Anda di halaman 1dari 1

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan gejala-gejala klinis serta hasil pemeriksaan yang terpapar


dalam skenario serta riwayat penggunaan dexamethasone oleh pasien, menurut kami
kasus dalam skenario merupakan insufisiensi adrenal sekunder yang disebabkan oleh
penggunaan dexamethasone tanpa resep dokter dalam jangka waktu yang lama
kemudian dihentikan tiba-tiba.
Dexamethasone merupakan kortikosteroid sintetik yang memiliki efek
serupa dengan hormone kortikosteroid yang diproduksi oleh korteks adrenal.
Kortikosteroid memiliki khasiat farmakologis diantaranya efek antiradang dengan
cara vasokontriksi, imunosupresif dan antialergi, meningkatkan gluconeogenesis,
meningkatkan katabolisme pada tulang (osteoporosis), atrofi kulit (striae) dan otot,
serta mengubah pola distribusi lemak.
Keluhan pasien berupa badan lemah disebabkan oleh terjadinya
peningkatan gluconeogenesis dimana protein dalam otot ikut dirombak menjadi
glukosa sehingga terjadi pengurangan masa jaringan otot (atrofi otot). Berat badan
bertambah disebabkan oleh efek kortikosteroid terhadap system syaraf pusat salah
satunya meningkatkan nafsu makan selama pemaikaian dan efek terhadap distribusi
lemak.
Penghentian pemakaian kortikosteroid menyebabkan supresi ACTH dan
CRH yang menstimulasi sekresi kortikosteroid oleh kelenjar adrenal. Hal ini
menyebabkan rendahnya sekresi kortikosteroid oleh adrenal (insufisiensi adrenal).
Riwayat penyakit sekarang menunjukkan nafsu makan yang menurun
diakibatkan penghentian obat kortikosteroid. Hipotensi terjadi karena adanya
fenomena rebound/vasoldilatasi terfiksasi dimana pada awalnya kortikosteroid
menyebabkan vasokontriksi yang lama kemudian ketika dihentikan, pembuluh darah
kecil mengalami dilatasi berlebihan sehingga curah jantung dan tekanan darah turun.
Hipotensi dapat juga disebabkan rendahnya kadar natrium dalam darah. Natrium
darah rendah karena kurangnya hormone aldosterone yang meretensi natrium darah.
Kurangnya kortikosteroid juga menyebabkan berkurangnya glukoneogenesis,
penurunan glikogen hati, dan peningkatan kepekaan jaringan terhadap insulin
sehingga kadar gula darah rendah.
Hipothalamus dan hipofisis perlu diperiksa karena kelainan sekresi
hormone adrenal tidak hanya disebabkan oleh gangguan pada kelenjar adrenal tetapi
juga diperngaruhi oleh CRH dan ACTH yang duproduksi oleh hipotalamus dan
hipofisis.
Penatalaksanaan terhadap insufisiensi adrenal sekunder memerlukan
substitusi dengan kortikosteroid dosis rendah namun efektif. Hipoglikemi dapat
diatasi dengan glukosa intravena. Selain itu, pengobatan terhadap penyakit pencetus
juga perlu dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai