Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLER IC AT89C51
DISUSUN :
Nama : Haris Afiatno
NIM : 5250402032
2006
ABSTRAK
Haris Afiatno, 2007. Pembuatan Cdi Sepeda Motor Menggunakan
Mikrokontroler IC AT89S51. Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
MIKROKONTROLER IC AT89C51
Oleh :
HARIS AFIATNO
NIM. 525 040 2032
September 2006
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
B. Permasalahan ........................................................................... 3
D. Penegasan Istilah...................................................................... 4
iv
A. Bahan dan Alat Penelitian........................................................ 35
D. Desain Pelaksanaan.................................................................. 39
B. Saran......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
dengan menggunakan mesin konversi energi yang juga disebut sebagi motor
termis. Mesin termis pada dasarnya dibagi menjadi dua macam yaitu : Internal
dalam suatu tempat yang disebut ruang pembakaran. Reaksi eksotermis bahan
Ciri utama dari internal combustion engine yaitu kerja yang digunakan
terbentuk dari aksi secara langsung gas panas yang dikeluarkan sehingga
seperti : motor bakar torak (motor diesel dan motor bensin), mesin wankel dan
turbin gas siklus tertutup. Berbeda dengan external combustion engine seperti
mesin uap, turbin uap dan turbin gas siklus tertutup, dimana proses
1
2
mesin diesel dan Sp ark Ignition Engine (SI engine) atau motor bensin. Pada
CI engine (mesin diesel) penyalaan campuran dan bahan bakar terjadi karena
berlangsung tanpa adanya pukulan atau detonasi. Bila pengapian yang terjadi
terlalu awal maka gas sisa yang belum terbakar, terpengaruh oleh pembakaran
yang masih berlaku dan pemampatan yang masih berjalan, akan terbakar
tetapi berarti juga menurunnya daya. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi
mesin.
motor sebesar mungkin, merupakan hal yang sangat mutlak, bukan hanya saat
pengapian dasarnya tetapi juga jumlah derajat yang lebih awal pada frekuensi
terjadi pada saat torak berada disekitar 15 sampai 20 derajat engkol sesudah
TMA. Jadi penyalaan yang baik bergantung pada kecepatan perambatan nyala,
B. PERMASALAHAN
membuat suatu perangkat alat yang dapat memberikan sinyal untuk membakar
bahan bakar yang ada di dalam silinder sesuai dengan kebutuhan mesin dari
C. PEMBATASAN MASALAH
software dan untuk diujikan pada mesin dinotest. Sehingga terjadi performa
yang maksimum.
mesin dengan mengubah analog yang berasal dari sensor putaran untuk
memberikan arus pada busi sehingga terjadi percikan bunga api tepat
putaran mesin. Setelah masuk banyaknya sinyal yang ada dihitung dan
D. PENEGASAN ISTILAH
Penegasan istilah merupakan penjelasan secara rinci dan tegas arti atau
makna suatu kata atau istilah yang terkandung dalam judul skripsi agar tidak
terjadi salah penafsiran oleh pembaca. Penegasan istilah berkenaan dengan judul
dari ” ignition ” melalui titik-titik kontak pemutus arus. Cdi disini menggunakan
2. Sepeda Motor.
bakar minyak (bensin) sebagai energi yang dikonversikan menjadi energi mekanik
3. Mikrokontroler
Merupakan kombinasi dari CPU, memori I/O dalam sebuah chip atau
sering juga disebut lingkungan chip mikrokontroler (SCM). CPU merupakan unit
5
pengolah pusat terdidi dari dua bagian yaitu unit pengendali control unit (CU)
serta unit aritmatik dan logika Aritmatik Logik Unit (ALU). Fungsi utama unit
yang tersimpan dalam memori. Unit pengendali mengatur urutan operasi seluruh
sistem. Unit ini juga menghasilkan dan mengatur sinyal pengendali yang
menendalikan aliran informasi pada bus data dan bus alamat. Dilanjutkan dengan
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Membuat dan merangkai suatu alat yang dapat membakar bahan bakar
dalam ruang bakar sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh putaran
mesin.
2. Mencari daya yang maksimal pada motor bensin dengan bahan bakar
secara ekonomis.
bensin.
F. MANFAAT PENELITIAN.
kehidupan bermasyarakat.
otomotif modern.
G. SISTEMATIKA PENULISAN.
memahami gambaran permasalahan yang akan dibahas, dalam bab ini akan
teori dalam bab ini yang akan dibahas yaitu mengenai latar belakang masalah,
AT89S51, CDI.
alat-alat tersebut.
pembahasan akan dipaparkan hasil dari penelitian, analisi data hasil pengujian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Motor bensin juga disebut spark ignition engine (SI engine) karena
penyalaan (ignition) campuran bahan bakar udara dengan loncatan bunga api
(spark) pada elektrode busi. Pada motor bensin pencampuran antara bensin
dan udara umumnya terjadi saat sebelum masuk ke dalam silinder, baik
dengan perbandingan udara dan bahan bakar yang sesuai sehingga mudah
ini dikompresi dan dinyalakan oleh loncatan bunga api busi pada saat
menjelang titik mati atas (TMA). Gas panas yang dihasilkan dari proses
a. Langkah hisap
katup buang menutup. Piston melakukan ekspansi dengan bergerak dari titik
mati atas (TMA) menuju titik mati bawah (TMB). Campuran udara dan bahan
bakar masuk ke dalam silinder melalui saluran masuk bahan bakar dan udara,
8
9
katup hisap berfungsi untuk mengatur masuknya bahan bakar kedalam
silinder.
b. Langkah Kompresi
silinder naik. Pada motor bensin tekanan dalam silinder tidak boleh melebihi
bunga api dari busi dipercikan sehingga terjadi pembakaran yang disertai
– 11.
engkol gerak resiprok (gerak bolak-balik) piston diubah menjadi gerak rotasi
mesin, sebagian energi ini untuk menggerakkan komponen mesin yang lain
dan sebagian lagi disimpan dalam roda gila untuk proses selanjutnya.
bakar dalam silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api pada busi
diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang telah
dan bila bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder, akan terbakar secara
serentak.
11
Motor bensin menghasilkan tenaga dari pembakaran di dalam
ingin megembang tidak ada ruangan, akibatnya tekanan dalam silinder naik,
pada kondisi tersebut dibutuhkan bunga api yang dipercikan oleh busi
pembakaran teratur dimana selalu terdapat dua tahapan yaitu bagian yang
tidak terbakar dan bagian lain yang terbakar, keduanya dibatasi oleh
2500 K.
d. Langkah Buang
buang terbuka. Piston bergerak dari TMB naik keatas menuju TMA
mendorong gas sisa hasil pembakaran keluar melalui saluran buang. Dari
2. Prinsip pengapian.
adalah suatu sistem pada motor bakar yang menjamin motor dapat bekerja.
sebagai berikut :
Pembakaran normal bila seluruh campuran bahan bakar dan udara terbakar
oleh nyala api yang berasal dari busi, sesuai dengan waktu yang telah
seluruh campuran udara dan Bahan bakar dibutuhkan bunga api yang kuat.
13
b. Saat pengapian yang tepat.
dapat mengubah-ubah saat pengapian sesuai dengan rpm dan beban motor.
Setelah campuran bahan bakar dibakar oleh bunga api, maka diperlukan
waktu tertentu bagi bunga api untuk merambat di dalam ruang bakar. Oleh
sebab itu akan terjadi sedikit kelambatan antara awal pembakaran dengan
TMA. Akan tetapi karena diperlukan waktu untuk perambatan api, maka
campuran udara-bahan bakar harus dibakar sebelum TMA. Saat ini disebut
Oleh karena itu sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup
itu sendiri.
3. Kecepatan Mesin.
adalah :
d/360 N min
V: 1995:287].
Derajat pengapian
60
40
Beban
20
2000 4000 (rpm mesin)
15
B. Mikrokontroler AT89S51
berikut:
berikut:
a. Pena 1 sampai 8 (port 1) merupakan port parallel 8 bit dua arah yang
addres 0000H.
c. Pena 10 sampai 17 ( port3 ) adalah parallel port 8 bit dua arah yang
(timer 0), T1 (timer 1), WR (write) dan RD (read). Bila fungsi pengganti
tidak dipakai pena-pena ini dapat digunakan sebagai port parallel serba
guna.
g.Pena 21 sampai 28 adalah port parallel 2 (port 2) selebar 8 bit dua arah.
eksternal.
internal.
k.Pena 32 sampai 39 (port 0) merupakan port parallel 8 bit open drain dua
arah. Bila digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan
3. Organisasi Memori
disk.
internal adalah memori dalam ALU. Waktu akses register sangat cepat,
umumnya kurang dari 100 ns. Memori utama adalah memori suatu system
lebih lambat dari pada register internal antara 200ns sampai 1000ns.
(address space) untuk program dan data. Pemisahan memori program dan
memori data membolehkan memori data untuk diakses oleh alamat 8 bit.
Maka data terletak pada ruang alamat terpisah dari memori program. RAM
yaitu :
langsung.
20
d. Ruang alamat data eksternal sebanyak 64 Kbyte (off-chip) yang
4. Pewaktu CPU
osilator) yang dapat digunakan sebagai sumber clock bagai CPU. Untuk
ground.
chip, yang dapat digunakan sebagai sumber detak (clock) ke CPU. Untuk
21
menggakannya, hubungkan sebuah resonator kristal atau keramik diantara
kapasitornya ke ground.
permintaan interupsi. Program counter (PC) akan diisi alamat dari vektor
Proses interupsi
seperti contoh interupsi jenis ini adalah INT0 dan INT1 ( eksternal
serta timer counter 0, timer counter 1 dan interupsi dari port serial
(internal).
antar muka-memori.
program.
pengontrolan.
penggantian titik kontak dengan unit CDI. Penggantian titik kontak dengan
pada titik kontak mudah sekali teroksidasi, aus, dan sensitive terhadap air.
Bila titik kontak platina terjadi hal-hal tersebut maka akan mempengaruhi
kinerja dari sepeda motor. Dengan penggantian titik kontak dengan unit
Bila sistem pengapian baik maka motor akan mudah untuk dihidupkan.
dihasilkan oleh koil eksitasi pada magneto CDI mengalir melalui diode
konduktor dank arena itu, muatan listrik yang disimpan didalam kondensor
busi. Tanpa D3 arus akan mengalir seperti terlihat pad gambar dibawah no
(1). Dan kondensor akan diisi lagi dengan arus balik setelah pengeluaran
(discharge). Jadi, tidak ada arus mengalir ke kumparan primer dari koil
Dengan kata lain bila magnit yang ditetapkan pada rotor melewati
koil pulser maka arus akan mengalir ke koil pengapian untuk kemudian
bunga api dihasilkan oleh busi. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
timing dari pengapian ditentukan oleh penetapan posisi dari koil pulsa. Ini
masih digunakan sampai sekarang ini. Sifat-sifat dari sistem CDI yaitu
sebagai berikut :
b. Tidak terjadi loncatan bunga api yang melintasi celah titik-titik kontak
start dan performa yang sangat baik pada kecepatan rendah terjamin.
27
c. Saat putaran tinggi bunga api yang dihasilkan oleh busi lebih stabil
f. Busi tidak mudah kotor karena voltase sekunder yang lebih tinggi.
g. Sirkuit yang ada didalam sistem CDI dibungkus dalam cetakan plastik,
kecepatan rotor naik. Pada saat yang sama voltase naik lebih cepat. Ini
berarti bahwa voltase mencapai “ gate trigger level “ dari thyristor lebih
28
cepat dengan perbedaan sudut engkol. Pada gambar dibawah ini
menunjukan posisi (a) adalah keadaan saat mesin pada posisi stasioner
(800-900 rpm), (b) saat mesin pada kecepatan sedang (±4000rpm) dan
posisi (c) adalah saat mesin pada kecepatan tinggi (±7000) rpm).
2. Pulser
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
waktu yang lama dengan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Untuk
desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalnya
maka perlu sekali diketahui desain-desain yang sering digunakan dalam penelitian
tersebut, desain penelitian yang sering digunakan adalah desain percobaan, desain
percobaan tidak lain dari semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan
melaksanakan penelitian.
30
31
Pada percobaan ini desain yang akan digunakan adalah desain One-shot
case study yaitu penelitian hanya mengadakan satu kali penelitian yang
1. Alat Penelitian
a. Tool set, digunakan sebagai alat bantu untuk bongkar pasang bagian-
yang dibutuhkan.
komponen elektronik.
32
g. Selang bahan bakar untuk menyalurkan bahan bakar dari gelas ukur ke
karburasi.
yang diperoleh.
2. Bahan penelitian
b. Bensin premium.
e. Minyak pelumas.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua macam variable utama yang diteliti, variabel-
1. Variabel bebas
gejala. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa variabel bebas merupakan
2. Variabel Terikat
menyesuaikan diri dengan kondisi lain, yang disebut variabel bebas. Dengan
kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya
variabel bebas. Penelitian ini variabel terikatnya adalah daya dan konsumsi
3. Variabel Kontrol
agar variabel terikat yang muncul bukan karena variabel lain, tetapi benar-
pengaruhnya. Dengan kata lain control yang dilakukan terhadap variabel ini,
KESIMPULAN
D. Desain Penelitian
1. Menyiapkan sampel yang akan digunakan, yaitu mesin Honda supra X 110
2. Menyiapkan dua buah CDI ( CDI standart Honda Supra X dengan CDI
5. Mengukur tekanan kompresi mesin dalam silinder sesuai standart yaitu 9-13
Kg/ cm 2.
2000, 2500, 3000, 3500, 4000, 4500,. untuk mengambil data pada CDI
mikrokontroler AT89S51.
Putaran mesin 1500, 2000, 2500, 3000, 3500, 4000, 4500, untuk mengambil
data pada CDI mikrokontroler AT89S51. Catat hasil penelitian dalam tabel
Konsumsi BB
Rpm
Rpm
Dalam bagian bab ini akan dibahas mengenai : software dan hardware
A. PERENCANAAN.
serta adanya control (M. Nazir, 1983 : 74). Jadi eksperimen dibawah
dibuat dan diatur oleh peneliti. Dalam kasus ini yang diatur sedemikian
38
39
1. Pembuatan Hardware
Rangkaian CDI ini terdiri dari 4 bagian penting yang saling mendukung
satu dengan yang lain. Dibawah ini merupakan blok rancangan awal dari
rangkaian CDI.
Rangkaian CDI
SENSOR Mikrokontroler
AT89S51
Display sevent
segmen
a. Sensor
sensor yang digunakan berupa sebuah koil eksitasi atau yang biasa
Lilitan
Magnet
40
b. Mikrokontroler
dibutuhkan IC 7805.
IC 7805 +
Accu
c. Rangkaian CDI
penyimpan arus dari koil eksitasi, 4 dioda seri 4007 dan SCR.
Led sebagai pembentuk karakter dan satu led untuk nyala titik
2. Pembuatan software.
1). Pada saat kunci kontak pada posisi ON, arus baterai / aki
perintah / program.
yang mengukur tepat dalam waktu sekian detik atau frekuensi putar
tersebut. Dalam kasus ini kita membutuhkan sebuah timer dan counter.
yang digunakan sebagai timer adalah TL0 dan TH0. Untuk mendapatkan
44
konfigurasi seperti ini maka harus mengatur register TMOD (timer Mode)
sebagai berikut:
ukuran 16 bit. Maka dipilih mode1. dengan demikian bit pembentuk mode
pada nibble dibentuk angka 1. bit pembentuk mode adalah bit0 dan bit1
dalam bit tersebut. Dengan demikian bit0 dan bit1 disusun sebagai 01b.
• Dari dua poin diatas didapat bilangan untuk nibble atas sebagai 101b atau
0101b.
• Nibble bawah diatur agar menjadi timer. Dan karena diinginkan waktu
yang akurat maka dipilih mode 1. Maka didapat perhitungan untuk nibble
Selain register TMOD, masih ada register TCON yang perlu disetting.
Enable). Interupsi yang akan di enable yang ada adalah interupsi timer 0.
dengan demikian flag ET0 dan flag EA harus diset. Bilangan yang harus
Untuk mendapatkan format yang bisa dipahami oleh mikro, maka dalam
mode auto reload timer 1 pengisian TH1 dalam timer 1 diisi dengan 256-
100=156. Dengan demikian setiap terjadi limpahan 100 dari counter TL1.
Karena jumlah digit yang tersedia hanya empat maka angka terbesar yang
variable yang akan ditampilkan sebesar 16 bit, atau sama dengan 4x4 bit,
atau sama dengan 4nibble. Dengan demikian jumlah digit seven segment
yang terjadi. Isi dari Ram tersebut berupa angka yang digunakan sebagai
pembanding.
MOV R2,SATUAN
MOV R3,PULUHAN
MOV R4,RATUSAN
MOV R5,RIBUAN
Perbandingan tersebut yang akan digunakan pada interupsi
memberi logika 1 pada bendera TCON.1 dengan perintah setb EX0. dan
memulai dijalankan dengan mengeset 1 bendera IE. Hal ini dilakukan pada
interupsi akan dijalankan setiap ada sinyal yang masuk pada kaki Port.3.2.
47
telah diukur kemudian dicocokan dengan variabel mode yang sesuai pada
bagian bawah diberi perintah ekskusi SETB SCR untuk penyalaan busi
3. Pembuatan PCB.
sebagai berikut :
elektronika.
PCB.
48
dan dikeringkan.
BAB V
A. HASIL PENELITIAN
Pengujian alat dibagi menjadi dua yaitu pengujian software atau program
mikrokontroler AT89C51.
mengukur arus dari keluaran atau sinyal CDI menuju kekoil. Untuk
terletak di sebelah kiri mesin, diberi tanda berupa angka dan huruf. Setelah
49
50
1. Pengujian Software.
Kecepatan Mesin
Mode Delay Ignition
RPM RPS
Mode0 < 1500 < 25 111μs
timer akan datang jika telah menghitung tepat dalam waktu satu detik.
Namun setiap ada sinyal datang dari pulser , maka diangap sebagai
51
2. Pengujian Hardware.
Dari hasil percobaan ini didapat data konsumsi bahan bakar disertai
dengan melihat tanda yang terdapat pada fly whell atau magnet yang
Magnet diberi tanda strip yang jarak intervalnya adalah 5mm atau
0,5 cm. sedangkan keliling dari magnet tersebut adalah 35,5 cm. maka
360 / 35.5 sama dengan 10,1. jadi satu strip mewakili 50. adapun data
1500 32,57 s 3
2000 22,86 s 3
2500 20,84 s 4
3000 17,58 s 5
3500 12,90 s 5
4000 11,32 s 5
4500 10,96 s 5
52
1500 42.19 s 3
2500 33,33 s 3
3000 34,56 s 4
3500 28,01 s 11
4000 19,56 s 5
4500 10,98 s *K
B. Pembahasan
dengan daya dan torsi ikut meningkat. Dan timing ignition akan semakin
Untuk kecepatan stasioner, timing ignition CDI standar jatuh pada angka
Waktu kecepatan sedang timing terjadi pada angka empat. Maka 4 x 5 = 200 ,
dari waktu stasioner. Kecepatan sedang terjadi antara 2000 – 2500 rpm,
langkah ini menunjukan adanya langkah transisi. Begitu pula pada keadaan
kecepatan tinggi terjadi waktu pemajuan timing sebesar 50, yang berarti terjadi
tetap. Maka dapat dikatakan bahwa pulsa teratas telah mencapai puncak, atau
bisa dikatakan bahwa CDI standart mengandung pembatas arus atau Limiter.
Dari segi konsumsi bahan bakar, CDI standart masih jauh lebih irit
tidak menyala secara kontinu) sehingga bahan bakar yang sudah tercampur
tidak jadi terbakar dan akhirnya terbuang. Pengapian CDI mikrokontroler juga
knocking. Hal ini disebabkan sensor yang ada kurang tepat bila masih
menggunakan pulser. Namun disisi lain bunga api yang terjadi lebih besar.
54
Pada sistem CDI, induktansi Primer dan sekundernya rendah dan arus
yang besar mengalir pada belitan primer. Karena itu jumalah belitan primer
dibuat sangat kecil (10 lilitan ). Walaupun dengan Ns/Np yang masih tinggi
(166). Akan diperoleh jumlah lilitan pada sekunder yang masih kecil sekitar
maupun kapasitansi rangkaian sekunder juga kecil sehingga rise time nya
kecil.
35
32,57
Konsumsi Bahan Bakar
30
25
22,86
20 20,84
17,8
15
12,9
10 11,32 10,96
5
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
RPM
45
42,19
12
10
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000
4
Ttiming
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
RPM
BAB VI
A. SIMPULAN
berikut :
bentuk voltase nya bila dilihat dari osiloskop. Hal ini menyebabkan
2. Konsumsi Bahan bakar CDI standart masih lebih baik dari pada
57
58
B. SARAN
diadakan perubahan yaitu pengambilan data tiap kali ada sinyal datang.
DAFTAR PUSTAKA
Wiranto Aris Munandar. 1988. Penggerak Mula Motor Bakar. Bandung : ITB
Pers.
Gava Media.
Boentarto, Drs. 2005. Menghemat Bensin Sepeda Motor. Semarang : Effhar &
Dahara Prize.
Suganda Hadi & Kageyama Katsumi. 1993. Pedoman Perawatan Sepeda Motor.