Ditulis Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
juga hidup berdampingan dengan hal-hal semacam ini, yang bahkan sudah
sebagai contoh upacara slametan, mitoni, nyewu merupakan tradisi yang masih
bertahan sampai saat ini. Masyarakat tetap melakukan tradisi-tradisi ini tentu di
dorong oleh suatu motif yang tidak lain adalah untuk mendapat berkah dan mencari
selamat hidup di dunia. Ritual slametan itu sendiri adalah kepercayaan kepada
mitologi, yaitu mitos tentang roh-roh yang menguasai alam semesta ini, sekaligus
yang menentukan nasib manusia. Roh-roh itu jika dilupakan akan marah, agar roh-
roh tersebut tidak murka maka warga masyarakat harus menyelenggarakan ritual
slametan (Sujana, 2002). yang semua itu terpengaruh dengan hal-hal antikodrati.
jawa, mulai dari bahasa, tindakan, religi, dan filsafat. Yang semua itu di seringkali
chapter1.pdf)
masih selalu di ceritakan dan di ulang kembali pada waktu sekarang. Mitos
merupakan model paradigmatis tentang apa yang terjadi in illo tempore; mitos
tindakan serta sikap manusia sekarang. Pada taraf kebudayaan arkhais, pekerjaan
apa saja yang dilakukan amnusia mem[punyai model yang adi-manusiawi, yaitu
mempunyai hubungan dengan dewa-dewa dan para leluhur mitis. Mitos bercerita
tentang apa yang dilakukan oleh para dewa itu, tentang apa yang menjadi kegiatan
Mitos mempunyai hubungan yang erat dengan waktu dan ritus. Mitos
mengarahkan perhatian manusia pada saat primordial yang non temporal, pada
waktu yang kudus yang berbeda secara kualitatif dengan waktu profan. Di dalam
ritus itu, manusia religius arkhais meniru tindakan para dewa seperti dalam mitos.
ganda. Pertama, dengan meniru para dewa, manusia tinggal bersama yang kudus,
jadi berada dalam kenyataan. Kedua, dengan perwujudan kembali contoh karya
para dwewa secara kontinu, dunia dikuduskan. Jadi, sikap dan tingkah laku
Mitos dan ritual adlah dua fenomena yang ada pada tingkah laku manusia selau
berjalan beriringan. Dimana ada ritual disitu ada mitos yang melatarbelakanginya.
Meskipun tidak semua ritual ada mitosnya. (feno)
Menurut cerita dari warga setempat setiap malam jumat pahing banyak pengunjung
yang melakukan laku kungkum atau mandi berendam dengan ketinggian air
setinggi leher orang dewasa. Menurut cerita siapa saja yang mampu melakoni laku
kungkum di umbul selama 40 hari untuk tujuan dan keinginan tertentu maka apa
Kebanyakan pengunjung yang datang umbul justru dari luar kota Boyolali bahkan
tidak hanya orang biasa saja yang melakukan laku kungkum di umbul Sungsang.
Menurut cerita dari tokoh masyarakat setempat banyak juga dari kalangan pejabat,
artis pelawak serta penyanyi ibukota yang pernah datang menjalani laku kungkum.
(wawancara)
Menurut cerita ketika Bagus Burhan masih kecil ia dikirim oleh ayahnya R.Ng.
pesantren ke kawasan Ponorogo yang dipimpin oleh Kyai Imam Besari tetapi justru
bukan menuntut ilmu Bagus Burhan malah menyukai perbuatan maskiat seperti
Singkat cerita melihat kelakuan muridnya Kyai Imam Besari kemudian meminta
petunjuk kepada Tuhan hingga akhirnya cara yang dilakukan Kyai Imam selain
tetap mengajarinya mengaji Burhan Juga diminta untuk tapa laku kungkum selama
40 hari. Terkait apakah ada korelasi tentang laku kungkum tersebut hingga saat ini
dari Umbul Pengging terdapat Umbul Sungsang, umbul ini berdampingan dengan
menjadi cikal bakal dukuh tersebut disebut Ngaliyan dalam wilayah Desa Bendan
Banyudono.
Ciptamulya lantas kompleks tersebut disebut Astana Luhur yang sering diziarahi
dimana terdiri dari Mesjid Ciptamulya, Kompleks makam Yasadipura dan Umbul
Pengging yang saling terkait erat dalam pembentukan masyarakat serta peradaban
YldWdWRUMWtaWFJoYVd3bWFXNW1iMTlwWkQweU16ST0=)
yang masih hidup dan berkembang di masyarakat. Mitos tersebut sering dijumpai
pada suatu komunitas masyarakat yang tinggal dan berdomisili pada suatu daerah
akan adanya suatu mitos yang mereka sakralkan dan mereka anut, maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadi suatu perbedaan pandangan dan kepercayaan
terhadap mitos yang mereka percayai. Perbedaan pandangan itu mungkin terletak
pada jalan cerita mitos ataupun kekuatan mistik yang ada pada mitos tersebut.
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain akan memiliki
pandangan dan kepercayaan yang berbeda tehadap mitos yang mereka yakini.
makam Yosodipuro, ritual sebaran apem keong mas, hingga kungkum malam
Jumat Pahing . Saat ini budaya-budaya yang dulu ada mulai dihidupkan kembali.
B. Penegasan istilah
dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kata kunci sebagai bentuk
rumusan judul dalam skripsi ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
1. mitos
kata mitos berasal dari bahasa yunani muthos, yang secara bahasa diartikan sebagai
istilah mitos dapat diartikan sebagai cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan
dan bangsa, yang mengandung arti mendalam yang di ungkapkan secara gaib.
(ensiklopedi......)
2. ritual kungkum
Suatu ritual merendam diri di dalam air sebatas leher dimulai pukul 24.00 - 03.00
WIB antara lain di Umbul Pengging, Umbul Sungsang, Umbul Kendat atau tempat-
tempat yang dianggap keramat dan penuh berkah sebagai sarana permohonan
3. umbul sungsang
salah satu nama umbul yang ada di pengging yang kerap digunakan untuk
melakukan ritual kungkum pada malam jumat pahing. Selain umbul sungsang
masih ada bweberapa nama umbul lagi, di antaranya : umbul temanten, umbul
C. Rumusan masalah
dijelaskan diatas, maka penulisan rumusan maslah yang akan di kaji dalam
pengging?
1. tujuan penelitian
sungsang pengging
b. untuk mengetahui fungsi dan makna mitos yang terdapat dalam ritual kungkum
2. manfaat penelitian
dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang di dapat, baik dari segi praktik
(applied science) maupun dari segi akademis (pure sciance). Manfaat yang diambil
a. dengan melakukan [penelitian ini akan menambah ilmu dan pengetahuan serta
pada umumnya, dan bagi civitas akademika fakultas agama islam pragram studi
budaya lokal.
E. metode penelitian
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini, supaya tidak menimbulkan kerancuan. Metode penelitian yang
1. jenis penelitian
penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), dimana data yang
ditekankan oleh kaum fenomenologis adalah aspek subyektif dari perilaku orang,
mereka berusaha untuk amsuk kedalam dunia konseptual subjek yang ditelitinya
sehingga mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan oleh mereka
a. metode observasi
dalam penelitian ini, proses pengumpulan data yang dilakukan dengan metode
b. metode wawancara
metode ini untk mengumpulkan data yang bersifat verbal dari orang yang kita
(key person), atau orang-orang yang melakukan ritual kungkum di umbul sungsang
pengging
c. metode dokumentasi
metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
ebrupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan lain-lain. (suharsimi arikunto. 1989 :
188)
agar penulis mendapatkan gambaran dan kesimpulan yang jelas, maka dalam
a. induktif
pertanyaan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
b. deduktif
adalah suatu caraberpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
F. sistematika penulisan
Bab I: Pendahuluan. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang
Bab II: mitos. Bab ini berisi tentang pengertian mitos, fungsi mitos, realitas mitos,
Bab III: ritual kungkum di umbul sungsang pengging. Dalam bab ini memaparkan
tentang gambaran umum desa pengging, sejarah ritual kungkum, pelaksanaan ritual
kungkum.
Bab IV Analisis makna mitos ritual kungkum di umbul sungsang pengging. Bab ini