Anda di halaman 1dari 9

NAMA: ARIBA ELMILLA

NIM: 105070300111064

TUGAS ILMU BAHAN MAKANAN 2

I. KEMASAN PLASTIK 

POLYETHYLENE PEREPHTALATE (PET)

Tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau
PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga .

Polyethylene terephtalate yang sering disebut PET dibuat dari glikol (EG) dan
terephtalic acid (TPA) atau dimetyl ester atau asam terepthalat (DMT). PET
merupakan keluarga polyester seperti halnya PC. Polymer PET dapat diberi penguat
fiber glass, atau filler mineral.

PET film bersifat jernih, kuat, liat, dimensinya stabil, tahan nyala api, tidak
beracun, permeabilitas terhadap gas, aroma maupun air rendah. PET engineer resin
mempunyai kombinasi sifat-sifat: kekuatan (strength)-nya tinggi, kaku (stiffness),
dimensinya stabil, tahan bahan kimia dan panas, serta mempunyai sifat elektrikal
yang baik. PET memiliki daya serap uap air yang rendah, demikian juga daya serap
terhadap air. PET dapat diproses dengan proses ekstrusi pada suhu tinggi 518- 608 oF,
selain itu juga dapat diproses dengan tehnik cetak injeksi maupun cetak tiup. Sebelum
dicetak sebaiknya resin PET dikeringkan lebih dahulu (maksimum kandungan uap air
0,02 %) untuk mencegah terjadinya proses hidrolisa selama pencetakan.

Penggunaan PET sangat luas antara lain : botol-botol untuk air mineral, soft
drink, kemasan sirup, saus, selai, minyak makan. Biasanya, pada bagian bawah atau
dasar kemasan botol plastic, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol
air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.

Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat
apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh
dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka
panjang.
HDPE (high density polyethylene)

Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang
dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di
bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware,
galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih
kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.

HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE
dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET. HDPE juga
direkomendasikan untuk satu kali pakai karena adanya pelepasan senyawa antimoni
trioksida yang terus meningkat seiring berjalanya waktu.

POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di


tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik
yang paling sulit didaur ulang.

Polyvinyl chloride (polivinil klorida) merupakan hasil polimerisasi monomer


vinil klorida dengan bantuan katalis. Pemilihan katalis tergantung pada jenis proses
polimerisasi yang digunakan. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus
(cling wrap), dan botol-botol.

PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas
dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut
karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan
makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan
berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan
bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun
pisang misalnya).

LDPE

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE.
LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari
minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol
yang lembek. Plastik yang terbuat dari bahan ini dapat didaur ulang dan baik untuk
barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Plastik dengan bahan ini
bisa dibilang tidak dapat dihancurkan tetapi tetap baik untuk makanan. Contohnya
plastik pembungkus gula, minyak goreng curah atau terigu.

Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, Fleksibel dan
permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia,
daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk
barang-barang yang memerlukan fleksibelitas tapi kuat. Walaupun baik untuk tempat
makanan, barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan. Selain itu pada suhu di bawah
60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit
dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara
kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

PP (Polypropylen)

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di


tengahnya, serta tulisan PP di bawah segitiga. Karakteristik adalah biasa botol
transparan yang tidak jernih atau berawan. Jenis ini adalah pilihan bahan plastik
terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan
makanan, tutup botol, cup plastik, mainan anak, botol minum dan terpenting botol
minum untuk bayi. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang
rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap. Bahan yang terbuat dari PP bila ditekan akan kembali ke bentuk semula.
Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan
kemasan berbagai makanan dan minuman.

PS (Polystyrene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di


tengahnya, serta tulisan PS di bawah segitiga. Biasanya dipakai sebagai bahan tempat
makan styrofoam, tempat minum sekali pakai seperti sendok, garpu gelas, dan lain-
lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan
styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus
dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon
estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan
sistem syaraf, selain itu bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini
memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.

Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode
angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar
(cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan
api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.Banyak negara bagian di
Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk
negara China.

OTHER (Polycarbonate)

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di


tengahnya, serta tulisan OTHER di bawah segitiga. Untuk jenis plastik 7 Other ini
terdapat 4 macam, yaitu : SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene
styrene), PC (polycarbonate), dan Nylon. SAN dan ABS memiliki resistensi yang
tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan
yang telah ditingkatkan sehingga merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik
untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Biasanya terdapat pada
mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat
gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.

PC atau Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak
batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan
minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu
Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan
sehingga dianjurkan untuk tidak digunakan sebagai tempat makanan ataupun
minuman. Ironisnya banyak botol susu yang terbuat dari PC dan sangat mungkin
mengalami proses pemanasan untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus,
dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.

Kita harus lebih bijak dalam memilih dan menggunakan kemasan-kemasan


yang terbuat dari plastik, khususnya plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (khususnya
polycarbonate), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Tetapi kemasan plastik
dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bukan berarti bahwa plastik
dengan kode tersebut secara utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi. Bila
tidak ada kode plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas
(misalnya pada kode 7, di mana tidak selamanya berupa polycarbonate), cara terbaik
yang paling aman adalah menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang
tipe plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

A.B.Glanvill and E.N.Denton. 1995. Injection Mould Design Fundamentals.


Industrial Press INC. 200 Madison Aveneu New York.

Anonymous. 2009. Macam – Macam Jenis Plastik. WASPADA.


http://www.dakiunta.com/content/macam-macam-jenis-plastik-waspada. Diakses
tanggal 13 Maret 2009.

Donald V Rosato, Dominick V Rosato. 1995. Injection Molding Handbook. Chapman


and Hall. New York.

Georg Menges, Paul Mohren. 1997. How to Make Injection Molds. Hanser Publisher.
Munich Vienna New York Barcelona.

Herbert Rees. 1995. Mold Engineering. Hanser/Gardner Inc. Cincinnati.

H. Domininghaus. 1993. Plastics foe Engineers. Hanser Publishers. Munich. Vienna.


New York. Barcelona.

Ronald . J. Baird. 1986. Industrial Plastik. The Goodheart – Willcox Company. Inc.
New York.

http://aimyaya.com/id/kesehatan/nomor-jenis-plastik-daur-ulang/

http://kaumbiasa.com/segitiga-dibawah-botol.php

http://maulanusantara.wordpress.com/2008/07/07/waspadai-bahaya-plastik/
II. KEMASAN KERTAS

Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum


ditemukanya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak
digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena
harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaanya yang luas.

Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya


yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembapan udara lingkungan.
Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada prosespembuatan dan perlakuan
tambahan pada proses pembuatanya.

Ada dua jenis kertas utama yang digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas lunak.
Kertas yang digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan kertas
halus digunakan untuk kertas tulis. Kertas kemasan yang paling kuat adalah kertas
kraft dengan warna alami, yang dibuat dari kayu lunak dengan proses sulfat.

a. Kertas Perkamen.

Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega,


margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan, daging, teh dan juga kopi.
Ciri-ciri kertas perkamen adalah mempunyai ketahanan lemak baik, mempunyai
kekuatan basah yang baik walaupun dalam air mendidih, tidak berbau dan berasa,
transparan dan dan tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas.

b. Kertas Lilin

Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya adalah
lilin parafin dengan titik cair 46-74˚C dan dicampur polietilen (titik cair100-124˚C).
Kertas ini menghambat air, tahan terhadap minyak/ oli dan daya rekat panasnya baik.
Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.

c. Kertas Daluang

Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur.

d. Kertas Tyvek

Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density plyethylene).
Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang baik
dan kuat. Kertas ini juga tahan terhadap kotoran, bahan kimia, bebas dari kontaminasi
kapang dan mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan.

e. Kertas Plastik

Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut juga
kertas sintetis yang terbuat dari lembaran stirena. Kertas ini mempunyai sifat daya
sobek dan ketahanan lipat yang baik, tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat
ditumbuhi kapang.
f. Kertas Komposit

Kertas komposit adalah kertas yang diolah bersama-sama dengan bahan baku
kemasan lain seperti plastik dan logam. Kertas yang dicampur dengan logam dan
dibentuk menjadi semacam kaleng disebut kaleng komposit, digunakan jus buah,
wadah bumbu (rempah-rempah), kotak coklat, sop kering, bahan kimia dan obat-
obatan.

Industri pengemasan telah membuat kertas kaleng komposit yang dapat menahan
vakum dan menahan suhu sekitar 49˚C, sehingga dapat digunakan untuk pengawetan
selai. Tube karton digunakan untuk margarin dan es krim.

DAFTAR PUSTAKA

Fellows,P.J. 2000. Food Processing Technology. Principles and Practice. 2nd Ed.
Woodhead Publishing Ltd., Cambridge, England.

Miltz, J., 1992. Food Packaging in : Handbook of Food Engineering Heldman, D.R.
and D.B.Lund (ed). Marcel Dekker, Inc., New York.

Rochlan,F. 1990. Kemasan Karton dalam Industri pangan. Di dalam : S.Fardiaz dan
D.Fardiaz (ed), Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi dalam Menunjang
Pengembangan Industri, Distribusi dalam Negeri dan Ekspor Pangan. Jakarta.

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.


Laboratorium Rekayasa Proses Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB.
III. KEMASAN KALENG

Jenis kemasan kaleng paling sering digunakan untuk mengemas makanan kaleng
seperti susu bubuk, makanan bayi, pasta tomat maupun buah. Kemasan kaleng
umumnya terbuat dari tin plate, yaitu baja yang dilapisi dengan timah untuk
mengurangi korosi. Namun, sekarang banyak digunakan tin-free steel, yaitu baja yang
dilapisi dengan chromium untuk mencegah korosi.

IV. KEMASAN GELAS

Kemasan gelas terdiri dari dua bagian yang terpisah, yaitu wadah gelas dan tutup
logam. Keduanya sangat penting untuk memperoleh kondisi hermetis. Kemasan gelas
digunakan untuk makanan bayi, jus buah, saus pasta, ikan dan daging yang mana
tergantung pada produk keasamanya, apakah disterilisasi atau dipasteurisasi.

Prinsip pada pengolahan dengan kemasan gelas secara umum sama dengan kaleng,
tetapi terdapat beberapa modifikasi. Kemasan gelas harus ditutup secara rapat untuk
mencegah kotaminasi setelah pengolahan. Penutup untuk wadah gelas terbuat dari
pelat timah lacquer atau aluminium.

DAFTAR PUSTAKA

Fellows,P.J. 1992. Food Processing Technology: Principle and Practice. Ellis


Horwood, New York.
Hariyadi, P. (Ed). 2000. Dasar-dasar Teori dan Praktek Proses Termal. Pusat STudi
Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
Hersom,A.C. dan E.D. Dulland. 1980. Canned Foods: Thermal Processing and
Microbiology. Chemical Publishing Company,Inc.
V. KEMASAN STYROFOAM

Kemasan polistirena foam dipilih karena mampu mempertahankan pangan yang


panas atau dingin, tetap nyaman dipegang, ringan dan inert terhadap keasaman
pangan. Karena kelebihanya tersebut, kemasan polistirena foam digunakan untuk
mengemas makanan siap saji, segar maupun yang memerlukan proses yang lebih
lanjut. Banyak restoran siap saji menyuguhkan hidanganya dengan menggunakan
kemasan ini, begitu pula dengan produk-produk pangan seperti mi instan, bubur
ayam, bakso, kopi dan yoghurt.

Polistirena merupakan plastik yang inert sehingga relatif tidak berbahaya bagi
kesehatan, yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan terjadinya migrasi dari
monomer stirena ke dalam pangan yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Bahaya monomer stirena terhadap kesehatan setelah terpapar dalam jangka panjang
antara lain adalah menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, meningkatkan
risiko leukimia dan juga kanker.

DAFTAR PUSTAKA

InfoPOM, vol. 9, No. 5, September 2008

Anda mungkin juga menyukai