Anda di halaman 1dari 23

SEJARAH CANDI BOROBUDUR, PARANGTRITIS DAN SYEKH

JUMADIL KUBRO YANG TERUSUNG USIA

Karya Ilmiah Ini Disusun Guna Mengikuti


Ujian Nasional (UN)

Nama Kelompok:
a. M. Syarofudin d. Fitriyah
b. Siti Alfiyah e. Nuvil Ishaq
c. M. Jazus f. Rizqon Afandi

MADRASAH ALIYAH AL-GHOZALI


KEBON BATUR, MRANGGEN, DEMAK.
2010/2011
PENGESAHAN

Laporan pembuatan karya ilmiah ini yang berjudul SEJARAH CANDI


BOROBUDUR, PARANGTRITIS DAN SYEKH JUMADIL KUBRO
YANG TERUSUNG USIA telah disusun oleh:

Nama Kelompok:
a. M. Syarofudin d. Fitriyah
b. Siti Alfiyah e. Nuvil Ishaq
c. M. Jazus f. Rizqon Afandi

Sudah selesai dan patut diujikan pada:

Hari :
Tanggal :
Tempat : MA Al-Ghozali.

Karya ilmiah ini telah selesai dengan hasil yang baik dan semoga bisa
bermanfaat bagi pembaca atau penulisnya. Amien.

Demak,

Mengetahui,
Kepala Sekolah MA al-Ghozali Pembimbing

Bpk. Zainal muttaqin S.Pd.I Evi Nurul Hidayati S.Pd.

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
 Jika mereka berpaling maka ketahuilah bahwasanya Allah pelindung bagi
kamu. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan penolong (Qs. Al-Anfal: 40).
 Jadilah kamu orang pandai, pelajar, pendengar, pencinta dan janganlah
kamu menjadi orang yang kelima sebab kamu akan binasa (HR. Baihaqi).

PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kami persembahkan untuk:
a. Bapak Zainal Muttaqin S.Pd.I selaku kepala sekolah MA AL-Ghozali.
b. Kepada guru pembimbing Ibu Evi Nurul Hidayati S.Pd.
c. Kepada Bapak /Ibu guru yang mengajar di MA AL-Ghozali.
d. Kepada kedua orang tua kami yang telah membimbing dan membesarkan
kami.
e. Kepada teman-teman senasib dan seperjuangan yang sangat kami cintai
dan kami banggakan.
f. Para pembaca yang budiman.

ii
KATAPENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang,


penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt. bahwa dengan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya penulis berhasil menyusun karya tulis ini yang berjudul
SEJARAH CANDI BOROBUDUR, PARANGTRITIS DAN SYEIKH JUMADIL
KUBRO YANIG TERUSUNG USIA.
Shalawat serta salam kami panjatkan kepada nabi Muhammad Saw. dan
kepada keluarga serta sahabat-Nya. Semoga Allah memberikan kemudahan
syafa’at kepada kita semua di hari Qiyamat.
Alhamdulillah, selesainya karya tulis ini, tidak bisa lepas dari berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materiel. Oleh sebab itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih Kepada :
a. Ayah dan Ibu tercinta.
b. Bapak Zainal Muttaqin S.Pd.I selaku kepala MA al-Ghozali.
c. Ibu Evi Nurul Hidayati S.Pd selaku pembimbing.
d. Para dewan guru yang mendidik dan mengajar di MA al-Ghozali.
e. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah Membantu
menyelesaikan pembuatan karya tulis ini.
Sebagai manusia biasa penulis memohon maaf apabila dalam pembuatan
karya tulis ini terdapat beberapa kesalahan, kekurangan- kekurangan, oleh karena
itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kebaikan bersama.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada pihak yang
telah membantu menyelesaikan karya tulis ini. Akhirnya penulis berharap semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca dan masyarakat
umumnya.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT PENELITIAN

BAB II ISI
A. SEJARAH CANDI BOROBUDUR
a. Waktu Didirikan
b. Penemuan Kembali Candi Borobudur
c. Penyelamatan candi Borobudur
d. Pemugaran Candi Borobudur
e. Bangunan Candi Borobudur
f. Nama Candi Borobudur
g. Fungsi Candi Borobudur
h. Misteri seputar Candi Borobudur
B. PARANGTRITIS
C. SYEIKH BELA-BELU

BAB III PENUTUP


A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui sejarah-sejarah.
Setidaknya sejarah yang ada di Negara sendiri. "Jas Merah" (Jangan Sekali-kali
Melupakan Sejarah); begitu kata Bung Karno dalam sebuah pidatonya. Namun,
kenyataan dalam kehidupan masyarakat tidaklah sama. Mereka tidak begitu
memahami sejarah-sejarah bangsa sendiri. Bahkan ada yang tidak mau
mengetahuinya dengan sama sekali.
"Apa manfaat dari mempelajari sejarah" mungkin pertanyaan itu yang
terbersit di benak para pemuda masa kini. Sebenarnya, ada begitu banyak manfaat
dari mempelajari sejarah. Kita bisa berimajinasi, mendapat inspirasi, menambah
pengetahuan, mendapat hiburan dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang
lain.
Jadi, ayo belajar sejarah. Kita patut bangga menjadi bangsa Indonesia
karena mempunyai sejarah-sejarah yang penting. Diantaranya Candi
BOROBUDUR, PARANGTRITIS, dan SYEIKH JUMADIL KUBRO.
Syeikh Jumadil Kubro atau yang sering di kenal dengan nama Syeikh
Bela-Belu adalah salah seorang murid dari Sunan Giri. Berbeda dengan murid-
murid yang lain, beliau mempunyai kebiasaan yang unik yaitu menanak nasi
kemudian memakannya sampai habis. Menanak nasi lagi, kemudian memakannya
lagi sampai habis, begitu setiap hari.
Suatu ketika, beliau di tantang oleh sunan Giri, gurunya karena kebiasaan
makannya dianggap keterlaluan. Namun, Syeikh Bela-Belu berhasil mengalahkan
gurunya.
Dari kisah ini, kita bisa mendapat inspirasi agar menjadi diri sendiri,
namun tidak melanggar aturan-aturan yang ada di sekitar kita.
Pantai Parangtritis adalah sebuah tempat pariwisata berupa pantai pesisir
Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 Km selatan kota Jogya. Pada hari-

1
hari tertentu (biasanya Bulan Syuro) diberikan sesajian kepada Ratu Laut Selatan
(Nyai Roro Kidul). Penduduk setempat percaya bahwa seseorang dilarang
memakai baju berwarna hijau muda jika berada di Parangtritis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sejarah singkat Candi Borobudur itu?
2. Kapan Candi Borobudur di temukan?
3. Keunikan apa saja yang ada di Parangtritis?
4. Pada tahun berapa Syeikh Maulana Maghribi lahir?

C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah :
 Agar bisa menghargai budaya kebudayaan Indonesia.
 Agar bisa mengetahui asal usul candi Borobudur dan Parangtritis.
 Agar bisa memahami suatu asal mula candi Borobudur dan Parangtritis
dibangun.
 Agar mengetahui sejarah Candi Borobudur, Parangtritis, dan Syeikh
Jumadil Kubro yang terusung usia.

D. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan karya ilmiah ini adalah :
 Menambah wawasan dan pengetahuan.
 Kita bisa melihat keindahannya.
 Bisa ikut mengembangkan secara intensif pembahasan mengenai metode
analisis.
 Mampu menyalurkan informasi serta pengetahuan yang memadai tentang
tempat itu.
 Bisa menganalisis distribusi (sebaran) dari suatu objek untuk mengetahui
variasi suatu agama.

2
BAB II
ISI

A. SEJARAH SINGKAT CANDI BOROBUDUR


1) Waktu didirikan
Banyak buku-buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur
akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat diketahui
secara pasti, namun suatu perkiraan dapat diperoleh dengan tulisan singkat
yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur (Karwa
Wibhangga) menunjukkan huruf sejenis dengan yang di pahatkan dari
prasasti di akhir abad ke - 8 sampai awal abad ke - 9. Dari bukti-bukti
tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur didirikan
sekitar tahun 800 M.
Kesimpulan tersebut di atas itu temyata sesuai benar dengan kerangka
sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah
Jawa Tengah pada khususnya, periode antara abad ke - 8 dan pertengahan
abad ke - 9 yang terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra.
Kejayaan ini di tandai dengan dibangunnya sejumlah besar candi di lereng
- lereng gunung yang kebanyakan berdiri khas bangunan Hindu.
Sedangkan yang bertebaran di dataran - dataran adalah khas bangunan
Budha, tapi ada juga sebagian khas Hindu. Dengan demikian dapat di tarik
kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh Wangsa Syailendra
yang terkenal dalam sejarah karena usaha untuk menjunjung tinggi dan
mengagungkan agama Budha Mahayana.

2) Penemuan Kembali Candi Borobudur


Borobudur yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggi di antara
dataran rendah di sekelilingnya tidak akan pernah memasuki akal mereka
melihat karya seni terbesar yang merupakan hasil karya yang sangat
mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi bila dikatakan Candi
Borobudur pemah mengalami kerusakan.

3
Memang demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama
tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad - abad bangunan
yang begitu megah dihadapkan pada proses kehancuran. Kira - kira hanya
150 tahun candi Borobudur digunakan sebagai pusat ziarah. Waktu yang
sangat singkat dibandingkan dengan usianya ketika pekerja
menghiasi/membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu - batu di
bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA,
sekitar tahun 800 - an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M
pusat kehidupan dan kebudayaan Jawa bergeser ke timur.
Demikian karena terbengkalai tak terurus, maka lama - lama di sana -
sini tumbuh macam – macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi
rimbun dan menutupi bangunannya. Kira - kira pada abad ke - l0 Candi
Borobudur terbengkalai dan terlupakan.
Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stanford Raffles,
Candi Borobudur muncul dari kegelapan masa silam. Raffles adalah
Letnan Gubernur Jendral Inggris, ketika Indonesia di kuasai/dijajah
Inggris pada tahun 1811 M - 1816 M.
Pada tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi
penghalang pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman.
Karena begitu tertarik terhadap Candi Borobudur, ia mengusahakan
pembersihan lebih lanjut, puing - puing yang masih menutupi candi di
singkirkan dan tanah yang menutupi lorong - lorong dari bangunan candi
Borobudur di singkirkan semua sehingga Borobudur terlihat lebih baik di
bandingkan sebelumnya.

3) Penyelamatan candi Borobudur (Tahap I)


Semenjak Candi Borobudur ditemukan, dimulailah usaha perbaikan
dan pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur. Mula - mula hanya
dilakukan secara kecil - kecilan serta pembuatan gambar - gambar dan
photo - photo reliefnya. Pemugaran Candi Borobudur yang pertama kali di
adakan pada tahun 1907 M - 1911 M di bawah pimpinan Tuan Van Erp

4
dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan - kerusakan yang
lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur walaupun banyak bagian
tembok atau dinding - dinding terutama tingkat III dari bawah sebelah
Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat
mengkhawatirkan bagi para pengunjung maupun bangunannya sendiri.
Namun berkat pekerjaan Van Erp tersebut, untuk sementara Candi
Borobudur dapat diselamatkan dari kerusakan yang lebih besar.
Mengenai gapura – gapura, hanya beberapa saja yang telah di
kerjakan masa itu telah mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga
perlu di sadari bahwa tahun - tahun yang di lalui Borobudur selama
tersembunyi di semak - semak secara tidak langsung telah menutupi dan
melindunginya dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan
Candi Borobudur. Van Erp berpendapat bahwa miring dan meleseknya
dinding - dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan
itu. Pendapat itu, sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan
tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tuan Van Erp itu mulai diragukan dan
di khawatirkan akan ada kerusakan yang lebih parah.

4) Pemugaran Candi Borobudur (Tahap II)


Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973.
Prasasti mengenai dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur
terletak di sebelah Barat laut Menghadap ke timur. Karyawan pemugaran
tidak kurang dari 600 orang; diantaranya ada tenaga - tenaga muda lulusan
SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya
mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi (CA) dan
Teknologi Arkeologi (TA).
Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu
Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan
serta memperbaiki batu - batu yang sudah retak dan pecah. Pekerjaan -
pekerjaan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan
pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis

5
seperti penyediaan transportasi, pengadaan bahan - bahan bangunan
ditangani oleh kontraktor (PT NIDYA KARYA dan THE
CONTSRUCTTON AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE
PHILIPPINE).
Bagian - bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah Bagian
Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar
sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut
dipugar. Pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah
pimpinan DR. Soekmono dengan ditandai sebuah batu prasasti seberat +
20 Ton.
Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat
dengan batu yang sangat besar dibuatkan dengan dua bagian satu
menghadap ke utara dan satu lagi menghadap ke timur. Penulisan dalam
prasasti tersebut ditangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil
dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.

5) Bangunan Candi Borobudur


a) Uraian Bangunan Candi Borobudur
Candi Borobudur dibangun menggunakan batu Adhesi sebanyak
55,000 M3. Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas yang
berundak - undak dengan tangga naik pada ke - 4 sisinya (Utara,
Selatan, Timur, dan Barat) pada Candi Borobudur tidak ada ruangan
di mana orang tak bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja.
Lebar bangunan Candi Borobudur
123 M
Panjang bangunan Candi Borobudur
123 M
Pada sudut yang membelok
113 M
Dan tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M
Pada kaki yang asli di ditutup oleh batu Adhesi sebanyak 12.750

6
M3 sebagai selasar undaknya.
Candi Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam
semesta yang terbagi ke dalam tiga bagian besar di antaranya:
1) Kamadhatu: Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam
dunia ini. Manusia terikat pada hasrat bahkan dikuasai oleh
hasrat kemauan dan hawa nafsu. Relief - relief ini terdapat pada
bagian kaki candi asli yang menggambarkan adegan - adegan
Karmawibangga; ialah yang melukiskan hukum sebab akibat.
2) Rupadhatu: Sama dengan alam semesta antara dunia rupa
dalam hal manusia telah meninggalkan segala urusan
keduniawian dan meninggalkan hasrat dan kemauan . bagian ini
terdapat pada lorong satu sampai lorong empat.
3) Arupadhatu: sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa
yaitu tempat para dewa. Bagian ini terdapat pada teras bundar
tingkat I, II, dan III beserta Stupa Induk.

b) Patung
Di dalam bangunan Budha terdapat patung - patung Budha
berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:
Patung Budha yang terdapat pada relung - relung: 432 Buah
Sedangkan pada teras - teras I, II, III berjumlah: 72 Buah
Jumlah: 504 Buah
Agar lebih jelas, susunan - susunan patung Budha pada candi
Borobudur adalah sebagai berikut:
1. Langkah I Terdapat
: 104 Patung Budha
2. Langkah II Terdapat
: 104 Patung Budha
3. Langkah III Terdapat
: 88 Patung Budha
4. Langkah IV Terdapat

7
: 22 Patung Budha
5. Langkah V Terdapat
: 64 Patung Budha
6. Teras Bundar I Terdapat
: 32 Patung Budha
7. Teras Bundar II Terdapat
: 24 Patung Budha
8. Teras Bundar III Terdapat
: 16 Patung Budha
Jumlah : 504 Patung Budha
Sekilas patung Budha itu tampak serupa semuanya, namun
sesungguhnya yang sangat jelas dan juga yang membedakan satu
sama lainnya adalah dalam sikap tangannya yang di sebut Mudra
dan merupakan ciri khas untuk setiap patung. Sikap tangan patung
Budha di Candi Borobudur ada 6 macam, hanya saja karena macam
- macam Mudra yang di miliki menghadap semua arah (Timur,
Selatan, Barat, dan Utara) pada bagian Rupadhatu. langkah V
maupun pada bagian Arupadhatu pada umumnya menggambarkan
maksud yang sama, maka jumlah Mudra yang pokok ada 5. Kelima
Mudra itu adalah Mudra Bhumispara - Mudra Wara - Mudra
Dhayana - Mudra Abhaya - Mudra Dharma Cakra.

c) Patung Singa
Pada Candi Borobudur, selain patung Budha juga terdapat
patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32
buah akan tetapi bila dihitung sekarang, jumlahnya berkurang
karena berbagai sebab.
Satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi
Barat yang juga menghadap ke barat seolah - olah sedang menjaga
bangunan Candi Borobudur yang megah dan anggun.

8
d) Stupa
- Stupa Induk
Berukuran lebih besar dari stupa - stupa lainnya dan terletak di
tengah - tengah paling atas yang merupakan mahkota dari seluruh
monumen bangunan Candi Borobudur. Garis tengah stupa induk +
9.90 M. Puncak yang tertinggi di sebut pinakel/Yasti Cikkara
terletak di atas Padmaganda dan juga terletak di garis Harmika.

- Stupa Berlubang /Terawang


Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah Stupa
yang terdapat pada teras I, II, III di mana di dalamnya terdapat
patung Budha. Di Candi Borobudur, jumlah stupa berlubang
seluruhnya ada 72 buah. Stupa - stupa tersebut berada pada tingkat
Arupadhatu.
Teras I terdapat 32 Stupa
Teras II terdapat 24 Stupa
Teras III terdapat 16 Stupa
Jumlah 72 Stupa

- Stupa Kecil
Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainnya
hanya saja perbedaan yang menonjol dan ukurannya yang lebih
kecil dari stupa yang lainnya seolah - olah menjadi hiasan
bangunan Candi Borobudur. Keberadaan stupa ini menempati
relung - relung pada langkah ke II sampai langkah ke V. Sedangkan
pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa kecil dan
jumlah presprestupa kecil ada 1472 Buah.

e) Relief
Relief Karmawibhangga bagian yang terlihat sekarang ini
tidaklah sebagaimana bangunan aslinya karena alasan teknis
maupun yang lainnya, maka candi di buatkan batu tambahan

9
sebagai penutup Relief Karrnawibhangga yang terdapat pada
bagian Kamadhatu berjumlah 160 buah pigura yang secara jelas
menggambarkan tentang hawa nafsu dan kenikmatan serta akibat
perbuatan dosa dan juga hukuman yang diterima, tetapi ada juga
perbuatan baik serta pahalanya.
Yang diperlihatkan pada relief- relief itu antara lain:
- Gambaran mengenai mulut - mulut yang usil, orang yang suka
mabuk - mabukan, perbuatan - perbuatan lain yang
mengakibatkan suatu dosa.
- Perbuatan terpuji, gambaran mengenai orang yang suka
menolong, Ziarah ke tempat suci, bermurah hati kepada
sesama, dan lain - lain yang mengakibatkan orang mendapat
ketentraman hidup dan dapat pahala.

6) Nama Candi Borobudur


Mengenai nama Borobudur sendiri banyak ahli purbakala yang
menafsirkannya. Di antaranya adalah Prof. Dr. Poerbotjoroko yang
menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari dua kata; Bhoro dan
Budur. Bhoro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti bihara atau
asrama, sedangkan kata Budur merujuk pada kata yang berasal dari Bali
Beduhur yang berarti di atas. Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. WF.
Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti Bihara di atas
sebuah bukit.
Prof. JG. De Casparis mendasarkan pada Prasasti Karang Tengah
yang menyebutkan tahun pendirian bangunan ini, yaitu Tahun Sangkala:
Rasa Sagara Kstidhara, atau tahun Caka 746 (824 Masehi), atau pada masa
Wangsa Syailendra yang mengagungkan Dewa Indra.
Dalam prasasti itu, didapatkan nama Bhumisambharabhudhara yang
berarti tempat pemujaan para nenek moyang bagi arwah - arwah
leluhurnya. Bagaimana pergeseran kata itu terjadi menjadi Borobudur? Hal
ini terjadi karena faktor pengucapan masyarakat setempat.

10
7) Fungsi Candi Borobudur
Borobudur dibina sebagai tempat pemujaan penganut agama Buddha
karena ketika itu seluruh pulau mistik Jawa didiami penganut Buddha.
Setiap tahun, sambutan Hari Waisak telah disambut di sini pada bulan
Mei. Pembinaan semula kuil Borobudur menyebabkannya semakin
terkenal di kalangan penganut Buddha dari seluruh dunia. Hari Waisak
adalah untuk memperingati hari kelahiran, nafas penghabisan dan masa
apabila Bodhisattva menjadi Buddha. Akan tetapi di Borobudur tidak ada
tempat pemujaan sebagaimana kuil Buddha di India atau di China.
Pengaruh Buddha dan Hindu merosot dengan datangnya agama baru;
yaitu agama Islam. Sehingga kini hanya terdapat 2 juta penganut Hindu
Buddha di Indonesia dengan tumpuan di pulau Bali. Selepas Islam,
pengaruh Kristen turut berkembang luas di Indonesia selama 350 tahun
dengan jumlah penganut mencapai 5 juta orang.
Kemerosotan Borobudur semakin terpuruk apabila ia ditimpa oleh abu
lava gunung berapi. Terdapat dua buah gunung berapi yang masih aktif
yaitu Gunung Sindoro - Sumbing dan Gunung Merbabu - Merapi di
Sungai Progo. Kawasan ini terpilih sebagai tempat pembinaan kuil karena
penduduknya ramai dan pertanian padi sawah dapat dijalankan karena
tanah lava gunung berapi sangat subur.
Selain kuil Borobudur, masih ada 2 kuil lagi di kawasan tersebut;
yaitu kuil Pawon dan kuil Mendut. Menurut lisan tempatan, ada jalan
sehari dari kuil Borobudur ke kuil Mendut. Setiap Mei atau Juni, penganut
Buddha mengerjakan perjalanan dari kuil mendut ke kuil Pawon dan tamat
di kuil Borobudur.

8) Misteri seputar Candi Borobudur


Sampai saat ini ada beberapa bal yang masih menjadi bahan misteri
seputar berdirinya Candi Borobudur, misalnya dalam hal susunan batu,
cara mengangkut batu dari daerah asal sampai ke tempat tujuan. Apakah

11
batu - batu itu sudah dalam ukuran yang dikehendaki atau masih berupa
bentuk asli batu gunung. Berapa lama proses pemotongan batu-batu itu
sampai pada ukuran yang dikehendaki. Bagaimana cara menaikkan batu -
batu itu dari dasar halaman candi sampai ke puncak. Alat derek apakah
yang dipergunakan?. Pada gambar relief, apakah batu-batu itu sesudah
bergambar lalu dipasang, atau batu dalam keadaan polos baru dipahat
untuk digambar. Dan mulai dari bagian mana garnbar itu dipahat, dari atas
ke bawah atau dari bawah ke atas? masih banyak lagi misteri yang belum
terungkap secara ilmiah, terutama tentang ruang yang ditemukan pada
stupa induk candi dan patung Buddha di pusat atau zenith candi dalam
stupa terbesar. Diduga, dulu ada sebuah patung penggambaran Adibuddha
yang tidak sempurna yang hingga kini masih menjadi misteri.

B. PARANGTRITIS
Parangtritis adalah sebuah tempat pariwisata berupa pantai pesisir
Samudra Hindia yang terletak kurang lebih 25 kilometer sebelah selatan kota
Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di
yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup Krakal dan
Pantai Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak
terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya
gunung - gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa
disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan
cukup baik mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan
souvenir khas Parangtritis. Selain itu, ada pemandian yang disebut parang wedang
yang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit
diantaranya penyakit kulit. Air dari pemandian tersebut mengandung belerang
yang berasal dari pegunungan di lokasi tersebut. Lokasi lain adalah pantai parang
kusumo dimana di pantai tersebut terdapat tempat yang konon digunakan untuk
pertemuan antara Raja Yogyakarta dengan Ratu Laut Selatan. Pada hari-hari
tertentu (biasanya bulan suro), di sini dilakukan persembahan sesajian (Labuhan)
bagi Ratu Laut Selatan atau dalam bahasa Jawa disebut Nyai Rara Kidul.

12
Penduduk setempat percaya bahwa seseorang dilarang menggunakan pakaian
berwarna hijau muda jika berada di pantai ini. Pantai Parangtritis menjadi tempat
kunjungan utama wisatawan terutama pada malam tahun baru JAWA (l
Muharram/Suro). Di Parangtritis ada juga kereta kuda atau kuda yang dapat
disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat.

C. SYEIKH BELA-BELU
Di daerah pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta dekat pesisir yang
kini dikenal dengan nama Parangtritis, terdapat dua buah bukit yang letaknya
berdekatan. Dua buah bukit itu, yang sebuah dikenal dengan nama Bukit Sentana
dan yang sebuah lagi bernama Bukit Pamancingan.
Dahulu kala, menurut cerita, di puncak kedua bukit itu masing-masing
terdapat bangunan rumah untuk pondok. Yang tinggal di Pondok Pamancingan
ialah Syeikh Bela-belu, sedang yang tinggal di Pondok Bukit Sentana ialah Syeikh
Maulana Maghribi.
Kedatangan Syeikh Bela-belu di Bukit Pamancingan itu jauh lebih dahulu
dari kedatangan Syeikh Maulana Mahgribi di Bukit Sentana. Syeikh Bela-belu
mula-mula bernama Raden Jaka Bandem, Dia adalah putera Raja Majapahit,
Prabu Brawijaya terakhir. Dengan berdirinya kerajaan Islam di Jawa Tengah di
bawah pemerintahan Raden Patah, maka kekuasaan dan pengaruh kerajaan
Majapahit menjadi terdesak. Wilayah kekuasaannya makin lama makin menjadi
sempit dan agama Buddha yang dahulu merupakan agama yang dianut oleh
hampir seluruh rakyat, menjadi terdesak pula oleh datangnya pengaruh ajaran
agama Islam.
Kekuasaan Kerjaan Majapahit pun runtuh, kerabat dan keluarga keraton
Majapahit, yang masih hidup dan tidak mau memeluk Islam, lalu meninggalkan
keraton untuk menyelamatkan diri. Raden Jaka Bandem, salah seorang dari putera
Prabu Brawijaya terakhir, beserta para pengikutnya sempat lolos dari keraton.
Dengan maksud akan menyelamatkan diri, maka dicarinyalah tempat yang
diperkirakan tidak mungkin terjangkau oleh pengaruh kekuasaan kerajaan di
bawah pimpinan Raden Patah itu.

13
Lalu ditempuhnyalah perjalanan menyusuri pantai selatan menuju ke arah
barat, sehingga akhirnya mereka sampai di suatu tempat, yang dikenal dengan
nama Parangtritis. Raden Jaka Bandem lalu mengakhiri pengembaraannya. Raden
Jaka Bandem beserta para pengiringnya menetap di daerah itu. Mereka lalu
mendirikan padepokan di puncak Bukit Pamancingan, dan Raden Jaka Bandem
lah yang menjadi sesepuhnya.
Setelah berlangsung lama, Raden Jaka Bandem menetap di padepokan
yang terletak di puncak Bukit Pamancingan, datanglah Syeikh Maulana Mahgribi
ke wilayah pantai selatan. Syeikh Maulana Mahgribi adalah seorang penyiar
Agama Islam yang diperintahkan oleh Raden Patah untuk menyebarkan ajaran
Agama Islam di wilayah ini. Di dalam pemerintahan kerajaannya, Raden Patah
memiliki banyak sekali penyiar Agama Islam, dan Syeikh Maulana Maghribi
adalah salah seorang diantaranya.
Setelah menyaksikan keindahan alam di Pantai Parangtritis itu, tertariklah
beliau untuk menetap di sana. Lebih-lebih lagi setelah diteliti lebih lanjut, ternyata
puncak Bukit Sentana itu sesuai sekali dipergunakan untuk mendirikan pondok.
(Mengenai asal usul pendirian pondok di tempat ini, lihat cerita Begawan
Selapawening).
Bersama-sama dengan para pengikutnya, mulailah Syeikh Maulana
Maghribi mengerjakan pembangunan pondok di puncak Bukit Sentana itu. Setelah
pondok itu selesai dibangun, kemudian beliau mengumpulkan orang-orang ke
dalam pondok barunya. Kepada orang-orang yang berkumpul di pondoknya itu,
Syeikh Maulana Maghribi menyiarkan ajaran-ajaran agama Islam. Banyaklah
orang tertarik akan ajaran-ajaran itu dan memeluk agama Islam. Bahkan Raden
Jaka Bmdem yang menjadi sesepuh di padepokan Bukit Pamancingan merasa
terpikat pula oleh ajaran yang disiarkan oleh Syeikh Maulana Mahgribi.
Setelah mempertimbangkan masak-masak, pada akhirnya dengan
kebulatan hati, Raden Jaka Bandem lalu masuk Islam. Dengan masuknya Raden
Jaka Bandem menjadi pemeluk Islam, maka seluruh anak buah, pengikut, dan
murid yang menuntut ilmu di padepokan Bukit Pamacingan itu, secara serempak
bersama-sama menerima ajaran Islam dan memeluk agama Islam.

14
Setelah Raden Jaka Bandem dan segenap pengikutnya masuk Islam, maka
Padepokan Bukit Parnancingan itu berubah fungsinya menjadi pondok, sedang
Raden Jaka Bandem, yang semula menjadi sesepuh padepokan itu, dengan
sendirinya menjadi sesepuh pondok, dan namanya diganti menjadi Syeikh Bela-
belu.
Menurut cerita, karena kesibukannya tidak ada lain kecuali makan, maka
tubuh Syeikh Bela-belu menjadi gemuk sekali. Karena dalam satu hari berkali-kali
dia menanak nasi dan hal semacam itu dilangsungkan bertahun-tahun, maka nasi
terkumpul banyak sekali. Kerak nasi yang tidak sedikit jumlahnya itu lalu
dijajarkan pada atap rumahnya dan pada dinding pondoknya.
Sejak masih muda, Raden Jaka Bandem yang sekarang telah berganti
nama menjadi Syeikh Bela-belu memiliki kegemaran atau kebiasaan tirakat atau
bertapa. Bahkan setelah menjadi Syeikh sekali pun kebiasaannya bertapa itu
masih tetap dipelihara dan dilanjutkan.
Cara Syeikh Bela-belu bertapa ternyata lain dari yang lain. Orang lain
biasa melaksanakan puasa dengan jalan menjauhkan diri dari kenikmatan, setidak-
tidaknya mengurangi segala macam kesenangan duniawi, misalnya makan dan
tidur. Sedangkan Syeikh Bela-belu dalam pelaksanaan tapanya seakan-akan hanya
mementingkan dirinya pada soal makan saja. Di sepanjang hari kerjanya tidak ada
lain kecuali hanya menanak nasi dan makan. Kalau nasi sudah masak dia makan
sampai nasi itu habis, dan setelah habis lalu menanak nasi lagi. Begitulah
seterusnya. Versi lain menceritakan, Syeikh Bela-belu mengupas butir-butir padi
satu persatu. Setelah terkumpul beras secukupnya mulailah dia menanak beras itu
menjadi nasi. Setelah nasi masak lalu ditebarkannya ke pasir. Kesibukan
selanjutnya ialah memunguti butir-butir nasi itu satu persatu. Dibersihkannya
pasir yang melekat pada butir-butir nasi itu, lalu mulailah dia memakannya.
Dengan demikian, maka tak pemah dia sempat beristirahat dan tidur.
Pada suatu ketika Syeikh Maulana Maghribi berkata kepada Syeikh Bela-
belu; “Mengapa anda melakukan tapa yang tidak lazim dilakukan orang?”
“Saya kira, dengan cara semacam ini pun saya akan berhasil mencapai
tujuan. Biarlah orang lain melaksanakannya dengan cara lain, sebaliknya

15
biarkanlah saya menempuhnya dengan cara saya sendiri”, begitu jawab Syeikh
Bela-belu. "Kalau anda masih menyangsikannya, marilah kita uji dan kita
buktikan hasilnya. Anda bertapa dengan cara anda dan saya dengan cara saya
sendiri. Setelah kita laksanakan dalam waktu satu bulan, coba kita uji mana yang
lebih berhasil.”
Setelah itu, mulailah mereka berdua menjalankan tapa atau tirakat dengan
cara mereka masing-masing. Setelah selang satu bulan, mulailah mereka akan
mengetahui atau menguji, tapa siapakah yang lebih berhasil. Setelah itu mereka
akan mengadakan perlombaan .
Perlombaan itu ialah mengadu kecepatan dalam menempuh jarak tertentu.
Adapaun jarak yang ditentukan yang harus ditempah ialah dari pantai parangtritis
sampai ke Mekkah untuk sholat Jum’at.
Pada hari yang telah ditentukan, Syeikh Maulana Mahgribi pagi-pagi
datang ke pondok Syeikh Bela-belu. Sesampai di sana, temyata Syeikh Bela-belu
masih sibuk menanak nasi, sama sekali tidak nampak adanya persiapan akan
bepergian jauh.
“Bukankah telah ditentukan bahwa pagi ini kita akan ke Mekkah untuk
sholat Jum’at di sana?” kata Syeikh Maulana Maghribi.
"Ya, saya tidak melupakan ketentuan itu'', kata Syeikh Bela-belu. "Tetapi
saya belum dapat berangkat sebelum makan. Silahkan anda berangkat dahulu.
Setelah selesai makan, saya akan segera menyusul."
Kemudian, berangkatlah Syeikh Maulana Maghribi menuju mekkah,
Sedang Syeikh Bela-belu dengan santainya makan nasi yang ditanaknya. Sama
sekali tidak menampakkan raut muka cemas atau khawatir akan kalah dalam
pertandingan melawan Syeikh Maulana Maghribi.
Sesampai di Mekkah, Syeikh Maulana Maghribi melihat telah banyak
orang yang datang untuk sholat Jum’at. Begitu masuk ke ruang masjid Syeikh
Maulana menoleh ke kanan dan kiri, untuk mencari tempat duduk yang nyaman.
Tiba-tiba Syeikh Maulana Maghribi menjadi terkejut dan heran setelah
dilihatnya Syeikh Bela-belu telah duduk bersila di dalam ruangan masjid itu, di
tempat yang tidak jauh dari tempat dia berdiri. Dengan tenangnya Syeikh Bela-

16
belu tersenyum, melambaikan tangan dan memberi isyarat agar Syeikh Maulana
Maghribi duduk di sampingnya. Syeikh Maulana Maghribi akhirnya duduk dan
mengatakan bahwa dia mengakui keunggulan Syeikh Bela-belu.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara Indonesia memiliki banyak sejarah di antaranya :
 Candi Borobudur yang di bangun sekitar abad ke - 8 yaitu tahun 800 M
yang di dalamnya terdapat patung Buddha sebanyak 504 buah. Bangunan
tersebut memiliki lebar 123 m, panjang 123 m, mempunyai sudut
membelok 113 m dan tinggi 30,5 m dan merupakan salah satu keajaiban
dunia.
 Parangtritis yang terletak di Yogyakarta kurang lebih 25 km sebelah
selatan kota Yogyakarta yang konon di kuasai oleh nyai Roro Kidul.
 Di dekat pesisir pantai selatan Yogyakarta terdapat sebuah makam Syeikh
Bela-belu yang terletak du bukit pemancingan.

B. Saran
Kita patut bangga dengan Negara kita ini karena memiliki banyak sejarah
penting dan unik di antaranya seperti candi Borobudur , Parangtritis dan Syeikh
Bela - belu.

C. Penutup
Syukur alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt. yang
telah memberikan rahmat kepada kelompok kami, sehingga karya ini dapat
diselesaikan dengan baik. Apabila ada kesalahan dalam penggunaan kata-kata,
kami mohon maaf sebesar-besarnya. Terimakasih.

18

Anda mungkin juga menyukai