Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
“Pembiasan Pada Kaca Plan Pararel”. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata
kuliah Fisika Dasar II, tujuan penyusunan makalah ini untuk membantu kita dalam
memahami mata kuliah Fisika Dasar II khususnya Optik Geometri.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penyusun
1
PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARAREL
A. Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang
batas dua medium tembus cahaya yang berbeda indeks biasnya. Pembiasan cahaya
mempengaruhi penglihatan pengamat. Contoh yang jelas adalah bila sebatang tongkat yang
sebagiannya tercelup di dalam kolam berisi air dan bening akan terlihat patah.
Setiap medium memiliki indeks bias yang berbeda-beda, karena perbedaan indeks
bias inilah maka jika ada seberkas sinar yang melalui dua medium yang berbeda
kerapatannya maka berkas sinar tersebut akan dibiaskan. Pada tahun 1621 Snellius, seorang
fisikawan berkebangsaan Belanda melakukan serangkaian percobaan untuk menyelidiki
hubungan antara sudut datang (i) dan sudut bias (r). Hukum pembiasan Snellius berbunyi:
1. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias dari suatu cahaya yang
melewati dua medium yang berbeda merupakan suatu konstanta. Sehingga dapat
ditulis :
sin i n2
=
sin r n1
c
n medium =
v
Dengan keterangan :
nmedium = indeks bias mutlak medium
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa
2
v = cepat rambat cahaya di suatu medium
Indeks bias mutlak medium yaitu indeks bias medium saat berkas cahaya dari
ruang hampa melewati medium tersebut. Indek bias mutlak suatu medium dituliskan
nmedium. Indeks bias mutlak kaca dituliskan nkaca, indeks bias mutlak air dituliskan nair dan
seterusnya. Oleh karena c selalu lebih besar dari pada v maka indeks bias suatu medium
selalu lebih dari satu nmedium >1.
atau
n1 n2
n12 = n 21 =
n2 n1
Dengan keterangan :
3
Gambar 1. Muka gelombang pada pembiasan
cahaya dari medium1 ke medium 2.
Pada segitiga ABD berlaku persamaan trigonometri sebagai berikut
Sin i = , sedangkan pada segitiga AED berlaku persamaan trigonometri
BD v1.t
=
AD AD
sin i v1
=
sin r v 2
Pada peristiwa pembelokan cahaya dari medium 1 ke medium 2 ini besaran frekuensi
cahaya tetap atau tidak mengalami perubahan. Karena v = λ .f maka berlaku pula,
sin i λ1
=
sin r λ2
sin i n 2 v1 λ1
= = =
sin r n1 v 2 λ2
Dengan keterangan,
4
Di samping menunjukkan perbandingan cepat rambat cahaya di dalam suatu
medium, indeks bias juga menunjukkan kerapatan optik suatu medium. Semakin besar
indeks bias suatu medium berarti semakin besar kerapatan optik medium tersebut. Bila
cahaya merambat dari medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat, cahaya akan
dibiaskan mendekati garis normal, sebaliknya bila cahaya merambat dari medium lebih
rapat ke medium kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal. Untuk lebih
memahami arah sinar bias ketika melewati bidang batas antara dua medium, maka kita
memakai sifat-sifat bias, yaitu :
1. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat akan dibiaskan
mendekati garis normal. Dengan demikian, sudut bias (r) akan lebih kecil dari pada
sudut datang (i).
2. Sinar datang tegak lurus terhadap bidang batas maka tidak mengalami perubahan
arah (tidak dibiaskan tetapi hanya diteruskan).
3. Sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Dengan demikian sudut bias (r) akan lebih besar dari pada
sudut datang (i).
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang dibatasi
oleh sisi-sisi yang sejajar.
Cahaya dari udara memasuki sisi pembias kaca plan paralel akan dibiaskan
mendekati garis normal. Demikian pula pada saat cahaya meninggalkan sisi pembias
lainnya ke udara akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pengamat dari sisi pembias yang
berseberangan akan melihat sinar dari benda bergeser akibat pembiasan. Sinar bias akhir
mengalami pergeseran sinar terhadap arah semula.
5
6
Menentukan besar pergeseran sinar pada kaca plan pararel.
7
CE = BG. sin α cos r1
Atau
t = d sin (i1-r1)cos r1
Dengan keterangan :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
8
Contoh Soal :
1. Seberkas sinar memasuki balok kaca dari udara (nu = 1) dengan sudut datang i = 30°.
Bila indeks bias balok kaca 1,52 dan ketebalannya 4 cm tentukan jarak pergeseran
sinar setelah sinar yang masuk itu keluar dari balok kaca!
Penyelesaian:
Diketahui : i = 30°
n1 = nu = 1
n2 = nk = 1,52
d = 4 cm
Ditanya : t = ?
Jawab:
Data pada soal belum lengkap sebab sudut bias r belum diketahui. Oleh karenanya
terlebih dahulu kita cari sudut bias r dengan menggunakan hukum Snellius.
sinisinr=n2n1 atau sin r = n1n2 sin i
t = 4 xsin10,80cos19,20 t = 0,80 cm
9
Jadi, besar pergeseran sinar adalah 0,80 cm.
10
2. Seberkas sinar datang dari udara (nudara = 1) menuju balok kaca yang indeks biasnya
1,41 dengan sudut datang 45°. Besar pergeseran sinar yang datang ke balok kaca dan
sinar yang keluar dari balok kaca sebesar 0,65 cm. Tentukan tebal kaca yang
digunakan ?
Penyelesaian:
Diketahui : i = 45°
n1 = nu = 1
n2 = nk = 1,41
t = 0,65cm
Ditanya : d ?
Jawab:
Data pada soal belum lengkap sebab sudut bias r belum diketahui. Oleh karenanya
terlebih dahulu kita cari sudut bias r dengan menggunakan hukum Snellius.
sinisinr=n2n1 atau sin r = n1n2 sin i
= 11,41sin450
= 11,41 x 0,71
= 0,5
didapat r = 30°
Tebal kaca yang dipakai dapat diketahui dengan :
DAFTAR PUSTAKA
Umar, Efrizon. 2007. Fisika dan Kecakapan Hidup untuk SMA. Jakarta : Ganeca Excact
http://www.scribd.com/doc/13695824/fisk-lab
www.tofi.or.id/...file/Kul_9_UMN_OPTIK%20GEOMETRI_1
11
http://sidikpurnomo.net/pembelajarafisika/optika-geometri
12