tem
baga
←
sen
g
→
gali
um
-
↑
Zn
↓
Cd Tabel periodik
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom seng, Zn, 30
Deret kimia logam transisi
Golongan, Periode, Blok 12, 4, d
abu-abu muda kebiruan
Penampilan
Ciri-ciri atom
Struktur kristal heksagonal
2
Bilangan oksidasi
(Oksida amfoter)
Elektronegativitas 1,65 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 906,4 kJ/mol
ke-2: 1733,3 kJ/mol
ke-3: 3833 kJ/mol
Jari-jari atom 135 pm
Jari-jari atom (terhitung) 142 pm
Jari-jari kovalen 131 pm
Jari-jari Van der Waals 139 pm
Lain-lain
Sifat magnetik diamagnetik
Resistivitas listrik (20 °C) 59,0 nΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 116 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 30,2 µm/(m·K)
Kecepatan suara (suhu kamar)
(pada wujud kawat) (kawat tergulung) 3850 m/s
Modulus Young 108 GPa
Modulus geser 43 GPa
Modulus ruah 70 GPa
Nisbah Poisson 0,25
Skala kekerasan Mohs 2,5
Kekerasan Brinell 412 MPa
Isotop
64
Zn 48,6% Zn stabil dengan 34 neutron
65
65
ε - Cu
Zn syn 244,26 hari
γ 1,1155 -
66
Zn 27,9% Zn stabil dengan 36 neutron
67
Zn 4,1% Zn stabil dengan 37 neutron
68
Zn 18,8% Zn stabil dengan 38 neutron
70
Zn 0,6% Zn stabil dengan 40 neutron
Referensi
Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan
massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik.
Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini
berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng
merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih
seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak
sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad
ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir
abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut
sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf
umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani
dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800.
Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-
aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa
seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng
klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat
berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh.[1] Terdapat sekitar dua
milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga
dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan
pertumbuhan, memengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap
tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia.[1] Konsumsi seng
yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga.
Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan sebagai bahan
bangunan.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Karakteristik
o 1.1 Sifat fisik
o 1.2 Keberadaan
o 1.3 Isotop
2 Sifat kimiawi
o 2.1 Reaktivitas
3 Referensi
[sunting] Karakteristik
[sunting] Sifat fisik
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau
demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau.[2] Seng sedikit kurang padat daripada
besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, hal. 826
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100
sampai dengan 150 °C.[2] Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat
dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya.[3] Seng juga mampu menghantarkan
listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik
didih (900 °C) yang relatif rendah.[4] Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang
terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.[4]
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi
seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan
seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium,
kobalt, nikel, telurium, dan natrium.[5] Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat
feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35 K.
[sunting] Keberadaan
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini menjadikan
seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi.[6] Tanah mengandung sekitar 5–
770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb
dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–4 µg/m3.
Sfalerit (ZnS)
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga dan timbal
dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini memiliki
afinitas yang rendah terhadap oksigen dan lebih suka berikatan dengan belerang. Kalkofil
terbentuk ketika kerak bumi memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang mendukung
reaksi reduksi.[7] Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih
logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar
60-62% seng.
Mineral lainnya juga mengandung seng meliputi smithsonit (seng karbonat), hemimorfit (seng
silikat), wurtzit (bentuk seng sulfida lainnya), dan hidrozinkit. Terkecuali wurtzit, kesemua
mineral ini terbentuk oleh karena proses cuaca seng sulfida primordial.[7]
Total keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia adalah sekitar 1,8 gigaton.[8] Hampir sekitar
200 megatonnya dapat diperoleh secara ekonomis pada tahun 2008.[8] Kandungan besar seng
dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.[7] Berdasarkan laju konsumsi seng
sekarang ini, cadangan seng diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai dengan 2055.[9][10]
Sekitar 346 megaton seng telah ditambang sepanjang sejarahnya sampai dengan tahun 2002.
Selain itu, diperkirakan pula sekitar 109 megatonnya masih digunakan.[11]
[sunting] Isotop
Terdapat lima isotop seng yang dapat ditemukan secara alami. 64Zn merupakan isotop yang
paling melimpah (48,63% kelimpahan alami).[12] Isotop ini memiliki waktu paruh yang sangat
panjang, 4.3×1018 a,[13] sedemikiannya radioaktivitasnya dapat diabaikan.[14] Demikian pula isotop
70
Zn (0,6%) yang berwaktu paruh 1.3×1016 a tidak dianggap sebagai bersifat radioaktif. Isotop-
isotop lainnya pula adalah 66Zn (28%), 67Zn (4%) dan 68Zn (19%).
Terdapat pula dua puluh lima radioisotop yang telah berhasil dikarakterisasikan. 65Zn yang
berumur paruh 243,66 hari adalah radioisotop yang berumur paling lama, diikuti oleh 72Zn
dengan umur paruh 46,5 jam.[12] Seng memiliki 10 isomer inti. 69mZn merupakan isomer yang
berumur paruh paling panjang dengan lama waktu 13,76 jam.[12] Superskrip m mengindikasikan
suatu isotop metastabil. Inti isotop metastabil berada dalam keadaan tereksitasi dan akan kembali
ke keadaan dasarnya dengan memancarkan foton dalam bentuk sinar gama. 61Zn memiliki tiga
keadaan tereksitasi dan 73Zn memiliki dua keadaan tereksitasi.[15] Sedangkan isotop 65Zn, 71Zn,
77
Zn dan 78Zn semuanya hanya memiliki satu keadaan tereksitasi.[12]
Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop seng bernomor massa lebih rendah daripada
64 adalah penangkapan elektron. Produk peluruhan dari penangkapan elektron ini adalah isotop
tembaga.[12]
Templat:Nuclide + e− → Templat:Nuclide
Sedangkan modus peluruhan paling umum untuk isotop seng bernomor massa lebih tinggi
daripada 64 adalah peluruhan beta, yang akan menghasilkan isotop galium.[12]
Templat:Nuclide → Templat:Nuclide + e− + νe
Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur golongan 12 tabel
periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat..[16] Permukaan logam seng murni
akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika
berkontak dengan karbon dioksida.[17] Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut
dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap
seng oksida.[18] Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya.[19] Seng yang sangat
murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam
klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi
seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.[18]
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2
terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk
akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10.[20] Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen
dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa
yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3.[21]
Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan.[22]
Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas 285 °C
mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang berkeadaan oksidasi
+1.[18] Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui.[23] Perhitungan
teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak
memungkinkan terbentuk.[24]
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan
tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.[25] Jari-jari ion seng dan magnesium
juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal
yang sama.[26] Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi
keduanya akan sangat mirip.[18] Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia
juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-.[25] Senyawa kompleks
seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.[18]
Seng klorida
Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan seng, terkecuali
gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang hampir tidak larut dalam larutan
netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam dan basa kuat.[18] Kalkogenida
lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan
optik.[27] Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2),[28][29] peroksida ZnO2, hidrida ZnH2,
dan karbida ZnC2 juga dikenal keberadaannya.[30] Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat
yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah dan
dianggap lebih bersifat kovalen.[31]
Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng Zn(OH)2 terbentuk
sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam
bentuk [Zn(OH)4]2-[18] Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2,
molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)2•8H2O dan kromat
ZnCrO4 merupakan beberapa contoh senyawa anorganik seng.[32][33] Salah satu contoh senyawa
organik paling sederhana dari seng adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.
Senyawa organoseng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan kovalen seng-
karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam kimia sintesis. Senyawa ini
pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng dengan etil iodida dan
merupakan senyawa yang pertama kali diketahui memiliki ikatan sigma logam-karbon.[34]
Dekametildizinkosena mengandung ikatan seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar.[35]
[sunting] Referensi
1. ^ a b Hambidge, K. M. and Krebs, N. F. (2007). "Zinc deficiency: a special challenge". J.
Nutr. 137: 1101. PMID 17374687.
2. ^ a b Heiserman 1992, hal. 123
3. ^ Scoffern, John (1861). The Useful Metals and Their Alloys. Houlston and Wright.
hlm. 591–603. http://books.google.com/books?id=SSkKAAAAIAAJ. Diakses pada 6
April 2009.
4. ^ a b "Zinc Metal Properties". American Galvanizers Association. 7 Maret 2011.
http://www.galvanizeit.org/aga/designing-fabricating/design-considerations/zinc-metal-
properties. Diakses pada 15 Februari 2009.
5. ^ Ingalls, Walter Renton (1902). Production and Properties of Zinc: A Treatise on the
Occurrence and Distribution of Zinc Ore, the Commercial and Technical Conditions
Affecting the Production of the Spelter, Its Chemical and Physical Properties and Uses in
the Arts, Together with a Historical and Statistical Review of the Industry. The
Engineering and Mining Journal. hlm. 142–146. http://books.google.com/books?
id=RhNDAAAAIAAJ&pg=PA133.
6. ^ Emsley 2001, hal. 503
7. ^ a b c Greenwood 1997, hal. 1202
8. ^ a b Tolcin, A. C. (2009). "Mineral Commodity Summaries 2009: Zinc" (PDF). United
States Geological Survey.
http://minerals.er.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/zinc/mcs-2009-zinc.pdf. Diakses
pada 25 November 2008.
9. ^ Cohen, David (2007). "Earth audit". New Scientist 194: 8. doi:10.1016/S0262-
4079(07)61315-3.
10. ^ "Augsberg University Calculate When Our Materials Run Out". IDTechEx. 4 Juni
2007. http://www.idtechex.com/products/en/articles/00000591.asp. Diakses pada 9
Desember 2008.
11. ^ Gordon, R. B. (2006). "Metal stocks and sustainability". Proceedings of the National
Academy of Sciences 103: 1209. doi:10.1073/pnas.0509498103. PMID 16432205.
12. ^ a b c d e f NNDC contributors (2008). "Chart of Nuclides". di dalam Alejandro A.
Sonzogni (Database Manager). Upton (NY): National Nuclear Data Center, Brookhaven
National Laboratory. http://www.nndc.bnl.gov/chart/. Diakses pada 13 September 2008.
13. ^ CRC 2006, hal. 11-70
14. ^ NASA contributors. "Five-Year Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP)
Observations: Data Processing, Sky Maps, and Basic Results" (PDF). NASA.
http://lambda.gsfc.nasa.gov/product/map/dr3/pub_papers/fiveyear/basic_results/wmap5b
asic.pdf. Diakses pada 6 Maret 2008.
15. ^ Audi, Georges (2003). "The NUBASE Evaluation of Nuclear and Decay Properties".
Nuclear Physics A (Atomic Mass Data Center) 729: 3–128.
doi:10.1016/j.nuclphysa.2003.11.001.
16. ^ CRC 2006, hal. 8-29
17. ^ Porter, Frank C. (1994). Corrosion Resistance of Zinc and Zinc Alloys. CRC Press.
hlm. 121. ISBN 0824792130.
18. ^ a b c d e f g Holleman, Arnold F. (1985). "Zink" (dalam bahasa German). Lehrbuch der
Anorganischen Chemie (edisi ke-91–100). Walter de Gruyter. hlm. 1034–1041. ISBN
3110075113.
19. ^ Hinds, John Iredelle Dillard (7 Maret 2011). Inorganic Chemistry: With the Elements
of Physical and Theoretical Chemistry (edisi ke-2nd). New York: John Wiley & Sons.
hlm. 506–508. http://books.google.com/books?id=xMUMAAAAYAAJ.
20. ^ Ritchie, Rob (7 Maret 2011). Chemistry (edisi ke-2nd). Letts and Lonsdale. hlm. 71.
ISBN 1843154382. http://books.google.com/books?id=idT9j6406gsC.
21. ^ Jaffe, Howard W. (7 Maret 1996). Crystal Chemistry and Refractivity. Courier Dover
Publications. hlm. 31. ISBN 048669173X. http://books.google.com/books?
id=lbxUYhC5YEEC.
22. ^ Burgess, John (7 Maret 1978). Metal ions in solution. New York: Ellis Horwood.
hlm. 147.
23. ^ Brady, James E. (7 Maret 1983). General Chemistry: Principles and Structure (edisi
ke-3rd). John Wiley & Sons. hlm. 671. ISBN 047186739X.
24. ^ Kaupp M.; Dolg M.; Stoll H.; Von Schnering H. G. (1994). "Oxidation state +IV in
group 12 chemistry. Ab initio study of zinc(IV), cadmium(IV), and mercury(IV)
fluorides". Inorganic chemistry 33: 2122. doi:10.1021/ic00088a012.
25. ^ a b Greenwood 1997, hal. 1206
26. ^ CRC 2006, hal. 12-11–12
27. ^ "Zinc Sulfide". American Elements. http://www.americanelements.com/znsu.html.
Diakses pada 3 Februari 2009.
28. ^ Grolier contributors (1994). Academic American Encyclopedia. Danbury, Connecticut:
Grolier Inc. hlm. 202. ISBN 0717220532. http://books.google.com/books?
id=YgI4E7w5JI8C.
29. ^ "Zinc Phosphide". American Elements. http://www.americanelements.com/znp.html.
Diakses pada 3 Februari 2009.
30. ^ Shulzhenko, A. A. (2000). "Peculiarities of interaction in the Zn–C system under high
pressures and temperatures". Diamond and Related Materials 9: 129. doi:10.1016/S0925-
9635(99)00231-9.
31. ^ Greenwood 1997, hal. 1211
32. ^ Rasmussen, J. K. (1990). "In situ Cyanosilylation of Carbonyl Compounds: O-
Trimethylsilyl-4-Methoxymandelonitrile". Organic Syntheses, Collected Volume] 7: 521.
http://www.orgsyn.org/orgsyn/prep.asp?prep=cv7p0521.
33. ^ Perry, D. L. (1995). Handbook of Inorganic Compounds. CRC Press. hlm. 448–458.
ISBN 0849386713.
34. ^ Frankland, E. (1850). "On the isolation of the organic radicals". Quarterly Journal of
the Chemical Society 2: 263. doi:10.1039/QJ8500200263.
35. ^ Resa, I. (2004). "Decamethyldizincocene, a Stable Compound of Zn(I) with a Zn-Zn
Bond". Science 304: 1136. doi:10.1126/science.1101356. PMID 15326350.
Peralatan pribadi
Halaman
Pembicaraan
Varian
Tampilan
Baca
Sunting
Versi terdahulu
Tindakan
↑
Cari
Navigasi
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh sebagai PDF
Versi cetak
Kotak peralatan
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Kutip halaman ini
Bahasa lain
Afrikaans
አማርኛ
Aragonés
العربية
Asturianu
Azərbaycanca
Беларуская
Беларуская (тарашкевіца)
Български
বাংলা
Brezhoneg
Bosanski
Català
Corsu
Česky
Чӑвашла
Cymraeg
Dansk
Deutsch
ް ބ
ސ ަ ިދ ެވ ިހ
Ελληνικά
English
Esperanto
Español
Eesti
Euskara
فارسی
Suomi
Võro
Français
Furlan
Gaeilge
Galego
Gaelg
Hak-kâ-fa
עברית
हिन्दी
Fiji Hindi
Hrvatski
Kreyòl ayisyen
Magyar
Հայերեն
Ido
Íslenska
Italiano
日本語
Lojban
Basa Jawa
Қазақша
ಕನ್ನಡ
한국어
Kurdî
Latina
Lëtzebuergesch
Лакку
Líguru
Lietuvių
Latviešu
Māori
Македонски
മലയാളം
Монгол
मराठी
Bahasa Melayu
မြန်မာဘာသာ
Plattdüütsch
नेपाल भाषा
Nederlands
Norsk (nynorsk)
Norsk (bokmål)
Occitan
Polski
پنجابی
Português
Runa Simi
Română
Русский
संस्कृत
Sicilianu
Srpskohrvatski / Српскохрватски
Simple English
Slovenčina
Slovenščina
Shqip
Српски / Srpski
Seeltersk
Basa Sunda
Svenska
Kiswahili
தமிழ்
తెలుగు
Тоҷикӣ
ไทย
Tagalog
Türkçe
ئۇيغۇرچە/ Uyghurche
Українська
اردو
O'zbek
Tiếng Việt
Winaray
Хальмг
יי ִדיש
Yorùbá
中文
Bân-lâm-gú
粵語
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan