A. Issues at Stake
Saat ini terjadi beberapa isu-isu yang cukup mempengaruhi dan menyita perhatian
dunia luar. Salah satunya kebangkitan rakyat yang menuntut reformasi di Timur Tengah,
tumbuh pesatnya perekonomian di beberapa negara di Asia, serta beberapa isu lain yang
menyita perhatian dunia.
1. Asia
Kemudian, India yang muncul sebagai rising star dalam perekonomian dunia.
Sempat tertatih-tatih di beberapa tahun belakangan, India muncul sebagai kekuatan baru
dalam bidang IT. Dengan fokus pembangunan ekonomi yang terdiri dari 3 poin, yaitu
Medis, IT, Otomotif, mereka menjadi salah satu negara industri baru di dunia. Pemerintah
India memberikan beasiswa ke luar negeri kepada anak muda disana untuk belajar
kedokteran atau medis, bisnis dan IT. Sehingga setelah mereka lulus, mereka dipanggil
kembali untuk mengisi posisi strategis di perusahaan dalam negeri.
Kemudian ada isu kembali memanasnya hubungan Korea Utara dengan Korea
Selatan yang disebabkan oleh latihan perang Korea Utara yang mengancam wilayah Korea
Selatan. Insiden tersebut sempat memicu isu perang antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Ditambah lagi dengan diadakannya latihan perang Korea Selatan dengan Amerika Serikat
sehingga hal ini semakin membuat pihak Korea Utara naik pitam. Hingga sekarang Korea
Utara masih menjadi blacklist dalam dunia internasional.
1
Kemudian ada ASEAN yang muncul sebagai kekuatan regional baru di dunia.
Dengan membangun kerjasama dengan Jepang serta China, perekonomian angota-anggota
ASEAN dinilai semakin tumbuh pesat. Setelah adanya perjanjian free trade area dengan
China, ASEAN menjadi regional dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dan ini juga
akan disusul dengan kerjasama antara negara-negara anggota ASEAN dengan Jepang.
Dua regional ini saat ini memang tengah bergejolak dalam bidang politik. Ini
ditandai dengan keinginan Sudan Selatan untuk berpisah dari Sudan Utara. Dan pada
akhirnya dilakukan referendum dan hasilnya menandakan bahwa warga Sudan Selatan
ingin berpisah dari Sudan Utara. Kemudian people power berlanjut di Tunisia. Setelah
beberapa lama warga melakukan protes serta turun kejalan menuntut turunnya sang
Presiden, akhirnya Presiden Tunisia, Ben Ali akhirnya turun setelah berkuasa selama 23
tahun. Presiden Ben Ali dituntut mundur karena rakyat sudah tidak tahan dengan tingkat
pengangguran yang tinggi serta korupsi yang merajalela selam 23 tahun pemerintahannya.1
Kemudian gerakan people power ini berlanjut ke Mesir yang menuntut presiden
otoriter mereka, Hosni Mubarak, untuk segera trun dari jabatannya. Hal ini dikarenakan
pemerintahan Hosni Mubarak yang dianggap tidak bersih dan sangat otoriter ditentang
oleh masyarakatnya. Setelah beberapa hari masyarakat Mesir berdemonstrasi di Tahrir
Square yang merupakan basis para demonstran, pada tanggal 11 Februari 2011 Presiden
Hosni Mubarak mengundurkan diri dari kursi presidennya setelah 30-an tahun berkuasa.2
Setelah era penumbangan rezim Hosni Mubarak di Mesir, gerakan people power
pun berlanjut di beberapa negara di Afrika Utara, seperti yang terjadi di Libya. Rakyat
berusaha untuk menurunkan Presiden mereka, Moammar Qadafi yang telah berkuasa
selama 41 tahun di Libya. Protes yang dilakukan masyarakat ini telah menelan korban
hingga 200 orang warga sipil. Hal ini tentu sajs dikecam oleh banyka pihak yang akhirnya
menekan Moammar Qadafi untuk mundur dari jabatannya.
1
Dikutip dari halaman web
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/02/110221_benaliextradited.shtml (diakses tanggal 21 Februari
2011)
2
Dikutip dari halaman web http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/02/110211_egyptmubarak.shtml
(diakses tanggal 21 Februari 2011)
2
Beberapa isu internasional ini tentu saja menjadi perhatian dunia. Apalagi dengan
kejadian tumbangnya beberapa pemimpin negara otoriter yang telah berkuasa selama
berpuluh-puluh tahun akhirnya lengser oleh gerakan people power. Sehingga dapat
disimpulkan gerakan rakyat memang berpengaruh terhadap keadaan politik suatu negara.
Dan juga beberapa kemajaun ekonomi yang diraih beberapa negara di Asia. Hal ini tentu
saja mengancam Amerika yang selama ini selalu menjadi satu-satunya kekuatan ekonomi
dunia.
B. Organisasi Internasional
“Organisasi internasional memiliki arti ganda, yakni dalam arti luas dan
sempit. Organisasi dalam arti luas maksudnya adalah organisasi yang
melintasi batas negara (internasional) baik bersifat public maupun privat,
sedangkan organisasi dlam arti sempit adalah organisasi internasional
yang hanya bersifat public.”
Jadi kita dapat menyimpulkan dari dua pengertian di atas bahwa organisasi
internasional adalah organisasi yang melewati batas negara, merupakan struktur formal dan
3
“Definisi dan Analisis Definisi Organisasi Kerjasama Internasional”. Dikutip dari
http://petikdua.wordpress.com/2009/11/11/definisi-dan-analisis-definisi-organisasi-kerjasama-internasional/ .
Diakses pada tanggal 20 Februari 2011 pukul 20.32 WIB.
4
Supardi. “Organisasi Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa”. Dikutip dari
http://www.supardipunya.co.cc/2009/05/ii-organisasi-internasional-dan.html, Diakses pada tanggal 20
Februari 2011 pukul 20.35 WIB.
3
berkelanjutan, yang dibentuk atas kesepakatan berdasarkan kesamaan tujuan antara
anggota-anggotanya yang terdiri dari negara-negara yang berdaulat.
Organisasi internasional dibagi menjadi dua, yaitu :5
C. Globalisasi
1. Akibat parang dingin, Globalisasi muncul setelah perang dingin karena pada pasca
perang dingin tejadi perubahan perubahan pada parameter politik.
2. Bisnis internasional. Kebutuhan dari para pembisnis untuk melebarkan jejaring
bisnisnya tidak hanya dalam negaranya saja. Hal ini memicu perdangan atau bisnis
internasional.
3. Teknologi. Kemajuan teknologi yang sangat pesat membuat setiap individu dapat
dengan mudah mendapatkan informasi dan dapat berhubungan dengan individu lain
tanpa memperdulikan batas negara
4. Dimensi ideologi politik.
4
Global
Nasional Nasional
Lokal Lokal
D. Teknologi Informasi
5
E. The Economi Global and Transnational Issues
Hubungan internasional adalah salah satu cabang dari ilmu politik dan juga
merupakan studi tentang persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu yang bersifat global.
Hubungan internasional sendiri mempunyai aktor-aktor yang berperan aktif dalam
pelaksanaan sistem internasional. Jika pada mulanya hanya negara yang menjadi aktor dari
hubungan internasional, namun dewasa kini aktor-aktor non negara, seperti NGO’s,
organisasi politik dsb.juga termasuk di dalam aktor dalam aktor hubungan internasional.
Ada beberapa ahli yang mencoba untuk menjelaskan dan menganalisis pengertian
tentang hubungan internasional.
Menurut Renstra (Rencana strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI)8, hubungan
internasional adalah kerja sama antar bangsa dalam segala aspek yang dilakukan oleh
suatu Negara untuk mencapai kepentingan nasional. Pendapat serupa juga dicatat dalam
Ensiklopedia Amerika9 yakni, hubungan internasional yaitu hubungan antar Negara atau
individu dari Negara-negara yang berbeda, baik dalam hubungan politik, sosial, ekonomi,
budaya, dan pertahanan keamanan.
Secara harfiah. Hubungan internasional terdiri dari dua kata yakni hubungan dan
internasional. Didalam kamus besar bahasa indonesia10,hubungan berarti ikatan. Atau
secara terminologi, hubungan adalah sebuah jalinan komunikasi demi menciptakan suatu
ikatan yang baik sehingga, pemenuhan kebutuhan dapat terpenuhi secara berimbang.Dan
internasional berarti lintas negara. Pada dasarnya secara harfiah, internasional terdiri dari
dua kata, yakni inter yang berarti luar atau antar dan nasional yang bearti ruang lingkup
8
Renggap.co.acc2010.”Hubungan Internasional”diakses pada tanggal 21 februari 2011 pada pukul 18.56<
http://renggap.co.cc/hubungan-internasional/>
9
Ensiclopedia.com2007.”Pengertian Hubungan Internasional”diakses pada tanggal 21 februari 2011
pukul 19.15<http://ensiklopedia.com/hubungan-internasional/>
10
Tim Bintang Pustaka2009.Kamus Bahasa Indonesia.PT Mizan Republika.Jakarta
6
suatu negara. Didalam buku heywood yang berjudul politics 11, pengertian nation adalah
sekumpulan orang yang meyakini dirinya sebagai bagian dari sebuah kelompok dan
menandainya dengan sebuah kesetiaan.
Berawal dari keterlibatan Amerika Serikat dalam perang di tahun 1917 yang saat
itu presiden Amerika Serikat adalah Woodrow Wilson, dengan pandangannya yang kuat
tentang nilai-nilai demokrasi liberal, Woodrow Wilson memiliki misi untuk membawa
nilai-nilai tersebut ke Eropa dan kemudian ke seluruh dunia dengan melakukan intervensi
militer. Ia yakin bahwa dengan cara itu perang besar di masa yang akan datang bisa
terhindarkan. Cara berpikir liberal tersebut memiliki dukungan politik dari negara-negara
yang kuat dalam sistem internasional saat itu.
11
Heywood,andrew2007.Politics.palgrave foundation.London.
7
Para pemikir liberal memiliki beberapa gagasan cemerlang dan keyakinan yang
kuat tentang bagaimana menghindari bencana besar di masa depan, yaitu dengan
mereformasi sistem internasional, dan juga mereformasi struktur-struktur domestik negara-
negara otokratis.12
Kaum realisme lebih menganut paham realistis, mereka memandang segala sesuatu
berdasarkan kenyataan, dimana sesungguhnya setiap individu, kelompok dan negara
memiliki kepentingan masing-masing. Pemikiran ini dituangkan oleh seorang penstudi HI
yang berasal dari Inggris, E.H. Carr dalam bukunya yang berjudul The Twenty Year’s
Crisis. Pemikiran Carr juga didukung oleh penstudi HI lain yang berasal dari Jerman, Hans
J. Morgenthau. Morgenthau terbang ke Amerika di tahun 1930 untuk melarikan diri dari
12
Robert Jackson dan Georg Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional. ter. Dadan Suryadipura.
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005). Hlm. 48
13
Novandre Satria. Sejarah Perkembangan Aliran Pemikiran dalam Studi Hubungan Internasional.
(Online). Diakses pada tanggal 18 Februari 2011 pukul 21.13 <
http://novandresatria.wordpress.com/2010/01/14/transformasi-amerika-latin-modern-1980-1990/>
8
rezim Nazi Jerman dan menuangkan pemikirannya ke dalam bukunya yang berjudul
Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace yang diterbitkan di Amerika
pada tahun 1948.
3. Behavioralisme
Perdebatan antara kaum idealis dan realis memunculkan pemikiran baru dalam
memahami kajian ilmu hubungan internasional. Pendekatan yang dilakukan oleh kaum
behavioralis adalah pendekatan tingkah laku, sehingga memunculkan perdebatan antara
kaum behavioralis dan tradisionalis (idealis-realis) yang cenderung mengabaikan
perumusan dan pengujian hipotesis dan pembentukan model atau teori berdasar hipotesa-
hipotesa yang saling dikaitkan secara logis.14
14
Mohtar Mas’oed. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. (Jakarta: PT Pustaka LP3ES
Indonesia, 1990). Hlm 20.
9
seperti kekuasaan. Konsepsi keempat menggambarkan teori sebagai pengembangan dan
analisa tentang norma-norma atau nilai-nilai dalam hubungan internasional.15
Seperti yang telah dijelaskan didalam perkuliahan, Saat ini prinsip Hubungan
Internasional tidak lagi mengacu pada kedaulatan negara dan kepentingan pribadi tetapi
menjadi saling ketergantungan dan menjujung tinggi HAM. Ditandai dengan didirikannya
berbagai macam bentuk Organisasi Internasional, mulai dari Organisasi Internasional yang
15
ibid. Hlm 20
10
melindungi HAM, kesehatan, anak-anak, dan sebagianya. Ini menunjukkan bahwa dunia
Internasional peduli akan perdamaian dunia dan saling membutuhkan satu sama lainnya.
Hubungan internasional hari ini, abad ke-21 cenderung berbeda dengan abad ke-20.
Perubahan disebabkan semakin canggihnya sarana komukasi dan juga sudah tidak adanya
lagi ideologi yang begitu dipermasalahkan. Selain itu berpindahnya ‘kekuatan’ dan isu
internasional dari militer ke ekonomi, politik serta lingkungan.
“Seperti halnya pada abad ke-20, ideologi dalam hubungan antar bangsa
masih menjadi salah satu unsur penting. Persoalan yang dihadapai nanti
adalah apa yang jadi ideologi masa depan. Huntington membicarakan soal
Clash of Civilisation antara Barat versus Islam atau Konfusius. Graham
Fuller dalam artikelnya The Next Ideology (Foreign Policy, Spring 1995)
menegaskan, ideologi-ideologi masa depan yang datang dari Dunia Ketiga
akan menjadi penantang Barat. Ia menilai, bentuk ideologi mendatang
merupakan gabungan dari nilai dan lembaganya. Munculnya ideologi baru
itu merupakan konsekuensi dari keadaan vakuum yang diakibatkan
pupusnya pengaruh gaya Marxisme-Leninisme di Uni Soviet. Untuk
memahami bagaimana ideologi masa depan ini, ia merumuskannya dalam
nilai-nilai yang muncul dari ideologi Barat. Kedua adalah keyakinan bahwa
nilai etik dan politik demokrasi. Ia menyebutkan, kandidat yang berperan
potensial dari Dunia Ketiga untuk tampil adalah Indonesia, Aljazair, Brasil
dan Afrika Selatan. Dalam era masa datang, AS akan menghadapi tiga
konvergensi. Mantan PM Inggris Margareth Thatcher dalam ceramah di
Jakarta tahun 1995 memperkirakan pada masa depan, kemakmuran lebih
penting dari persenjataan, teknologi akan mengendalikan percaturan
internasional dan bukannya tenaga manusia. Pasar bebas lebih bermakna
dari regulasi berlebihan. Dengan demikian, kata Tathcher, lomba di bidang
perekonomian akan muncul dalam suatu pertentangan Barat dan Timur yang
baru meskipun secara damai. Akhir Perang Dingin memungkinkan adanya
ketegangan pada hubungan dagang yang sebelumnya tertahan karena
ancaman militer.” 16
16
Asep Setiawan, Hubungan Internasional Abad ke-21. 2010.
http://www.scribd.com/doc/464194/Hubungan-Internasional-Abad-ke21 (Diakses pada tanggal 21 Februari
2011 pukul 01.00)
11
pengertian yang dapat diterima dan masih saja terdapat perbedan-perbedaan yang
ditemukan oleh para ahli. Sebagai contoh, ketika Chris Brown membedakan Hubungan
Internasional menjadi dua, yaitu International Relations (dengan huruf kapital) sebagai
ilmu dan International relations sebagai fenomena muncul reaksi penolakan dari kaum
pengkritik yang berpendapat bahwa anatara suatu ilmu dan prakteknya itu tidak dapat
dipisahkan. 17
Kemudian masalah mengenai penamaan studi yang lazim kita kenal sebagai
Hubungan Internasional, apakah penamaan Internasional Relations (diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi Hubungan Internasional) itu sudah tepat ataukah ada
nama yang sebenarnya lebih tepat seperti :
1. International Politics
Istilah ini adalah paling perdana digunakan untuk menggambarkan proses-proses
dan berbagai interaksi yang dipelajari dalam studi hubungan internasional ini.
International politics sebagai suatu disiplin akademis berbeda dengan sejarah kontemporer
dan current events hukum internasional dan reformasi politik. Internasional politik
merangkul lebih dari sekedar sejarah kontemporer dan current events. Sang pengamat
dikelilingi oleh pemandangan kontemporer dengan perspektif dan penekanan yang terus
berubah-ubah. Ia tidak dapat menemukan pegangan tanpa prinsip-prinsip dasar yang
terkuak hanya bila korelasi antara current events dengan masa lampau dan sifat kualitas
alami manusia telah dipahami.
International politics tidak bisa direduksikan hanya menjadi aturan-aturan legal
dan institusi-institusi. International politics beroperasi di dalam kerangka kerja berupa
aturan-aturan dan melalui instrumentalis institusi-institusi itu. Tetapi tidak berarti identik.
Kesulitan terbesar dalam menyusun teori dalam international politics adalah
ambiguitas materi yang harus dihadapi pengamat. Sukar untuk membedakan mana
kejadian unik yang hanya sekali terjadi dan mana kejadian serupa yang merupakan hasil
18
manifestasi kekuatan-kekuatan sosial. Sehingga sukar pula untuk memformulasikan
serangkaian tindakan antisipatif dalam menghadapi kejadian-kejadian di masa depan. Dan
masalah dalam penerapan kebijakan luar negeri yang antisipatif inilah usaha yang
dikembangkan political realism.
17
Suseno, Aryana.2008. Pendefinisian Hubungan Internasional.Available (online):
http://ilovehi.wordpress.com/2008/11/13/pendefinisian-hi-hubungan-internasional/
18
Suseno, Aryana.2008. Pendefinisian Hubungan Internasional.Available (online) :
http://ilovehi.wordpress.com/2008/11/13/pendefinisian-hi-hubungan-internasional/
12
2. International Affairs
Pemahaman Internasional affairs dilihat dari urusan-urusan antar suatu negara
dengan negara lain dalam menghadapi serangkaian masalah dan kejadian-kejadian dan
langkah antisipatif yang diusahakan oleh kedua belah Negara.
3. World Politics
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan world politics disini sama dengan
19
international politics, diwarnai oleh tiga pandangan yang dominan. Liberalis, Realis,
Marxsis dalam melihat masalah-masalah politik utama. Hanya saja yang berbeda adalah
bahwa kajian ini berupaya memperluas perspektif .
4. World Affairs
World Affairs secara harfiah berarti seluruh urusan yang membawa seluruh negara di
dunia, yakni hubungan yang terjalin antar seluruh negara untuk duduk bersama
menghadapi maslah –masalah dunia yang akan datang.
5. Global Politics
Pemahaman global politics berarti mengakui tentang adanya aktivitas politik dan
proses politik, 20 mencakup tentang kekuasaan dan otoritas, yang tidak lagi didefinisikan
oleh cakupan rasional yang legal dan menyangkut masalah teritorial.
Pada abad ke-21, telah terjadi sebuah perbentangan dari proses politik seperti
keputusan dan tindakan yang diambil oleh salah satu negara di dunia dapat menjadi sebuah
ratifikasi yang mendunia. Tidak hanya itu, proses politik pun mengalami pendalaman
seperti perkembangan yang terjadi di tingkat lokal bisa menjadi sebuah ratifikasi di tingkat
dunia, begitu juga sebaliknya. Lebih lanjut, perbentangan dan suatu penyatuan yang
21
akhirnya menghasilkan perluasan dalam proses politik yang mengacu kepada
pertumbuhan yang terus membaik yang mana permukaan dari agenda politk
dikombinasikan dengan jangkauan yang berbeda-beda dari agen-agen atau grup-grup yang
19
Ibid
20
Ibid
21
Suseno, Aryana.2008. Pendefinisian Hubungan Internasional.Available (online) :
http://ilovehi.wordpress.com/2008/11/13/pendefinisian-hi-hubungan-internasional/
13
terlibat dalam proses untuk menghasilkan keputusan politik dari semua tingkatan, mulai
dari tingkat lokal sampai ke tingkat global.
Menurut kaum realis, politik dalam global politics dapat di lihat intisarinya
sebagai sebuah perjuangan antar negara untuk melindungi dan mempertahankan
kepentingan nasionalnya dalam sistem global. Hal ini memerlukan keterlibatan dari
diplomasi bilateral dan multilateral, proses negosiasi dan persetujuan, dan juga kekuatan
militer. Kaum realis mengasumsikan bahwa fakta yang terakhir inilah membedakan global
politics dari semuabentuk politik yang ada.
Definisi global politics menurut kaum ini adalah politik yang menitik beratkan
atau memusatkan perhatian atas konflik dan kerja sama antara negara-negara yang
berdaulat dimana di dalamnya terdapat variabel yang sangat krusial yaitu kekuatan
nasional.
Menurut pendapat dari kaum liberal-pluralis, global politics adalah pembentukan
dalam tahap-tahap tekanan yang dilakukan kelompok dan pembuatan keputusan yang
otoritatif dalam pluralistik global system. Dunia politik mengandung sebuah “tambalan
yangkompleks” di dalam bidang kebijakan atau masalah-masalah daerah kekuasaan.
Yangdimaksud dengan tambalan di sini adalah adanya tumpang tindih, yaitu di satu pihak
ada yang berusaha dengan giat untuk mewujudkan perdamaian dunia, di pihak lain sedang
membahas masalah perang. Masalah-masalah yang terkandung di dalamnya adalah
hubungan perdagangan, hubungan moneter, hubungan antara Utara-Selatan, hak asasi
manusia. Didalam negara, banyak kelompok seperti; (negara, bagian birokrasi negara,
transnational corporations, transnational organizations, organisasi internasional, individu,
dan lain-lain)yang berpengaruh dalam menentukan arah kebijakan internasional.
Kaum Neo-Marxis berpendapat bahwa global politics adalah seberapa jauh
penggunaan modal dalam tingkat dunia dan cara apa yang digunakan agar modal itu dapat
dijadikan peraturan di tingkat dunia. 22
Kaum ini memusatkan perhatiannya kepada konflik dan kontradiksi yang terjadi
dalam tatanan ekonomi global, di mana modal sangat berperan dan menjadi dasar yang
diaturoleh transnasional corporations. Global politics juga tercakup sebagai sebuah hasil
atau produk dari kekuatan ekonomi global yang membangkitkan konflik dan kontradiksi
22
Suseno, Aryana. 2008. Pendefinisian Hubungan Internasional.Available (online) :
http://ilovehi.wordpress.com/2008/11/13/pendefinisian-hi-hubungan-internasional/
14
antara modal nasional dan transnasional, antara nasional dan kemunculan kekuatan
kelastransnasional, antara negara dan kemunculan kekuatan supranasional.
Kaum ini juga menganggap global politics sebagai sebuah hambatan dalam
kebutuhanakan modal transnasional dengan konsekuensi bahwa proses politik yang
dominan di tingkat global dilihat sebagai intisari sebuah ekspresi dari konflik antar kelas
dalam skala dunia.
6. Global Affairs
Suatu mode pemahaman terhadap hubungan antara negara dengan negara lain
tentang masalah global yang terjadi dengan cakupan konflik-konflik yang mesti diatasi.
7. Transnational Relations
Hubungan yang terjadi lebih rumit, dimana semua unsur dari negara yang
berkepentingan, seperti pemerintah, masyarakat, bahkan individu dapat saling
berhubungan satu sama lain. Hubungan seperti ini sering diistilahkan dengan jaring laba-
laba (Cobweb)
8. Transnational Politics
Hubungan yang berbentuk dua arah antar pemerintah negara yang berkepentingan
yang membicarakan tentang seluruh aspek politik didalamnya secara komperhensif dalam
suatu perspektif antara pemerintah dan yang berkepentingan dalam suatu pemahaman yang
sama.
15
Global -> Unsur negara satu dengan unsur negara lain, dari segi Politik. Aktornya meliputi
juga IGOs, INGOs, dan MNCs.
Affairs -> peristiwa
1. Teori Politik
2. Ilmu Pemerintahan
3. Politik Perbandingan
4. Administrasi dan Kebijakan Publik
5. Ekonomi Politik
6. Hubungan Internasional.23
Kita tahu bahwa Ilmu Hubungan Internasional adalah disiplin ilmu yang paling
muda.27 Oleh karena itu, pasti terdapat ilmu-ilmu lainnya yang mempengaruhi asal-usul
kemunculan disiplin Ilmu Hubungan Internasional, yaitu Sejarah, Hukum, dan Filsafat.28
23
Bainus, Arry. Wawan Budi Darmawan dan Oce Chairaidi Ibrahim. Introduction to International
Relation. Lecture 1: Introduction. 2011. Slide 32.
24
Yulius P. Hermawan. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional, Aktor, Isu, dan Metodologi
Ed. 1 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). Hlm 4-5.
25
Ibid. Hlm. 4.
26
Ibid. Hlm. 4.
27
Ibid. Hlm. 1.
28
Bainus, Arry. Wawan Budi Darmawan dan Oce Chairaidi Ibrahim. Introduction to International
Relation. Lecture 1: Introduction. 2011. Slide 32.
16
Pada tahun 1648, kita mengenal sebuah perjanjian yang bernama Westpalia dan
Treaty Utrecht pada tahun 1713.29 Yang saya ketahui Utrecht adalah seorang Ahli Hukum
pada masa itu. Sehingga hal ini menyebabkan HI dekat dengan Hukum.30
Pada saat itu, sebuah teks yang berhubungan dengan HI adalah karya Jeremy
Bentham dalam bukunya yang berjudul Principle of Moral and Legislation (1794) yang
menyatakan bahwa: “Keyakinan bahwa akal sehat bakal menuntuk manusia untuk
mengembangkan moralitas yang baik untuk patuh kepada ketentuan dan aturan yang
berlaku.”31
Setelah perang tiga puluh tahun yang terjadi dari tahun 1618 sampai 1648 dan
diakhiri oleh perjanjian Westpalia32, masyarakat dunia sangat tidak menginginkan
terjadinya perang. Ketakutan tersebut mendorong Immanuel Kant menulis buku Perpetual
Peace tersebut dan mendoktrin agar tidak ada peperangan dengan kata lain perdamaian
yang abadi. Selain Kant, Hugo Grotius seorang Filsuf Hukum menulis karyanya yang
berjudul ‘De Jurre Belli ac pacis’ (Mengenai hukum peperangan dan perdamaian) (1625)
yang menolak peperangan dengan alasan apapun.33 Karya-karyanya tersebut sangat
berpengaruh dalam pentingnya kerjasama internasional.34
HI dapat muncul dari sejarah-sejarah dunia. Karena adanya kejadian yang dicatat
dalam sejarah, maka hubungan kerjasama antar Negara sangat dibutuhkan.
HI tidak berdiri sendiri tanpa didukung oleh Ilmu Sosial lainnya, diantaranya:
Ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi.35
Setelah Perang Dunia I, masalah yang melanda bukanlah masalah war and peace.
Karena setelah PDI tersebut sangat jarang dan hampir tidak ada Negara yang berperang. 36
Pada saat itu, Negara-negara mulai berinteraksi dan lebih menguatkan perekonomian
29
Yulius P. Hermawan. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional, Aktor, Isu, dan Metodologi
Ed. 1 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). Hlm 4.
30
Ibid. Hlm. 4.
31
Ibid.
32
Robert Jackson, Georg Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional penerjemah Dadan
Suryadipura (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Hlm. 21.
33
Yulius P. Hermawan. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional, Aktor, Isu, dan Metodologi
Ed. 1 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). Hlm 4.
34
Ibid. Hlm.4
35
Bainus, Arry. Wawan Budi Darmawan dan Oce Chairaidi Ibrahim. Introduction to International
Relation. Lecture 1: Introduction. 2011. Slide 32.
36
Ibid. Slide 29.
17
negaranya. Dan di sinilah Ekonomi mempengaruhi studi HI dan Politik. Oleh karena itu,
terdapat studi khusus mengenai ekonomi internasional, yaitu EPI (Ekonomi Politik
Internasional). Ekonomi di sini dilakukan oleh MNCs (Mulinational Corporation)
mendorong agar Negara-negara terlibat dalam kerjasama ekonomi.37
37
Yulius P. Hermawan. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional, Aktor, Isu, dan Metodologi
Ed. 1 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). Hlm. 6
38
Ibid. Hlm. 7.
39
Bainus, Arry. Wawan Budi Darmawan dan Oce Chairaidi Ibrahim. Introduction to International
Relation. Lecture 1: Introduction. 2011. Slide 32.
40
Ibid. slide 32.
18
Seperti yang telah kita ketahui, ilmu-ilmu yang membantu HI seperti Ekonomi,
strategi, Sejarah, Filsafat, dan Hukum INternasional telah hadir terlebih dahulu di muka
bumi ini. Para tokoh dari masing-masing ilmu juga seperti Ekonomi (Smith), strategi
(Machiavelli), sejarah (thucydides), Filsafat (Aquinas), dan Hukum INternasional
(Grotius) berperan besar dalam studi HI atau sejarah diplomasi kita. Setelah PDI terjadi,
maka HI muncul dan setelah itu muncul yang namanya Idealisme (1920-30an), Realisme
sebagai first debate (Perang Dunia II) Scientism sebagai second debate (Behavioralism,
EPA) sekitar antara 1950-1960 dan muncul Liberalisme (1970), peace research sebagai
third debate dan ada Feminisme yang menjadi four debate pada tahun antara 1980-1990.
Dan debatan apa yang akan menjadi debatan tahun 2000-an?41
41
Ibid. slide 33.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bainus, Arry. Wawan Budi Darmawan dan Oce Chairaidi Ibrahim. 2011. Introduction to
International Relation. Lecture 1: Introduction.
Jackson, Robert dan Georg Sorensen. 1997. Pengantar Studi Hubungan Internasional
penerjemah Dadan Suryadipura (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
Jackson, Robert dan Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Mas’oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta :
PT Pustaka LP3ES Indonesia
20
Suseno, Aryana. 2008. Pendefinisian Hubungan Internasional. Available (online):
http://ilovehi.wordpress.com/2008/11/13/pendefinisian-hi-hubungan-internasional/
21