Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya [Persatuan Sepakbola Surabaya],
dan menjadi salah satu raksasa bersama Persib dan Persija. Prestasi gemilang terus
terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi
bertajuk Liga Indonesia sejak 1994.
Selain ulah suporternya, Persebaya juga selalu diwarnai kontroversi. Saat menjuarai
kompetisi Perserikatan pada tahun 1988, Persebaya pernah memainkan pertandingan
yang terkenal dengan istilah ’sepakbola gajah’, karena mengalah kepada Persipura
Jayapura 12-0 untuk menyingkirkan saingan mereka PSIS Semarang. Taktik ini
membawa hasil, dan Persebaya berhasil menjadi juara.
Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi
PKT Bontang dan diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu
penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I.
Tiga tahun kemudian atau tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola
nasional saat mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan
harapan PSIS dan PSM untuk lolos ke final.
Atas kejadian tersebut Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga
Indonesia. Namun, skorsing direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga
Indonesia.
Olahraga
06 Mei 2009, 18:56:29| Laporan Iping Supingah
AKBP M IQBAL Kapolres Gresik pada Suara Surabaya, Rabu (06/05) malam
mengatakan, sejumlah suporter melampiaskan kekecewaan dengan memecah beberapa
pot di wilayah Gresik itu.
“Tidak seluruh pot yang ada di jalan-jalan Gresik pecah. Kami lakukan pengamanan
sampai seluruh suporter Persebaya ini kembali ke Surabaya. Rata-rata mereka semua naik
motor dan jumlahnya ribuan,” kata IQBAL.
Menurut IQBAL, sampai saat ini belum ada penonton sepakbola tersebut yang
diamankan. “Tadi sempat ada yang diamankan untuk meredam saja, karena sempat ada
aksi lempar batu. Suporter sempat ngamuk dan masuk ke lapangan pertandingan
memenuhi Stadion Petrokimia Gresik,” jelasnya.
Kata IQBAL, polisi sekarang sedang sweeping di jalan-jalan kota Gresik. Ia mengakui
akibat ulah suporter yang ngamuk itu dua petugas polisi mengalami luka-luka.
”Kondisinya sekarang sudah terkendali, sudah banyak polisi. Justru yang membuat kisruh
yang paling depan, tapi suporter yang iring-iringan di belakang tidak tahu apa-apa ikut
kena getahnya,” ungkap WASTOMI.
Dikatakan WASTOMI dalam pertandingan Rabu sore itu, Gresik United mengalahkan
Persebaya 2-1. Wasit dinilai tidak fair saat memimpin jalannya pertandingan kalah.
”Suporter Persebaya yang berjumlah 7000-an ini tidak marah pada tim Gresik United tapi
pada wasit. Mungkin wasit dari Malang ini punya kepentingan, karena kalau Persebaya
menang, Persema Malang tidak bisa di urutan atas,” paparnya.(ipg)
http://www.suarasurabaya.net/v06/olahraga/?
id=60bd4a90631727a4d065a0e18ff28a98200964807
Surabaya (beritajatim.com) - Niatan Persebaya untuk menghapus imej buruk tak hanya
sekedar isapan jempol belaka. Selain melakukan pergantian nama suporter, Persebaya
juga menggagas pertemuan dengan suporter-suporter dari tim lain. Dalam pertemuan itu,
mereka akan mengundang Emha Ainun Najib dan Dick Doank.
Nantinya, pertemuan lintas suporter itu akan dihadiri Bonek (supporter Persebaya),
Jakmania (Persija Jakarta), Viking (Persib Bandung), Aremania (Arema Malang), LA
Mania (Persela Lamongan), Pasoepati (Persis Solo), Panser Biru (PSIS). Kelak
pertemuan itu akan digelar di Gedung Balai Pemuda, Surabaya, Minggu (28/2/2010)
mendatang.
Saleh berharap, dengan adanya pertemuan itu suporter yang selama ini bermusuhan
menjadi akur. Selain itu, ia juga ingin menciptakan suasana damai antar suporter di
Indonesia. ''Saya dan Cak Nun (Emha Ainun Najib) akan memfasilitasi pertemuan itu.
Kenapa pertemuan itu digelar di Surabaya, sebab koordinasi dan biayanya lebih murah,''
ucap Saleh, Senin (1/2/2010).
Sedangkan, Saleh sendiri memberikan deadline hingga sebelum lawan Sriwijaya FC, 10
Februari mendatang. Saleh mengungkapkan, semua kelompok suporter akan didata dan
diverifikasi oleh klub dan pihak kepolisian. ''Nanti mereka didaftarkan by name dan
adress. Jadi kalau ada kerusuhan dan itu bukan anggota kami, maka kami tidak bisa
tanggung jawab. Kalau ada yang melanggar, maka KTA akan dicabut dan kelompok itu
akan kita blacklist,'' pungkas Saleh. [sya/kun]
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2010-02-01/55744/Mantab!
_Persebaya_Gagas_Perdamaian_Suporter
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?
n=a59ecd1b&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img
src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?
zoneid=24&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a59ecd1b'
border='0' alt='' /></a>
Sebelum melaporkan kasus yang menimpa Hasan, perwakilan FWS juga diterima oleh
Kapoltabes Surakarta, Kombes (Pol) Joko Irwanto. Joko memberikan apresiasi atas
tindakan yang dilakukan wartawan dengan menempuh jalur hukum.
FWS melaporkan Yayasan Suporter Persebaya (YSP) yang dinilai melakukan pembiaran
sehingga terjadi tindak melawan hukum sangat serius yang dilakukan oleh para
anggotanya.
"Kami mendapat kuasa dari Hasan untuk melapor kepada polisi karena jelas-jelas telah
terjadi tindakan melawan hukum. Kami berkewajiban membela kehormatan profesi dari
ulah sebagian orang yang melakukan kegiatan premanisme seperti ini. Ini negara hukum.
Kami menagih hak kami sebagai warga negara dan perlindungan hukum atas profesi
kami yang diatur UU," papar koordinator FWS, Ahmad Rafiq.
FWS selanjutnya menggelar aksi di Bundaran Air Mancur Stadion Manahan mengutuk
keras suporter Persebaya yang menyerang
sejumlah wartawan ketika sedang melakukan peliputan.
"Penyerangan yang mereka lakukan bukan lagi bisa dianggap tindakan sepele. Selain
menyebabkan seorang wartawan yaitu Hasan Sakri Gazali mengalami luka serius, para
suporter tersebut juga telah melanggar UU Pers," ujar Ahmad Rafiq dalam orasinya.
Rafiq mendesak semua wartawan mengambil sikap tegas terhadap tindakan suporter
Persebaya tersebut.
Hasan mengalami luka di beberapa bagian kepala dan wajah akibat dipukuli oleh para
suporter Persebaya saat meliput di Stasiun Purwosari, Solo, pada Jumat 22 Januari 2010.
Kamera Hasan juga akan direbut.
(mbr/aan)
http://www.detiknews.com/read/2010/01/23/123426/1284476/10/wartawan-surakarta-
laporkan-suporter-persebaya-ke-polisi
• Bisnis Indonesia
• Nasional
Seseksi apa sepak bola Indonesia? Ah, hampir tidak ada lekuk tubuh yang terlihat seksi,
jika kita meneropong wajah persepakbolaan Tanah Air.Kerusuhan dalam dunia sepak
bola yang disebabkan oleh ulah suporter terus terjadi, balikan di antaranya seolah sudah
mendarah daging.
Sepak bola tanpa suporter memang terasa hambar. Namun, jika suporter tidak berulah, itu
bukan wajah sepak bola Indonesia. Begitu cara masyarakat melemparkan ke-
geramannya.Tidak ada resep mujarab untuk mengobati perilaku suporter sepak bola
Indonesia yang anarkis, memalukan, semakin tidak beradab dan meninggalkan semangat
ketimuran. Hingga saat ini, praktis tidak ada yang bisa dibanggakan dari sepak bola kita.
Melempemnya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai ortoritas tertinggi
sepak bola dalam negeri dan lem-beknya prestasi tim nasional di berbagai ajang multi
event, menunjukan gagalnya pembinaan sepak bola Tanah Air.
Saat ini, kisruh suporter sepak bola memang tidak hanya terjadi antar- suporter yang
berbeda kesebelasan. Kejadian di beberapa dae rah, seperti Tangerang misalnya, suporter
Persita Tangerang justru bentrok dengan sesama pendukung dari klub sepak bola yang
sama.
Kondisi serupa juga terjadi saat suporter Persebaya Surabaya yang dikenal dengan
sebutan bondho nekat (bonek), malah tawuran dengan warga sekitar.Bahkan saat
Persebaya Surabaya hendak menjalani partai tandang melawan Persib Bandung, suporter
itu bentrok dengan warga di Solo saat perjalanannya menuju Bandung.
Bukan hanya bentrok, ratusan hingga ribuan suporter yang berkumpul itu sering pula
merusak fasilitas umum yang ada di sekitar lokasi yang mereka lewati. Termasuk,
merusak fasilitas milik PT Kereta Api sepanjang perjalanan. Entah, berapa ratus juta
kerugian yang kerap dialami PT KA, saat kereta yang digunakan untuk mengangkut
suporter sepak bola ini.
Menurut dia setiap kali melintas, baik sebelum pertandingan maupun seusai
pertandingan, suporter itu kerap melakukan pelemparan di sekitar lokasi
stasiun.Akibatnya kaca di stasiun pecah dan penumpang yang tengah menanti kedatangan
kereta lain diungsikan.
Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Kris Pujiatni menilai sikap
suporter yang brutal itu berangkat dari persoalan masa lalu, baik antarsuporter maupun
masyarakat sekitar."Di masa lalu bonek sering kali menjarah dagangan para pedagang di
stasiun di mana kereta api berhenti, tindakan tersebut membekas di benak para pedagang
beserta lingkungannya. Jadi setiap ada kereta yang mengangkut bonek akan mereka
lempar," paparnya.
Mantan presiden Pasoepati, kelompok suporter Solo, Mayor Haristanto kondisi tersebut
menunjukan krisis identitas di dalam persepakbolaan Indonesi."Kalau semakin
galakTterlihat semakin garang. Ini bentuk aktualisasi diri yang salah," imbuhnya.
Prinsip sepak bola, lanjutnya ada tiga yakni menang, seri, atau kalah.Tim kesayangannya
bermain seri saja, mereka tidak terima. Apalagi kalau kalah," tambahnya.Bisa jadi hal ini
merupakan efek domino kondisi krisis yang masih dialami Indonesia.
Hampir satu dekade terakhir, tidak ada satu pun prestasi yang mencuat dari sepak bola
kita."Negara kita masih memikirkan perut, sehingga belum sempat mengurus yang lain.
Memikirkan masalah suporter memang tugas bangsa, bukan berarti jadi pembenaran
bahwa rusuh itu boleh," pungkasnya.
Alhasil sikap tegas Komdis PSSI melarang suporter Persebaya untuk mendampingi
timnya saat away hingga 2014 menjadi awal penegakan hukum di ranah sepak
bola.Komdis sebelumnya telah melarang bonek untuk mendampingi timnya away selama
2 tahun. Namun suporter yang identik dengan warna hijau itu bandel dan tetap
mendampingi Persebaya saat melawat ke markas Persib Bandung, 24 Januri lalu.
Sayangnya, baru saja palu vonis diketuk, di Semarang justru giliran suporter Persijap,
Banaspati yang hendak ke menuju Jakarta diserbu oknum suporter PSIS pada 29
Januari.Akibat aksi barbar itu, 50 suporter Persijap cedera serius dan lebih dari 100
lainnya luka ringan.
Hanya beberapa jam setelah kerusuhan di Semarang, di jantung Ibukota, aksi vandalisme
serupa dilakukan suporter Persija, Jakmania. Sayang hingga berita ini ditulis belum ada
keputusan tegas dari Komdis.Bisa jadi seperti rumor umum, keputusan Komdis hanya
selera dan bisa dengan mudah diatur demi popularitas Ketua Umum-nya yang konon
bakal dicopot dalam Kongres Sepak Bola Indonesia. (tcUtk-st@btsnis.co.ld)
http://bataviase.co.id/node/82561
Taksi Silver nopol L 1464 US yang disopiri M Syaiful (33) dirusak ratusan bonek sekitar
pukul 15.00 WIB, Sabtu (19/12/2009) tanpa sebab yang jelas. Kala itu ia melintas menuju
ke Jalan Ambengan.
Taksi itu melintas dengan kecepatan rendah karena jalanan penuh sesak dengan bonek.
Tiba-tiba sekelompok bonek memecahkan kaca bagian belakang kaca. Selain itu spion
kanan juga dipukul menggunakan tongkat kayu hingga terlepas. Tidak hanya itu, bonek
juga menendang bodi sebelah kiri depan taksi hingga pesok.
"Saya tidak tahu alasan mobil saya dirusak. Saya hanya melaju tanpa mengeluarkan kata-
kata atau berbuat yang menyinggung suporter," kata Syaiful kepada wartawan di
Mapolsek Tambaksari, Jalan Mendut, Sabtu (19/12/2009).
Akibat kejadian itu, Syaiful yang berdomisili di Jalan Bogen itu harus menunggu di
Polsek Tambaksari untuk melakukan serangkaian pemeriksaan. Barang bukti berupa taksi
juga ditahan pihak kepolisian.
(stv/wln)
http://surabaya.detik.com/read/2009/12/19/172818/1262786/466/suporter-persebaya-
rusak-taksi
Bagi anda yang berminat menempuh pendidikan di Jepang, tahun ini pemerintah Jepang
telah membuka kembali peluang studi ke Jepang melalui program beasiswa
Monbukagakusho 2008. Program ini meliputi beasiswa S1, beasiswa D3, dan beasiswa
S2 bagi lulusan SLTA dan sederajat. Program beasiswa S1 meliputi seluruh jurusan
kecuali musik dan olahraga, sedangkan program beasiswa D3 hanya diperuntukkan bagi
siswa SLTA lulusan IPA yang berminat di bidang teknik (Engineering). Pendaftaran
program beasiswa monbukagakusho 2008 ini akan dibuka 31 Mei 2007 dan ditutup
tanggal 27 Juni 2007.
Program S1
Program S-1 merupakan program beasiswa 5 tahun (kecuali jurusan Kedokteran Umum,
Gigi dan Hewan, 7 tahun) yang bisa diikuti lulusan SLTA baik jurusan IPA ataupun IPS
Semua bidang bisa dipilih, kecuali bidang musik dan olah raga. Masa 5 atau 7 tahun
sudah termasuk 1 tahun belajar bahasa di Jepang. Dan universitasnya baru ditentukan
setelah tiba di Jepang berdasar hasil persaingan saat belajar bahasa selama 1 tahun di
Jepang.
Program D-3 merupakan program beasiswa 4 tahun (termasuk 1 tahun belajar bahasa
Jepang) yang dikhususkan bagi lulusan IPA yang berminat dibidang teknik
(engineering) . Program yang materinya lebih pada praktek dan eksperimen ini
memungkinkan bagi lulusan yang berprestasi untuk melanjutkan ke jenjang S-1. Sekolah
tujuan sudah ditentukan sebelum keberangkatan ke Jepang.
Program D-2
Program yang setara dengan akademi yang akan mendidik para calon spesialis
(profesional) ini ditempuh dalam waktu 3 tahun (termasuk belajar bahasa Jepang 1 tahun)
dan bisa diikuti oleh lulusan SLTA jurusan IPA maupun IPS. Sama dengan program D-3,
sekolahnya sudah ditentukan sebelum keberangkatan.
Fasilitas :
* Bebas biaya ujian masuk universitas, biaya kuliah, dan matrikulasi. (tidak termasuk
biaya buku paket dan alat tulis).
* Tunjangan biaya hidup sebesar 134.000 yen setiap bulannya. Tunjangan pertama di
Jepang sebesar 25.000 yen.
* Kursus Bahasa Jepang Gratis, baik saat di Indonesia ataupun di Jepang. Di Indonesia
sekitar 3 minggu sebelum berangkat dan di Jepang selama setahun sebelum masuk
kuliah. Dan tempatnya untuk peserta program S-1 dan D2 dibagi antara Tokyo dan
Osaka, untuk program D3 semua di Tokyo.
* Diikutsertakan dalam asuransi kesehatan nasional Jepang dan program subsidi biaya
kesehatan AIEJ.
* Tiket pesawat JAL Indonesia-Jepang kelas ekonomi. Tiket pesawat ini hanya diberikan
2 kali, saat pertama kali berangkat dari Indonesia, dan saat kembali ke Indonesia setelah
menyelesaikan studi dengan beasiswa mombukagakusho
Tahapan seleksi :
* Tes Tertulis, diperuntukkan bagi yang lulus seleksi dokumen, dan mendapat panggilan
untuk mengikuti tes tertulis (tidak semua pelamar dipanggil untuk tes tertulis). Biasanya
tes diadakan akhir bulan Juli.
* Tes Wawancara, bagi yang lulus Tes Tertulis akan dipanggil untuk mengikuti Tes
Wawancara di Kedubes Jepang di Jakarta. Wawancara dalam bahasa Indonesia. Isi
pertanyaan lebih mengarah kepada kesiapan mental pendaftar untuk hidup sendiri
melanjutkan studi ke Jepang.
* Seleksi akhir oleh Monbukagakusho, Pelamar yang lulus Tes Tertulis dan Tes
Wawancara, datanya akan diserahkan (direkomendasikan) kepada Monbukagakusho.
Keputusan akhir ditetapkan oleh Monbukagakusho sekitar akhir bulan Januari tahun
berikutnya. Bagi yang lolos semua seleksi dan berhasil mendapatkan rekomendasi dari
Monbukagakusho, akan berangkat ke Jepang awal bulan April.
* Untuk Tes Tertulis, semua soal dalam bahasa Inggris (boleh menggunakan kamus
bahasa Inggris-Indonesia kecuali dalam ujian bahasa Inggris).
* Materi ujian disesuaikan dengan Program beasiswa dan jurusan yang dipilih.
- Untuk Program S-1 jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial & Humaniora materi ujiannya
adalah Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah Dunia
- Untuk Program S-1 jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, materi ujiannya adalah Bahasa
Inggris, Matematika, Kimia dan Fisika/Biologi*
- Untuk Program D-3, materi ujiannya adalah Matematika dan Fisika / Kimia*.
- Untuk Program D-2, materi ujiannya adalah Bahasa Inggris dan Matematika.
Informasi selengkapnya:
http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_slta.html