Anda di halaman 1dari 5

BAB

PEMBAHASAN

Dalam matematika, kita mengenal rumus ABC :


−b ± √ b2−4 ac
x=
2a
Untuk menyelesaikan persamaan :
f ( x )=ax2 +bx +c =0
Hasil perhitungan dari rumus ABC merupakan akar-akar bagi persamaan tersebut. Akar-akar
tersebut memberikan nilai-nilai x yang menjadikan persamaan itu sama dengan nol. Namun
untuk bentuk-bentuk persamaan non-linear dengan derajat, terkadang akan ditemukan
kesulitan untuk mendapatkan akar-akarnya. Sehingga untuk persamaan non-linear
menggunakan metode-metode lain yang bukan dengan menggunakan rumus ABC.

A. Metode Grafik
Metode pertama untuk menyelesaikan persamaan non-linear adalah metode
grafik. Metode grafik merupakan metode sederhana untuk mendapatkan akar perkiraan
dari persamaan f(x)=0 dengan membuat plot dari fungsi dan mengamatinya di mana
fungsi tersebut memotong sumbu x. Di titik ini, yang merepresentasikan nilai x yang
membuat f(x)=0, memberikan hampiran kasar bagi akar persamaan itu.

Contoh :
Dengan menggunakan metode grafik, tentukan koefisien gesek udara c yang diperlukan
agar penerjun payung dengan massa m=68,1 kg mempunyai kecepatan 40 m/s setelah
terjun bebas selama t=10 detik (g=9,8 m/s2).

Jawab :
Dengan mensubstitusikan nilai-nilai t=10; g=9,8; v=40 dan m=68,1 :
c

f ( c) = (
9,8× 68,1
c
−(
)
1−e 68,1
)×10 −40
667,38
f ( c) = ( 1−e−0,146843 c ) −40
c
Beberapa harga c dapat disubstitusikan ke sisi kanan persamaan, sehingga diperoleh data
sebagai berikut :
c f(c)
4 34,115
8 17,653
12 6,067
16 -2,269
20 -8,401
Dengan gambar grafik :

f( c )
40

30

20
f( c )
10

0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

-10

-20

Dari grafik nampak bahwa akar persamaan terletak antara 12 dan 16. Perkiraan kasar dari
akar adalah 14,75. Bila kita substitusikan nilai c=14,75 ke dalam f(c), maka :

667,38
f ( 14,75 ) = ( 1−e−0,146843× 14,75) −40
14,75
f ( 14,75 ) =0,059

Yang memberikan hasil cukup dekat dengan nol. Bila nilai c disubstitusikan ke dalam
persamaan :

v=
g×m
c
−( ) × t
× 1−e m ( )
14,75

v=
9,8× 68,1
14,75
−(
× 1−e 68,1
)× 10
( )
v=40,059

Hasil ini cukup dekat dengan kecepatan yang diisyaratkan, 40 m/s.


Kesulitan metode ini barangkali adalah usaha untuk membuat plot grafik
fungsinya. Selain itu, metode ini juga tidak cukup akurat karena dapat saja tebakan akar
satu orang dengan orang yang lainnya berbeda.
B. Metode Interval Tengah (Bisection Method)
Jika fungsi f(x) bernilai riil dan kontinu dalam selang [ x l , x u ] serta f ( x l ) dan f ( x u )
berlawanan tanda, yakni :
f ( x l ) × f ( x u ) <0
Maka pasti terdapat paling sedikit satu buah akar riil antara x ldan x u
Langkah-langkah dalam menjalankan metode interval tengah :

Langkah 1 :
Pilih x l sebagai batas bawah dan x u sebagai batas atas untuk taksiran akar sehingga terjadi
perubahan tanda fungsi dalam selang interval tersebut. Atau periksa apakah benar bahwa
f ( x l ) × f ( x u ) <0

Langkah 2 :
Taksiran nilai akar baru, x r, diperoleh dari :
x l + xu
x r=
2

Langkah 3 :
Lakukan evaluasi berikut untuk menentukan dalam selang interval maka akar berada :
a. Jika f ( x l ) × f ( x r ) <0 , akar berada pada bagian interval bawah, maka x u=x r dan
kembali ke langkah 2
b. Jika f ( x l ) × f ( x r ) <0 , akar berada pada bagian interval atas, maka x l=x r dan kembali
ke langkah 2
c. Jika f ( x l ) × f ( x r ) <0 , akar setara dengan x r, hentikan perhitungan.

Iterasi dapat dihentikan apabila kesalahan relatif-nya ( ε a )sudah lebih kecil dari
syarat yang diberikan ( ε s ), atau :
x rbaru −x rlama
|ε a|=| x rbaru |
×100 %

Contoh :
Carilah salah satu akar dari persamaan berikut :
y=x 3 + x 2−3 x−3

Diisyaratkan bahwa batas kesalahan relatif ε a< 0,01 %


Jawab :
Diperoleh perhitungan dalam tabel berikut :
Iteras xl xu xr f ( xl ) f ( xu ) f ( xr ) f ( xl ) × f ( xr ) ε a ( % )
i
1 1 2 1.5 -4 3 -1.875 7.5
2 1.5 2 1.75 -1.875 3 0.171875 -0.322265625 14.28571429
3 1.5 1.75 1.625 -1.875 0.171875 -0.943359375 1.768798828 -7.692307692
4 1.625 1.75 1.6875 -0.943359375 0.171875 -0.409423828 0.386233807 3.703703704
5 1.6875 1.75 1.71875 -0.409423828 0.171875 -0.124786377 0.051090516 1.818181818
6 1.71875 1.75 1.734375 -0.124786377 0.171875 0.022029877 -0.002749028 0.900900901
7 1.71875 1.734375 1.7265625 -0.124786377 0.022029877 -0.051755428 0.006458372 -0.452488688
8 1.726562 1.734375 1.7304687 -0.051755428 0.022029877 -0.014957249 0.000774119 0.225733634
5 5
9 1.730468 1.734375 1.7324219 -0.014956777 0.022029877 0.00351291 -5.25418E-05 0.112741013
8
10 1.730468 1.7324219 1.7314453 -0.014956777 0.00351291 -0.005727841 8.567E-05 -0.056400856
8 5
11 1.731445 1.7324219 1.7319336 -0.005728314 0.00351291 -0.001109179 6.35373E-06 0.028191035
3
12 1.731933 1.7324219 1.7321777 -0.001109179 0.00351291 0.001201496 -1.33267E-06 0.014094974
6 5
13 1.731933 1.7321777 1.7320556 -0.001109179 0.001201023 4.58294E-05 -5.0833E-08 -0.007049427
6 5

Dari hasil hitungan tampak bahwa akar persamaan adalah 1,73205565. Bandingkan
dengan akar eksaknya yang bernilai √ 3=1.73205080756888

C. Metode Interpolasi Linear


Kekurangan dari interval tengah adalah pembagian selang mulai dari x l hingga x u
yang selalu sama, nilai fungsi f ( x l ) dan f ( x u )tak diperhitungkan. Misalkan jika f ( x l ) jauh
lebih dekat ke nol daripada f ( x u ), kemungkinan besar akar lebih dekat ke x l daripada x u.
Metode interpolasi linear dilakukan dengan menarik garis lurus antara f ( x l ) dan f ( x u ),
titik potong garis ini dengan sumbu x kemudian dijadikan sebagai xr.
f (x) f ( x u)

xr

xl
x
xu

f (x l)
Metode interpolasi linear sering juga disebut false-position atau metode regula
falsi. Dengan menggunakan hubungan segitiga sebangun dari dari gambar di atas, maka
akan diperoleh hubungan :

f ( xl ) f ( xu)
=
xr −x l x r −x u

Kalikan silang persamaan tersebut, sehingga diperoleh :

f ( x l ) × ( x r −x u )=f ( xu ) × ( x r−x l )

Bila suku-sukunya dikumpulkan kembali :

x r × [ f ( xl ) −f ( x u ) ]=x u × [ f ( x l )−x l × f ( x u ) ]

Bagi dengan f ( x l ) −f ( x u ) :

f ( xu ) × ( xl −xu )
x r=x u −
f ( x l )−f ( xu )
Persamaan di atas merupakan rumus metode interpolasi linear. Langkah berikutnya sama dengan
metode interval tengah.

Contoh :
Hitung kembali akar dari persamaan :
y=x 3 + x 2−3 x−3
Dengan menggunakan metode interpolasi linear, diisyaratkan bahwa batas kesalahan relatif
ε a< 0,01 %.
Iterasi xl xu xr f ( xl ) f ( xu ) f ( xr ) f ( xl ) × f ( xr ) ε a ( % )
1 1 2 1.571429 -4 3 -1.364431487 5.457725948
2 1.571429 2 1.705411 -1.364431487 3 -0.2477451 0.338031215 7.856303508
3 1.705411 2 1.727883 -0.2477451 3 -0.039339551 0.009746181 1.300545834
4 1.727883 2 1.731405 -0.039339551 3 -0.006110673 0.000240391 0.20342656
5 1.731405 2 1.731951 -0.006110673 3 -0.000945921 5.78021E-06 0.031524388
6 1.731951 2 1.732035 -0.000945921 3 -0.000146349 1.38434E-07 0.00487814

Nampak hasil iterasi dengan menggunakan metode interpolasi linear lebih cepat konvergen dari
pada metode interval tengah.

D.

Anda mungkin juga menyukai