Anda di halaman 1dari 50

1

TURBIN GAS AVON

I. PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Turbin Gas
Turbin gas adalah mesin pembangkit energi panas (heat engine) dimana energi
panas tersebut di dalam penggunaannya dikonversikan menjadi energi mekanik
(kerja). Sedangkan sebagian panas yang tidak dapat menghasilkan kerja
merupakan temperatur yang rendah, maka temperatur rendah tersebut akan
dilepaskan dari sistem (skema kerja heat engine ditunjukan seperti gambar 2.1).

Temperatur Tinggi Temperatur


Rendah

Temperatur yang
hilang menjadi Kerja
(W)

Gambar 2.1 Skema Kerja Heat Engine

PenggunaanTurbin Gas dibagi menjadi dua, yaitu :


1. Pada bidang Aviasi (penerbangan)
Digunakan sebagai mesin yang menghasilkan daya dorong pada pesawat
terbang ( Aeroderivatif).
Turbin gas dinilai sangat cocok sebagai motor propulsi pesawat terbang
karena memiliki bobot yang ringan dimensi yang ringkas,sehingga tidak
memerlukan banyak ruangan, serta mampu menghasilkan daya yang besar. hal
ini menjadi penting karena adanya kecenderungan terbang pada kecepatan
tinggi serta jarak jelajah yang panjang dan muatan yang bertambah berat.
2. Pada bidang Industri
2

Turbin gas digunakan untuk menggerakkan bermacam-macam peralatan,


seperti pompa, generator listrik, dan kompresor.

1.2. Sejarah Turbin Gas


Konsep dari Jet Propulsi,sebagai penggerak daya,bukan merupakan ide
baru,Sejak 150 BC, pada jaman Aleksandria tercipta Aeropil Hero ( dari kata
Aelos,’dewa angin’ dan pila, bola) yang tercatat sebagai turbin uap pertama dalam
catatan sejarah [1] (gambar 2.2).

Gambar 2.2 Aeropil Hero dari Aleksandria [1]

Pada tahun 1232 Negara Cina telah menciptakan roket sebagai senjata.Dan
pada tahun 1629 Giovanni Branca menciptakan mesin penumbuk yang
memanfaatkan tenaga dari uap yang keluar dari boiler mesin uap [1] (gambar 2.3).

Gambar 2.3 Turbin Branca [1]

Pada tahun 1687, Sir Isaac Newton menemukan 3 hukum alam terkenal
yang menjadi dasar penting pengembangan turbin gas dan merancang mesin uap.
Dr.F. Stolze dari Jerman merancang mesin gas turbin yang pertama kali.Turbin
reaksi tersebut dirancang pada tahun 1872 tetapi baru dapat dibuat dan diuji di
sekitar tahun 1904. Aegidius Elling dari Norwegia membangun turbin gas pertama
yang menghasilkan daya. Sejauh ini model yang paling sukses sekarang ini
3

dirancang oleh Van Ohain dari Jerman (akhir 1930-an) dan Sir Frank Whittle’s
dari Inggris ( awal 1940-an ) [1] (gambar 2.4).

Gambar 2.4 Mesin Uap Newton [1]

1.3. Skema Turbin Gas


Proses termodinamika dalam mesin turbin gas terjadi secara
kontinyu.Terjadi aliran udara yang dikompres oleh kompresor secara terus-
menerus, pembakaran secara terus-menerus didalam ruang bakar, dan tenaga yang
dikeluarkan terus menerus di bagian turbin.
Secara keseluruhan ada 4 siklus kerja di dalam turbin gas,yaitu:
 Kompresor  terjadi proses kompresi
 Ruang Bakar  terjadi proses pembakaran
 Turbin  terjadi proses ekspansi
 Exhaust  terjadi proses exhaust
Udara luar (atmosfer) dihisap melalui intake, lalu udara atmosfer tersebut
dikompresi melalui sudu – sudu kompresor. Dan setiap stagenya udara yang
dikompresi tersebut mengalami kenaikan tekanan yang sama pada setiap stagenya.
Udara setelah keluar kompresor akan disalurkan utuk masuk ruang bakar,
udara bertekanan tersebut berfungsi untuk membakar bahan bakar yang
disemprotkan secara terus menerus. Sebelum masuk ruang bakar udara yang
keluar dari kompresor akan melalui difuser untuk merubah laju aliran massa udara
yang tinggi menjadi tekanan yang tinggi atau dengan kata lain merubah kecepatan
menjadi tekanan.
4

Gas hasil pembakaran dari ruang bakar akan melalui jalur yang menyempit
(nozzle) yang berfungsi untuk merubah gas bertekanan tinggi menjadi kecepatan
untuk berekspansi pada turbin secara terus menerus.
Gas hasil ekspansi akan dilepas keudara luar (atmosfer) dengan tekanan yang
konstan melalui saluran (exhaust).
Skema aliran massa dan energi pada turbin gas ditunjukan pada gambar 2.5 :

FUEL
EXHAUST
SPLIT GAS OUT
COMBUSTOR SHAFT
AIR IN

POWER
OUTPUT

COMPRESSOR TURBINE POWER


TURBIN

Gambar 2.5 Aliran massa dan energi pada turbin gas.

Berdasarkan termodinamika urutan proses yang terjadi didalam turbin gas


dapat dinyatakan dalam suatu siklus, yang dikenal dengan siklus Brayton.
Dalam siklus tersebut terdapat empat urutan proses, sebagai berikut:
5

P Q23
Heat Added
2 3 Through Combustion

W34

W12 Pressure is Decrassed


Through Turbine
Pressure is Incrassed (Expantion)
Through Compressor
As Volume is Produced
4
1
Exhaust Heat Q41

Gambar 2.6 Diagram P dan V (siklus Brayton).

T (Temperatur) Q23
3

W34
2

4
W12

1 Q41

S (entrophy)

Gambar 2.7 Diagram T dan S ( siklus Brayton )


6

1 - 2 Proses kompresi:
Udara luar (atmosfer) dimampatkan.
Udara dimampatkan secara adiabatik yaitu jika silinder diisolasi secara sempurna
terhadap panas, maka kompresi akan berlangsung tanpa ada panas yang keluar
dari gas atau masuk kedalam gas. Dan menimbulkan perubahan-perubahan
variabel berikut ini. Volume mengecil (V1>V2), tekanan membesar (P1<P2).
Dalam praktek, proses adiabatik tidak pernah terjadi secara sempurna pula.
Namun proses adiabatik sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses kompresi.

2 – 3 Proses Pembakaran:
Bahan bakar ditambahkan/dicampurkan dengan udara bertekanan yang dialirkan
melalui diffuser menuju ruang bakar.

VELOCITY = DEREASING
PRESSURE = INCREASING
TEMPERATURE = INCREASING

Gambar 2.8 Skema aliran udara dari kompresor ke ruang bakar [2]

Fungsi diffuser disini adalah untuk memperlambat kecepatan (velocity)


udara.sehingga udara bercampur dengan bahan bakar dengan sempurna.
Udara primer masuk kedalam zone 1, yaitu zone primer atau zone
penyalaan, dimana terdapat penyemprot dan penyala bahan bakar. Fungsi zone
penyalaan atau zone primer adalah untuk menyalakan bahan bakar dan
7

menyediakan cukup waktu dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses


pembakaran sempurna.
Untuk menampung adanya kemungkinan pembakaran tidak sempurna,
maka selanjutnya gas masuk kedalam zone II, yaitu zone penyempurnaan
pembakaran. Didalam zone II udara sekunder dimasukkan secukupnya saja dan
tidak sekaligus banyak, melalui lubang-lubang pada dinding tabung dalam dari
ruang bakar. Pemasukan udara sekunder diatur supaya tidak menghentikan
pembakaran (pendinginan), tetapi menyempurnakan pembakaran.
Proses pembakaran dapat menghasilkan gas bertemperatur tinggi: mungkin
antara 2200 – 2500 K.
Temperatur ini terlalu tinggi bagi material ruang bakar ataupun sudu-sudu
turbin, untuk waktu operasi yang panjang. Oleh karena itu selubung dan bagian-
bagian ruang bakar harus didinginkan. Hal ini dilakukan oleh udara sekunder.
Selain itu, temperatur gas pembakaran harus diturunkan dan hal ini pun
dilaksanakan dengan cara mencampur gas pembakaran yang panas dengan udara
sekunder yang relatif jauh lebih dingin. Hal tersebut terakhir dilaksanakan
didalam zone III, yaitu zone pendinginan [3].

Gambar 2.9 Skema contoh ruang bakar dan aliran pembakaran [3]
8

3 – 4 Proses Ekspansi:
Gas hasil proses pembakaran di ekspansikan melalui nozzel.
Bagian turbin merubah energi kinetik gas panas hasil pembakaran dari ruang
bakar menjadi tenaga putar mekanis.
Sebelum udara panas dari ruang bakar digunakan untuk memutarkan turbin, maka
tenaga panas dan tekanannya dirubah agar mempunyai kecepatan yang tinggi.

VELOCITY = INCREASING
PRESSURE = DECREASING
TEMPERATURE = DECREASING

Gambar 2.10 Skema aliran gas dari ruang bakar ke turbin [2]

Untuk melaksanakan hal ini, maka bentuk dari sudu-sudu yang tidak berputar
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk nozzle. Didalam nozzle
inilah kecepatan udara bertambah,serta diarahkan agar sudutnya seefisien
mungkin cocok dengan sudu turbin dan tekanannya berkurang

4 – 1 Proses Pembuangan:
Gas hasil pembakaran dikeluarkan menuju regenerator (jika ada), melalui suatu
sistem exhaust duct (saluran pengeluaran) tetapi jika tidak langsung ke udara
bebas atmosfer. dan membuat proses exhaust selancar mungkin.
9

1.4. Komponen Utama Dan Pendukung Turbin Gas Serta Fungsinya

Komponen-komponen Utama pada Turbin gas


Ada 3 komponen utama yang menunjang kerja Turbin Gas, yaitu:

1. Kompresor aksial
Yang dimaksud aliran axial adalah bahwa jalan aliran udara arahnya
paralel atau memanjang searah dengan shaft dari rotor . Kompresor aksial terdiri
dari beberapa tingkat (dapat mencapai 30 tingkat), masing-masing tingkat terdiri
dari satu baris sudu gerak pada rotor, dan satu baris sudu tetap pada stator untuk
memperoleh efisiensi yang tinggi diperlukan rasio kompresi yang tinggi. Namun,
karena dalam satu tingkat hanya dapat memberikan kenaikan tekanan yang kecil,
maka kenaikan tekanan yang diperoleh dalam satu baris sudu tidak besar. Dengan
demikian untuk memperoleh effisiensi yang tinggi diperlukan beberapa tingkat
kompresor aksial dalam seri. Komponen utama sebuah kompresor aksial adalah
rotor dengan sudu – sudu gerak dan stator dengan sudu – sudu tetap.
Penampang sudu berbentuk airfoil. Biasanya sudu dipasangkan longgar pada rotor
untuk memberi ruang pemuaian saat sudah panas ketika beroperasi [2 & 3].

2. Ruang bakar
Ruang bakar sangat menentukan mutu gas pembakaran, bukan hanya dari
segi energi yang disediakan tetapi juga emisi gas buangnya. Untuk menjamin hal
tersebut maka ruang bakar turbin gas harus memenuhi syarat-syarat berikut ini :
1. Efisiensi pembakaran yang tinggi, bahan bakar harus terbakar sempurna
sehingga semua energi kimia dapat dikonversi menjadi energi panas.
2. Distribusi temperatur keluar ruang bakar yang sama.
3. Emisi polutan (CO, NoX, SoX ) dan asap yang rendah
4. Harga yang murah dan mudah perawatannya. Maka konstruksi harus
sederhana serta dibuat dari material yang tidak mahal.
5. Tahan lama.Konstruksi dan material yang baik serta pendinginan yang
baik.
10

Ada beberapa jenis ruang bakar :


1. Tubular atau kan [3]
 Konstruksi yang tegar dan kuat
 Aliran bahan bakar dan aliran udara mudah dipadukan.
 Berat total material ringan
 Mudah pemeriksaan dan penggantian.
 Volume dan penampang frontal besar

Gambar 2.11 Gambar melintang titik nyala pada ruang bakar tubular
atau kan [3]

Gambar 2.12 Potongan gambar ruang bakar tubular atau kan [1]
11

2. Anular [3]
 Penampang frontal minimum
 Penyalaan lebih mudah
 Relatif tidak banyak membentuk asap
 Pendinginan dan pembersihannya lebih mudah

Gambar 2.13 Gambar melintang pada ruang bakar anular [3]

Gambar 2.14 Potongan gambar ruang bakar anular [1]


12

3. Tubo-anular atau kanular [3]


Pola aliran bahan bakar dan aliran udara mudah disesuaikan

Gambar 2.15 Gambar melintang titik nyala pada ruang bakar


tubuanular atau kanular [3]

Gambar 2.16 Potongan gambar ruang bakar tuboanular atau kanular


[1]

Ruang bakar terdiri dari tabung luar dan tabung dalam, tabung luar
merupakan bungkus dan sekaligus struktur penyangga ruang bakar. Sedangkan
13

tabung dalam membentuk atau membatasi ruang dimana proses pembakaran itu
berlangsung.
Di dalam tabung dalam terdapat penyemprot bahan bakar dan penyala, dan
pemegang nyala (flame holder) yang berfungsi memperlambat aliran, membentuk
vorteks atau turbulensi, sehingga api pembakaran terbakar sempurna dan tetap
ditempat. Hanya sekitar 20 – 30 % udara yang digunakan untuk pembakaran pada
beban penuh (full load).Sedangkan sisanya akibat panas dari api pembakaran akan
mengembang atau berekspansi melalui sudu-sudu turbin. Udara yang digunakan
untuk pembakaran itulah yang disebut Primary Air dan jumlahnya diatur oleh
banyak dan besarnya lubang- lubang combustor ,tempat udara tersebut masuk
kedaerah pembakaran.
Sebelum digunakan untuk proses pembakaran, sebagian dari primary air
diarahkan melalui lubang-lubang di sekeliling combuster untuk membentuk
selubung ( layers) udara yang berfungsi untuk melindungi dinding kombustor dari
sentuhan api.
Di sebelah bawah kombustor, dimasukkan aliran udara yang disebut
Secondary Air Aliran udara ini bercampur dengan gas panas hasil pembakaran
(primary air), untuk mencegah masuknya aliran yang sangat panas ke dalam
turbin. Udara sekunder ( cooling air ) tersebut juga berfungsi mendinginkan ruang
bakar, nozzle blade, dan turbine disc.
Tanpa adanya aliran udara tersebut maka ruang bakar akan menjadi bola
api yang besar yang bertemperatur kira-kira 3500 derajat Fahrenheit (1927 deg. C
). Letak penyala pada kombuster ditetapkan berdasarkan pengalaman dan
pengujian, yaitu ditempat dimana campuran bahan bakar – udara paling mudah
terbakar tetapi juga dilindungi dari api yang panas. Hal tersebut disebabkan
karena fungsi penyala adalah menyalakan campuran bahan bakar – udara sampai
terjadi pembakaran yang tetap atau stabil, setelah itu tidak bekerja atau dimatikan
[2 & 3].

3. Turbin Aksial
Bagian turbin merubah panas dari pembakaran di ruang bakar menjadi
tenaga putar mekanis. Sama seperti kompresor, bagian turbin juga terdiri dari
14

beberapa deret sudu-sudu yang berputar dan tidak berputar.Sudu-sudu yang


berputar tersebut disebut rotor blade dan sudu-sudu yang tidak berputar pada
turbin disebut nozzle. Karena proses aliran gas didalam turbin adalah ekspansi,
sudu turbin dapat dibuat dengan sudut belok lebih besar dari pada sudu
kompresor. Hal tersebut memungkinkan konversi energi pertingkat yang lebih
besar pula. Maka tidak mengherankan jika satu tingkat turbin dapat menghasilkan
daya untuk menggerakkan 12 atau lebih tingkat kompresor dengan effisiensi yang
cukup tinggi. Perlu kiranya disebutkan disini bahwa pada unit daya tinggi, turbin
dibuat dengan beberapa tingkat karena keterbatasan kemampuan satu tingkat
turbin untuk menyerap semua energi gas yang tersedia itu sekaligus secara efisien
[2 & 3].

Komponen Pendukung Turbin gas


 Variable Inlet Guide Vane (VIGV)
Terletak pada 1 atau 2 tingkat sudu stator pertama kompresor.Berfungsi
mengatur aliran massa udara supaya bisa menyesuaikan dengan keadaan pada
saat start, akselerasi , dan deselerasi kompresor [4 & 5].

Gambar 2.17 Potongan gambar VIGV [4]

 Bleed Valve
15

Terletak di kompresor dan sebelum diatas rumah ruang pembakar dan


mempunyai saluran untuk membuang aliran udara kompresor dengan tidak
melewati ruang bakar dan bagian turbin.
Berfungsi untuk mengurangi tekanan balik atau back pressure pada
kompresor dan juga mengurangi beban yang diterima turbin. Sekitar 10-15 % dari
jumlah aliran udara pada saat itu dibuang [4 & 5].

Gambar 2.18 Potongan gambar Bleed valve [4]

Pada saat pembakaran , temperatur dalam ruang bakar akan meningkat


dengan cepat.Kenaikan temperatur ini menyebabkan volume dan kecepatan aliran
tersebut bertambah besar.tapi tekanannya tetap.
Dari proses pembakaran, gas mengalami proses ekspansi yang kemudian
diarahkan oleh nozzle untuk mendorong sudu-sudu rotor turbin sehingga turbin
akan berputar.
Turbin pada RR AVON adalah kombinasi dari cara impuls dan reaksi.
Pergerakan pertama dari rotor adalah dengan cara impuls, yaitu gas membentur
dan mendorong sudu rotor untuk mulai berputar, tetapi gas yang berekspansi
setelah melewati sudu akan bertambah kecepatannya sehingga menghasilkan
proses reaction yang menyebabkan perputaran secara terus menerus.
Gas yang berekspansi tersebut kemudian memutar rotor turbin,sehingga
energinya berkurang menyebabkan turunnya tekanan dan temperatur gas
tersebut.setelah berekspansi.
16

Pada RR AVON, terdapat 3 tingkat ( stage ) sudu pada turbin, dimana


terpasang dalam 2 bagian shaft yang berbeda pada RR AVON 2 stage GG dan 1
stage power turbin terhubung secara split shaft. Dua tingkat sudu pertama untuk
gas producer generator dan satu tingkat terakhir untuk power turbin. Sekitar 2/3
dari jumlah tenaga dihasilkan oleh gas producer rotor .Gas producer generator
adalah stage pada turbin yang tenaganya digunakan untuk memutar engine
kompresor dan perlengkapannya. Misalnya compressor package, generator,
pompa dan lain-lain. Dan 1/3 jumlah tenaga sisanya pada turbin dihasilkan oleh
power turbin rotor yang terletak pada turbin tingkat 3 digunakan untuk
menggerakkan peralatan yang diinginkan seperti gas kompresor, dll. Gas sisa
ekspansi tersebut dikeluarkan melalui exhaust ke atmosfir [4].
 Difuser
Difuser adalah alat atau saluran yang berfungsi menaikan tekanan fluida
dengan jalan menurunkan kecepatannya. Atau, difuser adalah alat yang mengubah
energi kinetik menjadi tekanan. Difuser tidak menghasilkan atau memerlukan
kerja mekanik.

VELOCITY = DEREASING
PRESSURE = INCREASING
TEMPERATURE = INCREASING

Gambar 2.19 Skema aliran udara dari kompresor ke ruang bakar [2]
17

Fungsi diffuser disini adalah untuk memperlambat kecepatan (velocity)


udara.sehingga udara bercampur dengan bahan bakar dengan sempurna.

 Nozel
Nozel adalah alat atau saluran yang berfungsi menaikan kecepatan fluida
dengan jalan menurunkan tekanannya. Atau, nozel adalah alat untuk
mengekspansikan fluida sehingga kecepatannya bertambah besar.
Seperti difuser, nozel tidak menghasilkan atau memerlukan kerja mekanik; maka
untuk nozel W=0 [3, 4, & 5].

Variabel-variabel Kinerja Turbin Gas [6, 7, & 8]


 Po : Barometric Pressure, yaitu tekanan udara luar atau tekanan
atmosfer diukur sebelum masuk intake.
 P1 : GG bellmouth pressure, yaitu tekanan udara pada bellmout atau
tekanan udara yang diukur pada intake kompresor.
 ΔPi : Gas generator intake depression, yaitu besarnya penurunan
tekanan yang masuk gas generator (turbin stage 1 & 2) atau
penurunan tekanan setelah keluar ruang bakar.
 T1 : Intake temperature, yaitu temperature udara masuk kompresor.
 T2 : Compressor delivery temperatur, yaitu temprature udara keluar
kompresor, diukur pada kompresor stage ke 17.
 T4 : Exhaust gas temperature, yaitu temperature gas yang keluar dari
gas generator (turbin stage ke 2) atau temperatur gas sebelum
masuk power turbin.
 T5 : Exhaust cone temperature, yaitu temperature gas yang keluar dari
power turbin (turbin stage ke 3).
 CDP : Compressor discharge pressure (P2), yaitu tekanan udara yang
keluar dari kompresor atau tekanan udara sebelum masuk ruang
bakar (kompresor stage ke 17).
 P4 : Exhaust gas generator pressure, yaitu tekanan gas yang keluar
dari gas generator (turbin stage ke 2) atau tekanan gas sebelum
18

masuk power turbin.


 P5 : Exhaust cone pressure, yaitu tekanan gas yang keluar dari power
turbin (turbin stage ke 3).
 N1 : Compressor speed, yaitu besarnya putaran kompresor.
 VIGV : Variable inlet guide vane angle, yaitu besarnya sudut bukaan pada
kompresor stage ke 1, yang berfungsi untuk mengatur besarnya
udara yang masuk kekompresor.
 Effisiensi kompresor, yaitu besar keefektifan energi pada kompresor.
 Effisiensi Thermal, yaitu besarnya keefektifan energi panas pada suatu
ruang bakar turbin gas.

Gambar 2.20 Potongan gambar rotor kompresor [4 & 5]


19

Gambar 2.21 Potongan gambar rotor turbin [4 & 5]

Gambar 2.22 Potongan gambar bellmouth kompresor [4 & 5]


20

Pengertian Effisiensi
Effisiensi adalah indikator keberhasilan sistem turbin gas mendekati
proses ideal. Dengan kata lain, Effisiensi merupakan parameter yang menyatakan
derajat keberhasilan komponen atau sistem turbin gas mendekati desain atau
proses ideal [3].

Pengertian Effisiensi Politropik


Effisiensi politropik, biasa disebut effisiensi tingkat kecil, yang sering
digunakan karena effisiensi untuk kompresor secara keseluruhan sama dengan
effisiensi untuk setiap tingkat yang digunakan. Untuk kompresor dengan jumlah
tingkat tertentu, nk selalu lebih besar dari k.
Effisiensi politropik yaitu effisiensi isentropik dari sebuah tingkat
kompresor atau turbin yang dibuat konstan untuk setiap tingkat berikutnya dalam
keseluruhan proses. Efisiensi isentropik setiap tingkat dapat dibuat sama dengan
merancang sudu yang serupa.
Proses isentropik adalah proses kompresi ideal dengan entalpi tetap
(dQ=0), atau adiabatis dan reversibel (mampu balik) [3].

Effisiensi Pada Masing-Masing Komponen


1 Kompresor
Kompresor berfungsi menaikan tekanan udara sampai sekurang –
kurangnya cukup tinggi untuk membakar bahan bakar yang disemprotkan
kedalam ruang bakar. Prosesnya dapat dianggap adiabatik, dQ=0, dan selisih
energi potensial fluida yang masuk dan keluar kompresor relatif sangat kecil
dibandingkan dengan suku – suku lainnya sehingga dapat diabaikan, ΔPE=0.
Apabila  st adalah efisiensi isentropik pada setiap tingkat dan sama untuk setiap
tingkat, maka kenaikan temperatur [3].
ΔT = ΔTst
Sehingga effisiensi isentropik kompresor [3] menjadi:

comp 
P2 P1 k 1
k
 1
P2 P1 k 1
k.nk
 1 ............ (2.1)
21

2 Effisiensi Thermal
Parameter untuk mengukur kehematan bahan bakar yang biasa digunakan,
yaitu pemakaian bahan bakar spesifik (BN) yang didefinisikan sebagai [3] :

m BB
BN  ............ (2.2)
Ne

Disamping itu effisiensi thermal [3] dapat dihitung dari


output Ne 1
   ............ (2.3)
input mBB LHV BN LHV

Persamaan (2.3) jelas menunjukan adanya hubungan antara effisiensi thermal dan
pemakaian bahan bakar. Effisiensi thermal tidak bersatuan, oleh karena itu apabila
BN dinyatakan dalam (Kg/KWh) dan QBB(KJ/Kg) maka persamaan (2.3)
menjadi [3]:

3600 3600
  ............ (2.4)
BN QBB BQ

3 Power Turbin
Sama halnya dengan persamaan energi untuk kompresor, pada turbin juga
digunakan beberapa idealisasi atau asumsi. Namun, prosesnya adalah ekspansi
yang dianggap berlangsung adiabatik, Q=0. sedangkan selisih energi potensial gas
keluar dan masuk turbin dianggap kecil dibandingkan dengan suku-suku lainnya
sehingga dapat diabaikan, ΔPE=0 [3].
Dengan demikian efisiensi isentropik power turbin [3]:
T  K  1 

 1  K
1  
 P4 
T   P5  ............ (2.5)
 K 1
 1  K
1  
 P4 
 P5 
22

Effisiensi Siklus
1
siklus  1  [3] ............ (2.6)
 
K 1
P2 K
P1

Corrected Parameter
Nilai Corrected (nilai pengkoreksi) merupakan salah satu point untuk
memonitoring peforman/daya tahan dari turbin gas RR AVON. Nilai corrected
turbin pada tempat pengguna dibandingkan dengan corrected pada desain awal
(pabrikan turbin tersebut) dengan harapan peforman turbin tetap mendekati
kondisi ideal. Dengan pertimbangan bahwa kwalitas udara, ketinggian daerah/
tempat pengguna Turbin Gas tersebut berbeda dengan kwalitas udara, ketinggian
daerah/ tempat Pabrikan Turbin Gas [9].

Guna Monitoring peforman :


 Menjaga kemampuan mesin
 Meminimalisir penurunan kemampuan mesin dan merawat mesin agar
selalu dalam kondisi mendekati desain awal
 Pendiagnosa awal masalah, yang bila dibiarkan akan menyebabkan
kerusakan fatal
 Mengurangi biaya life cycle
 Memperpanjang waktu dari masa inspeksi ke overhaul

Maka persamaan dari nilai corrected [8] adalah :


288
N1corr  N1 ........... (2.7)
T1

288
T 2corr  T 2 ............ (2.8)
T1

288
T 4corr  T 4 ............ (2.9)
T1
23

Hal-Hal Yang Mempengaruhi Effisiensi


Penurunan performan disebabkan oleh [5] :
 Kontaminasi pada sudu-sudu kompresor, antara lain adanya kandungan
oli, debu, serangga.
 Erosi pada sudu, disebabkan adanya kandungan pasir/debu
 Korosi / karat, disebabkan meningkatnya kandungan garam mineral.
 Kualitas Udara yang buruk
 Kualitas bahan bakar

Metode Perawatan Performan Turbin Gas RR Avon


Perawatan pada turbin avon dititikberatkan pada pembersihan kompresor.
Ada dua jenis pembersihannya, yaitu :

1. Crank/Soak Wash
Crank wash dilaksanakan apabila [5] :
 Adanya penurunan performan yang diindikasikan meningkatnya
temperatur exhaust.
 Level vibrasi sekitar 0.5 mill diatas level vibrasi normal pada kecepatan
6400 rpm.
 Saat Gas generator dalam keadaan stand-by kurang lebih 1 bulan.
 Setelah shutdown saat gas generator beroperasi pada keadaan udara
berkabut.
Prosedur pelaksanaan crank wash [5] :
 Matikan mesin turbin dan dinginkan selama kurang lebih 30 menit.
Siapkan  11 liter (2.4 gallons) air suling.Dimana air suling tersebut
berfungsi untuk mengurangi mineral garam yang terkandung di air.
 Campur air suling tersebut dengan detergen
 Bersihkan air intake dari debu
 Semprotkan air campuran detergen kedalam kompresor yang digerakkan
pada kecepatan 3300 rpm.Fungsi diberikan kecepatan disini adalah untuk
membantu proses pembersihan pada kompresor.
24

 Kompresor dioperasikan selama kurang lebih 15 menit.


 Bilas kompresor sampai bersih selama kurang lebih 5 menit.
 Ulangi langkah diatas, sampai air detergen terlihat bersih.
Setelah di crank wash, turbin harus langsung dioperasikan untuk
menghindari terjadinya pengendapan-pengendapan mineral dan sisa sabun pada
sudu-sudu kompresor.Pada umumnya crank wash dilaksanakan setiap 20000 jam
(untuk RR AVON tidak pernah dilakukan crank wash dilapangan badak. Crank
wash RR AVON dilakukan saat major overhaull di PT. NTP).

2. Fired Wash
Fired wash dilaksanakan [5] apabila :
 Saat diketahui penurunan performan pada gas generator diindikasikan dari
peningkatan temperatur exhaust cone 15C diatas normal.
Prosedur Pelaksanaan Fired Wash [5]:
 Siapkan 320 litres (70 gallons) air suling kedalam kompresor selama 11
menit saat kompresor dioperasikan dengan kecepatan normal.
 Selama dioperasikan, bleed valve harus dalam keadaan tertutup,untuk
menghindari keadaan meledak pada exhaust.
 Operasikan gas generator selama kurang lebih 10 menit untuk
mengeringkan kompresor.
25

Jadwal Perawatan

Fire Wash Tanggal Fire Wash Tanggal


1 1 maret 2006 12 17 maret 2006
2 3 maret 2006 13 18 maret 2006
3 5 maret 2006 14 19 maret 2006
4 7 maret 2006 15 20 maret 2006
5 9 maret 2006 16 21 maret 2006
6 11 maret 2006 17 22 maret 2006
7 12 maret 2006 18 23 maret 2006
8 13 maret 2006 19 24 maret 2006
9 14 maret 2006 20 25 maret 2006
10 15 maret 2006 21 26 maret 2006
11 16 maret 2006 Blank

Terlihat pada 13 hari pertama di bulan Maret,frekuensi pembersihan


kompresor (FIRE WASH) dilakukan 2 hari sekali.
Pada jadwal perawatan ini kami mencoba untuk menambah jadwal
perawatan dengan melakukan fire wash setiap hari. Hasil yang kami peroleh dari
menambah frekuensi dari fire wash yaitu mencegah degradasi pada beberapa
parameter – parameter yang penting dari turbin gas RR AVON terutama
penurunan GG Bellmouth Pressure (P1)
26

Data Teknik RR AVON


 Kompresor
Pabrik : Rolls Royce
Tipe : Axial
Jumlah Stage : 17 tingkat
Ratio Kompresi : 10 : 1
Speed :7900 rpm
 Ruang Bakar
Pabrik :Rolls Royce
Tipe : Tubo Anular
Jumlah Flame tube :8
Fuel Nozel :8
Bahan Bakar : Gas

 Turbin Gas Producer


Pabrikan : Rolls Royce
Tipe : Axial
Jumlah stage :2
Speed : 7900 rpm
 Power Turbine
Pabrikan : Rolls Royce
Tipe : Axial
Jumlah stage :1
Speed : 5.500 rpm
27

Gambar 4.1 Turbin RR AVON [4 & 5]

Data Operasi RR AVON


Effisiensi siklus
Data pada tanggal 1 maret 2006:
Data yang kami ambil merupakan data aktual dilapangan yang diambil
setiap harinya pada jam 14:30 WITA. Data diambil dari monitor computer
Compressor Control Room (CCR).
P2 = 670,2 Kpa
P1 = 91,011 Kpa
K udara = 1,4
28

1
  1 k 1
X 100% (dengan menggunakan parameter tekanan)
 P2  k
 
 P1 
1
 1 1,38 1 X 100%
 670,2  1,38
 
 91,011 
 43,47162%

Grafik effisiensi siklus terhadap tanggal

43,7
43,6
43,5
43,4
effisiensi

43,3
43,2
43,1
43
42,9
42,8
06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06
/20 /20 /20 /20 /20 /20 / 20 / 20 / 20 / 20 / 20 / 20 / 20
3/01 3/03 3/05 3/07 3/09 3/11 13/3 15/3 17/3 19/3 21/3 23/3 25/3
0 0 0 0 0 0
tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.2 Grafik Efisiensi Siklus terhadap tanggal

Terlihat pada Gambar 4.2, nilai effisiensi siklus dari turbin gas RR AVON
berfluktuatif, data yang diambil selama 26 hari menunjukkan bahwa effisiensi
siklus tertinggi terjadi pada tanggal 8 maret 2006 dengan nilai effisiensi sebesar
43,5854 %. Sedangkan nilai effisiensi siklus terendah terjadi pada tanggal 19
maret 2006 dengan nilai effisiensi sebesar 43,0779%.
Tetapi nilai effisiensi siklus dari turbin gas RR AVON dapat dikatakan
cukup yaitu berkisar dengan nilai 43%, dan hanya memiliki perubahan nilai
effisiensi sebesar 0,077 – 0,585%.
Nilai tertinggi dan nilai terendah pada effisiensi siklus dikarenakan
perbandingan antara nilai P2 dengan P1. dan salah satu yang menyebabkan
besarnya effisiensi siklus adalah besarnya nilai tekanan pada bellmouth (P1),
besarnya nilai P1 juga sangat dipengaruhi oleh tingkat kekotoran pada bellmouth.
29

Effisiensi Kompresor
Data yang kami ambil merupakan data aktual dilapangan yang diambil
setiap harinya pada jam 14:30 WITA. Data diambil dari monitor computer
Compressor Control Room (CCR).

Udara masuk

2
kompresi Kompresor

2
1

s
Udara keluar

Gambar 4.3.DIAGRAM KOMPRESOR

Berdasarkan rumus isentropik, maka analisanya adalah sebagai berikut:


Data pada tanggal 1 maret 2006:
P2 = 670,2 Kpa
P1 = 91,011 Kpa
Cp udara = 1,005 Kj/Kg K
K udara = 1,4
nk = 0,85 – 0,89

k 1

 P2  k

  1
 P1 
komp  k 1

 P 2  k.nt
  1
 P1 
30

 91,011
1,38 1
670,2 1,38
1
=
670,2 91,011
1,38 1
1,38. 0,85
1

1,73288  1
=  80,44921%
1,90945  1

Grafik effisiensi kompresor terhadap tanggal

80,52
80,5
effisiensi

80,48
80,46
80,44
80,42
80,4
80,38
6

6
06

06

06

06

06

06

00

00

00

00

00

00

00
20

20

20

20

20

20

/2

/2

/2

/2

/2

/2

/2
1/

3/

5/

7/

9/

1/

/3

/3

/3

/3

/3

/3

/3
/0

/0

/0

/0

/0

/1

13

15

17

19

21

23

25
03

03

03

03

03

03

tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.4 Grafik Efisiensi Kompresor terhadap tanggal

Terlihat pada Gambar 4.4, nilai effisiensi kompresor dari turbin gas RR
AVON yang tertinggi terjadi pada data tanggal 19 maret dengan nilai effisiensi
sebesar 80,5084%, hal ini dikarenakan pada data tanggal 19 maret 2006 memiliki
perbandingan nilai nilai CDP dengan P1 yang terkecil yaitu 7,187. Sedangkan
nilai effisiensi terkecil dari turbin RR AVON terjadi pada tanggal 8 maret 2006
yaitu dengan nilai effisiensi sebesar 80,432%, hal ini juga dikarenakan
perbandingan nilai CDP dengan P1 yang terbesar yaitu 7,416.
Nilai effisiensi kompresor pada RR AVON juga cukup berfluktuatif hal ini
dikarenakan nilai CDP yang berfluktuatif yaitu berkisar antara 2,8 – 26,901 Kpa
(data selama 26 hari).
Nilai tertinggi dan terendah pada effisiensi kompresor dipengaruhi oleh
perbandingan antara nilai tekanan pada CDP (P2) dengan nilai tekanan pada
bellmouth (P1). Maka nilai effisiensi suatu kompresor sangat dipengaruhi oleh
besarnya tekanan pada bellmouth (P1) dan CDP (P2), nilai P1 dapat baik bila
31

tingkat kekotoran pada bellmouth rendah. sedangkan nilai P2 dapat baik bila
tingkat kekotoran pada sudu kompresor rendah, sehingga hambatan aliran udara
pada kompresor rendah.

4.2.3 Effisiensi Power Turbin


Data yang kami ambil merupakan data aktual dilapangan yang diambil
setiap harinya pada jam 14:30 WITA. Data diambil dari monitor computer
Compressor Control Room (CCR).

P4 : 316,1 Kpa
P5 : 132.4 Kpa
Cp Pemb : 1,148 KJ/Kg K
K Pemb : 1,333
T  K  1 

 1  K
1  
 P4 
T   P5 
 K 1
 1  K
1  
 P4 
 P5 
0 , 851, 333 1 

  1, 333

 1 
1  
 316,1132,4 
T   
1, 3331
  1, 333
 1 
1  
 316,1132,4 
 
= 86,339%
32

Grafik effisiensi turbin terhadap tanggal

87,5

87
effisiensi

86,5
86

85,5

85
/2006 /2006 /2006 2006 2006 2006 2006
03/01 03/05 03/09 13/3/ 17/3/ 21/3/ 25/3/

tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.5 Grafik Efisiensi Power Turbin terhadap tanggal

Terlihat pada Gambar 4.5, nilai Effisiensi power turbin terjadi kenaikan
yang cukup besar yaitu dari tanggal 12 maret 2006 ketanggal 13 maret 2006
terjadi kenaikan sebesar 0,9666%. Nilai effisiensi power turbin tertinggi pada
turbin gas RR AVON terjadi pada tanggal 26 maret 2006 yaitu sebesar 87,3401%.
Sedangkan effisiensi terkecil terjadi pada tanggal 6 maret yaitu sebesar 86,3164%.
Nilai effisiensi pada power turbin cukup konstan, hal ini dikarenakan nilai
perbandingan antara P4 dengan P5 yang cukup konstan. dan hanya terjadi
kenaikan nilai effisiensi yang cukup besar pada tanggal 13 maret 2006.
Nilai tertinggi dan terendah dari effisiensi power turbin dipengaruhi oleh
besarnya tekanan yang keluar dari gas generator (P4) dan tekanan gas yang keluar
dari power turbin (P5). Besarnya tekanan yang keluar dari gas generator
dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara pada CDP yang masuk ruang bakar.
Sehingga tekanan gas yang akan berekspansi akan besar.

Effisiensi Thermal
Data yang kami ambil merupakan data aktual dilapangan yang diambil
setiap harinya pada jam 14:30 WITA. Data diambil dari monitor computer
Compressor Control Room (CCR).

Data pada tanggal 1 maret 2006:


Ne = 11259,32 KW
33

LHV = 1066,661 KJ/Scf


M BB = 174458,3 Scf/h

m BB
BN 
Ne
174458,33 Scf / h

11259,32 KW
 15,49457 Scf / KWh
BQ  BN LHV
 15,49457 Scf / KWh.1066,661 KJ / Scf
 16527,5977 KJ / KWh
3600
 
BQ
3600
 X 100%
16527,5977
 21,7818%

Grafik effisiensi thermal terhadap tanggal

30
25
effisiensi

20
15
10
5
0
15 0 06

23 0 06

6
06

06

06

06

13 006

00

00

00

00

00
03 2 00
20

20

20

20

/2

/2

/2

/2

/2

/2

/2
2
1/

3/

5/

7/

9/

1/

/3

/3

/3

/3

/3

/3

/3
/0

/0

/0

/0

/0

/1

17

19

21

25
03

03

03

03

03

tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Thermal terhadap tanggal


34

Grafik nilai heat rate terhadap tanggal

20000
15000
heat rate

10000
5000
0

6
06

06

06

06

06

06

00

00

00

00

00

00

00
20

20

20

20

20

20

/2

/2

/2

/2

/2

/2

/2
1/

3/

5/

7/

9/

1/

/3

/3

/3

/3

/3

/3

/3
/0

/0

/0

/0

/0

/1

13

15

17

19

21

23

25
03

03

03

03

03

03
tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.7 Grafik Heat Rate terhadap tanggal

Terlihat pada Gambar 4.6, nilai effisiensi thermal terbesar terjadi pada
tanggal 17 maret 2006 yaitu sebesar 26,1269%, hal ini dikarenakan pada data
tanggal 17 maret 2006 terjadi pemakaian bahan bakar (170375 Scf/h) yang cukup
sebanding dengan besarnya daya yang dihasilkan (13189,19 KW). Dan pada
Gambar 4.7, terdapat data pada tanggal 17 maret 2006 memiliki nilai heat rate
yang terkecil yaitu 13778,89 KJ/KWh. Sedangkan nilai effisiensi thermal terkecil
terjadi pada tanggal 10 maret 2006 yaitu sebesar 20,9955%, hal ini dikarenakan
pada data tanggal 10 maret 2006 terjadi pemakaian bahan bakar yang cukup besar
(166333,3 Scf/h) sedangkan daya yang dihasilkan kecil yaitu 10347,33 KW. Atau
pada tanggal 10 maret 2006 memiliki nilai heat rate yang terbesar yaitu 17146,57
KJ/KWh.
Nilai tertinggi dan terendah dari effisiensi thermal dipengaruhi oleh
besarnya perbandingan antara pemakaian bahan bakar terhadap daya yang
dihasilkan. Jika kinerja dari kompresor turun dan untuk menghasilkan daya yang
sama jika kinerja kompresor baik, maka diperlukan jumlah bahan bakar yang
lebih besar.

Corrected Parameter
Data pada tanggal 1 maret 2006:
N1 : 7520 RPM
35

T1 : 301,889 K
288
N1corr  N1
T1
288
 7544,2
301.889
 7368,614 rpm

Grafik nilai N1 corr terhadap tanggal

7500
7400
N1 corr

7300
7200
7100
7000
6900
6

6
06

06

06

06

06

06

00

00

00

00

00

00

00
20

20

20

20

20

20

/2

/2

/2

/2

/2

/2

/2
1/

3/

5/

7/

9/

1/

/3

/3

/3

/3

/3

/3

/3
/0

/0

/0

/0

/0

/1

13

15

17

19

21

23

25
03

03

03

03

03

03

tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.8 Grafik N1 corr terhadap tanggal

Terlihat pada Gambar 4.b, nilai N1 corr tertinggi yaitu terjadi pada
tanggal 12 maret 2006 yaitu sebesar 7433,47 rpm. Sedangkan nilai N1 corr
terendah yaitu terjadi pada data tanggal 4 maret 2006 yaitu sebesar 7119,14 rpm.
Dilihat dari grafik bahwa nilai N1 corr sangat berfluktuatif. Besarnya nilai N1 corr
sangat dipengaruhi oleh besarnya nilai T1.
Nilai tertinggi dan terendah dari N1 corr dipengaruhi oleh besarnya nilai
putaran dari kompresor. Hal yang dapat menyebabkan nilai putaran kompresor
tinggi yaitu tingkat kekotoran pada sudu kompresor yang rendah.

Data pada tanggal 1 maret 2006:


T1 : 301,889 K
T2 : 523,1387 K
36

288
T 2 corr  T 2
T1
288
 527,65552
301,889
 503,3797 K

Grafik nilai T2 corr terhadap tanggal

550
540
530
T2 corr

520
510
500
490
480
470
460
6

6
06

06

06

06

06

06

00

00

00

00

00

00

00
20

20

20

20

20

20

/2

/2

/2

/2

/2

/2

/2
1/

3/

5/

7/

9/

1/

/3

/3

/3

/3

/3

/3

/3
/0

/0

/0

/0

/0

/1

13

15

17

19

21

23

25
03

03

03

03

03

03

tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.9 Grafik T2 corr terhadap tanggal

Terlihat pada Gambar 4.9, nilai T2 corr terbesar terjadi pada data tanggal 21
maret 2006 yaitu sebesar 536,7819 K, sedangkan nilai T2 corr terendah terjadi
pada data tanggal 10 maret 2006 yaitu sebesar 498,2181 K. nilai T2 corr dari
tanggal 1 – 12 maret 2006 dapat dikatakan sangat stabil. Besarnya nilai T2 corr
dipengaruhi oleh besarnya nilai T1.

Data pada tanggal 1 maret 2006:


T1 : 301,889 K
T4 : 901,33 K
288
T 4 corr  T 4
T1
288
 905,22
301,889
37

 863,574 K

Grafik nilai T4 corr terhadap tanggal

880
860
T4 corr

840
820
800
780
760

/3 6
/3 6

/3 6

/3 6

/3 6
/3 6
6
/0 06

/0 06

/0 06
/0 06

/1 06

/3 6
15 0 0
17 20 0

19 20 0

21 0 0

23 20 0
25 20 0
00
13 2 00
03 /2 0

03 /2 0

03 /2 0
03 /2 0

03 /2 0

/2

/2

/2
1/

/
/

/
1
3

7
9
/0
03

tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.10 Grafik T4 corr terhadap tanggal

Terlihat pada Gambar 4.10, nilai T4 corr tertinggi terjadi pada data tanggal
10 maret 2006 yaitu sebesar 870,2089 K, sedangkan nilai T4 corr terendah terjadi
pada data tanggal 23 maret 2006 yaitu sebesar 806,5582 K. Besarnya nilai T4 corr
dipengaruhi oleh besarnya nilai T1.

Pembahasan Umum
Kinerja dari suatu turbin gas sangat dipengaruhi oleh baik buruknya
kinerja dari kompresor. Jika nilai effisiensi kompresor turun maka akan
mempengaruhi kinerja dari power turbin, gas generator, dan ruang bakar, karena
tekanan yang masuk ruang bakar rendah maka nilai dari tekanan gas yang akan
berekspansi pun akan turun. Nilai tekanan yang masuk ruang bakar dipengaruhi
oleh tingkat kekotoran pada sudu kompresor (terlihat pada lampiran data operasi
dan grafik 4.2, 4.4, 4.5, 4.6,4.7).

Perbandingan Data Aktual dan Standar Pabrik


Tabel putaran kompresor dan power turbin

Tanggal Speed Kompresor Speed Power Turbin


38

(RPM) (RPM)
1 maret 2006 7571,4 5320
2 maret 2006 7574,2 5312
3 maret 2006 7589,6 5302
4 maret 2006 7322,9 5308
5 maret 2006 7559,3 5313
6 maret 2006 7530 5330
7 maret 2006 7565,4 5330
8 maret 2006 7583,6 5330
9 maret 2006 7423 5311,8
10 maret 2006 7604,8 5312,1
11 maret 2006 7565,4 5312,1
12 maret 2006 7607,8 5311,5
13 maret 2006 7574,5 5312,4
14 maret 2006 7607,8 5312,4
15 maret 2006 7547,2 5312,4
16 maret 2006 7553,3 5274,1
17 maret 2006 7571,4 5312,2
18 maret 2006 7577,5 5144
19 maret 2006 7544,2 5311,8
20 maret 2006 7568,4 5267
21 maret 2006 7574,5 5220
22 maret 2006 7535 5244
23 maret 2006 7588 5059,8
24 maret 2006 7547 5305,7
25 maret 2006 7529 5270,5
26 maret 2006 7520 5312,5

 Kompresor
Pabrik : Rolls Royce
Tipe : Axial
39

Jumlah Stage : 17 tingkat


Ratio Kompresi : 10 : 1
Speed :7900 rpm (100%)

Grafik putaran GG terhadap tanggal

7650
7600
7550
putaran GG

7500
7450
7400
7350
7300
7250
7200
7150
06 06 06 06 06 06 6 6 6 6 6 6 6
00 00 00 00 00 00 00
1 /20 3 /20 5 /20 7 /20 9 /20 1 /20 /3/ 2 /3/2 /3/2 /3/2 /3/2 /3/2 /3/2
/0 /0 /0 /0 /0 /1 13 15 17 19 21 23 25
03 03 03 03 03 03
tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.11 Grafik Putaran GG terhadap tanggal

Dilihat data putaran dari kompresor yang ada dapat dikatakan bahwa
kinerja dari kompresor dapat dikatakan baik karena mendekati dari putaran
standart yang telah ditentukan oleh Rolls Royce Industrial (terlihat pada table 4.1
dan grafik 4.11). yang memiliki putaran tertinggi pada tanggal 14 dan 12 maret
2006 yaitu sebesar 7607,8 rpm dan putaran terendah yaitu pada data tanggal 3
maret 2006 sebesar 7322,9 kinerja baik atau tidaknya dari kompresor dapat dilihat
dengan membandingkan besarnya nilai putaran dari kompresor antara data
standart dan data operasi (pada table 4.1). Penulis tidak dapat menampilkan nilai
standart effisiensi dari kompresor hal ini dikarenakan penulis tidak memiliki
informasi tersebut.

 Power Turbine
Pabrikan : Rolls Royce
Tipe : Axial
Jumlah stage :1
Speed : 5.500 rpm
40

Grafik putaran PT terhadap Tanggal

5400
5350
5300
Putaran PT

5250
5200
5150
5100
5050
5000
4950
4900
06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06
1 /20 3 /20 5 /20 7 /20 9 /20 1 /20 /3/ 20 /3/ 20 /3/ 20 /3/ 20 /3/ 20 /3/ 20 /3/ 20
/0 /0 /0 /0 /0 /1 13 15 17 19 21 23 25
03 03 03 03 03 03
tanggal (pukul 14.30)

Gambar 4.12 Grafik Putaran PT terhadap tanggal

Dilihat dari data putaran power turbin yang ada dapat dikatakan bahwa
kinerja dari power turbin dari turbin gas RR AVON mendekati dari standart yang
ada yang telah ditentukan oleh Rolls Royce Industrial (lihat table 4.1 dan grafik
4.12). kinerja baik atau tidaknya dari power turbin dapat dilihat dengan
membandingkan nilai putaran dari power turbin antara data standar dan data
operasi (pada table 4.1). nilai putaran power turbin tertinggi terjadi pada tanggal 6,
7, dan 8 maret 2006 yaitu sebesar 5330 rpm. Dan nilai terendah terjadi pada
tanggal 23 maret 2006 yaitu sebesar 5059,8 rpm. penulis tidak dapat menampilkan
nilai standart effisiensi dari power turbin hal ini dikarenakan penulis tidak
memiliki informasi tersebut.

Hal-Hal Yang Mempengaruhi Effisiensi Dari Turbin Gas


Faktor dari nilai Bagaimana cara
Effisiensi
effisiensi menaikannya
1. Effisiensi Kompresor  tingkat kekotoran  dengan cara melakukan
pada bellmouth fire wash
 nilai DP pada filter  pemberian ram kawat
(tingkat kekotoran pada rumah filter
pada filter) (intake)
 tingkat kekotoran  pengecekan tingkat
41

pada sudu kekotoran pada filter


kompresor  penggantian filter
2. Effisiensi Turbin  besarnya tekanan  tergantung dari kinerja
yang keluar dari kompresor dan tekanan
ruang bakar yang masuk ruang bakar
3. Effisiensi Thermal  kandungan dari  pemakaian bahan bakar
bahan bakar (nilai dengan nilai LHV yang
LHV) baik
 besarnya power  penghasilan daya hanya
yang ingin sampai beban max
dihasilkan
4. Effisiensi Siklus  besarnya ratio  dengan cara melakukan
kompresi pada fire wash
turbin (P2/P1)  pemberian ram kawat
pada rumah filter
(intake)
 pengecekan tingkat
kekotoran pada filter
 penggantian filter

KESIMPULAN

 Efisiensi Kompresor berbanding lurus dengan N1 (putaran kompresor).

Karena jika effisiensi dari kompresor baik maka putaran dari kompresor

akan dapat mencapai maksimal.

 Pengaruh maintenance dan monitoring berkala terhadap effisiensi –


effisiensi tersebut adalah meningkatnya effisiensi dan kinerja mesin
(pengembalian performan mesin kekeadaan sebelum terdegradasi), dan
perawatan yang sangat berpengaruh pada RR AVON adalah FIRE WASH
yaitu pencucian bellmouth dan kompresor.
42

 Keadaan lingkungan juga mempengaruhi baik buruknya kinerja dari turbin

gas, oleh karena itu keadaan udara lingkungan dan kondisi dari filter (nilai

diferential pressure) yang baik dapat menunjang kinerja kompresor yang

baik hal ini dikarenakan udara yang masuk kompresor lebih bersih

sehingga tidak banyak terjadi hambatan-hambatan pada kompresor atau

sudu pada kompresor tidak terdapat banyak kotoran.

 Pada RR AVON pressure pada bellmouth merupakan salah satu parameter

yang sangat penting, karena bila bellmouth kotor maka tekanan pada

bellmouth akan turun, hal ini dapat mengakibatkan turunnya pressure yang

dihasilkan oleh kompresor atau dapat dikatakan kinerja kompresor

menurun, sehingga kerja dari kompresor akan berat. Hal ini dapat

menyebabkan pemakaian bahan bakar yang boros (terlihat pada lampiran 1

yaitu tabel kinerja kompresor).

 Kerja dari kompresor (Wk) sangat dipengaruhi oleh besarnya nilai dari T2

dan P2/P1. sedangkan effisiensi kompresor hanya dipengaruhi oleh

besarnya nilai dari P2/P1, sehingga keadaan bellmouth yang baik akan

memperbesar nilai dari P1. hal ini menyebabkan kerja dari kompresor akan

menjadi lebih ringan, maka pencucian belmouth dan kompresor (Fire

Wash) harus dilakukan secara rutin. (lihat data lampiran 1 yaitu tabel

kinerja kompresor).

Daftar Pustaka

[1] Chalmers University of Technology


43

[2] Centaur Gas Turbine compressor CS 4000


[3] Arismunandar,Wiranto.2002.Pengantar Turbin Gas dan Motor
Propulsi.Bandung.ITB
[4] RR Avon Gas Generator Maintanance chapter 2
[5] RR Avon Basic Working Principles of Gas Turbine
[6] RR Avon Service bulletin no.57
[7] RR Avon Service bulletin no.82
[8] RR Avon Service information no.019
[9] Maherwan P.Boyce.Gas Turbine Enginering Handbook.Second edition
[10] El-Wakil,M.M.1992. Instalasi Pembangkit Daya.Alih Bahasa Ir.E.Jasfi
MSc Jilid 1.Jakarta.Erlangga

LAMPIRAN I

Data – Data Kinerja Kompresor


44

eff.kompresor
tanggal P2/P1 T2 Wk (KJ/s) P2 P1
(%)
01-Mar 7,363945 523,1387 80,449 22855,39701 670,2 91,011
02-Mar 7,361375 525,041 80,45 22935,53017 659,8 89,63
03-Mar 7,371636 527,1942 80,446 23041,51062 670,9 91,011
04-Mar 7,336138 524,5447 80,458 22884,59534 662,6 90,32
05-Mar 7,412533 525,0435 80,433 22994,60561 669,5 90,32
06-Mar 7,359869 524,6027 80,45 22914,64387 674,9 91,7
07-Mar 7,379328 528,6965 80,444 23116,11357 671,6 91,011
08-Mar 7,416044 527,6555 80,432 23113,04883 664,7 89,63
09-Mar 7,379328 528,4069 80,444 23103,45195 671,6 91,011
10-Mar 7,321139 521,572 80,463 22737,55533 676,4 92,39
11-Mar 7,381532 527,5798 80,443 23069,84504 666,7 90,32
12-Mar 7,369184 528,1115 80,447 23078,74701 660,5 89,63
13-Mar 7,225118 553,1506 80,495 23995,24557 676,0724 93,5725
14-Mar 7,301233 546,3262 80,47 23792,50435 680,334 93,1807
15-Mar 7,323776 548,5748 80,4625 23917,93459 685,304 93,5725
16-Mar 7,23447 551,2833 80,492 23925,87935 671,811 92,8625
17-Mar 7,298576 554,9122 80,47 24163,13686 677,764 92,8625
18-Mar 7,261699 551,8036 80,483 23982,25899 684,641 94,2811
19-Mar 7,187176 555,3537 80,508 24043,06031 672,522 93,5725
20-Mar 7,324242 557,4613 80,462 24305,96156 682,478 93,1807
21-Mar 7,294675 566,81 80,472 24676,28416 682,581 93,5725
22-Mar 7,22917 557,6769 80,494 24196,69515 686,701 94,9903
23-Mar 7,36002 564,3704 80,45 24651,8824 683,4699 92,8625
24-Mar 7,324242 555,9935 80,4623 24241,96734 682,478 93,1807
25-Mar 7,326047 556,4712 80,461 24265,02113 680,315 92,8625
26-Mar 7,258305 554,6914 80,4844 24103,54194 684,321 94,2811

Maka kerja dari kompresor [10] menjadi :


45

 

Wk  Gud .cp .T 21 
1 
K 1 
 rpc K 
 

Wk = Kerja kompresor
Gud = Massa udara
Cp = Panas spesifik tekanan konstan
T2 = Compresor discharge temperatur
Rpc = ratio kompresi (P2/P1)
K = cp/cv
Gud = diasumsikan 100 Kg/s. Hal ini dikarenakan kami tidak memiliki data
aktual untuk massa udara, karena tidak ada parameter untuk massa udara pada
turbin gas RR AVON.
Data pada tanggal 1 maret 2006:
Gud = 100 Kg/s
Cp = 1,005 KJ/Kg K
T2 = 523,1387 K
Rpc = 7,363945
K = 1,4
 
Wk  100 Kg / s .1,005 Kj / Kg K .523,1387 K 1  
1
1, 4 1 
 7,363945 1, 4 
Wk = 22855,39701 KJ/s
46

LAMPIRAN II

Data Operasi Turbin Gas RR Avon (tanggal 1 maret 2006 – 12 maret 2006)

PARAMETER SATUAN 1/3/2006 2/3/2006 3/3/2006 4/3/2006 5/3/2006 6/3/2006 7/3/2006 8/3/2006 9/3/2006 10/3/2006 11/3/2006 12/3/2006

NGG RPM 7571.4 7547.2 7589.6 7322.9 7559.3 7530 7565.4 7583.6 7423 7604.8 7565.4 7607.8
NPT RPM 5320 5312 5302 5308 5313 5330 5330 5330 5311.8 5312.1 5312.1 5311.5
T1 (Inlet Plenum Temp) K 301.889 303 304.11 303 302.44 302.78 304.889 303.889 304.722 301.5 304.22 304.667
T2 (CDP Temp) K 523.13871 525.040986 527.194247 524.544683 525.043473 524.602727 528.696519 527.655517 528.406931 521.572027 527.579832 528.111452
T4 (GG Exhaust Temp) K 901.33 905.22 909.11 908 904.11 910.167 912.778 905.22 912.667 911 908.5 907.28
T5 (Exhaust Cone Temp) K 728 731.47 736.33 735.92 731.89 737.72 736.91 731.54 736.38 727.47 732.69 731.96
P1 (GG Bellmouth Press) Kpa 91.011 89.63 91.011 90.32 90.32 91.7 91.011 89.63 91.011 92.39 90.32 89.63
P2 (CDP) Kpa 670.2 659.8 670.9 662.6 669.5 674.9 671.6 664.7 671.6 676.4 666.7 660.5
P4 (GG Exhaust Press) Kpa 316.1 307.175 312.33 307.32 311.589 313.0776 319.936 310.381 315.54 332.75 315.163 309.01
P5 (Exhaust Cone Press) Kpa 132.4 128.9 132.4 130.3 131.7 133.1 133.8 130.3 131.7 133.1 131 128.9
P0 (Air Inlet Press) Kpa 10.34 10.34 10.34 10.34 10.34 10.34 10.34 10.34 10.34 10.34 10.34 10.34
m FUEL Scf/h 174458.33 173958.33 173583.33 176708.33 170708.33 173833.3 172041.7 172458.3 168958.3 166333.3 165916.7 148416.7
POWER KW 11259.32 11057.24 11189.97 11008.77 11354.77 11087.69 10829.05 10811.16 10571.04 10347.33 10568.06 9502.453
K (KOMPRESI) 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Cp (KOMPRESI) KJ/Kg K 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005
K (EKSPANSI) 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333
Cp (EKSPANSI) KJ/Kg K 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148
47

LAMPIRAN III

Hasil Perhitungan Kinerja Turbin Gas RR AVON (data operasi tanggal 1 maret 2006 – 12 maret 2006)

PARAMETER SATUAN 1/3/2006 2/3/2006 3/3/2006 4/3/2006 5/3/2006 6/3/2006 7/3/2006 8/3/2006 9/3/2006 10/3/2006 11/3/2006 12/3/2006

N1 CORR RPM 7354.02 7333.85 7367.68 7119.14 7334.27 7327.83 7349.53 7380.66 7260.26 7380.42 7379.82 7433.47
T2 CORR K 499.07068 499.048858 499.266526 498.577124 499.975269 498.994601 499.409941 500.066764 499.409941 498.218055 499.451028 499.220783
T4 CORR K 859.862532 860.407129 860.950577 863.049505 860.943261 865.737816 862.215639 857.890085 862.583259 870.208955 860.061797 857.646677
EFFISIENSI SIKLUS % 43.4716226 43.4659839 43.4884796 43.4104899 43.5777336 43.4626805 43.5053139 43.5853655 43.5053139 43.3773899 43.5101349 43.4831081
EFFISIENSI POWER
TURBIN % 86.3389097 86.3361147 86.3207793 86.3205032 86.3252016 86.3164217 86.3412416 86.3354808 86.344238 86.4083793 86.3504798 86.3451107
EFFISIENSI
KOMPRESOR % 80.4492069 80.4500576 80.4466633 80.458424 80.4331803 80.4505559 80.4441222 80.4320263 80.4441222 80.4634096 80.4433943 80.4474739
EFFISIENSI THERMAL % 21.7819389 21.4524842 21.7568988 21.0260581 22.4491402 21.5270334 21.2438251 21.1574965 21.1161272 20.9954497 21.4971681 21.6087201
LHV KJ/Scf 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661
HEAT RATE KJ/KWh 16527.4543 16781.2733 16546.4758 17121.6116 16036.2489 16723.1589 16946.1007 17015.2456 17048.5808 17146.5725 16746.3918 16659.9409
48

LAMPIRAN IV

Data Operasi Turbin Gas RR Avon (tanggal 13 maret 2006 – 26 maret 2006)

PARAMETER SATUAN 13/3/2006 14/3/2006 15/3/2006 16/3/2006 17/3/2006 18/3/2006 19/3/2006 20/3/2006 21/3/2006 22/3/2006 23/3/2006 24/3/2006 25/3/2006 26/3/2006

NGG RPM 7574.5 7607.8 7547.2 7553.3 7571.4 7577.5 7544.2 7568.4 7574.5 7535 7588 7547 7529 7520
NPT RPM 5312.4 5312.4 5312.4 5274.1 5312.2 5144 5311.8 5267 5220 5244 5059.8 5305.7 5270.5 5312.5
T1 (Inlet Plenum
Temp) K 303.889 301.056 301.667 302.667 305.778 301.056 304.056 305.167 304.111 305.944 304.722 305.611 305 305.278
T2 (CDP Temp) K 553.150564 546.326223 548.574827 551.283281 554.912196 551.803567 555.353708 557.461266 566.809986 557.676886 564.370364 555.993548 556.4712 554.6914
T4 (GG Exhaust
Temp) K 914.111 905.167 909.5 904.278 914 871.5 908.778 907.111 883 905.778 853.389 908 903.167 911.389
T5 (Exhaust Cone
Temp) K 624.014 624.889 626.167 624.778 621.986 619.489 629.378 617.833 623.556 619.722 608.889 627.25 624 619.1
P1 (GG Bellmouth
Press) Kpa 93.5725 93.1807 93.5725 92.8625 92.8625 94.2811 93.5725 93.1807 93.5725 94.9903 92.8625 93.1807 92.8625 94.2811
P2 (CDP) Kpa 676.0724 680.334 685.304 671.811 677.764 684.641 672.522 682.478 682.581 686.701 683.4699 682.478 680.315 684.321
P4 (GG Exhaust
Press) Kpa 581.745 562.243 571.463 548.305 579.417 446.083 543.119 567.785 491.27 551.309 391.508 539.547 530.159 580.341
P5 (Exhaust Cone
Press) Kpa 126.174 127.553 128.243 124.795 124.106 113.764 124.795 122.037 122.037 120.658 101.353 122.727 120.658 123.416
P0 (Air Inlet Press) Kpa 10.342 11.032 10.342 10.342 11.721 11.721 10.342 10.342 11.032 10.342 9.653 10.342 10.342 10.342
m FUEL Scf/h 170333.3 170875 175583.3 174291.7 170375 171291.7 171708.6 171708.3 171208.3 108375 174541.7 169375 169375 169541.7
POWER KW 12714.22 12729.88 13439.75 13332.37 13189.19 12875.25 12875.25 13190.69 12971.45 7968.549 13198.14 12506.88 12506.88 12203.65
K (KOMPRESI) 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Cp (KOMPRESI) KJ/Kg K 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005 1.005
K (EKSPANSI) 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333 1.333
Cp (EKSPANSI) KJ/Kg K 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148 1.148
49

LAMPIRAN V

Hasil Perhitungan Kinerja Turbin Gas RR AVON (data operasi tanggal 13 maret 2006 – 26 maret 2006)

PARAMETER SATUAN 13/3/2006 14/3/2006 15/3/2006 16/3/2006 17/3/2006 18/3/2006 19/3/2006 20/3/2006 21/3/2006 22/3/2006 23/3/2006 24/3/2006 25/3/2006 26/3/2006

N1 CORR RPM 7408.44 7406.24 7337.86 7349.18 7399.95 7366.65 7344.33 7355.79 7387.32 7352.92 7397.79 7344.38 7340.27 7344.98
T2 CORR K 524.228789 522.633504 523.721687 524.568535 522.64948 527.87331 526.027666 526.101592 536.781886 524.968436 533.399836 523.954118 525.4548 523.2972
T4 CORR K 866.316214 865.912309 868.295173 860.457414 860.859839 833.705357 860.789013 856.081975 836.220985 852.652982 806.558214 855.676006 852.8265 859.8066
EFFISIENSI SIKLUS % 43.163413 43.3333285 43.3832154 43.1844134 43.3274352 43.2453606 43.0778488 43.3842454 43.3187791 43.1725147 43.4630126 43.3842454 43.38823 43.23778
EFFISIENSI POWER
TURBIN % 87.3116423 87.246553 87.2623064 87.2418513 87.3297226 87.0762162 87.2280666 87.3247147 87.1146039 87.298581 87.0543091 87.2427332 87.24193 87.34007
EFFISIENSI
KOMPRESOR % 80.4955564 80.4700409 80.4625324 80.4924078 80.4709274 80.483262 80.508371 80.4623773 80.4722293 80.4941919 80.4505058 80.4623773 80.46178 80.4844
EFFISIENSI THERMAL % 25.1922087 25.1432762 25.8335486 25.8170571 26.1269275 25.3685378 25.3069442 25.9270025 25.5705339 24.8156824 25.5205255 24.9215907 24.92159 24.29346
LHV KJ/Scf 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661 1066.661
HEAT RATE KJ/KWh 14290.1325 14317.9432 13935.3677 13944.2694 13778.8877 14190.8061 14225.3445 13885.1377 14078.7049 14506.9555 14106.2926 14445.3059 14445.31 14818.8
50

Anda mungkin juga menyukai