Anda di halaman 1dari 7

c 


Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari
ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.

  


Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi
masuk ke dalam pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam
kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang
sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid,
flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan
keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat
digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini
diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia
tertentu
3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya
dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali
membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan
sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian
ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi
penggunaan obat tradisional.
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun.
Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk
menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan
tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan
larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses
ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam
dan di luar sel.
¦  
·   
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan
yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
·  
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3
jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui
sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan
berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat
yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
·  
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan
dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari
dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor
bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat
aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh
cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di
KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.
·  
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam
labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang
berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan
sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4
jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
·   
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel
sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan
minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu
akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam
corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
·   
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat
oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik
didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan
pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu
alas bulat penampung.
u    
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di antara 2
fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase
pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat
terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk
dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut
sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.
u  !  "  
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan
oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia bergerak naik
mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia
tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda
berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan.
u  !  #$
 $ %
&'!
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak
berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah karena adanya
daya interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada
lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan
oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke
tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil
melepaskan energi.
(  $ %¦ !
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.
Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi
antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada
noda tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang
dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat
energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula
sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada lampu UV 366 terlihat
terang karena silika gel yang digunakan tidak berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
)  !*
+'c,-
Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah berdasarkan
kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor dari
zat aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih
panjang (UV menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.
' . 
1. Ekstraksi secara dingin
· Metode maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada
temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung
komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin,
tiraks dan lilin.
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang
kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup
lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk
bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :
· Modifikasi maserasi melingkar
· Modifikasi maserasi digesti
· Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
· Modifikasi remaserasi
· Modifikasi dengan mesin pengaduk
· Metode Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam
klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati
pipa sifon
Keuntungan metode ini adalah :
R Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan

terhadap pemanasan secara langsung.


R Digunakan pelarut yang lebih sedikit

R Pemanasannya dapat diatur

Kerugian dari metode ini :


R Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah

bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian


oleh panas.
R Îumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya

dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan


membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
R Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan

pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini
untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan,
karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam
wadah.
· Metode Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan
langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya
adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan
metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak
melarutkan komponen secara efisien.
2. Ekstraksi secara panas
· Metode refluks
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-
sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung..
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan
sejumlah manipulasi dari operator.
· Metode destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak
menguap (esensial) dari sampel tanaman
Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang
mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai
titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
 !(/
u Ditjen POM, (1986), "Sediaan Galenik", Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Îakarta.
u Xijaya H. M. Hembing (1992), ´Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia´, Cet 1 ,
Îakarta .
u Sudjadi, Drs., (1986), "Metode Pemisahan", UGM Press, Yogyakarta
u Alam, Gemini dan Abdul Rahim. 2007. Ê Ê 
  . UIN
u Alauddin: Makassar. 24-26.
u Stahl, Egon. 1985. i             . ITB:
Bandung. 3-5.
http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Industri Kosmetik
    Industri Kosmetik
    Dokumen4 halaman
    Industri Kosmetik
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Cover Ok
    Cover Ok
    Dokumen1 halaman
    Cover Ok
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Kasus Terapi
    Kasus Terapi
    Dokumen1 halaman
    Kasus Terapi
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Geriatr
    Geriatr
    Dokumen32 halaman
    Geriatr
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Cover Ok
    Cover Ok
    Dokumen1 halaman
    Cover Ok
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Cover Ok
    Cover Ok
    Dokumen1 halaman
    Cover Ok
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Perc 10-11 - Q
    Perc 10-11 - Q
    Dokumen15 halaman
    Perc 10-11 - Q
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Praktikum 4 Teknik Aseptis
    Praktikum 4 Teknik Aseptis
    Dokumen14 halaman
    Praktikum 4 Teknik Aseptis
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Cover Ok
    Cover Ok
    Dokumen1 halaman
    Cover Ok
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Cover Ok
    Cover Ok
    Dokumen1 halaman
    Cover Ok
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Perc 4 NEW!
    Perc 4 NEW!
    Dokumen15 halaman
    Perc 4 NEW!
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen33 halaman
    Bab I
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Kelompok Tugas Farmasi Klinik
    Daftar Kelompok Tugas Farmasi Klinik
    Dokumen3 halaman
    Daftar Kelompok Tugas Farmasi Klinik
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Fix
    Jadwal Fix
    Dokumen4 halaman
    Jadwal Fix
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Textbook Mikrobiologi1
    Textbook Mikrobiologi1
    Dokumen15 halaman
    Textbook Mikrobiologi1
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Bahan Laporan SB Kebun Raya
    Bahan Laporan SB Kebun Raya
    Dokumen5 halaman
    Bahan Laporan SB Kebun Raya
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Saringan Sederhana
    Saringan Sederhana
    Dokumen4 halaman
    Saringan Sederhana
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Ran Member Group Super Junior e
    Ran Member Group Super Junior e
    Dokumen1 halaman
    Ran Member Group Super Junior e
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)
    Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)
    Dokumen10 halaman
    Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)
    Noormahdi Riduansyah
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen2 halaman
    Makalah
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ilres Hematologi Maharani Rukmana Prahesti, J1e109021
    Tugas Ilres Hematologi Maharani Rukmana Prahesti, J1e109021
    Dokumen11 halaman
    Tugas Ilres Hematologi Maharani Rukmana Prahesti, J1e109021
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat
  • Pengertiaan
    Pengertiaan
    Dokumen7 halaman
    Pengertiaan
    Maharani Rukmana Prahesti
    Belum ada peringkat