Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KARBOHIDRAT II
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Biokimia
Pangan
Oleh :
Nama : Astri Diani P
NRP : 093020068
No Meja : 3 ( tiga )
Kelompok :C
Assisten : Winani Irfania
INTISARI
Percobaan yang dilakukan dalam karbohidrat II adalah uji
Phenilhidrazine, hidrolisa suatu polisakarida, dan uji Moore.
Tujuan dari percobaan uji Phenilhidrazine adalah untuk menguji
adanya gula aldosa dan ketosa dalam karbohidrat. Tujuan dari
percobaan hidrolisa suatu polisakarida adalah untuk membuktikan
susunan polisakarida terdiri dari beberapa monosakarida. Tujuan dari
percobaan uji Moore adalah untuk mengetahui terjadinya sifat
karamelisasi dengan bau dan warna yang khas.
Hasil dari percobaan uji Phenilhidrazine dapat diketahui bahwa pada
sampel Sirup Mocca, dan Tomat positif mengandung aldosa atau ketosa
yang ditandai dengan terbentuknya warna jingga kuning (osazon). Hasil
dari percobaan hidrolisa suatu polisakarida dapat diketahui bahwa pada
menit ke-5 sampai menit ke-15 terhidrolisis menjadi amilodekstrin, pada
menit ke-20 sampai menit ke-30 terhidrolisis menjadi erythodekstrin, dan
pada menit ke-35 sampai menit ke-60 terhidrolisis menjadi
achrodekstrin. Hasil dari percobaan uji Moore dapat diketahui bahwa
pada Sirup Mocca, Santan Kara dan terjadi karamelisasi yang ditandai
dengan terjadinya perubahan warna menjadi cokelat dan bau karamel.
I PENDAHULUAN
Amylodextrin Erythodextrin
(ungu) (merah)
Achrodextrin (kuning)
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak
gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan
untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH 2O)n, yaitu
senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh
n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang
tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung
nitrogen, fosforus, atau sulfur (Anonim, 2010)
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu
molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya
glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan
polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi
rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut
polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain
monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida
(rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida
(rangkaian beberapa monosakarida).
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok
zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang
berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut
kimia dan fungsinya. Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan
serta hewan, tempat zat ini melangsungkan peran struktural
sekaligus metabolik. Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari
karbon dioksida serta air melalui fotosintesis dan disimpan
sebagai pati atau diubah menjadi selulosa kerangka tumbuhan.
Hewan dapat menyintesis sebagian karbohidrat dari lemak dan
protein, tetapi jumlah terbesar karbohidrat dalam jaringan tubuh
hewan berasal dari tumbuhan (Anonim, 2011).
2.2. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul
yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul
monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk
satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida
yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida seperti rafinosa
dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul
monosakarida seperti stakiosa
(Poedjiadi, 2006, halaman 30).
Oligosakarida adalah karbohidrat yang mengandung dua
sampai sepuluh molekul gula sederhana, yang digabungkan
dengan ikatan glikosida. Oligosakarida yang banyak terdapat
dalam bahan pangan adalah disakarida, yaitu sukrosa, maltosa,
dan laktosa. Sukrosa terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa, maltosa terdiri dari dua molekul glukosa
sedangkan laktosa terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul galaktosa (disebut juga gula susu karena terdapat dalam
air susu). Ketiga macam disakarida harus terlebih dahulu
dihidrolisis menjadi monosakarida sebelum digunakan oleh tubuh
sebagai sumber energi (Muchtadi, 2009, halaman 9).
2.2.1. Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang
berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit,
sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah
nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan
terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada molekul
sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa,
yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom
karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen. Sukrosa
tidak mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion Cu ++ atau Ag+
dan juga tidak membentuk osazon. Sukrosa mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari
reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang
ekuimolekular (Poedjiadi,1994, hal 30).
2.2.2. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakaida yang terbentuk dari dua
molekul glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon
nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa
masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian
masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil
antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun
dengan enzim (Poedjiadi, 1994, hal 32).
Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih
manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa
(Poedjiadi, 1994, hal 32).
2.2.3. Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan
D-galaktosa dan D-glukosa, karena itu laktosa adalah suatu
disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom
karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom nomor 4 pada glukosa.
Oleh karenanya molekul laktosa masih mempunyai gugus–OH
glikosidik. Dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi
dan mutarotasi. Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk
(Poedjiadi, 1994, hal 31).
Laktosa hanya terdapat dalam air susu, oleh karena itu, sering
kali disebut sebagai gula susu. Jumlah laktosa dalam air susu ibu
(ASI dan air susu sapi sekitar 6,8 dan 4,8 per 100 ml (Muchtadi,
2009, hal 10).
2.3. Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan
lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul
polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja
disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida
berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak
mempunyai rasa mains dan tidak mempunyai sifat mereduksi.
Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga
lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan
membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting
diantaranya ialah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa
(Poedjiadi, 2006, halaman 35).
2.3.1. Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian
besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa
sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang, dan
biji-bijian
(Poedjiadi, 1994, hal 35).
Butir-butir pati apabila diamati dengan menggunakan
mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari
tumbuhan apa pati tersebut diperoleh (Poedjiadi, 1994, hal 35).
Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang
kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa
(kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas
250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan
1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantaii terbuka.
Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian
besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan
1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan
terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai
terbuka dan bercabang (Poedjiadi, 1994, hal 35).
Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila
suspensi dalam air dipanaskan, akan terjadi suatu larutan koloid
yang kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan iodium akan
berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul
amilosa yang membentuk senyawa. Amilopektin dengan iodium
akan memberikan warna ungu atau merah lembayung
(Poedjiadi, 1994, hal 35).
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan
asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat
dilakukan dengan bantuan enzim amilase (Poedjiadi, 1994, hal
37).
2.3.2. Glikogen
Glikogen yang terlarut dalam air dapat diendapkan dengan
jalan menambahkan etanol. Endapan yang terbentuk apabila
dikeringkan berbentuk serbuk putih. Glikogen dapat memutar
cahaya terpolarisasi ke kanan dan mempunyai rotasi spesifik.
Dengan iodium glikogen menghasilkan warna merah (Poedjiadi,
1994, hal 37).
Tubuh mempunyai kapasitas terbatas untuk menyimpan
glikogen, yaitu hanya sebanyak 350 gram. Dua per tiga bagian
dari glikogen disimpan dalam otot dan selebihnya dalam hati.
Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan
energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati
dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua
sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan
menyimpannya dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi
lemak dan disimpan dalam jaringan lemak. Glikogen tidak
merupakan sumber karbohidrat yang penting dalam bahan
makanan, karena hanya terdapat di dalam makanan yang berasal
dari hewani dalam jumlah terbatas (Muchtadi, 2009, hal 16).
2.3.3. Dekstrin
Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil yang dikenal dengan nama
dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil antara pada proses hidrolisis
amilum sebelum terbentuk maltosa. Larutan dekstrin banyak
digunakan sebagai bahan perekat (Poedjiadi, 1994, hal 38).
2.3.4. Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk
dinding sel. Serat kapas boleh dikatakan seluruhnya adalah
selulosa. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat dicernakan
karena kita tidak mempunyai enzim yang dapat menguraikan
selulosa. Dengan asam encer tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh
asam dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis menjadi
selobiosa dan D-glukosa. Selobiosa adalah suatu disakarida yang
terdiri atas dua molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara
atom karbon nomor 1 dengan atom karbon nomor 4 (Poedjiadi,
1994, hal 38).
Meskipun selulosa tidak dapat digunakan sebagai bahan
makanan oleh tubuh, namun selulosa yang terdapat sebagai
serat-serat tumbuhan, sayuran, atau buah-buahan, berguna
untuk memperlancar pencernaan makanan. Adanya serat-serat
dalam saluran pencernaan, gerak peristaltik ditingkatkan dan
dengan demikian memperlancar proses pencernaan dan dapat
mencegah konstipasi. Tentu saja jumlah yang terdapat dalam
bahan makanan tidak boleh terlalu banyak
(Poedjiadi, 1994, hal 39).
2.5. Karamelisasi
Pembentukan pigmen karamel dapat dianggap reaksi
pencoklatan nenenzimatik tanpa senyawa nitrogen. Jika gula
dipanaskan tanpa air atau larutan pekat gula dipanaskan sederet
reaksi terjadi yang pada akhirnya membentuk karamel (Deman,
1997, hal 82).
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan karbohidrat II ini
diantaranya adalah dari percobaan uji Phenilhidrazine dapat
diketahui bahwa Sirup Mocca, Santan Kara dan Tomat positif
mengandung aldosa atau ketosa yang ditandai dengan
terbentuknya warna jingga kuning (osazon), hasil dari percobaan
hidrolisa suatu polisakarida dapat diketahui bahwa pada menit
ke-5 sampai ke-15 terhidrolisis menjadi amilodekstrin, pada menit
ke-20 sampai menit ke-30 terhidrolisis menjadi erythodekstrin,
dan pada menit ke-35 sampai ke-60 terhidrolisis menjadi
achrodekstrin, dan hasil dari percobaan uji Moore dapat diketahui
bahwa pada Sirup Mocca dan Tomat terjadi karamelisasi yang
ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi cokelat dan
bau karamel, dan
5.2. Saran
Dalam melakukan percobaan karbohidrat II ini, praktikan
harus tepat dalam menentukan lamanya waktu pemanasan
larutan agar hasil yang diperoleh benar karena pemanasan yang
berlebihan dapat menyebabkan karbohidrat terhidrolisis. Dan juga
alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih.
DAFTAR PUSTAKA