Anda di halaman 1dari 6

Nama : Eela Utharie

Nim : 101000202

Mata Kuliah : Antropologi

Antropologi Kesehatan dan Ekologi

Ekosistem dan Sistem Sosial Budaya


Pandangan ekologis adalah pandangan yang menaruh perhatian pada masalah-masalah kesehatan lingkungan
biobudaya. Pandangan ekologis merupakan lanjutan dari lingkungan dan komunitik biotiknyadalam pendekatan
antropologi yang fundamental;yakni perhatian pada sistemnya.
Sistem adalah agregasi atau pengelompokkan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap
atau saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau seni
sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral, dan berfungsi, bergerak dalam kesatuan.
Dalam antropologi keseluruhan integral yang dimaksud adalah sistem sosial budaya. Dalam ekologi keseluruhan
integral adalah ekosistem.
Pada kedua disiplin tersebut, ada dua pertanyaan pokok yang mendasari semua pertanyaan.
Pertama, bagaimana berbagai unit yang membentuk sistem diatur satu sama lain.
Kedua, bila sistem tersebut telah berjalan, bagiamana pengaturan strukturalnya bergeser membentuk hubungan baru,
dan apakah konsekuensi hubungan baru tersebut.
Agar terus berfungsi tanpa gangguan yang berat , ekosistem dan sosial budaya harus mempertahankan suatu
tingkatan integrasi minimum dan konsisten dari dalam, suatu tingkatan yang cukup tinggi sehingga unit-unit yang
terpisahdapat saling menyumbangkan perannannya. Namun, integrasi tidak dapat lengkap karena suatu perubahan.
Bagian-bagian itu berubah, terdorong oleh berbagai dinamika dlam bentuk maupun fungsi, dan dengan cara itu mereka
mendatangkan perubahan dalam bentuk dan fungsi terhadap unsur-unsur terikat.

Perhatian Ekologis dari Para Ahli Antropologi Kesehatan


Ahli antropologi kesehatan menaruh perhatian pada hubungan timbak balik anatara manusia dan lingkungan
alamnya, tingkahlakunya, penyakit-penyakitnya, dan cara-cara dimana tingkah laku dan penyakitnya mempengaruhi
evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan balik.
Paleopatologi, studi mengenai penyakit manusia purba, menjelaskan bagaimana nenek moyang dipengaruhi
oleh lingkungan tempat mereka hidup . sebaliknya, pengetahuan mengenai penyakit-penyakit mereka membantu kita
untuk memahami evolusi manusia, cara-cara dimana generasi manusia berikutnya beadaptasi secara biologis.
Pendekatan ekologis adalah dasar studi tentang masalah-masalah epidemiologi. Pandangan ekologi terutama
berguna dalam mempelajari masalahmasalah kesehatan dalam program internasional bagi pembangunan dan
modernisasi.
Penyakit yang dipandang sebagai suatu unsurdalam lingkungan manusia telah mempengaruhi evolusi manusia, seperti
namapak pada contoh kecepatan reptoduksi cirri sel sabit di kalangn penduduk afrika barat. Penyakit juga memainkan
peranan dalam evolusi kebudayaan.
Nutrisi juga dapat dipandang sebagai ciri lingkungan biobudaya. Nutrisi tentu tidak dapat melewati batas dari
yang diediakan alam. Namun, bagian apa dari nutrien yang tersedia dalam lingkungan tertentu, yang didefinisiakn
sebagai “makanan” dan karenanya dapat dimakan merupakan masalah kebudayaan.

Paleopatologi
Ahli-ahli patologi dan aantomi banyak belajar mengenai penyakit-penyakit dan luka-luka pada manusia purba.
Umumnya hanya penyakit yang yang menunjukkan bukti-bukti nyata yang dapat di identifikasi. Contoh, kerusakan pada
tulang.
Jaringan–jaringan lunak pada mummi yang di awetkan secara alamiah maupun secara buatan menunjukkan
banyaknya tentang penyakit-penyakit infeksi. Namun, pendekatan ini telah ditinggalkan. Cockburn telah menganjurkan
penelitian baru yang menunjukkan jenis-jenis pembuktian yang harus di peroleh, sebagai konsekuensi dari penggunaan
teknik histology yang lebih maju. Tekni kterbaru adalah penggunaan kotoran manusia (coprolites) yang apabila disusun
kembali dpat memberikan informasi mengenai ada tidaknya parasit intestine, biji-bijian atau gandum yang dimakannya.
Peninggalan-peninggalan tulang dan jenis-jenis luka menerangkan kepada kita kemungkinan adanya
kanibalisme, peperangan dan aspek lainnya dalam kehidupan. Luka akibat senjata merupakan jenis luka yang paling
umum yang terdapat pada tulang-tulang. Namun, tipe-tipe dan distribusi dari luka lain juga memungkinkan kta untuk
mengambil kesimpulan tentang bentuk budaya yang lebih bersifat prosaik. Kuburan Anglo-Saxon menunjukkan tentang
banyaknya fraktur kaki yang seringkali hanya terdapat pada bagian tulang betis, tipe patah tulang yang disebabkan oleh
kaki yang keseleo akibat jatuh. Wells menginterpretasikan jenis patah tulang pada kuburan anglo-Saxon itu sebagai
akibat jatuh ketika sedang membajak tanah. Alas kaki yang kurang praktis sering menyebabkan mereka tersandung.
Suatu perbandingan dari fraktur-fraktur orang Anglo-Saxon dengan orang Nubia zaman mesir kuno menunjukkan
perbedaan lingkungan dan perbedaan kebudayaan. Di kalangan ini fraktur kaki lebih jarang di temukan. Fraktur di lengan
atas ditemukan sekitar 30% dari tulang-tulang orang Nubia.
Hal tentang penyakit manusia purba dan adptasinya terhadap lingkungan dapat disimpulkan dari studi
mengenai sisa-sisa masayarakat berburu dan meramu. Namun, penduduk primitif sebaiknya tidak dipandang sebagai
sampel yang bertahn pada penduduk purba, dalam kenyataanya penduduk primitive yang ada pada masa kini, hidup
pada kondisi yang lebih mendekati kondisi dimasa lalu di derah luas, di bandingkan dengan kehidupan kehidupan
dengan komuniti yang lebih maju, dan pola penyakit mereka mungkin lebih mendekati pola penyakit manusia purba
daripada pola penyakit manusia modern. Kesimpulannya adalah bahwa banyak penyakit modern tidak terdpat pada
penduduk purba dan spectrum dari penyakit yang menyerang manusia sepanjang perkembangannya mungkin lebih kecil
daripada apa yang telah kita alami pada masa sejarah. Sakitnya manusia purba disebabkan oleh jenis pathogen dan
factor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dai yang di alami masyarakat modern.
Pada masa prehistori, populasi masyarakat berburu meramu jumlahnya sedikit, terlalu kecil jumlahnya untuk
membentuk reservoir bagi kelangsungan eksisitensi bagi penyakit-penyakit infeksi. Karenanya seleksi alamiah lebih
terbuka bagi pathogen yang dapat hidup dalam hubungan bersama dengan perantara mereka, dan pathogen yang dapat
hidup walaupun jauh dari perantaranya.
Kesehatan masyarakat berburu dan meramu juga banyak di pengaruhi karena kebiasaan mereka nomadik.
Jumlah orang yang sedikit yang senantiasa berpindah, kecil kemungkinannya untuk menginfeksi dirinya sendiri akibat
kotoran mereka sendiri atau akibat hal-hal lain.
Penemuan pertanian telah menambah jenis dan frekuensi penyakit yang diderita manusia. Hubungan manusia
yang akrab dengan ternak yang mungkin sekali menularkan pathogen baru. Seperti, virus cacar air bentuknya amat mirip
dengan virus cacar sapi.

Penyakit dan Evolusi


Munculnya gen yang memberikan resistensi terhadap malaria adalah salah satu contoh yang dramatis dari
proses evolusi. Pada tahun-tahun terakhir, orang amerika telah membaca mengenai suatu penyakit baru bagi mereka,
yang di kenal sebagai anemia sel sabit yang terutama menulari orang-orang kulit hitam di bandingkan dengan kelompok
ras lainnya.
Di lingkungan lain, cirri sel sabit bukan merupakan ancaman, malah merupakan karakterisitk yang diinginkan
karena di daerah malaria, ciri tersebut memberi proteksi yang tinggi bagi individu yang menghadapi gigitan nyamuk
anopheles.
Terdapat kolerasi kuat yang positif anatara penyakit malaria endemic dan cirri sel sabit. Namun, ada kelompok
yang memiliki frekuensi rendah dari cirri sel tersebut. Hal itu khususnya menunjukkan karakteristik dari sisa-sisa
penduduk tertua yang dikenal di afrika barat yang banyak diantaranya terpaksa menyingkir ke pinggiran hutan rimba,
akibat datangnya para imihran dari arah timur. Penduduk asli rimba raya itu hampir tidak ada yang mnederita penyakit
malaria. Disebabkan karena anopheles gambiae tidak dapat berkembang di genangan air yang sangat terlindung dari
sinar matahari .
Dengan adanya populasi pertanian menetap dan penebangan hutan untuk bercocok tanam, maka tercptalah
kondisi yang ideal bagi anopheles gambiae. Ciri sels abit yang sudah ada di kalangan penduduk Bantu yang
memanfaatkan teknik baru tersebut, dengan demikian mendapat keuntungan selektif terhadap gen yang bukan sel sabit
karena adanya imunitas relative dan mungkin frekuensinya bertambah secara berarti. Gen sel sabit merupakan respon
genetik pertama yang diketahui terhadap peristiwa penting dalam evolusi manusia, ketika penyakit menjadi factor
utama yang mentukan arah dari evolusi tersebut.
Makanan dan Evolusi
Makanan merupakan karakteristik lingkungan yang mempengaruhi evolusi. Makanan mempengaruhi ukuran
tubuh manusia. Peningkatan dalam ukuran tubuh dan otak, paling sedikit diperkirakan sebagai respon atas protein
hewani. Hanya karena makanan yang cukup kuantitas dan keseimbangannya maka perkembangan itu dapat terjadi.
Namun, dengan adanya pertanian dan ketergantungan yang terus menerus terhadap sejumlah nutrien sayuran yang
jumlahnya terbatas, ketidakseimbangan nutrisi dapat mengarah pada kekurangan asam amino yang penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan jaringan.Di kalangan anak-anak penyakit yang banyak diderita adalah kwashiorkor
akibat dari defisiensi kalori protein.
Kemungkinan hubungan antara nutrisi dan kemampuan manusia untuk beradaptasi sepnajang gerak evolusinya
adalah konsumsi susu oleh manusia dewasa. Kebanyakan orang dewasa tidak minum susu karena alasan berikut: minum
susu akan menyebabkan penyakit perut yamg disebabkan oleh sebab-sebab fisiologis dalam bentuk diare dan kejang-
kejang perut.
Laktosa adalah satu-satunya karbohidrat yang paling berarti dan juga unsur utama dalam susu. Susu harus
dimetabolisme agar dapat digunakan oleh tubuh . laktosa dapat di ubah dalam brntuk yang lebih sederhana karena
adanya lactase, enzim yang diatur secara genetic. Semua kanak-kanak yang normal menghasilkan lactase yang cukup
untuk mengubah laktosa dalam susu dan hasil-hasil produksi susu, tetapi banyak orang dewasa yang kehilangan
kemampuan ini. Mereka itulah yang menderita gangguan perut apabila minum susu atau makanan yang terbuat dari
bahan susu.

Epidemiologi
Epidemiologi berkenaan dengan distribusa dalam tempat dan prevalensi atau terjadinya penyakit, sebagaimana
yang di pengaruhi oleh alam atau lingkungan yang diciptakan manusia sreta tingkah laku manusia. Vriabel yang paling
umum di gunakan adalah perbedaan umur dan jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, hubungan suku bangsa dan
kelas sosial, tingkah laku individu, serta lingkungan alami.
Faktor-faktor inilah yang berperan penting bagi distribusi dan prevalensi berbagai penyakit. Misalnya, kaum laki-
laki muda Amerika lebih besar kemungkinannya untuk meninggal akibat kecelakaan daripada kaum wanita muda atau
orang-orang yang lebih tua.
Pekerja-pekerja pada industri asbes menghadapi isiko tinggi terhadap asbestosis di paru-paru dan kanker paru-
paru. Para perokok lebih besar kemungkinannya untuk meninggal karena kanker paru-paru atau penyakit jantung
daripada orang yang tidak merokok. Daerah pedalaman, terutama pegunungan, lebih besar kemungkinannya untuk
menderita penyakit gondok jika dibandingkan penduduk yang tnggal di pantai lautdan mudah memperoleh makanan
laut yang kaya yodium.
Epidemiologi berorientasi pada usaha mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi
timbulanya semua anacaman kesehatan.
Misteri Kuru
Penyakit kuru ditemukan pada sekelompok penduduk yang mempunyai kesatuan linguistic, yakni penduduk Fore
Selatan di Dataran Tinggi Timur Papua Nugini. Suatu ciri yang mencolok adalah pemisahan antara kehidupan kaum pria
dan kaum wanita. Kaum pria terdiam, makan dan tidur, dan menghabiskan sebagian besar waktu dalam perdebatan
hokum adat, pertentangan, perang, dan upacara-upacara. Sementara itu para istri yang melakukan pekerjaan yang
menyangkut pertanian.
Penyakit kuru menunjukkan karakteristik epidemiologis yang tidak lazim. Penderitaanya sama sekali terbatas
pada kaum wanita dan anak-anak saja. Hampir sepatuh dari kematian wanita dewasa serta anak-anak antara umur lima
hingga enam belas tahun, diakibatkan oleh penyakit kuru.
Penyakit kuru ditandai oleh deteriorisasi progresif padap usat system Syaraf yang mengarah pada kelumpuhan
otak dan seringkali ketidakmampuan untuk menelan. Kematian umumnya terjadi antara 6 hingga 12 bulan setelah
munculnya gejala-gejala pertama, sebagai akibat dari komplikasi seperti kelaparan, radang paru-paru atau lecet-lecet
punggung.

Ekologi dan Pembangunan


Pembangunan memiliki pmanfaatan yang rasional atas sumber daya manusia dan fisik dapat di peroleh,
kemiskinan dapat diberantas, pendidikan menjadi universal, penyakit dapat di atasi, dan standar kehidupan dapat
diterima. Konsep pembangunan menckup intervensi teknologi manusia terhadap keseimbangan alam : pembangunan
bendungan, pembukaan, peralatan, irigasi ladang, pembangunan jalan raya, sekolah,rumah sakit, pengeboran minyak,
pembukaan tambang, dan pembangunan pabrik.
Pembangunan ada yang “baik” dan “buruk” yang pertama adalah dimana pada suatu populasi ertentu terdapat
keseimbangan, dimana populasi tersebut menjadi lebih baik keadaanya daripada sebelum adanya pembangunan,
sedangkan yang lain adalah dimana keadaan populasi justru menjadi lebih buruk dengan adanya pembngunan.
Du Bos menyatakan model “konsekuensi yang tak terduga” yang berorientasi budaya ini dengan istilah ekolog,
semua inovasi teknologi, baik yang berhubungan dengan praktek-praktek industry, maupun dengan pertanian atau
kedokteran akan mengganggu keteraturan alam.

Penyakit-Penyakit Pembangunan
Pembangunan lembah sungai
Pemikiran pembangunan bendungan- bendungan bertujuan untuk : pengendalian banjir, pembangunan instalasi
listrik bertenaga air, pertanian irigasi, dan keuntungan lain. Namun, banyak proyek tersebut yang kemudian
mengakibatkan bahaya yang cukup tinggi bagi kesehatan, terutama yang paling serius adalah peningkatan penyakit
bilharziasis dan ochoncerciasis.
Bilharziasis disebabkan oleh salah satu spesies cacing pita dari genus schistoma, yang ditularkan lewat vector
siput air. Bilharziasis dapat disembuhkan, tetapi pengobatannya lama dan sering kali di sertai oleh efek sampingan yang
tidak menyenangkan. Lagipula, penyakit tersebut tidak memberikan imunitas terhadap kemungkinan terkena kembali,
sehingga angka penularan kembali cukup tinggi.
Ochonceciasis (buta sungai) dampaknya jauh lebih kurang di bandingkan dengan bilharziasis. Namun, semakin
mengancam banyak penduduk yang berdiam di sepanjang tepian sungai-sungai atau danau-danau tropis. Vector lalat
yang hidup dalam lingkungan yang demikian menggigit korbannnya di bagian belakang kepala mereka, meletakkan
telurnya yang apabila menetas akan menjadi larva yang merusak syaraf mata.

Pembudidayaan tanah
Pertanian sistematis di daerah pesisir karibia merupakan kondisi ideal bagi peningkatan pengembangbiakan jenis
nyamuk anopheles yang menularkan penyakit malaria.
Pembangunan jalan raya
Beberapa penyakit yang dulu terbatas wilayahnya atau menyebar secara lambat, disebarkan ke daerah-daerah
yang semula bebas penyakit, sebagai akibat dari komunikasi besar-besaran yang dimungkinkan oleh adanya jalan raya,
jalan kereta api dan lalu lintas udara. Maka jalan raya merupakan tipe transmisi militer, dan jalan-jalan modern yang
dibangun untuk pembangunan ekonomi dapat menimbulkan bahaya besar bagi kesehatan penduduk di daerah endemik,
tujuan pembangunan jalan adalah mendorong arus lalu-lintas serta pertemuan manusia dan barang-barang, tetapi
dampaknya yang kemudian adalah hubungan antara manusia vektor terhadap beberapa jenis penyakit yang dibawa oleh
serangga.

Urbanisasi
Migrasi penduduk desa ke daerah pemukiman miskin yang padat diperkotaan menyebabkan timbulnya berbagai
masalah kesehatan. masyarakat-masyarakat tradisional yang telah lama menetap pada suatu lengkungan yang sama
biasanya tanpa disadari memiliki kearifan dalam hal pemanfaatan sumber2 makanan yang terdapat di lingkungan
tempat tinggal mereka. Namun dalam kehidupan kota, kerena tergiur oleh minuman-minuman botol, gula-gula dan
makanan pabrik yang berkarbohidrat tinggi, kearifan itu menjadi tak berarti.

Program-program Kesehatan Masyarakat


Di Malaysia Utara, penyemrotan pada rumah2 sebagian besar membunuh vektor-vektor malaria setempat yang
hidup di dalam rumah. Pada tahun 1959, jagung kuning dari Cuba diperkenankan didaratan timur Bolivia. Jagung
tersebut yang lebih unggul bagi perbaikan makanan manusia dan hewan.di kepulauan Ryukyu,dalam rangka mencegah
trachoma, anak-anak sekolah didaerah-daerah yang airnya cukup banyak diwajibakan mencuci tangan dan muka mereka
sebelum diperbolehkan makan.

Anda mungkin juga menyukai