Anda di halaman 1dari 11

Makna mitos ritual kungkum di umbul sungsang pengging

Ditulis Oleh :

Heri Nuraini H 000 070 003

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ushuluddin (S.Ud) pada Fakultas Agama Islam

program studi perbandingan agama

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011

Makna mitos ritual kungkum di umbul sungsang pengging

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di indonesia, sangat beragam kepercayaan dan kebudayaan yang di anut di elemen

masyarakat. Di antaranya banyak sekali kepercayaan-kepercayaan yang bersifat

antikodrati. Di pulau jawa sendiri, hampir seluruh masyarakat ( secara mayoritas)

juga hidup berdampingan dengan hal-hal semacam ini, yang bahkan sudah

mengakar dan telah menjadi kebudayaan bagi masyarakat jawa.

sebagai contoh upacara slametan, mitoni, nyewu merupakan tradisi yang masih

bertahan sampai saat ini. Masyarakat tetap melakukan tradisi-tradisi ini tentu di

dorong oleh suatu motif yang tidak lain adalah untuk mendapat berkah dan mencari

selamat hidup di dunia. Ritual slametan itu sendiri adalah kepercayaan kepada

mitologi, yaitu mitos tentang roh-roh yang menguasai alam semesta ini, sekaligus

yang menentukan nasib manusia. Roh-roh itu jika dilupakan akan marah, agar roh-

roh tersebut tidak murka maka warga masyarakat harus menyelenggarakan ritual

slametan (Sujana, 2002). yang semua itu terpengaruh dengan hal-hal antikodrati.

Masyarakat jawa sangat lekat dengan pengaruh-pengaruh budayanya dalam

perilaku, yang sarat dengan perwujudan-perwujudan simbolisme-simbolisme ala

jawa, mulai dari bahasa, tindakan, religi, dan filsafat. Yang semua itu di seringkali

berkembang menjadi sebuah mitos di dalam masyarakat.


(digilib.petra.ac.id/.../jiunkpe-ns-s1-2009-42405069-14072-mitos_jawa

chapter1.pdf)

Mitos menguak suatu tabir misteri, mewahyukan peristiwa primordial yang

masih selalu di ceritakan dan di ulang kembali pada waktu sekarang. Mitos

merupakan model paradigmatis tentang apa yang terjadi in illo tempore; mitos

memberikan contoh-contoh model arkhetipe-arkhetipe untuk dijadiakn referensi

tindakan serta sikap manusia sekarang. Pada taraf kebudayaan arkhais, pekerjaan

apa saja yang dilakukan amnusia mem[punyai model yang adi-manusiawi, yaitu

model karya para dewa. ( mitos........)

Lingkungan manusia arkhais merupakan lingkungan sakral karena

mempunyai hubungan dengan dewa-dewa dan para leluhur mitis. Mitos bercerita

tentang apa yang dilakukan oleh para dewa itu, tentang apa yang menjadi kegiatan

kreatif mereka (mitos.................).

Mitos mempunyai hubungan yang erat dengan waktu dan ritus. Mitos

mengarahkan perhatian manusia pada saat primordial yang non temporal, pada

waktu yang kudus yang berbeda secara kualitatif dengan waktu profan. Di dalam

ritus itu, manusia religius arkhais meniru tindakan para dewa seperti dalam mitos.

Pengulangan dan penghadiran kembali model-model ilahi ini mempunyai hasil

ganda. Pertama, dengan meniru para dewa, manusia tinggal bersama yang kudus,

jadi berada dalam kenyataan. Kedua, dengan perwujudan kembali contoh karya

para dwewa secara kontinu, dunia dikuduskan. Jadi, sikap dan tingkah laku

manusia-manusia religius ikut andil dalm menjaga kekudusan ini. (mitos..............).

Mitos dan ritual adlah dua fenomena yang ada pada tingkah laku manusia selau

berjalan beriringan. Dimana ada ritual disitu ada mitos yang melatarbelakanginya.
Meskipun tidak semua ritual ada mitosnya. (feno)

Menurut cerita dari warga setempat setiap malam jumat pahing banyak pengunjung

yang melakukan laku kungkum atau mandi berendam dengan ketinggian air

setinggi leher orang dewasa. Menurut cerita siapa saja yang mampu melakoni laku

kungkum di umbul selama 40 hari untuk tujuan dan keinginan tertentu maka apa

yang menjadi keinginannya akan terkabul. (wawancara)

Kebanyakan pengunjung yang datang umbul justru dari luar kota Boyolali bahkan

tidak hanya orang biasa saja yang melakukan laku kungkum di umbul Sungsang.

Menurut cerita dari tokoh masyarakat setempat banyak juga dari kalangan pejabat,

artis pelawak serta penyanyi ibukota yang pernah datang menjalani laku kungkum.

(wawancara)

Menurut cerita ketika Bagus Burhan masih kecil ia dikirim oleh ayahnya R.Ng.

Yasadipura II atau R.T Sastranegara untuk berguru masalah agama dipondok

pesantren ke kawasan Ponorogo yang dipimpin oleh Kyai Imam Besari tetapi justru

bukan menuntut ilmu Bagus Burhan malah menyukai perbuatan maskiat seperti

judi dan adu ayam.

Singkat cerita melihat kelakuan muridnya Kyai Imam Besari kemudian meminta

petunjuk kepada Tuhan hingga akhirnya cara yang dilakukan Kyai Imam selain

tetap mengajarinya mengaji Burhan Juga diminta untuk tapa laku kungkum selama

40 hari. Terkait apakah ada korelasi tentang laku kungkum tersebut hingga saat ini

belum ada sejarah yang mengungkapnya.


Dalam satu kawasan wisata Umbul Penging terdapat beberapa umbul. 500 meter

dari Umbul Pengging terdapat Umbul Sungsang, umbul ini berdampingan dengan

Mesjid Ciptamulya. Menurut sejarah Mesjid Ciptamulya didirikan oleh

Pakubuwono X yang kemudian diselesaikan pada 1908 M konon mesjid ini

merupakan pemindahan jemaah Mesjid Karangduet ke Mesjid Ciptamulya yang

menjadi cikal bakal dukuh tersebut disebut Ngaliyan dalam wilayah Desa Bendan

Banyudono.

Setelah Raden Ng. Yasadipura I beserta Keturunanya yaitu R.Ng Yasadipuro II

(R.Ng. Ronggowarsito I) meninggal dan dimakamkan di belakang Mesjid

Ciptamulya lantas kompleks tersebut disebut Astana Luhur yang sering diziarahi

Paku Buwono IX maupun X.

Sebagai salah satu bentuk penghormataan terhadap jasa-jasa Trah Yasadipura,

Pakubuwono X membangun pessanggrahan Ngeksi Purna di Pengging Boyolali

dimana terdiri dari Mesjid Ciptamulya, Kompleks makam Yasadipura dan Umbul

Pengging yang saling terkait erat dalam pembentukan masyarakat serta peradaban

Boyolali sampai saat ini. (http://info.indotoplist.com/?

YldWdWRUMWtaWFJoYVd3bWFXNW1iMTlwWkQweU16ST0=)

Di era modern seperti sekarang ini, masih seringkali ditemukan mitos-mitos

yang masih hidup dan berkembang di masyarakat. Mitos tersebut sering dijumpai

pada suatu komunitas masyarakat yang tinggal dan berdomisili pada suatu daerah

tertentu. Karena banyaknya unsur lapisan masyarakat yang masih mempercayai

akan adanya suatu mitos yang mereka sakralkan dan mereka anut, maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadi suatu perbedaan pandangan dan kepercayaan

terhadap mitos yang mereka percayai. Perbedaan pandangan itu mungkin terletak

pada jalan cerita mitos ataupun kekuatan mistik yang ada pada mitos tersebut.

Munculnya perbedaan-perbedaan pandangan yang ada, maka besar kemungkinan

antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain akan memiliki

pandangan dan kepercayaan yang berbeda tehadap mitos yang mereka yakini.

Daerah Pengging adalah daerah yang memiliki potensi untuk

pengembangan kawasan pariwisata kabupaten Boyolali, banyak budaya-budaya dan

ritual-ritual yang terpelihara didaerah Pengging, dari ritual mencari berkah di

makam Yosodipuro, ritual sebaran apem keong mas, hingga kungkum malam

Jumat Pahing . Saat ini budaya-budaya yang dulu ada mulai dihidupkan kembali.

B. Penegasan istilah

dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kata kunci sebagai bentuk

rumusan judul dalam skripsi ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam

memaknai. Maka penulis memberikan penegasan batasan terhadap istilah yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. mitos

kata mitos berasal dari bahasa yunani muthos, yang secara bahasa diartikan sebagai

cerita atau sesuatu yang dikatakan orang. (fenomenologi....). Sedangkan secara

istilah mitos dapat diartikan sebagai cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan

zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia,

dan bangsa, yang mengandung arti mendalam yang di ungkapkan secara gaib.

(ensiklopedi......)

2. ritual kungkum
Suatu ritual merendam diri di dalam air sebatas leher dimulai pukul 24.00 - 03.00

WIB antara lain di Umbul Pengging, Umbul Sungsang, Umbul Kendat atau tempat-

tempat yang dianggap keramat dan penuh berkah sebagai sarana permohonan

kepada Tuhan Yang Maha Esa. (http://www.boyolalikab.go.id)

3. umbul sungsang

salah satu nama umbul yang ada di pengging yang kerap digunakan untuk

melakukan ritual kungkum pada malam jumat pahing. Selain umbul sungsang

masih ada bweberapa nama umbul lagi, di antaranya : umbul temanten, umbul

duda, umbul setinggil.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah yang telah

dijelaskan diatas, maka penulisan rumusan maslah yang akan di kaji dalam

penelitian ini adalah :

1. Apa mitos yang melatarbelakangi ritual kungkum di umbul sungsang

pengging?

2. Apa fungsi mitos yang terdapat dalam ritual kungkum tersebut?

3. Apa makna mitos yang terdapat dalam ritual kungkum tersebut?

D. Tujuan dan Manfaat

1. tujuan penelitian

a. untuk mengetahui mitos yang melatarbelakangi adanya ritual kungkum di umbul

sungsang pengging

b. untuk mengetahui fungsi dan makna mitos yang terdapat dalam ritual kungkum

di umbul sungsang pengging

2. manfaat penelitian
dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang di dapat, baik dari segi praktik

(applied science) maupun dari segi akademis (pure sciance). Manfaat yang diambil

dari segi praktisnya adalah :

a. dengan melakukan [penelitian ini akan menambah ilmu dan pengetahuan serta

karakteristik budaya pada khalayak umum

b. dapat menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dan pemikiran budaya

pada umumnya, dan bagi civitas akademika fakultas agama islam pragram studi

perbandingan agama pada khususnya.

Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a. dengan penelitian ini akan menambah wawasan perkembangan ilmu pengetahuan

di bidang budaya serta mendorong dan menjadi stimulus bagi penelitian

selanjutnya, sehingga proses pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung

sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

b. memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat umum, khususnya pada

pemerintah daerah boyolali, sehingga mampu memberikan wawasan tentang

budaya lokal.

E. metode penelitian

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini, supaya tidak menimbulkan kerancuan. Metode penelitian yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. jenis penelitian

penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), dimana data yang

digunakan lebih banyak ditemukan dilapangan (koentjaraningrat.......). Yaitu pada

pelaksanaan ritual kungkum di umbul sungsang pengging.


2. Pendekatan

pendekatan yang digunakan adalaha pendekatan fenomenologi verstehen.

Fenomenologi adalah berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

terhadap orang-ornag dalam situasi tertentu, serdangkan verstehen adalah

pengertian intepretasi terhadap pemahaman manusia (noeng muhajir....). Yang

ditekankan oleh kaum fenomenologis adalah aspek subyektif dari perilaku orang,

mereka berusaha untuk amsuk kedalam dunia konseptual subjek yang ditelitinya

sehingga mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan oleh mereka

disekitar peristiwa dalam kehidupannya

3. metode pengumpulan data

adapun metode pengumpulan data dikerjakan dan disusun sebagai berikut :

a. metode observasi

dalam penelitian ini, proses pengumpulan data yang dilakukan dengan metode

observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomebna-

fenomena yang terdapat dilapangan (suradman.........)

b. metode wawancara

metode ini untk mengumpulkan data yang bersifat verbal dari orang yang kita

selidiki dengan mengajukan berbagai pertanyaan (abdullah.........). Metode ini

digunakan untuk mencari data dengan wawancara terhadap orang-orang penting

(key person), atau orang-orang yang melakukan ritual kungkum di umbul sungsang

pengging

c. metode dokumentasi

metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

ebrupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan lain-lain. (suharsimi arikunto. 1989 :
188)

4. metode analisis data

agar penulis mendapatkan gambaran dan kesimpulan yang jelas, maka dalam

menganalisa data, penulis mengghunakan metode sebagai berikut :

a. induktif

yaitu penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pertanyaan-

pertanyaan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam

penyusunan argumentasi yang di akhiri dengan pernyataan yang bersifat umum

b. deduktif

adalah suatu caraberpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik

kekesimpulan yang bersifat khusus

F. sistematika penulisan

Bab I: Pendahuluan. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang

yang menjadi landasan dasar penelitian, penegasan istilah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II: mitos. Bab ini berisi tentang pengertian mitos, fungsi mitos, realitas mitos,

macam-macam mitos, mitos-mitos zaman modern.

Bab III: ritual kungkum di umbul sungsang pengging. Dalam bab ini memaparkan

tentang gambaran umum desa pengging, sejarah ritual kungkum, pelaksanaan ritual
kungkum.

Bab IV Analisis makna mitos ritual kungkum di umbul sungsang pengging. Bab ini

menganalisis tentang makna mitos ritual kungkum di umbul sungsang pengging

Bab V: Penutup. Berisi tentang simpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai