Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani

dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Salah satu faktor dari dalam diri yang

menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi

belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak

di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang

1
bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup

tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik

bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat

diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi

siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa

terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar

dengan senang karena didorong motivasi. Sedangkan faktor dari luar diri siswa

yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran.

Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran

adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus

pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk

menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan

dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru

dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan

keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti

pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan

belajar siswa.

2
1.2 Identifikasi Masalah

Dapat diidentifikasikan bahwa hasil belajar yang belum cukup optimal.

Hal itu dapat disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar. Faktor-faktor yng mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam

diri siswa antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah faktor metode pembelajaran

dan faktor lingkungan. Yang termasuk lingkungan dalam penelitian ini adalah

lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Atas dasar pemikiran di atas,

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Membuat rencana

manajemen waktu dalam evaluasi diri pribadi.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana motivasi belajar yang ditimbulkan?

2. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan?

3. Bagaimana kondisi lingkungan keluarga mahasiswa?

4. Bagaimana kondisi lingkungan kuliah mahasiswa?

5.Apakah ada faktor-faktor pengaruh yang dapat mempengaruhi motivasi

mahasiswa?

6. Apakah ada upaya yang dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa?

3
1.4 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui motivasi belajar

2. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan

3. Untuk mengetahui kondisi lingkungan keluarga

4. Untuk mengetahui kondisi lingkungan kuliah

5. Untuk mengetahui apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

mahasiswa

6. Untuk mengetahui apakah ada upaya yang dapat membangkitakan motivasi

belajar

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapakan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

4
1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai masalah yang diteliti

2. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima

dibangku kuliah.

1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi siswa dapat menumbuhkan motivasi belajar yang positif

2. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta

didik

3. Bagi guru sebagai masukan untuk dapat menentukan metode pembelajaran

yang tepat sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar

4. Bagi orang tua dapat menambah kesadaran untuk lebih memberikan dukungan

dan motivasi terhadap pendidikan anak.

5
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Motivasi

Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggris -

"MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam

oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud

TUJUAN. Di dalam surat kabar, kerap pemberita menulis ayat "motif

pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan

yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan. Motivasi dapat diartikan

sebagai sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya

yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat

apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif. Jadi motivasi

dapat definisikan bahwa: Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan

mengarahtuju seseorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif atau

positif.

2.1.1 Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli

Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga

tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut

merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-

6
laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan

yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat).

Menurut :Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) mengemukakan bahwa

motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau

keadaan menjadi motif. Mitchell (dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa

motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,

diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter)

yang diarahkan ke tujuan tertentu. Gray (dalam Winardi, 2002) mengemukakan

bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal

bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan

persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. Morgan (dalam

Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang

sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah:

keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di

dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah

laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).

McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai

perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan

reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam

organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda

satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi

adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses

belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003). Soemanto (1987) secara umum

7
mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh

dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia

itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang

memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri

seseorang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan

sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya,

dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan

ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang

individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.

2.2 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis dan

lingkungan untuk mencapai tujuan , yaitu adanya perubahan yang bersifat

progressif (maju) dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan

psikomotorik (perilaku).

2.3 Jenis-jenis Motivasi

Dengan hanya mengetahui teori-teori tentang motivasi serta memahami apa yang

menjadi kebutuhan manusia tidaklah cukup, oleh karena itu dalam pelaksanaan

motivasi kita harus mengetahui jenis-jenis motivasi agar dapat diterapkan model

8
motivasi mana yang cocok diterapkan. Jenis-jenis motivasi ada 2 yaitu motivasi

positif dan motivasi negatif.

1. Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar

menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan

untuk mendapatkan hadiah.

2. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau

melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan adalah

lewat kekuatan ketakutan. Motivasi positif efektif untuk jangka panjang,

sedangkan motivasi negatif untuk jangka pendek saja.

Secara umum motivasi dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Motivasi Intristik

Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa/orang itu sendiri.

2. Motivasi Ekstrinsik

Dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau

perbuatan. Namun dorongan tersebut datang dari luar individu yang bersangkutan.

Jadi orang itu dirangsang dari luar.

Motivasi seperti ini perlu diterapkan oleh sekolah karena dalam interaksi

belajar mengajar siswa kadang sering tidak menaruh minat dan perhatian terhadap

suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Oleh sebab itu di dalam kegiatan

9
interaksi belajar, guru dalam hal ini memegang peranan sangat penting dalam

upaya menumbuhkan serta meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa secara

menyeluruh. Dengan demikian siswa akan lebih aktif berperan serta berpartisipasi

positif di dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Mengingat

motivasi ekstrinsik ini terjadi karena rangsangan dan pengaruh dari luar diri siswa.

Maka guru selayaknya untuk selalu memanfaatkan media dan model

pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian

jelas siswa akan lebih tumbuh serta berkembang dalam upayanya mencapai tujuan

pembelajaran. Tanpa dibarengi usaha guru yang keras, maka kegiatan belajar

mengajar hanya berlangsung jika guru selalu tatap muka, selebihnya siswa akan

selalu bersikap pasif.

2.4 Teori Motivasi

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan

memelihara perilaku manusia., dan merupakan suatu proses untuk mencoba

mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Motivasi

sangat dibutuhkan seseorang untuk membangkitkan semangat seseorang. Berikut

beberapa teori menurut pendapat para ahli yaitu:

10
1. Teori Hierarki Kebutuhan, menurut maslow didalam diri setiap manusia

ada lima jenjang kebutuhan, yaitu:

a. faali (fisiologis)

b. Keamanan, keselamatan dan perlindungan

c. Sosial, kasih saying, rasa dimiliki

d. Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi

e. Aktualisasi-diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.

Jadi jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, menurut maslow,

pimpinan perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah

bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu

atau kebutuhan dia atas tingkat itu.

2. Teori X dan Y , teori yang dikemukakan oleh Douglas McGregor yang

menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia,

pada dasarnya satu negative (teori X) yang mengandaikan bahwa

kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan yang lain positif (teori

Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.

3. Teori Motivasi – Higiene, dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg,

yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang

motivasi. Dua factor itu dinamakan factor yang membuat orang merasa

tidak puas atau factor-faktor motvator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik

tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari

rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:

11
a. Prestasi (achievement)

b. Pengakuan (recognition)

c. Tanggung Jawab (responsibility)

d. Kemajuan (advancement)

e. Pekerjaan itu sendiri ( the work itself)

f. Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)

4. Teori kebutuhan McClelland, teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan

a. Prestasi (achievement)

b. Kekuasaan (power)

c. Afiliasi (pertalian)

5. Teori Harapan – Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan

darisuatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara

tertentubergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan

itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari

keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan

seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi

bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang

baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran

organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu

akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.

12
6. Teori Keadilan, teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-

orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam

pekerjaan, individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari

organisasi

7. Reinforcement theory, Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motive

atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana

konsekuensi perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa

yang akan datang dalam proses pembelajaran. Berbagai pandangan tentang

motivasi dalam organisasi.

2.5 Fakor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengarkan kata-

kata,“belajarlah yang giat”, “belajar pangkal pandai”, dan lain sebagainya.

Banyak dari kita yang salah mempersepsikan belajar sebagai kegiatan yang hanya

membaca buku saja, berarti orang yang rajin belajar adalah orang yang rajin

membaca buku. Belajar bukanlah dalam ruang lingkup itu saja. Belajar adalah

suatu proses interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis dan lingkungan untuk

13
mencapai tujuan , yaitu adanya perubahan yang bersifat progressif (maju) dalam

ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku). Dengan

memahami betul konsep tersebut, ternyata belajar itu sangat luas sekali dan tidak

hanya terbatas pada “membaca” saja. Interaksi diri yang melibatkan fisik artinya

adanya pengindraan yang bisa menunjang proses belajar tersebut.

Psikis artinya adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk belajar.

Dan lingkungan, artinya kekondusifan environmental sangat dibutuhkan dalam

belajar. Semua interaksi ini ditujukan agar pengetahuan seseorang, sikap (moral)

dan tindakan bisa mengalami kemajuan. Sebagai contoh, mari kita amati ilustrasi

berikut ini. “Pada saat Pram sedang asik naik sepeda motor tiba-tiba ban sepeda

motornya terkena paku dan terpaksa harus ditambal, setelah tengak-tengok

kesana-kemari ternyata dipingir jalan ada tukang tambal ban. Pram langsung

mendatangi tambal ban itu. Setelah sampai disana ban sepedanya langsung

diproses dengan sangat cepatnya oleh tukang tambal ban, selama disana Pram

melihat cara kerja, peralatan yang dipakai, bahkan dia bertanya berapa modal,

keuntungan dan kerugian, harga ini dan harga itu, dan sebagainya. Dengan adanya

peristiwa ini ranah kognitifnya menjadi luas denganmengetahui tentang dunia

penambalan ban. Dengan pengetahuan yang tidak disengaja ini juga, dia menjadi

tertarik akan lapangan pekerjaan tersebut (ranah afektif). Sehingga dia membuka

usaha penambalan ban dengan memperkerjakan banyak orang (ranah

psikomotorik), tentu saja dari trik-trik yang dia dapatkan dari pengetahuan tadi”.

Hal yang dilakukan Pram ini adalah contoh salah satu proses belajar. Sangat luas

sekali definisi dari belajar ini serta proses berlangsungnya bisa dimana saja, kapan

14
saja dan tidak terbatas oleh waktu. Dengan latar belakang itu maka muncullah

suatu konsep belajar sepanjang hayat. Dimana belajar tidak terbatas ruang dan

waktu. Lalu apa hubungan motivasi dengan belajar ?. Sebelum beranjak lebih

lanjut, mari kita pahami konsep dari motivasi itu sendiri.

Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan

perilaku manusia. Ada tiga factor yang mempengaruhi motivasi seseorang yaitu

kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Apabila seseorang mempunyai kebutuhan yang

mendesak maka motivasinya akan meningkat, misalnya ; ada orang yang sangat

lapar karena tidak makan selama tiga hari – tiga malam (lapar merupakan

kebutuhan biologis) maka dia akan makan dengan sangat lahap, dari pada orang

yang perutnya kenyang. Hal ini menggambarkan tentang motivasi makan.

Dorongan juga sangat mempengaruhi motivasi. Dorongan ini biasanya berupa

reward (penghargaan) dan punishment (hukuman). Misalnya seorang anak yang

takut diberi hukuman bila tidak mengerjakan PR oleh gurunya, maka dia akan

memaksakan diri untuk mengerjakan meskipun dia tidak bisa. Begitupun juga,

misalnya seorang guru yang bernama “X” berjanji akan membelikan Honda Jazz

bagi yang mengerjakan PR. Jangankan murid dikelasnya, murid dikelas lain, atau

bahkan murid disekolah-sekolah lainnya akan berebutanmengerjakan PR yang

diberikan oleh guru “X” tadi.

Faktor terakhir yang mempengaruhi motivasi adalah tujuan. Tujuan, cita-

cita, dan visi seseorang sangat mempengaruhi motivasi. Karena hal inilah, bapak

besar proklamtor bangsa Indonesia Ir Soekarno pernah berkata, “Gantungkanlah

cita-citamu setinggi langit”. Hal ini sangatlah benar, misalnya seorang perempuan

15
yang bercita-cita hanya sebagai ibu rumah tangga maka motivasinya dalam

bersekolah, beraktualisasi diri dan mengukir prestasi akan rendah, karena tujuan

hidup bagi dia jelas sekali, hanya berkisar dapur, sumur, dan kasur (ungkapan adat

jawa tradisional terhadap para perempuan). Hal tersebut akan berbeda bila kita

bandingkan dengan seorang perempuan yang bercita-cita ingin jadi presiden, dia

akan belajar dengan giat, mencoba aktif dalam partai-partai politik, mengukir

prestasi yang bisa mengangkat harkatnya sebagai seorang wanita.Setelah

memahami hal tersebut diatas maka bias dilanjutkan pembahasan tentang

bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap belajar.

Belajar tanpa motivasi bagaiakan kendaraan bermotor tanpa bahan bakar,

sehingga semewah apapun kendaraan tersebut tidak akan bisa dijalankan tanpa

adanya bahan bakar. Selengkap apapun fasilitas yang dimiliki seseorang,

meskipun ribuan eksemplar buku yang dia miliki, walaupun ratusan juta rupiah

biaya yang dimiliki untuk pendidikan, tidak akan berpengaruh jika motivasi

belajar tidak melekat didalam dirinya. Begitupun sebaliknya, seminim dan

semiskin apapun seseorang apa bila motivasi belajarnya tinggi maka kekurangan

didalam dirinya hanyalah kerikil kecil yang menghalangi langkah. Oleh karena itu

apabila motivasi yang bersifat intrinsik (dari dalam diri) tidak dipunyai, maka

motivasi ekstrinsik (dari luar diri) harus segera aktif untuk membangkitkan

motivasi intrinsik tersebut. Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari

orang tua atau keluarga. Hal ini dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi,

menerima pendidikan (pendidikan informal) pertama kalinya adalah didalam

keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan

16
pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak (Drs.

Suwarno). Banyak kita ketahui orang tua yang hanya memberikan uang kepada

anaknya untuk kuliah, dilengkapinya fasilitas kendaraan bermotor, Handphone,

komputer, dll. Memang benar apabila lengkapnya fasilitas akan sangat menunjang

seseorang dalam belajar, namun tanpa adanya motivasi baik intrinsic maupun

ekstrinsik fasilitias tersebut tidak akan berpengaruh , bahkan bisa saja disalah

gunakan. Dari hal ini maka muncullah kenakalan remaja, misalnya kebut-kebutan

dijalan, uang SPP untuk beli narkoba, bahkan untuk berzinah.Dengan pembahasan

yang panjang lebar tersebut diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan. Belajar

sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan akan lbeih efektif, bila ditunjang

dengan motivai yang tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik. Dan

orang tua adalah hal yang signifikan dalam membangkitkan motivasi seseorang.

2.5.1 Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Membedakan Motivasi Belajar

Seseorang Dengan Yang Lainnya Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak

memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri

masing-masing orang, di antaranya:

a. Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat

seksual

b. Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual

c. Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya

17
d. Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil

atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.

e. Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi

seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga

berubah menjadi kemampuan nyata.

2.6 Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak

sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang

bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking

pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya. Contoh

lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus

dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan

pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya. Terdapat 2

faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:

a. Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk

karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk

mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.

b. Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan

dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis

orang yang bersangkutan.

18
2.6.1 Tips-tips Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak

mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh

karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga

yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.

Berikut beberapa tips yang dapat meningkatkan motivasi belajar yaitu:

a. Bergaulah dengan orang-orang yang senang belajar Bergaul dengan orang-

orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar.

Selain itu, coba cari orang ataukomunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam

belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang

yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi,

orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang

mendapat penghargaan atas sebuah presrasi. Kebiasaan dan semangat mereka

akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan

tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang

pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul

dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.

b. Belajar apapun Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal

maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti

19
merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain

lain-lainnya.

c. Belajar dari internet Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan

kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang

kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin

termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-

Course@yahoogroups.com.

d. Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif Di

dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita

akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan

orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

e. Cari motivator Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau

mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup.

Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang

dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih

prestasi.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar

antara seorang guru dan siswa nya dan motivasi belajar setiap orang bisa jadi

tidak sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu sendiri, agar kita dapat

memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakan nya dalam

kehidpan kita. Jenis motivasi seperti apa yang kita butuhkan untuk

membangkitkan agar kita termotivasi. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri antara lain motivasi belajar,

sedangkan faktor dari luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan. Bila faktor

lingkungan dalam keadaan baik maka akan berdampak baik pula terhadap diri kita

dan sebaliknya jika lingkungan sekitar tidak baik maka akan berpengaruh negatif

dan upaya apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi situasi seperti itu. Jika

semua dapat teratasi maka kita siap untuk meraih cita-cita yang diharapkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.google.com diunduh pada tanggal 2 Januari 2011

2. http://www.multiply.com

22

Anda mungkin juga menyukai