Anda di halaman 1dari 10

c  c  

 

c    adalah sekumpulan peraturan yang berisi perintah dan larangan yang dibuat oleh
pihak yang berwenang sehingga dapat dipaksakan pemberlakuaanya berfungsi untuk
mengatur masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya.
c      merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum Agama
dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis
pada    
 kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu
Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (  

 J.
a c  
    
c   
  adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan antara
individu-individu dalam masyarakat.. Hukum perdata yang berlaku di Indonesia adalah
hukum perdata barat Belanda yang pada awalnya berinduk pada Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang aslinya berbahasa Belanda atau dikenal dengan Burgerlijk Wetboek dan
biasa disingkat dengan B.W. Sebagian materi B.W. sudah dicabut berlakunya & sudah
diganti dengan Undang-Undang RI misalnya mengenai UU Perkawinan, UU Hak
Tanggungan, UU Kepailitan.
Hukum perdata di Indonesia diberlakukan bagi :
a. Untuk golongan bangsa Indonesia asli berlaku hukum adat yaitu hukum yang sejak
dulu tetap berlaku dikalangan rakyat yang sebagian besar masih belum tertulis tetapi
hidup dalam tindakan-tindakan rakyat, mengenai seala soal dalam kehidupan
masyarakat.
b. Untuk golongan warga negara bukan asli yang berasal dari tionghoa dan eropa berlaku
KUHPer dan KUHD.
Tetapi pada akhirnya untuk golongan warga negara bukan asli yang bukan berasal dari
tionghoa dan eropa juga berlaku sebagian dari O    O  yaitu pada pokoknya hanya
bagian yang mengenai hukum kekayaan harta benda.
Hukum perdata menurut ilmu hukum sekarang ini lazim terbagi dalam empat bagian yaitu :
a. c      
 memuat tentang peraturan-peraturan tentang diri manusia
sebagi subyek dalam hukum, peraturan perihal kecakapan untuk memiliki hak-hak dan
kecakaan untuk bertindak sendiri melaksanakan haknya itu srta halhal yang
mempengaruhi kecakapan- kecakapan itu.
b. c        
 mengatur hal-hal tentang hubungan-hubungan hukum
yang timbul dari hubungan kekeluargaan yaitu perkawinan beserta hubungan dalam
lapangan hukum kekayaan antara suami istri, hubungan antara orang tua dan anak,
perwalian dan curetele.
c. c     mengatur tentang perihal hubungan-hubungan hukum yang dapat
dinilai dengan uang. Jika kita mengatakan tentang kekayaan seseorang yang dimaksudkan
ialah jumlah segala hak dan kewajiban orang itu dinilai dengan uang.
 c  
 mengatur tentang benda atau kekayaan seorang jikalau meninggal.

Adapun sistematika yang dipakai oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu
terbagi dalam empat macam bagian buku yaitu :
Buku I : Perihal orang
Buku II : Perihal Benda
Buku III : Perihal perikatan
Buku IV : Perihal Pembuktian dan daluwarsa.



 

 

 !" #$$
 
y %$" &&%c%!" 
1. Permohonan banding dapat diajukan dalam waktu 14 (empat belasJ hari setelah putusan
diucapkan, atau seielah diberitahukan. dalam hal putusan tersebut diucapkan diluar
hadir.
2. Terhadap permohonan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu tersebut diatas,
tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat surat keterangan Panitera. bahwa permohonan
banding telah lampau.
3. Pernyataan banding dapat diterima, apabila panjar biaya perkara banding yang ditentukan
dalam SKUM oleh MejaPertama, telah dibayar lunas.
4. Apabila panjar biaya banding yang lelah dibayar lunas, maka Pengadilan wajib membuat akta
pernyataan banding, dan mencatat permohonan banding tersebut dalam Register Induk Perkara
Perdata dan Register Banding.
5. Permohonan banding dalam waktu 7 (tujuhJ hari harus telah disampaikan kepada lawannya.
6. Tanggal penerimaan, memori dan kontra memori banding, harus dicatat, dan salinannya
disampaikan kepada masing-masing lawannya, dengan membuat relas
pemberitahuan/penyerahannya.
7. Sebelum berkas perkara dikinm ke Pengadilan Tinggi, harus diberikan kesempatan kepada
kedua belah pihak untuk mempelajari/memeriksa berkas perkara (inzageJ dan dituangkan
dalam akta.
8. Dalam waktu 30 (tiga puluhJ hari sejak permohonan banding diajukan, berkas banding
berupa berkas A dan B harus sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi.
9. Biaya perkara banding untuk Pengadilan Tinggi harus disampaikan melalui Bank
Pemerintah atau Kantor Pos. dan tanda bukti pengiriman uang harus di ki r i m
bersamaan dengan pengir i ma n berkas yang bersangkutan.
10. Dalam menentukan biaya banding harus diperhitungkan :
a. biaya pencatatan peryataan banding,
b. besarnya biaya banding yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Tinggi,
c. biaya pengiriman uang melalui Bank/Kantor Pos,
d. ongkos kirim berkas,
e. biaya pemberitahuan, berupa :
- biaya pemberitahuan akta banding,
- biaya pemberitahuan memori banding,
- biaya pemberitahuan kontra memori banding,
- biaya pemberitahuan memeriksa berkas bagi pembanding,
- biaya pemberitahuan memeriksa berkas bagi terbanding.
- biaya pemberitahuan bunyi putusan bagi pembanding,
- biaya pemberitahuan bunyi putusan bagi terbanding.

y  #$$
1. Permohonan kasasi dapat diajukan dalam waktu 14 (empat belasJ hari setelah putusan
diucapkan atau diberitahukan, dalam hal putusan tersebut diucapkan diluar hadir.
2. Pernyataan kasasi dapat diterima, apabila panjar biaya perkara kasasi yang ditentukan dalam
SKUM oleh Meja Pertama, telah dibayar lunas.
3. Setelah pemohon membayar biaya perkara. Pengadilan pada hari itu juga wajib membuat akta
pernyataan kasasi ; yang dilampirkan pada berkas perkara, dan mencatat permohonan kasasi
tersebut dalam register induk perkara dan register kasasi.
4. Permohonan kasasi dalam waktu 7 (tujuhJ hari harus sudah disampaikan kepada pihak
lawan.
5. Memori kasasi, selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belasJ hari sesudah pernyataan
kasasi, harus sudah diterima pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri.
6. Panitera wajib memberikan tanda terima atas penerimaan memori kasasi, dan dalam
waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluhJ hari salinan memori kasasi tersebut disampaikan
kepada pihak lawan dalam perkara yang dimaksud.
7. Jawaban kontra memori kasasi, selambat-lambatnya (14 empat belasJ hari sesudah
disampaikannya memori kasasi, harus sudah diterima pada Kepaniteraan Pengadilan
Negeri untuk disampaikan pihak lawannya.
8. Dalam waktu 30 hari sejak permohonan kasasi diajukan, berkas kasasi berupa berkas A dan B
harus dikirim ke Mahkamah Agung.
9. Biaya permohonan kasasi untuk Mahkamah Agung harus dikirim melalui Bank dan bukti
pengirimannya dilampirkan dalam berkas perkara yang bersangkutan.
10. Dalam menentukan biaya kasasi. harus diperhitungkan :
a. biaya pencatatan pemyataan kasasi,
b. besarnya biaya kasasi yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung,
c. biaya pengiriman uang melalui Bank,
d. ongkos kirim berkas,
e. biaya pemberitahuan, berupa :
- biaya pemberitahuan pemyataan kasasi.
- biaya pemberitahuan memori kasasi.
- biaya pemberitahuan kontra memori kasasi.
- biaya pemberitahuan bunyi putusan kasasi kepada pemohon.
- biaya pemberitahuan bunyi putusan kasasi kepada termohon.
11.Foto copy relaas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung supaya dikirim ke Mahkamah
Agung.

y %$" &&%c%   #&!
1. Dalam waktu 180 hari sejak putusan berkekuatan hukum tetap atau sejak ditemukan
adanya bukti-bukti baru, Panitera menerima permohonan peninjauan kembali yang
diajukan para pihak.
2. Permohonan Peninjauan Kembali dapat diterima, apabila panjar yang ditentukan dalam
SKUM oleh Meja Pertama telah dibayar lunas.
3. Apabila panjar biaya peninjauan kembali telah dibayar lunas, maka Panitera Pengadilan
Negeri wajib membuat akta peninjauan kembali dan mencatat permohonan tersebut
kedalam register induk perkara perdata dan register peninjauan kembali.
4. Selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belasJ hari, Panitera wajib
memberitahukan tentang permohonan peninjauan kembali kepada pihak lawannya, dengan
memberikan/mengirimkan salinan permohonan peninjauan kembali beserta alasan-
alasannya kepada pihak lawan.
5. Jawaban/tanggapan atas alasan peninjauan kembali selambat-lambatnya 30 (tiga puluhJ
hari sejak alasan peninjauan kembali tersebul diterima, harus sudah diterima di
Kepaniteraan untuk disampaikan pihak lawan.
6. Jawaban/tanggapan atas alasan peninjauan kembali yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri, harus dibubuhi hari dan tanggal penerimaan yang dinyatakan diatas surat jawaban
tersebut.
7. Dalam waktu 30 hari setelah menerima jawaban tersebut berkas peninjauan kembali
berupa berkas A dan B harus dikirim ke Mahkamah Agung.
8. Dalam menentukan biaya Peninjauan Kembali, diperhitungkan :
a. besarnya biaya peninjauan kembali yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung,
b. biaya penginman uang melalui Bank,
c. ongkos kirim berkas,
d. biaya pemberitahuan, berupa :
- pemberitahuan pernyataan PK dan alasan PK, pemberitahuan jawaban atas
permohonan PK.
- pemberitahuan penyampaian salinan putusan kepada pemohon PK.
- pemberitahuan bunyi putusan kepada termohon PK.
9. Foto copy relaas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung, supaya dikirim ke
Mahkamah Agung.

6 c     
c   adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan
apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan hukuman apa
yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.
Menurut Prof. Moeljatno, S.H Hukum Pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum
yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk :
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dan yang
dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi
barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar
larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah
diancamkan.
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila
ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.

Sedangkan menurut Sudarsono, pada prinsipnya Hukum Pidana adalah yang mengatur
tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum dan perbuatan tersebut
diancam dengan pidana yang merupakan suatu penderitaan.

Dengan demikian     O             
             . Diadakan untuk menguatkan
ditaatinya norma-norma lain tersebut, misalnya norma agama dan kesusilaan.

y $ '
($ '
c  
Sumber Hukum Pidana dapat dibedakan atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum
yang tidak tertulis.Di Indonesia sendiri, kita belum memiliki Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana Nasional, sehingga masih diberlakukan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana warisan dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. Adapun sistematika Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana antara lain :
1. Buku I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1-103J.
2. Buku II Tentang Kejahatan (Pasal 104-488J.
3. Buku III Tentang Pelanggaran (Pasal 489-569J.

Dan juga ada beberapa Undang-undang yang mengatur tindak pidana khusus yang dibuat
setelah kemerdekaan antara lain :
1. UU No. 8 Drt Tahun 1955 Tentang tindak Pidana Imigrasi.
2. UU No. 9 Tahun 1967 Tentang Norkoba.
3. UU No. 16 Tahun Tahun 2003 Tentang Anti Terorisme. Dll
Ketentuan-ketentuan Hukum Pidana, selain termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana maupun UU Khusus, juga terdapat dalam berbagai Peraturan Perundang-
Undangan lainnya, seperti UU. No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria, UU No. 9 Tahun 1999 Tentang Perindungan Konsumen, UU No. 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta dan sebagainya.

y (c  
Asas Legalitas, tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan
pidana dalam Perturan Perundang-Undangan yang telah ada sebelum perbuatan itu
dilakukan (Pasal 1 Ayat (1J KUHPJ. Jika sesudah perbuatan dilakukan ada perubahan
dalam Peraturan Perundang-Undangan, maka yang dipakai adalah aturan yang paling
ringan sanksinya bagi terdakwa (Pasal 1 Ayat (2J KUHPJ Dan Asas Tiada Pidana Tanpa
Kesalahan, Untuk menjatuhkan pidana kepada orang yang telah melakukan tindak pidana,
harus dilakukan bilamana ada unsur kesalahan pada diri orang tersebut.[4]

y &(&
Mengenai hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap seseorang yang telah bersalah
melanggar ketentuan-ketentuan dalam undang-undang hukum pidana, dalam Pasal 10
KUHP ditentukan macam-macam hukuman yang dapat dijatuhkan, yaitu sebagai berikut :
Hukuman-Hukuman Pokok
1. c    , tentang hukuman mati ini terdapat negara-negara yang telah
menghapuskan bentuknya hukuman ini, seperti Belanda, tetapi di Indonesia sendiri
hukuman mati ini kadang masih di berlakukan untuk beberapa hukuman walaupun
masih banyaknya pro-kontra terhadap hukuman ini.
2. c    )
, hukuman penjara sendiri dibedakan kedalam hukuman penjara
seumur hidup dan penjara sementara. Hukuman penjara sementara minimal 1 tahun
dan maksimal 20 tahun. Terpidana wajib tinggal dalam penjara selama masa hukuman
dan wajib melakukan pekerjaan yang ada di dalam maupun di luar penjara dan
terpidana tidak mempunyai Hak Vistol.
3. c   
 hukuman ini kondisinya tidak seberat hukuman penjara dan
dijatuhkan karena kejahatan-kejahatan ringan atau pelanggaran. Biasanya terhukum
dapat memilih antara hukuman kurungan atau hukuman denda. Bedanya hukuman
kurungan dengan hukuman penjara adalah pada hukuman kurungan terpidana tidak
dapat ditahan diluar tempat daerah tinggalnya kalau ia tidak mau sedangkan pada
hukuman penjara dapat dipenjarakan dimana saja, pekerjaan paksa yang dibebankan
kepada terpidana penjara lebih berat dibandingkan dengan pekerjaan yang harus
dilakukan oleh terpidana kurungan dan terpidana kurungan mempunyai Hak Vistol
(hak untuk memperbaiki nasibJ sedangkan pada hukuman penjara tidak demikian.
4. c   , Dalam hal ini terpidana boleh memilih sendiri antara denda dengan
kurungan. Maksimum kurungan pengganti denda adalah 6 Bulan.
5. c   , hukuman ini dijatuhkan berdasarkan alasan-asalan politik
terhadap orang-orang yang telah melakukan kejahatan yang diancam dengan
hukuman penjara oleh KUHP.

c  '
Hukuman tambahan tidak dapat dijatuhkan secara tersendiri melainkan harus disertakan
pada hukuman pokok, hukuman tambahan tersebut antara lain :
1. Pencabutan hak-hak tertentu.
2. Penyitaan barang-barang tertentu.
3. Pengumuman keputusan hakim


 

 *
+

y Ikhtisar Ilmu Hukum, Prof. DR. H. Muchsin, S.H,


y Asas Asas Hukum Pidana, Prof. Moeljatno, S.H.
y Pengantar Ilmu Hukum, Titik Triwulan Tutik, S.H, M.H,
y http://www.pn-cibinong.go.id/page/alur-proses-acara-perdata
y http://www.pn-cibinong.go.id/page/alur-proses-acara-pidana
y Prof.Subekti,SH, "Pokok-pokok Hukum Perdata" PT. Intermasa,Jakarta,2003



 
    
 
   

i t M i M t li  

  

i i i
l  li 



Vl :

Mli R



  / V B

½      

½ 

½½  

     

!½ 

Anda mungkin juga menyukai