap-tahap
penambangan ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit perencanaan
yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Hal ini akan membuat masalah
perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih
sederhana. Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai dimasukkan ke
dalam rancangan penambangan karena urut-urutan penambangan
pushback telah mulai dipertimbangkan.

3. Penjadwalan produksi
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di atas kertas, jenjang
demi jenjang mengikuti urutan pushback,
pushback, dengan menggunakan tabulasi
tonase dan kadar untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap 2).
Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut off grade) dan berbagai tingkat
produksi bijih dan waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria nilai
waktu dari uang, misalnya net present value.
value. Hasilnya akan dipakai
untuk menentukan sasaran jadwal produksi yang akan memberikan
tingkat produksi dan strategi kadar batas yang terbaik.

4. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu


Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada
tahap 3), gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat untuk
setiap periode waktu (biasanya per tahun). Peta-peta ini menunjukkan
dari bagian mana di dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk
tahun tersebut. Rencana penambangan tahunan ini sudah cukup rinci, di
dalamnya sudah termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat,
sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk yang dapat ditambang.
Peta rencana pembuangan lapisan penutup (waste dump) dibuat pula
untuk periode waktu yang sama sehingga gambaran keseluruhan dari
kegiatan penambangan dapat terlihat.

5. Pemilihan alat

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 5


Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan
penutup dari tahap 4) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap periode
waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada alat
angkut dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap
tahun). Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya
(dozer, grader, dll.) dihitung pula.

6. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital


Dengan menggunakan tingkat produksi untuk peralatan yang dipilih,
dapat dihitung jumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan untuk
mencapai sasaran produksi. Jumlah dan jadwal kerja dari personil yang
dibutuhkan untuk operasi, perawatan dan pengawasan dapat ditentukan.
Akhirnya, ongkos-ongkos operasi, kapital dan penggantian alat dapat
dihitung.

Catatan:
Catatan:

peta-peta yang dihasilkan dalam tahap 1), tahap 2) dan tahap 4) merupakan
peta tampak atas (plan/level maps).

3. TAHAPAN DALAM PERENCANAAN

3.1 PENDAHULUAN

Tahapan dalam perencanaan menurut LEE (1984) dan Taylor (1977) dapat
terbagi tiga tahap, yaitu :

1. Studi Konseptual.

Studi pada tahap pekerjaan awal ini merepresentasikan suatu


transformasi dari suatu ide proyek kedalam usulan investasi yang luas

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 6


dengan menggunakan metoda-metoda perbandingan dari definisi ruang
lingkup dan teknik-teknik estimasi biaya untuk mengidentifikasikan suatu
kesempatan investasi yang potensial. Biaya modal dan biaya operasi
biasanya didekati dengan perkiraan nisbah yang menggunakan data
historik.

Studi ini akan menekankan pada aspek investasi yang utama dari usulan
penambangan yang memungkinkan. Persiapan studi ini pada umumnya
adalah pekerjaan dari satu atau dua insinyur. Hasil dari studi ini
dilaporkan sebagai evaluasi awal.

Studi ini sering juga disebut order of magnitudes studies atau scoping
studies.

Pada umumnya berdasarkan data sementara/tak lengkap dan yang


keabsahannya masih diragukan.

Hasilnya biasanya merupakan suatu dokumen intern dan tidak


disebarluaskan di luar perusahaan yang bersangkutan.

Di samping meninjau kemungkinan diteruskannya proyek ini, tujuan


lainnya adalah menentukan topik yang harus dievaluasi secara mendalam
pada studi yang lebih rinci di masa yang akan datang.

2. Pra Studi Kelayakan

Srudi ini adalah suatu pekerjaan pada tingkat menengah (intermedia) dan
secara normal tidak untuk mengambil keputusan. Studi ini mempunyai
obyektif didalam penentuan apakah konsep proyek tersebut menjustifikasi
suatu analisis detail oleh suatu studi kelayakan (apakah studi kelayakan
diperlukan) dan apakah setiap aspek dari proyek adalah kritis dan
memerlukan suatu investigasi yang mendalam melalui suatu studi
pendukung.

Studi ini harus dipandang sebagai suatu tahap menengah antara studi
konseptual yang tidak mahal dan suatu studi kelayakan yang relatif

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 7


mahal. beberapa dari studi ini dibuat oleh suatu tim (terdiri 2 & 3 orang).
Kedua atau ketiga orang ini mempunyai akses ke konsultan dalam
berbagai bidang, selain dapat berupa usaha dari multi group.

Data yang digunakan lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik.

Beberapa pekerjaan paling tidak telah dilakukan untuk semua aspek


penting dari proyek seperti pengujian metalurgi bijih, geoteknik,
lingkungan, dsb.

Bagi perusahaan tambang besar, studi pra-kelayakan ini cenderung


masih dianggap sebagai dokumen intern. Perusahaan yang lebih kecil
sering menggunakan dokumen ini untuk mencari dana di pasar modal
untuk membiayai studi-studi selanjutnya. (Ingat kasus Bre-X/Busang!).

3. Studi Kelayakan

Sering pula disebut sebagai bankable feasibility study.


study. Hasilnya
merupakan suatu bankble document yang hampir selalu ditujukan untuk
mencari modal untuk membiayai proyek tersebut. Karena itu, dokumen
yang dihasilkan ini biasanya disebarluaskan pula di luar perusahaan.

Semua aspek utama harus dibahas dalam tahap ini. Hampir semua aspek
tambahan harus dibahas pula.

3.2 BIAYA PERENCANAAN

Biaya perencanaan (Lee, 1984) bervariasi bergantung kepada ukuran dan


faktor alamiah proyek, tipe dari studi yang dilakukan, jumlah alternatif yang
harus diteliti dan sejumlah faktor lain.

Atau bisa dinyatakan dalam persamaan berikut :

Biaya = f (ukuran & sifat dari proyek, jenis studi, jumlah


alternatif yang diinvestigasi, dll).

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 8


Dalam rangka menghitung biaya atau bagian teknik dari studi tidak termasuk
seperti ongkos pemilikan seperti ongkos pengeboran eksplorasi, uji
metalurgi, lingkungan dan studi hukum, atau studi pendukung lainnya,
biasanya dinyatakan sebagai persentase dari biaya modal dari proyek :

Studi konseptual = 0,1 - 0,3 % dari biaya total

Studi pra kelayakan = 0,2 - 0,8 % dari biaya total

Studi kelayakan = 0,5 - 1,5 % dari biaya total

3.3 AKURASI DARI ESTIMASI

3.3.1 Tonase dan kadar

Pada tahap studi kelayakan, karena pengambilan sampel yang banyak dan
pemeriksaan yang berulang, kadar rata-rata dari penambangan dari
beberapa tonase yang diumumkan, disukai karena diketahui memiliki limit
yang dapat diterima, katakanlah 5%, dan diturunkan dari metoda statistik
yang standar. Walaupun tonase yang pasti dari bijih mungkin untuk tambang
terbuka diketahui jika pemboran eksplorasi dari permukaan, dalam
kenyataannya tonase ultimat dari banyak endapan bervariasi karena ia
tergantung pada biaya harga dihubungkan dengan panjang waktu proyek.

Dua standar yang penting yang dapat didefinisikan untuk sebagian besar
tambang terbuka adalah :

1. Cadangan minimum bijih harus sebanding untuk keperluan yang


dibutuhkan untuk seluruh tahun Cash Flow yang diproyeksikan dalam
laporan studi kelayakan haruslah diketahui dengan akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Sebuah tonase ultimat yang potensial, diproyeksikan berlanjut dan


optimistik, seharusnya dikalkulasikan dengan baik untuk mendefinisikan

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 9


area tambahan yang berpengaruh untuk penambangan, dan dimana
dumping area serta abngunan pabrik musti diletakkan.

3.3.2 Unjuk kerja

Unit-unit dari penambangan open pit sudah memiliki rate unjuk kerja yang
stabil dan biasanya dicapai jika bekerja dalam organisasi yang baik dan
pengorganisasian alat (misal Shovel dan Truck) secara tepat. Unjuk kerja
akan terganggu jika pekerjaan tambahan (pengupasan tanah penutup dalam
sebuah pit) tidak mencukupi. Pemeliharaan harus dilakukan dan pekerjaan
ini harus dijadwalkan secara baik dan disediakan dalam laporan studi
kelayakan.

3.3.3 Biaya

Beberapa mata biaya, terutama ongkos oeprasi di lapangan, hanya berbeda


sedikit dari tiap tambang dan dapat diketahui secara detail. Beberapa
mungkin unik atau sukar untuk diperkirakan. Umumnya akurasi dalam modal
atau estimasi biaya operasi kembali kepada akurasi dalam kuantitas, kuota
yang ada atau unit harga, kecukupan ketentuan untuk ongkos tidak
langsung dan overhead. Tendensi terakhir menunjukkan adanya batas yang
meningkat.

Akurasi dari modal dan estimasi dari biaya operasi meningkat ketika proyek
meningkat dari studi konseptual ke pra kelayakan dan tahap studi
kelayakan. Normalnya range yang bisa diterima untuk akurasi diberikan
sebagai berikut :

Faktor kesalahan dari studi konseptual + 30% dari biaya total

Faktor kesalahan dari pra studi kelayakan + 20% dari biaya total

Faktor kesalahan dari studi kelayakan + 10% dari biaya total.

3.3.4 Harga dan perolehan

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 10


Pendapatan selama umur tambang adalah kategori utama dari uang. Itu
harus membayar seluruhnya, termasuk pembayaran kembali dari investasi
awal dari uang. Krena pendapatan adalah dasar yang terbesar dalam
mengukur faktor ekonomi tambang sehingga lebih sensitif mengubah
penerimaan daripada mengubah faktor-faktor lain dari jenis-jenis
pengeluaran.

Penerimaan ditentukan oleh kadar, recovery,


recovery, dan harga dari produk metal.
Oleh karenanya, harga adalah: (a) sejaun ini sangat sulit untuk estimasi dan
(b) suatu jumlah yang besar diluar dari kontrol estimator. Walaupun
mengabaikan inflasi, harga pembelian secara lebar bervariasi terhadap
waktu. kecuali komoditi yang bisa dikontrol dengan tepat, mereka mengarah
untuk mengikuti bentuk siklus.

Departemen pemasaran harus menginformasikan hubungan suplai dan


permintaan dan pergerakan harga metal. Mereka dapat juga menyediakan
harga rata-rata metal di luar negeri dalam harga dolar sekarang, baik
kemungkinan maupun konservatif. Harga terakhir berkisar 80% dari
kemungkinan atau lebih. Idealnya, walaupun pada harga konservatif, harus
tetap menguntungkan.

4. CHECKLIST DATA AWAL YANG HARUS DIKUMPULKAN

Pada awal tahap perencanaan untuk setiap proyek (tambang) yang baru,
terdapat banyak faktor dari berbagai jenis yang harus dipertimbangkan.
Beberapa faktor tersebut dapat dengan mudah diperoleh, sedangkan
beberapa faktor lain diperoleh dengan suatu keharusan melakukan studi
yang mendalam (misalnya geometri pit).

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 11


Untuk menghindari ketidaklengkapan data, maka sebaiknya dibuat suatu
checklist (rebel, 1975, “Field Work Program Checklist for New Properties”).

Checklist Item

1. Topografi
a. USGS maps  1 : 500 1 : 1000
b. Special Aerial or lamd survey establish control stations

2. Kondisi iklim (Climate condition)


a. Ketinggian
b. Temperatur  rata-rata bulanan sudah cukup.
c. Prespitasi (untuk penirisan)
 rata-rata presipitasi tahunan
 rata-rata curah hujan bulanan
 rata-rata Run-off (keadaan normal dan flood/banjir)
d. Angin, maks, tercatat dalam arah.
e. Kelembaban.
f. Delay.
g. Awan, fog.

3. Air
a. Sumber : mata air, sungai, danau, bor.
b. Ketersediaan : hukum, kepemilikan, biaya.
c. Kuantitas : ketersediaan perbulan, kesempatan aliran, kemungkinan
lokasi bendungan.
d. Kualitas : sampel, perubahan-perubahan kualitas, efek kontaminasi.
e. Sewage Disposal Methode.

4. Struktur Geologi
a. Dalam daerah tambang.
b. Disekeliling daerah tambang.
c. Kemungkinan gempa bumi.

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 12


d. Akibat pada slope (maks. slope).
e. Estimasi dan kondisi fondasi.

5. Air Tambang
a. Kedalaman.
b. Konduktivitas.
c. Metode Penirisan.

6. Permukaan
a. Vegetasi : tipe, metode pembabatan, biaya.
b. Kondisi yang tidak biasa : danau, endapan deposit, pohon-pohon
besar.

7. Tipe/Jenis Batuan (Bijih, overburden)


a. Sample untuk uji kemampuan dibor.
b. Fragmentasi : Hardness, derajat pelapukan, bidang-bidang
diskontinu, kecocokan untuk jalan.

8. Lokasi untuk Konsentrator.


a. Lokasi tambang, Haul up hill, down hill.
b. Preparasi lokasi (cut, fill).
c. Proses air : gravitasi, pompa.
d. Tailing Disposal.
e. Fasilitas pemeliharaan.

9. Tailing Pond (daerah)


a. Lokasi pipa.
b. Alamiah, bendungan, danau.
c. Pond overflow.

10. Jalan
a. Peta jalan
b. Informasi jalan-jalan yang ada :

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 13


 lebar, permukaan, batas maksimum beban
 batas maksimum load sesuai musim
 pemeliharaan.
c. Jalan yang dibuat (harus) oleh perusahaan
 panjang
 profile
 cut and file
 jembatan
 pengkondisian tanah
 dll.

11. Power
a. Ketersediaan (PLN) : kilovolt, jarak (terdekat), biaya.
b. Kabel ke SIB.
c. Lokasi sub station.
d. Kemungkinan untuk power station sendiri.

12. Smelting
a. Ketersediaan pabrik.
b. Metode pengapalan : jarak, alat angkut, awak, reet, dll.
c. Biaya.
d. Aspek terhadap lingkungan.
e. Rel KA, dok.

13. Kepemilikan lahan


a. Kepemilikan : begara, pribadi.
b. Tata guna lahan.
c. Harga tanah.
d. Jenis oplians : sewa, beli, dll.

14. Pemerintah
a. Suasana politik.
b. Hukum, UU pertambangan.

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 14


c. Keadaan lokal.

15. Kondisi ekonomi


a. Industri utama yang ada, berpengaruh ke infrastruktur.
b. Kesediaan tenaga kerja.
c. Skala penggalian.
d. Struktur pajak.
e. Ketersediaan sarana, toko, rumah sakit, sekolah, rumah.
f. Ketersediaan material, termasuk bensin, semen, gravel.
g. Pembelian.

16. Lokasi Pembuangan (waste) : tambang, rumah sakit, perumahan


a. Jarak.
b. Profil jalan.
c. Kekungkinan proses lebih lanjut.

17. Aksessibilitas dari kota utama ke luar


a. Metode transportasi.
b. Realibilitas dan transportasi yang tersedia.
c. Komunikasi.

18. Metode mendapatkan informasi


a. Past records (pemerintah).
b. Memelihara alat-alat komunikasi
c. Mengunpulkan conto.
d. Pengukuran dan pengamatan lokasi lapangan.
e. Survey lapangan
f. Layout pabrik.
g. Check untuk load informasi
h. Check hukum lokal.
I. Personal inquiry dan observasi suasana politik dan ekonomi.
j. Peta-peta.
k. Cost inquiries.

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 15


l. Material.
m. Membuat utility, avaliability, inquiries.

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 16


REENERGIZING THE SYSTEM

MANAGERIAL TRANSFORMATION PROCESS


Input Output
Part 2 Part 3 Part 4 Part 5 Part 6
Planning O rganizing Staffing Leading C ontrolling
1. Human 1. Product
Nature of Nature of Nature of The human System and
planning organizing staffing factor process of 2. Services
2. Capital controlling
Objectives Departemension Selection of Motivation
managers Control 3. Profits
Premising Line and Staff Leadership
3. Managerial techniques
Decision Decentralization Appraisal of Communication 4. Satisfaction
making managers Control of
4. Technological Committees and overall
Manager and 5. Goal integration
Strategies group decisions performance
policies organization
Effective development Effective 6. Other
Goal Inputs
Effective organizing Managing
of claimants planning

C O M M U N I CA T I O N S Y S T E M

1. Employees 5. Goverments External Variables


2. Consumers 6. Community 1. Opportunities
3. Suppliers 7. Other 2. Constraints Enterprise
4. Stockholder 3. Other boundary

Gambar 1 System approach to management

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 17


* Peta Topografi Prospeksi * Peta Temuan
* Geologi * Percontoh Batuan
* Mineralogi
* Geofisika
* Geokimia
* Jumlah&Sifat
Cadangan

* Pemboran Inti Eksplorasi * Kadar endapan


* Sumur Uji (tes pit) * Sifat fisik,kimia,mekanik
* Terowongan buntu (adit) * Stratigrafi & Litologi

Studi Kelayakan
* Penentuan Sasaran * Layak/tidak layak
(target) produksi ditambang ?
* Pemilihan metoda * Kerusakan lingkungan
penambangan dapat ditangani
* Pemilihan peralatan : Dokumen Amdal, RKL,
macam dan ukurannya RPL
* Evaluasi teknis & ekonomis

Layak Tambang Tidak Layak Tambang


(mineable) (unmineable)

Masuk Arsip

* Ada Agunan * Jual Saham

* Jaminan Mencari Dana * Pinjaman Bank


kepercayaan * Uang Sendiri

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 18


* Penentuan sasaran produksi
* Pemilihan metoda penambangan

& batas penambangan Rekacipta Tambang


* Penentuan macam & ukuran
peralatan * Peta rancangan
* Analisis kemantapan lereng kemajuan
* Tata letak sarana &
prasana tambang

A
* Pengupasan tanah penutup * Medan
kerja awal
* Pembangunan sarana * Sumuran dalam

prasarana tambang Persiapan * Terowongan buntu

Penambangan

* Geologi & pemercontohan Penambangan * Produksi bijih


* Pemetaan kemajuan tambang * Re-vegetasi
* Pemberaian, pemuatan &
penangkutan
* Energi, bahan kerja, suku
cadang
* Pengelolaan & pemantauan
lingkungan

Pengolahan Bahan Galian * Konsentrat

* Pengecilan ukuran & Klasifikasi


* Pencucian & konsentrasi

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 19


* Pengelolaan & pemantauan
lingkungan

* Proses ekstraktif metalurgi Metalurgi * Paduan logam


* Pemurnian logam * Logam murni
* Pengelolaan & pemantauan
lingkungan

Pemasaran

* Pengangkutan
* Promosi
* Penelitian & pengembangan
produksi

Gambar 2. Tahap kegiatan pada industri pertambangan


(Sumber : Catatan kuliah perencanaan tambang)

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 20


$

change in market
eksplorasi

discovery demand for


mineral product $
advance
in delineation
technology
sell product
occurance of
ore deposit
mine process
develop mine &
extraction facilities

kedudukan
perencanaan

Gambar 3. Mineral supply process (McKenzie, 1980)

PLANNIN G IMPLEMENTATION PRODUCTION

PHASE
CONCEPT DESIGN
STAGE PRELIMI STAR
STUDY FEASI CONST. OPERAT.
NARY UP
BILITY
STUDY COMML
STUDY

MILESTONE INVESTMENT DECISION

Gambar 4. Pengaruh tahapan perencanaan terhadap biaya (Lee, 1984)

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 21


DATABASE MINE DESIGN
EVALUATION DESIGN
PREPARATION PARAMETER

GEOLOGI DATABASE INTERATIVE

economic conceptual feasibility


GEOTECHNICAL parameters study
DRILLING

ENVIRONMENT technical prefeasibility detailed mine


parameter study design

OPTIMALUZATION CONSTRUCTION
PLANS

Gambar 5. Fase perencanaan tambang (D.J. Charbonneau, 1991)

HUMAN FACTORS
ECONOMIC UNCERTAINLY, DYNAMIC
AND CONSTANLY CHANGING

COMMODITY DISCOUNT RATES


PRICES MINING COST
INTEREST PROCESSING COST
CAPITAL COSTS
RATES OVERHEAD COST
COMMODITY PRICES

MINE DESIGN
OTHERS PRODUCTION COSTS PARAMETERS
COST

AFFECTING THE
ULTIMATE PIT LIMIT DESIGN

TOPOGRAFI GRADE MODELS


DILUTIONS
HIDROLOGI
MINE RECOVERY
MILL RECOVERY
BEDDING
SLOPE ANGLES
PIT LIMIT ROCK MASS DENSITIES
CHARACTERISTIC ROCK TYPE MODELS
GRADE
DISTRIBUTION BENCH HEIGHTS

LITOLOGY

NON HUMAN FACTORS GEOLOGIC AL UNCERTANLY, CONSTANLY CHANGIN G AS INFORMATION IS ADDED TO DATABASE

Gambar 6. Open pit design parameter (D.J. Charbonneau, 1991)

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 22


KONSEP METODA
PENAMBANGAN

KONSEP METODA
PENAMBANGAN

EVALUASI EVALUASI
CADANGAN CADANGAN
AWAL DETAIL

STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN


EKSPLORASI PEREKAYASAAN PENGADAAN KONSTRUKSI
KONSEPTUAL DETAIL

UJI BAHAN BAKU


UJI METALURGI
UJI METALURGI
SISTEMATIK
AWAL

DATA PENDUKUNG DATA PENDUKUNG


(AWAL) (AWAL)

Gambar 7. Skematik tahapan-tahapan pengembangan proyek pertambangan umum


(Sumber : Catatan kuliah perencanaan tambang)

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 23


5. DAFTAR BACAAN

Tino Ardhyanto Abdul Rachman, “Open Pit Optimization : A Comparative Study


on the Application of Moving Cone and Lerchs - Grossmann Methods”,
Thesis Master of Engineering, Golder Colorado, 1995.

William Hustrulid and Mark Kuchta, “Open Pit Mine Planning & Design”, Vol I,
A.A. Balkema/ Rotterdam/Brockfield, 1995.

Dasar-dasar Perencanaan Tambang - 24

Anda mungkin juga menyukai