Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan

untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumennya, menangani

pesaing, dan mengeluarkan produk. Tingginya tingkat persaingan yang terjadi menuntut

perusahaan untuk mempunyai strategi yang tepat dalam mencapai tujuannya serta memacu

perusahaan untuk semakin inovatif dalam mengeluarkan produk yang sekiranya disukai

konsumen. Tanpa inovasi, produk suatu perusahaan bisa tenggelam dalam persaingan dengan

produk-produk lain yang semakin memenuhi pasar.

Mengingat keberadaan konsumen merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan,

maka perusahaan menyadari betapa sentralnya peranan konsumen. Perusahaan harus mengerti

keinginan dan kebutuhan konsumen dalam usahanya agar konsumen mendapat kepuasan yang

optimal.

Di lain pihak, konsumen juga semakin kritis terhadap apa yang mereka terima dan

harapkan dari sebuah produk. Jika ternyata tidak sesuai dengan harapan pelanggan, perusahaan

tidak hanya akan kehilangan kepercayaan pelanggan, tetapi juga berpotensi akan kehilangan

pelanggan potensial. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian; pelanggan yang

tidak puas akan menghentikan pembelian produk bersangkutan dan kemudian akan menyebarkan

berita tersebut pada orang lain (Setiadi, 2003, p.16).

Usaha yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus

memenangkan persaingan, perusahaan harus mempersiapkan strategi pemasaran yang tepat

untuk produknya. Produk yang ditawarkan ke pasar harus mendapatkan perhatian untuk dibeli,
1
2

digunakan, atau dikonsumsi agar memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsumen

akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan mencari manfaat tertentu dari suatu produk,

dan konsumen akan mempertimbangkan produk mana yang akan dipilih untuk memenuhi

kebutuhan dan memberikan manfaat.

Memahami konsumen adalah elemen penting dalam pengembangan strategi pemasaran

(Peter et al, 1999, p.10). Shiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

“perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat

memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan”. Perilaku konsumen

memberikan informasi mengenai berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (Setiadi, 2003, p.8), misalnya

dalam membeli suatu produk para konsumen memiliki berbagai sikap yang berbeda-beda dalam

memandang berbagai atribut yang dianggap relevan dan penting (Kotler, 2005, p.226). Mereka akan

meberikan perhatian lebih besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Atribut-atribut ini

kemudian akan berperan dalam evaluasi keputusan pembelian. Atribut produk juga memberikan

positioning yang jelas terhadap suatu merek. Chandra (1999, p.123) memeliti apakah atribut produk

berpengaruh terhadap strategi positioning pemasaran real estate di Surabaya, hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa atribut produk merupakan salah satu faktor utama dalam strategi positioning produk.

Atribut produk merupakan segala sesuatu yang melekat dan menyertai produk tersebut, seperti

merek, desain, warna, kulitas dan sebagainya. Atribut merupakan salah satu unsur penting, semakin baik

atribut produk maka konsumen akan semakin tertarik dan memutuskan untuk membeli produk tersebut.

Proses pengambilan keputusan dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu pengambilan keputusan yang

luas, pengambilan keputusan yang terbatas, dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan. Proses

pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk

pengambilan keputusan yang membutuhkan tingkat keterlibatan yang tinggi, misalnya pembelian produk-

produk mahal, mengandung nilai prestis, dan dipergunakan untuk waktu yang lama (Fandi Tjiptono,
3

1997, p.21), salah satunya adalah keputusan pembelian mobil.

Industri otomotif merupakan industri yang sedang tumbuh pesat di Indonesia belakangan ini.

Kebutuhan akan mobil terus meningkat yang dapat dilihat dari jumlah mobil yang terjual setiap tahunnya

yang terus mengalami peningkatan.

Dari seluruh penjualan mobil di Indonesia, pada dasarnya pangsa pasara utama masih didominasi

oleh 5 perusahaan otomotif, yaitu Toyota, Mitsubishi, Daihatsu, Suzuki, dan Honda (GAIKINDO).

Honda berada di posisi kelima di bawah para pesaingnya dikarenakan Honda hanya menjual mobil

penumpang dimana keempat pemain lainnya bermain juga di segmen non-end user

(http://www.situsotomotif.com/berita/hot-topic/mei-2010-pasar-mobil-melemah-daihatsu-hyundai-

tersenyum).

Dilihat dari jenis, pasar mobil di Indonesia terbagi menjadi 6, yaitu sedan type, 4x2 type, 4x4

type, bus, pick-up/truck, dan double cabin 4x2/4x4. Namun yang paling dominan penjualannya adalah

mobil 4x2 type, salah satu faktornya adalah mobil 4x2 type lebih mudah dikendarai dan cocok digunakan

oleh siapa saja. Selain Honda yang hanya memproduksi mobil penumpang, pabrikan-pabrikan mobil

terbesar di Indonesia di atas, memproduksi keenam jenis mobil tersebut.


4

Tabel 1.1

Pangsa Pasar Mobil di Indonesia Menurut Jenisnya

Sumber : GAIKINDO Januari-Desember 2010

Sejak awal tahun 2005, penjualan mobil 4x2 type selalu mendominasi dengan memiliki

lebih dari 60% pangsa pasar. Porsi tersebut terus bertambah setiap tahunnya hingga mencapai

angka 66% pada tahun 2009. Berbeda dengan pangsa pasar mobil pick up/truck yang meskipun

masih mendominasi pangsa pasar di urutan kedua, namun mengalami penurunan penjualan dari

30,2% di tahun 2005 menjadi 23,1% pada tahun 2009. Sementara itu, jenis mobil lainnya,

kecuali jenis mobil sedan, juga mengalami kenaikan penjualan daro tahun 2005 hingga 2009.

Honda sebagai salah satu produksen mobil dengan pangsa pasar terbesar kelima di

Indonesia, terus berusaha untuk mengejar ketertinggalannya dari para pesaingnya. Honda telah

mengeluarkan berbagai jenis mobil-mobil unggulan seperti Jazz, CR-V dan Freed Selain itu,

Accord, City, Civic dan Oddysey. Honda juga tidak terlepas dari persaingan yang semakin tajam
5

karena banyaknya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis. Oleh karena

itu dalam melaksanakan aktivitas penjualannya perusahaan harus dapat merancang strategi

pemasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menciptakan dan

meningkatkan pembelian konsumen terhadap produk tersebut.

Dengan berbagai macam atribut produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan

terutama Honda, konsumen dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang sulit mengenai atribut

produk mobil 4x2 type, karena atribut produk yang baik serta dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen dapat menunjang perusahaan untuk tetap bertahan dalam persaingan seketat

apapun.

Dari berbagai macam produk yang dikeluarkan, Honda Jazz merupakan produk andalan

Honda. Untuk tahun 2010, penjualan Honda Jazz memimpin pasar sedan buntung "Hatchback"

dengan penjualan sebesar 22.758 unit atau menguasai 42 persen pasar. Jumlah itu naik

dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 15.713 unit

(http://otomotif.antaranews.com/news/1294823254/penjualan-mobil-honda-naik-55-persen).

Karena dominannya penjualan Honda Jazz, maka penelitian ini memfokuskan pada keputusan

pembelian Honda Jazz.

Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian,

terutama keputusan pembelian Honda Jazz. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Atribut Produk

Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Honda Jazz”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasikan

beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu :


6

1. Apa saja kelengkapan atribut produk mobil Honda Jazz yang ditawarkan oleh Honda.

2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap atribut produk Honda Jazz.

3. Seberapa besar pengaruh atribut mobil Honda Jazz terhadap minat beli konsumen.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari data dan informasi yang diperlukan

untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai seberapa besar pengaruh atribut produk

terhadap minta beli pada PT............. sehingga data-data, informasi, dan gambaran tersebut dapat

digunakan oleh penulis untuk penyususnan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk

menempuh ujian sarjana Fakultas Bisnis dan Manajemen jurusan Manajemen Universitas

Widyatama.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tanggapan kelengkapan atribut produk mobil Honda Jazz yang ditawarkan

oleh Honda.

2. Mengetahui tanggapan tanggapan konsumen terhadap atribut produk Honda Jazz.

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh atribut mobil Honda Jazz terhadap minat beli

konsumen.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan dan bahan masukan bagi

perusahaan dalam pengambilan keputusan mengenai atribut produk di masa yang akan

datang.

2. Bagi penulis

Penelitian ini digarapkan dapat menambha pengetahuan penulis khususnya mengenai


7

atribut produk serta dampaknya terhadap minat beli konsumen yang telah didapat pada

masa perkuliahan, sehingga penulis dapat membandngkan teori-teori tersebut dengan

penerapan yang sebenarnya di lingkungan dunia usaha yang nyata.

3. Bagi akademisi

Diharapkan dapat memberikan informasi dan tambahan pengetahuan di bidang

pemasaran khususnya atribut produk.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Di dalam persaingan yang ketat seperti sekarang ini, suatu perusahaan sangat

membutuhkan aktivitas pemasaran dalam menunjang penjualan produk yang dihasilkannya.

Aktivitas ini tidak hanya sekedar menjual saja namun meliputi aktivitas perencanaan, penetapan

harga, promosi, dan proses yang dapat memuaskan konsumen.

Sebagian besar dari tingkat keberhasilan perusahaan dalam melakukan pemasaran adalah

bagaimana perusahaan tersebut mampu membuat konsumen sadar akan keberadaannya serta

menarik perhatian konsumen dengan memberikan informasi yang lengkap mengenai produk

yang ditawarkan oleh perusahaan, agar konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya

demi tercapainya kepuasan konsumen.

Berdasarkan konsep-konsep promosi yang dikemukakan oleh para ahli, penulis

menyimpulkan bahwa kegiatan promosi sangat penting bagi PT. Samsung Indonesia dalam

mengkomunikasikan keunggulan produknya terutama produk ponsel, sebagai produk yang dapat

menunjang dan mempermudah kehidupan manusia yang ditawarkan secara persuasif kepada

calon konsumen atau konsumen sasaran untuk membeli atau menggunakan produk perusahaan.

(Kotler & Armstrong 2007:52);(Belch & Belch 2004:16);(Saladin 2003:92).

Dalam bisnis telekomunikasi, promosi merupakan faktor penting untuk mengangkat


8

omset penjualan, tapi ini tidak berarti penjualan tidak akan terjadi tanpa adanya promosi.

Seperti yang dikemukakan oleh Mc Charty (Agus Dharma, 1993 : 247) bahwa :

“Promosi merupakan kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada

pembeli dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan prilaku”.

Sedangkan menurut Djaslim Saladin (1996 : 68) menyatakan bahwa :

“Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk

merubah sikap dan tingkah laku pembeli”.

Sebagian besar dari tingkat keberhasilan perusahaan dalam melakukan pemasaran adalah

bagaimana perusahaan tersebut mampu menarik perhatian konsumen dengan memberikan

informasi yang lengkap mengenai produk yang ditawarkan agar konsumen dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginannya dari tercapainya kepuasan konsumen. Dalam hal ini perusahaan

dapat memberikan informasi tersebut melalui promosi.

Program promosi memiliki lima aktivitas komunikasi yang terpadu di dalam marketing

communication mix (bauran komunikasi pemasaran). Salah satu di antaranya adalah advertising

atau periklanan yang biasanya digunakan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada

pembeli sasaran dan masyarakat, dimana bentuk penyajian iklan ini bersifat non personal.

Djaslim Saladin (2002:219) menyatakan bahwa “advertising adalah segala bentuk penyajian

dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor

tertentu.”

Berdasarkan konsep-konsep advertising yang dikemukakan oleh para ahli, penulis

menyimpulkan bahwa PT. Samsung Indonesia adalah perusahaan yang mengeluarkan biaya

untuk kegiatan periklanan dalam bentuk komunikasi non personal tentang produk yang

ditawarkan oleh perusahaan untuk membujuk penerima atau calon konsumen agar mengambil
9

tindakan keputusan pembelian pada saat sekarang atau pada masa depan. (Belch & Belch

2004:16);(Armstrong & Kotler 2007:363);(Shimp 2007:240).

Dalam membuat program advertising, manajer pemasaran harus memulai dengan

mengidentifikasi sasaran dan motif pembeli, kemudian membuat lima keputusan utama dalam

pembuatan program advertising yang disebut 5 M : Mission (Misi), Money (Uang), Message

(Pesan), Media (Media), Measurement (Pengukuran). (Kotler, 2002:659)

Advertising harus mempu mengarahkan konsumen membeli produk-produk yang oleh

departemen pemasaran telah dirancang sedemikian rupa, sehinga diyakini dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan pembeli, singkatnya advertising harus dapat mempengaruhi pemilihan

dan keputusan pembeli (Frank Jefkins, 1994:15).

Menurut Kotler (2002:204) ada beberapa tahapan dalam proses keputusan pembelian di

anataranya :

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dalam proses pengenalan masalah dimulai ketika

pembeli mengenal kebutuhannya. Pada tahap pencarian informasi, konsumen tergerak dan akan

berusaha untuk mencari informasi mengenai barang atau jasa yang dibutuhkannya. Pada tahap

evaluasi alternatif, konsumen memproses informasi mengenai merek yang bersaing dan

membuat pertimbangan, mereka membanding-bandingkan merek dalam kelompok pilihan. Pada

tahap proses keputusan, konsumen melakukan aktivitas pembeli, dalam tahap ini terdapat dua

faktor yang dapat mempengaruhi keputusan membeli. Faktor pertama yaitu sikap atau pendirian

orang lain, misalnya teman dekat memberitahu salah satu merek yang ia gunakan. Faktor lain

adalah situasi yang tidak dapat diantisipasi seperti pendapatan keluarga, harga atau manfaat jasa
10

yang diharapkan. Proses terakhir yaitu perilaku setelah membeli, dalam hal ini kita melihat

kepuasan setelah membeli atau tindakan yang dapat mempengaruhi perilaku selanjutnya yaitu

Past Purchase Action, misalnya bila konsumen merasa puas akan barang atau jasa yang

dibelinya, ia akan memberitahu teman-temannya akan keunggulan jasa tersebut.

Sebuah kegiatan promosi yang baik akan membuat produk atau jasa yang diiklankan

menjadi dikenali oleh banyak orang (brand awareness). Brand awareness adalah kemampuan

dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize)

atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk

(Aaker, 1991: 61).

Brand awareness terbagi dalam empat tingkatan, yaitu :

Piramida Awareness (Aaker, 1991:62)

1. Unaware of Brand. Pada tingkatan ini seseorang tidak mengetahui suatu brand

tertentu.
11

2. Brand Recognition. Pada tingkatan ini, merupakan tingkatan paling rendah dari

awareness seseorang. Implikasi dari brand recognition ini menjadi penting ketika

seseorang berada pada suatu point of purchase.

3. Brand Recall. Tahapan ini lebih tinggi dibandingkan pada tahap recognition, pada

tahap ini seseorang diminta untuk menyebutkan nama-nama produk dalam suatu

kategori produk tertentu tanpa melalui bantuan seperti pada tahap recognition.

4. Top of Mind, adalah nama suatu merek atau Brand yang disebutkan pertama kali oleh

seseorang, berada pada posisi yang istimewa. Dalam pengertian sederhana, merek

tersebut menjadi pimpinan dalam benak konsumen tersebut dibandingkan nama

merek-merek lain (Aaker, 1991:62).

Meskipun begitu, belum berarti tingkat brand awareness yang tinggi dapat membuat

produk yang diiklankan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Dalam mengamil tindakan

pembelian, konsumen akan mengalami proses pengambilan keputusan dan proses tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor psikologis seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1.2 berikut :

Gambar 1.1

A basic model of consumer decision making

A. Stages in the consumer decision-making process

B. Relevant internal psychological processes


12

Sumber: George E Belch and Michael E Belch, “Advertising and Promotion” 2004:105

Proses pengambilan keputusan seperti yang dijelaskan oleh Belch & Belch (2004:107-120)

sebagai berikut :

1. Need Recognition : which accours when the consumers perceives a needs and

becomes motivated to solve the problem. Source of problem recognition:

a) Out of stock: Problem recognition occurs when consumers use their existing supply

of a product and must replenish their stock.

b) Dissatisfaction: Created by the consumer’s dissatisfaction with the current state of

a affairs and/or the product or service being used.

c) New needs/wants: Change in consumer’s lives often in new needs and wants.

d) Marketer-induced problem recognition: Marketer’s actions that encourage

consumer not to be content with their current state or situation.

e) New product: Problem recognition can also occur when innovative products are

introduces and brought to the attention of consumer.

2. Information Search: When the consumer perceive a problem or need that can be

satisfied by the purchase of a product or service, they begin to search for information

needed to make a purchase decision.

3. Alternate Evaluate: The consumer compares the various brand or products and

services he or she has identified as being capable of solving the consumption problem

and satisfying the needs or motives that initiated the decision process.

4. Purchase Decision: The consumers must stop searching for and evaluating

information about alternatives brands in the evoked set and make a purchase decision.

5. Postpurchase Decision: After using the products or services, the consumers compares

the level of performance with expectations and is either satisfied or dissatisfied.


13

Proses internal psikologis yang mempengaruhi proses keputusan pembelian seperti yang

dijelaskan oleh Belch & Belch (2004:111-123) sebagai berikut:

1. Motivation: According to Maslow’s theory “hierarchy of needs”, the lower level

psychological and safety needs must be satisfied before the higher-order needs

become meaningfull.

2. Perception: The process by which an individual receives, select, organizes, and

interpretes information to create a meaningfull picture in the world.

3. Attitude Formation: Attitude are important to marketers because they theoretically

summarize a consumers evaluation of an object (or brand or company) and represent

positive or negative feelings and behavioral tendencies.

4. Integration: Integration are the way product knowledge, meanings, and beliefs are

combined to evaluated two or more alternatives.

5. Learning: The process by which individuals acquire the purchase and consumption

knowledge and experience they apply to future related behaviour.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis yaitu: advertising

berpengaruh terhadap brand awareness dan berdampak pada keputusan pembelian

konsumen.

1.6 Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif. Menurut

Whitney yang dikutip oleh Nazir (2003:54) metode deskriptif adalah penelitian deskriptif

mempelajari tingkah laku masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan situasi-

situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-


14

pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena.

Metode deskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sifat

sesuatu yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari

suatu gejala tertentu serta menggambarkan hubungan antar variabel untuk memperoleh data yang

akan dipergunakan dan diolah, dengan cara:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian secara langsung ke tempat penelitian dengan maksud memperoleh data

primer. Data pimer ini diperoleh dengan cara:

a. Observasi, yaitu suatu tekhnik pengumpulan data dengan memperhatikan mekanisme

kerja perusahaan dan interaksinya dengan para konsumen.

b. Wawancara, yaitu suatu tekhnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan

pihak atau pejabat perusahaan yang berwenang juga dengan para konsumen.

c. Kuesioner, yaitu lembar isian yang di dalamnya berisi pertanyaan kepada para

konsumen. Dimana data primer yang diperoleh dari para konsumen dapat diolah,

dianalisis, dan dapat diambil suatu kesimpulan.

2. Library Research

Yaitu penelitian yang dilakukan melalui perpustakaan, baik perpustakaan pemerintah

maupun perpustakaan perseorangan untuk memperoleh data sekunder.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian untuk penyusunan skripsi ini dilaksanakan di PT. Sarindo Nusa Pratama yang

beralamat di Bandung Electronic Centre, Lower Ground Unit A-02, Jl. Purnawarman No. 13-15,
15

Bandung 40117. Bandung, Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November

2010 sampai selesai.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Indentifikasi Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian
1.5 Kerangka Penelitian dan Hipotesis
1.6 Metode Penelitian
1.7 Tempat dan Waktu Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
16

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Pengertian Promosi
2.1.2 Pengertian Advertising
2.1.3 Pengertian Ekuitas Merk
2.1.4 Pengertian Brand Awareness
2.1.5 Pengertian Keputusan Pembelian
2.1.6 Kaitan antara Konsep Advertising dengan Brand Awareness
2.1.7 Kaitan Antara Konsep Advertising Dengan Keputusan Pembelian
2.1.8 Kaitan Antara Konsep Brand Awareness Dengan Keputusan pembelian
2.2 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
3.1.3 Produk Perusahaan
3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan
3.2.2 Operasional Variabel Penelitian
3.2.3 Jenis Sumber Data
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
3.2.5 Teknik Penarikan Sampel
3.2.6 Pengujian Validitas
3.2.7 Pengujian Reliabilitas
3.2.8 Teknik Pembuatan Skala
3.2.9 Metode Analisis Data
3.2.10 Pengujian Hipotesis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
17

4.1.2 Deskripsi Usaha


4.1.3 Karakteristik Responden
4.1.4 Pengalaman Responden Terhadap Produk Perusahaan
4.2 Gambaran Variabel Penelitian
4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Advertising
4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Brand Awareness
4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
4.3.1 Pengaruh Advertising Terhadap Brand Awareness
4.3.2 Pengaruh Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian
4.3.3 Pengaruh Advertising Terhadap Proses Keputusan Pembelian
4.4 Pembahasan Pengujian Hipotesis
4.4.1 Pembahasan Pengujian Hipotesis Pertama
4.4.2 Pembahasan Pengujian Hipotesis Kedua
4.4.3 Pembahasan Pengujian Hipotesis Ketiga
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai