LATAR BELAKANG
2.2. Fenomena
• E-Government merupakan salah satu sektor pengembangan ICT yang berjalan
lambat tidak signifikan dgn besarnya biaya yg sudah dikeluarkan negara
• Faktor politis dan moril menyumbang cukup besar thd tidak signifikannya dana
yg sudah dikeluarkan dgn hasil yg diharapkan
• Otonomi daerah & lemahnya kebijakan nasional di bidang e-gov menyebabkan
kesenjangan perkembangan egov antar daerah
• Perbedaan kemampuan SDM, finansial, komitment pimpinan, ketentuan hukum
daerah, pengaruh rekanan, moril dan politik menyebabkan makin lama
kesenjangan antar daerah makin lebar
• Ego sektoral menyebabkan terjadinya duplikasi database, sehingga data produk
pemerintah cenderung kurang dipercaya.
• Kebijakan mengambang Pemerintah Pusat mengakibatkan Pembangunan &
pengembangan database nasional makin sulit diwujudkan
2.3. Manfaat e-government
• Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya
(masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas
dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;
• Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan
(bebas KKN);
• Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-
hari;
• Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan;
• Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat
menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai
perubahan global dan trend yang ada; dan
• Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
2.5. Pentahapan
Beberapa negara maju maupun yang sedang berkembang melaksanakan
pengembangan e-gov sesuai dengan karakteristik negara masing-masing.Jarang
ditemukan negara-negara tersebut melaksanakan tahapan yang sama. Penelitian
Parayno(1999) di Philipina dan Kang (2000) menunjukkan bahwa ada negara yang
mendahulukan perdagangan(custom) dan e-procurement, ada negara yang
memprioritaskan pelayanan pendidikan, ada yang mendahulukan sektor kesehatan, dan
ada pula yang mengutamakan kerjasama regional.Menurut Wescott (2001), dari berbagai
langkah danstrategi yang dilaksanakan oleh negara-negaratersebut, secara umum tahapan
pelaksanaan e-govyang biasanya dipilih adalah :
(1) Membangun sistem e-mail dan jaringan;
(2) Meningkatkan kemampuan organisasi dan publik dalam mengakses informasi;
(3) Menciptakan komunikasi dua arah antar pemerintah dan masyarakat;
(4) Memulai pertukaran value antar pemerintah dan masyarakat; dan
(5) Menyiapkan portal yang informatif.Membangun sistem e-mail dan jaringan
biasanya dapat dimulai dengan menginstalasi suatu aplikasi untuk mendukung
fungsi administrasi dasar seperti sistem penggajian dan data kepegawaian.
(1). Penyediaan sumber informasi, khususnya informasi yang sering dicari oleh
masyarakat. Informasi ini dapat diperoleh langsung dari tempat kantor
pemerintahan, dari kios info (info kiosk), ataupun dari Internet
(2). Penyediaan mekanisme akses melalui kios informasi yang tersedia di kantor
pemerintahan dan juga di tempat umum. Usaha penyediaan akses ini
dilakukan untuk menjamin kesetaraan kesempatan untuk mendapatkan
informasi.
(3). E-procurement dimana pemerintah dapat melakukan tender secara on-line dan
transparan.
Beberapa langkah yang bisa diambil dalam waktu dekat adalah sebagai berikut :
(1). mensikronkan target-target pembangunan nasional dalam sektor telematika dengan
beberapa program egov yang akan dilaksanakan di seluruh lembaga dan departemen.
Langkah ini sekaligussebagai proses evaluasi program egov yang pernahdijalankan di
semua tingkatan.
(2). meningkatkan pemahaman masyarakat,pelaku ekonomi swasta,termasuk pejabat
pemerintahan atas potensi yang dapat disumbangkan program egov dalam mencapai
target pembangunan nasional dan sektor telematika.
(3). menyelesaikan berbagai program utama egov yang belum berhasil dilaksanakan, dan
menyusun prioritas program egov yang dapat menciptakan lapangan kerja serta
membantu penegakan praktek good governance dalam berbagai pelayanan publik.
(4). Menambah akses dan jangkauan infrastruktur telematika bagi semua kalangan untuk
mengutamakan pemanfaatan egov dalam segala aktifitas sosial ekonomi masyarakat.
Termasuk dalam hal ini adalah menetapkan struktur tarif yang transparan dan terjangkau
buat semua kalangan. Jika perlu dapat saja diberlakukan diferensiasi tarif untuk semua
aplikasi egov.
(5). alokasi dana egov perlu ditingkatkan yang disesuaikan dengan tahapan yang telah
dicapai. Dana bisa berasal dari, RAPBN, kerjasama internasional atau juga dari swasta
nasional.
(6). menetapkan hanya beberapa aplikasi egov pilihan –sebagai contoh sukses- yang
menjadi prioritas pembangunan dan pengembangan sehingga terjadi efisiensi dalam
pemberian pelayanan publik.
Evaluasi dan revitalisasi egov juga sangat diperlukan mengingat seperti
diingatkan Kabani (2006) bahwa adalah suatu keharusan untuk melakukan proses
perencanaan secara hati-hati dan untuk melakukan streamlining berbagai proses off-line
sebelum melanjutkannya menjadi proses on-line. Sebagai tambahan, juga sangat penting
diperhatikan agarinstansi pemerintah untuk tidak melakukan proses otomatisasi berbagai
inefisiensi.
Revitalisasi egov ini semakin dirasakan perlu ketika kita harus juga
mempersiapkan diri menyambut berbagai perkembangan baru dalam globalisasi industri
dan perdagangan dunia.Berbagai perkembangan teknologi telematika yang semakin
konvergen juga membuat pemerintah harus terus menyiapkan berbagai regulasi dan
kebijakan antisipatif dalam penyelenggaraan egov di berbagai sektor.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Memperhatikan perkembangan pelaksanaan egov di Indonesia serta hasil-hasil
yang telah dicapai hingga saat ini, maka mau tidak mau konsep dan strategi pelaksanaan
egov membutuhkan penyempurnaan diberbagai sisi.Penundaan pelaksanaan revitalisasi
egov hanya akan menjauhkan negeri ini dari cita-cita reformasi yang sebenar-benarnya,
yaitu memperbaiki mutu pelayanan publik kepada seluruh masyarakat serta pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka melalui peningkatan efisiensi
birokrasi.
Pelaksanaan revitalisasi egov harus memperhatikan kesiapan pemerintah dan
masyarakat, sesuai prinsip-prinsip dasar serta bertahap