Dasar Teori Transistor
Dasar Teori Transistor
DASAR TEORI
N, dari sini dapat dibuat dua rangkaian yaitu P-N-P dan N-P-N.
Dalam keadaan kerja normal, transistor harus diberi polaritas sebagai berikut :
1. Pertemuan Emitter-Basis diberi polaritas dari arah maju seperti yang ditunjukkan pada
2. Pertemuan Basis-kolektor diberi polaritas dalam arah mundur seperti ditunjukkan pada
C C
B B
E E
( a ) ( b )
Transistor adalah suatu komponen yang dapat memperbesar level sinyal keluaran
sampai beberapa kali sinyal masukan. Sinyal masukan disini dapat berupa sinyal AC ataupun
DC. Prinsip dasar transistor sebagai penguat adalah arus kecil pada basis mengontrol arus
yang lebih besar dari kolektor melewati transistor. Transistor berfungsi sebagai penguat
ketika arus basis berubah. Perubahan kecil arus basis mengontrol perubahan besar pada arus
yang mengalir dari kolektor ke emitter. Pada saat ini transistor berfungsi sebagai penguat.
memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut-off). Pada daerah
penjenuhan nilai resistansi penyambungan kolektor emitter secara ideal sama dengan nol atau
kolektor terhubung langsung (short). Ini menyebabkan tegangan kolektor emitter Vce = 0
pada keadaan ideal. Dan pada daerah cut off, nilai resistansi persambungan kolektor emitter
secara ideal sama dengan tak terhingga atau terminal kolektor dan emitter terbuka yang
Biasanya sebuah LED adalah sebuah dioda P-N, yang biasanya dibuat dari bahan
Phospide (GaAsP). Dioda Infra merah memancarkan cahaya oleh emisi spontan dimana
cahaya dipancarkan sebagai hasil dari pengkombinasian dari elektron-elektron dan hole-hole.
Untuk memperoleh jarak yang cukup jauh, Dioda infra merah memerlukan sinyal
dengan frekuensi 30 hingga 50 kHz. Berbeda dengan Dioda LED yang hanya memerlukan
level tegangan DC saja untuk mengaktifkan LED, Dioda Infra merah memerlukan sinyal AC
dengan frekwensi 30 hingga 50 kHz untuk mengaktifkannya. Cahaya infra merah tersebut
tidak dapat ditangkap oleh mata manusia, sehingga diperlukan phototransistor untuk
mendeteksinya.
Transmisi data dilakukan dengan menggunakan prinsip aktif dan non aktifnya LED
infra merah sebagai kondisi logika 0 dan logika 1. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
untuk mengaktifkan LED Infra merah diperlukan frekuensi sebesar 30 hingga 40 kHz, maka
dalam hal ini logika 0 berarti sinyal berfrekwensi 30 KHz mengalir ke LED Infra merah dan
logika 1 berarti tidak ada sinyal yang mengalir ke LED Infra merah.
1023 10-5
1022 10-4
1021 Sinar 10-3 1x satuan
1020 Gamma 10-2
1019 10-1 1A
1018 Sinar X 1 1 nm
1017 10
1016 Ultra Violet 102
1015 103 1 um
1014 104
1013 Infra Merah 105
1012 106 1 cm
1011 107
1010 Gelombang 108
109 Pendek 109 1m
108 1010
107 Daerah FM,TV 1011
106 1012 1 Km
105 Daerah Siaran 1013
104 Radio AM 1014
103 Gelombang 1015
102 1016
Panjang radio
10
Gambar 2.2 menunjukkan spektrum gelombang infra merah yang terdapat pada salah satu
a. Sinar infra merah meliputi daerah frekuensi antara 1011 sampai 1014 Hertz dan
b. Gelombang infra merah ini dihasilkan oleh elektron-elektron dalam molekul yang
gelombang infra merah diatas gelombang cahaya yang tampak oleh panca indera kita. Radiasi
sinar infra merah dapat dihasilkan oleh getaran-getaran atom-atom pada suatu molekul.
Getaran atom pada suatu molekul dapat memancarkan gelombang elektromagnetik pada
frekuensi yang khas pada infra merah sehingga spekstroskopi infra merah dapat merupakan
LDR (ligh dependent reisitor) adalah merupakan sejenis resistor, LDR termasuk jenis
reistor variable karena jumlah tahanannya dapat berubah-ubah, perubahan tahanannya pada
LDR di tentukan oleh besarnya cahaya yang mengenai penampang pada LDR. Apabila
cahaya yang mengenai penampang LDR itu besar maka nilai tahanan di dalam LDR semakin
kecil sebaliknya semakin kecil cahaya mengenai penampang LDR maka nilai tahanan pada
LDR akan semakin besar. Pada proyek ini LDR akan di letakkan di dalam lemari dan jika
lemari dibuka maka cahaya akan masuk dari luar ke dalam dan hal itu akan berpengaruh pada
Sebuah photo transitor sama dengan transitor bipolar biasa, bedanya tidak terdeapat
terminal basis. Sebagai pengganti arus, input transistor diberikan dalam bentuk cahaya.
Arus basis ( ICBO) bertindak sebagai arus basis. Karena IC = βdc . IB +(βdc+1) (ICBO)
dalam hal ini Ic = Icco, arus bocor kolektor emitor dengan basis terbuka. Hal yang sama ICBO
dalam photo transistor naik bila hubungan basis kolektor diterangi. Bila ICBO dinaikkan arus
kolektor (β+1) ICBO juga naik, maka untuk sejumlah penyinaran yang sagat sempit, photo
transistor lebih peka dari photo dioda. Beberapa photo transistor yang lain memiliki basis dan
sinar yang datang untuk membangkitkan arus basis, beberapa transistor yang lain memiliki
Komponen ini biasanya dikemas dalam logam, inilah yang digunakan dalam proyek
ini. Susunan beberapa photo transistor dan photo dioda sering digunakan sebagai photo
detector. Untuk kuat penyinaran tertentu terdapat arus output yang lebih besar pada photo
transistor dari pada photo dioda. Tetapi photo dioda mempunyai respon yang lebih cepat
dalam switching kurang dari nano detik, sedangkan photo transistor dalam micro detik.
Gambar 2.5 Rangkaian foto transistor dan garis beban searah (DC Load Line)
darlington yang terdiri dari photo transistor yang dihubungkan secara darlington dengan
transistor lain.
2.5 BUZZER
Buzzer merupakan suatu komponen yang dapat menghasilkan suara yang mana
apabila diberi tegangan pada input komponen, maka akan bekerja sesuai dengan karakteristik
dari alarm yang digunakan. Dalam pembuatan proyek tugas akhir ini, penulis menggunakan
“Buzzer” sebagai informasi suara. Hal ini dikarenakan karakteristik dari komponen yang
listrik menjadi suara yang di dalamnya terkandung sebuah osilator internal untuk
menghasilkan suara dan pada buzzer osilator yang digunakan biasanya diset pada frekuensi
sebesar antara 6V sampai 12V dan dengan tipical arus sebesar 25 mA. Pada gambar 2.11
2.6 Relay
Relay adalah suatu rangkaian switching magnetik yang bekerja bila mendapat catu
dari rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus dipenuhi output
DC.
besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan arus, inti besi lunak menghasilkan medan magnet
dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya tarik magnet sehingga berpindah
posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama arus
mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan kembali ke posisi semula yaitu normally-off,
bila tidak ada lagi arus yag mengalir padanya. Posisi normal relay tergantung pada jenis relay
yang digunakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada keadaan yang diinginkan dalam
suatu rangkaian/sistem.
- Change Over(CO); relay ini mempunyai saklar tunggal yang normalnya tertutup yang
mana bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal A,
sebaliknya bila kumparan 2 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal B.
Analogi rangkaian relay yang digunakan adalah saat basis transistor ini dialiri arus
maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat menghubungkan arus dari kolektor ke
emiter yang mengakibatkan relay terhubung. Sedangkan fungsi dioda disini adalah untuk
melindungi transistor dari tegangan induksi yang bisa mencapai 100 sampai 150 volt dimana
IC ini adalah chip yang dirancang untuk komunikasi dua arah antara data bus yaitu
untuk mengirimkan data dari bus A ke bus B atau dari bus B ke bus A, yang dikendalikan
oleh masukan Direction (DIR). Sedangkan input enable G berfungsi untuk menyekat data
(disable).
IC 74LS245 ini mempunyai 20 buah pin. Adapun konfigurasi pinnya adalah sebagai
berikut:
D IR VCC
A1 G
A2 B1
A3 B2
A4 B3
A5 B4
A6 B5
A7 B6
A8 B7
GND A2
Rangakain internal dan tabel kebenaran dari IC ini diperlihatkan pada gambar di
bawah ini :
G DIR OPERASI
0 0 Data B ke bus A
0 1 Data A ke bus B
1 X Disable
antara bus-bus data. Peranti pun memungkinkan transmisi data dari bus A ke bus B atau dari
bus B ke bus A, tergantung dari taraf logika di jalan masuk kemudi arah (DIR). Jalan masuk
enabel G dapat dipakai untuk melumpuhkan peranti hingga bus-bus secara efektif tersekat.
Buffer juga membenarkan nilai tegangan input TTL. Untuk lebih lengkapnya pada gambar
(B1) 18
(A1) 2
(B2) 17
(A2) 3
(B3) 16
(A3) 4
(B4) 15
(A4) 5
(B5) 14
(A5) 6
(B6) 13
(A6) 7
(B7) 12
(A7) 8
(B8) 11
(A8) 9
Opto coupler adalah merupakan komponen elektronik opto isolator yang terdiri dari
pemancar cahaya atau emitter yang mengkopel secara optik terhadap photo detector melalui
media yang terisolasi. Pemancar cahaya dapat berupa penerang lampu ataupun LED. Media
isolasi berupa udara, plastik, gelas atau fiber. Sedangkan photo detector dapat berupa photo
konduktor, photo dioda, photo transistor, photo SCR atau rangkaian photo dioda/amplifier.
informasi dari suatu rangkaian yang mengandung pemancar cahaya ke rangkaian yang
mengandung photo detector. Informasi dilewatkan secara optik melintasi celah isolasi yang
perpindahannya memiliki system satu arah sehingga photo detector tidak mempengaruhi
yang disebabkan oleh perbedaan tegangan yang relatif tinggi terhadap rangkaian output.
Bentuk fisik dari kemasan optocoupler 4N25 terdiri dari 6 pin atau kemasan dual-
inline. Konfigurasi ini pin 1 dan 2 umumnya dihubungkan ke pemancar cahaya, sedangkan
1 6
3 4
4N25
Opto coupler dirancang untuk menggantikan fungsi saklar mekanis dan pengubahan
pulsa secara fungsional opto coupler sama dengan pasangan relay mekanis karena suatu
isolasi tingkat tinggi diantara terminal input dan outputnya.Beberapa keunggulan opto
- Ukuran kecil
- Respon frekuensi
IC MT 8870 merupakan salah satu jenis IC tone decoder yang berfungsi sebagai
panghasil sinyal biner 4 bit yang menggambarkan karakter yang dikirim melalui sinyal
DTMF. Tone decorder merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah sinyal
Komponen luar yang diperlukan sangat sedikit dan merupakan pelengkap dari chip
tersebut yang terdiri dari beberapa input yaitu amplifier, clock isolator dan Interface There
State Data. IC ini dibuat dengan ukuran kemasan kecil dan penggunaan daya yang rendah dan
unjuk kerja tinggi. Tegangan VDD yang diberikan cukup rendah yaitu 5 Volt DC dan dapat
Arsitekturnya terdiri dari bagian filter yang berfungsi untuk memisahkan sinyal
kelompok nada tinggi dan rendah kemudian diikuti oleh bagian decorder untuk memeriksa
keabsahan frekuensi dan oleh rangkaian driver memeriksa lamanya nada yang sah sebelum
2 IN + VDD 17
3 IN - ST / GT 16
4 GS EST 15
5 VREF STD 14
6 INH Q4 13
7 PWDN Q3 7 12
8 OSC 1 c8 Q2 11
9 OSC 2 c7 Q1 10
VSS TOE
Keterangan :
GS = Gain Select
TOE = (Output) There State Output Enable, logika high mengenablekan output Q1, Q2,
Q3, Q4
EST = (Output) Early Steering, menunjukkan logika High saat diterima sepasang nada
valid
TOE
Any X - Z Z Z
L Z
1 L H 0 0 1
H 0
2 L H 0 1 0
H 0
3 L H 0 1 1
H 0
4 L H 1 0 0
H 0
5 L H 1 0 1
H 0
6 L H 1 1 0
H 0
7 L H 1 1 1
H 0
8 L H 0 0 0
H 1
9 L H 0 0 1
H 1
0 L H 0 1 0
H 1
* L H 0 1 1
H 1
# L H 1 0 0
H 1
A L H 1 0 1
H 1
B L H 1 1 0
D H L H 1 0 0 0
H 0
berfungsi untuk menyalurkan sinyal signaling yang diperlukan untuk membangun hubungan
telepon. Gambar 2.3 memperlihatkan bentuk sinyal dan level tegangan pada saluran telepon.
100
50
Line Voltage - Volt
v2
0
V
v1 I n c o m in g v o ic e
O u t g o in g v o ic e
-5 0 0 ,5 - 1 V
0 p e n c i r c u it D i a li n g p u ls a 1 - 2 V
IL = 3 m A
“o n H o o k ” V = 48 V
IL = 1 6 - 2 0 m A IL = 1 8 m A
IL = 0 m A
“o ff H o o k ”
-1 0 0
IL = 1 6 - 2 0 m A
-1 5 0
R in g in g S ig n a l
5 0 s /d 9 0 V rm s
I = L o o p C u rre n t 2 s o n ; 3 s o ff
Gbr. 2.12 Bentuk sinyal dan level tegangan pada saluran telepon
Berikut ini akan dijelaskan karakteristik pada setiap kondisi yang terjadi pada saluran
telepon :
On–Hook
Pada saat on-hook disebut saluran dalam keadaan bebas dimana pada saat ini pesawat
tersebut dapat dipanggil. Saat on-hook, pada saluran telepon terdapat tegangan sekitar –48
volt dan arus pembebanan sekitar 0 A, hal ini menunjukkan telepon sedang tidak digunakan.
Off-Hook
Pada saat hand-set telepon diangkat tegangan pada saluran turun menjadi –6 volt
sampai –8 volt dengan arus yang mengalir pada saluran telepon sekitar 16 sampai 20 mA
Pada pesawat telepon jenis tone saat menekan tombol yang dituju dihasilkan nada
dengan frekuensi ganda yang berbeda yang disebut dengan sinyal DTMF (Dual Tone Multi
frekuensi).
Pada rekomendasi No. Q23 ini ada 2 group sinyal, yaitu Low-Band Frequency dan
High-Band Frequency. Hubungan tombol dan frekuensi sinyal DTMF ini ditunjukkan pada
table 2.4
FREKUENSI(HZ)
1 697 1209
2 697 1336
3 697 1477
4 770 1209
5 770 1336
6 770 1477
7 852 1209
8 852 1336
9 852 1477
0 941 1336
* 941 1209
# 941 1477
A 697 1633
B 770 1633
D 941 1633
yang dikirim dari telepon. Padahal angka '0' berarti perintah untuk mencari status hidup dan
mati alat listrik. DTMF decoder menggunakan seri terkenal IC MT8870 mencoba
Masalah utama pada telepon nirkabel yang tidak ditemui pada telepon biasa:
2. Kualitas suara yang dipengaruhi oleh jarak sinyal radio informasi dipancarkan dan
interferensi.
dipancarkan melalui udara terbuka sehingga memungkinkan untuk disadap oleh telepon
Pada teknologi analog (yang lazim digunakan pada telepon nirkabel dengan model
yang berharga murah) cenderung sinyal(analog)nya lebih banyak noise atau mudah
terinterferensi sehingga mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Dan lagi, sinyal
Sedangkan teknologi digital memberikan suara yang jernih. Selanjutnya, pada sinyal
digital pembicaraan lebih terjamin. Pada tahun 1995, DSS (Digital Spread Sprectum)
Telepon nirkabel mempunyai dua bagian utama yaitu base dan handset:
a. Base dimana saluran telepon dapat disambungkan. Base menerima panggilan masuk
dalam bentuk sinyal listrik lewat saluran telepon, kemudian diubah menjadi sinyal radio
dan dipancarkan.
b. Handset, menerima sinyal radio dari base, lalu mengubahnya menjadi sinyal listrik dan
mengirimkannya ke speaker, dimana sinyal listrik telah diubah menjadi suara. Ketika
pelanggan pemanggil berbicara pada handset, ia memancarkan sinyal suara yang telah
Base dan handset beroperasi pada suatu pasangan frekuensi yang diperkenankan
kepada pelanggan untuk berbicara dan mendengar pada waktu yang bersamaan disebut
frekuensi duplex.
Salah satu contoh telepon nirkabel yaitu GE (General Electric) yang dibuat pada tahun
keluaran ATMEL ini menggunakan memori dengan teknologi nonvolatile memori, isi
3. 2K byte EEPROM
tanpa diperlukan bahan chip lainnya. Sementara flash memorinya mampu diprogram hingga
terdiri atas :
1. CPU 8 – bit.
4. Empat programable port I/O, yang masing – masing terdiri atas 8 jalur I/O.
6. Enam jalur interupsi yaitu 2 buah jalur eksternal (INT 0, INT 1) dan 3 buah interupsi
8. Memori EPROM tipe flash sebesar 8 K Byte yang dapat diprogram didalam sistem,
menjadi lebih sederhana dan tidak memerlukan chip pendukung. Secara diagram blok
struktur dasar dari AT89S52 adalah prosesor 8 bit dimana data diolah per 8 bit. Lebar alamat
mikrokontroler AT89S52 adalah 16 bit sehingga dapat mengakses memori sebanyak 65.536
lokasi memori. Frekuensi kerja mikrokontroler AT89S52 ditentukan frekuensi kristal yang
MHz. Kecepatan pelaksanaan instruksi persiklus adalah frekuensi kristal dibagi 12, dimana
jika frekuensi clock 12 MHz maka lama pelaksanaan setiap satu siklus adalah 1 s.
Timer/Counter juga bertambah satu dari standar 3 buah pada MCS-51. Selain itu
frekuensi kerja yang lebar dan rancangan statik sangat membantu untuk proses debugging.
Dengan adanya beberapa fitur tambahan itu, maka akan mengakibatkan bertambahnya SFR
(Spesial Function Register). Mikrokontroler ini mampu beroperasi dengan baik dengan
1. Pena 1 sampai 8 (port 1) merupakan port paralel 8 bit dua arah (bidirectinal) yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose). Selain itu port 1 yaitu P1.0 dan
pencacahan pulsa external. Port 1 juga menerima alamat orde rendah selama
2. Pena 9 (Reset) adalah masukan reset (aktif tinggi), pulsa transisi dari rendah ke tinggi
akan me-reset AT89C52, pena ini dihubungkan dengan rangkaian power on reset yang
3. Pena 10 sampai 17 (port 3) adalah port paralel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi
pengganti. Fungsi pengganti meliputi TxD (Transmit Data), RxD (Receive Data), Int0
Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pena–pena ini digunakan sebagai port paralel 8 bit
serbaguna.
4. Pena 18 (XTAL 1) adalah pena masukan rangkaian osilator internal. Sebuah osilator
5. Pena 19 (XTAL 2) adalah pena keluaran ke rangkaian osilator internal. Pena ini dipakai
7. Pena 21 sampai 28 (port 2) adalah port paralel 2 (P2) selebar 8 bit dua arah
(bidirectional). Port 2 ini mengirimkan byte alamat bila dilakukan pengaksesan memori
eksternal.
8. Pena 29 adalah pena PSEN (Program Store Enable) yang merupakan sinyal pengontrol
yang memperbolehkan program memori eksternal masuk ke dalam bus selama proses
10. Pena 31 (EA/VPP). Bila diberi logika tinggi, mikrokontroler akan melaksanakan instruksi
dari Flash PEROM internal ketika isi program counter kurang dari 4096. Bila diberi
logika rendah, mikrokontroler akan melaksanakan seluruh instruksi dari memori program
eksternal. Pin ini juga menerima tegangan 12 volt (VPP) selama pemrograman Flash.
11. Pena 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port paralel 8 bit open drain dua arah. Bila
digunakan untuk mengakses memori eksternal, port ini akan memultipleks alamat memori
dengan data.
Mikrokontroler AT89S52 mempunyai pembagian ruang alamat untuk program dan data.
Memori data terletak pada ruang alamat terpisah dari memori. Memori yang dapat diakses
secara internal adalah memori RAM internal dan Downloadable Flash Memori sebagai
memori program internal. Selain itu mikrokontroler juga dapat mengakses memori program
Sebuah mikrokontroler tidak akan bekerja bila tidak diberikan program kepadanya.
Program tersebut daftar apa yang harus dilakukan oleh mikrokontroler. Sebuah
mikrokontroler yang telah bekerja baik dengan suatu program belum tentu akan bekerja
Bentuk umum semua instruksi dalam assembler MCS 51 dapat dituliskan sebagai
berikut :
A Akumulator
C Carry flag
Pengalamatan Langsung
Pengalamatan Bit
Pengalamatan bit adalah penunjukan alamat lokasi bit baik dalam RAM internal (byte 32
sampai 47) atau bit perangkat keras. Untuk melakukan pengalamatan bit digunakan symbol
Bilangan biner 8 bit dalam Akumulator A dibagi dengan bilangan biner 8 bit dalam
register B. Hasil pembagian berupa bilangan biner 8 bit ditampung di Akumulator, sedangkan
sisa pembagian berupa bilangan biner 8 bit ditampung di register B. Bit OV dalam PSW
(Program Status Word) dipakai untuk menandai nilai sebelum pembagian yang ada dalam
register B. Bit OV akan bernilai ‘1’ jika register B asalnya bernilai $00.
Proses inkremen merupakan proses penambahan satu pada sisi suatu register atau
memori.
Instruksi ini melakukan proses logika AND antara suatu register dengan register,
register dengan data, carry flag dengan isi suatu alamat bit, dan lain – lain. Operasi logika
AND banyak dipakai untuk me-‘0’-kan beberapa bit tertentu dari sebuah bilangan biner 8 bit,
caranya dengan membentuk sebuah bilangan biner 8 bit sebagai data konstan yang di-ANL-
kan bilangan asal. Bit yang ingin di-‘0’-kan diwakili dengan ‘0’ pada data konstan, sedangkan
bit lainnya diberi nilai ‘1’, misalnya. Instruksi ANL P1,#%01111110 akan mengakibatkan bit 0
dan bit 7 dari Port 1 (P1) bernilai ‘0’ sedangkan bit-bit lainnya tetap tidak berubah nilai.
Instruksi ini melakukan proses logika NOT pada suatu register, carry flag, atau isi
suatu alamat bit. Sebagai contoh, misalnya akumulator berisi (0101 1100)B. Instruksi CPL A
Instruksi JB (Jump on Bit Set), instruksi JNB (Jump on not Bit Set) dan instruksi JBC
(Jump on Bit Set Then Clear Bit) merupakan instruksi Jump bersyarat yang memantau nilai-
nilai bit tertentu. Bit-bit tertentu bisa merupakan bit-bit dalam register status maupun kaki
Instruksi ini akan membandingkan isi register, atau isi memori dengan suatu data. Bila
sama, instruksi selanjutnya yang akan dituju. Bila tidak sama, instruksi yang ditunjuk oleh
Berarti jika R0 tidak sama dengan 02H maka instruksi akan menuju ke alamat dengan
lebel Tak_Sama.
Instruksi ini akan mengurangi isi register atau memori dengan satu. Bila sudah 0,
instruksi selanjutnya yang akan dilaksanakan. Bila belum 0, instruksi dilanjutkan ke label.
Sebagai contoh :
Berarti jika R1 tidak sama dengan nol, setelah dikurangi 1, pelaksanaan instruksi
Instruksi ini akan menguji suatu bit. Bila isinya 1, instruksi akan menuju label. Bila
isinya 0, instruksi selanjutnya yang akan dieksekusi. Sebagai contoh, dalam instruksi.
JB P1.0,Ulangi
Instruksi ini menguji suatu alamat bit. Bila isinya 0, eksekusi akan menuju alamat
Instruksi ini menguji akumulator. Bila tidak sama dengan 0, eksekusi menuju alamat
Instruksi ini meliputi SJMP (Short Jump) dan LJMP (Long Jump). Sebagai contoh,
dalam isntruksi
SJMP Awal
Eksekusi program akan menuju label awal tanpa syarat apa pun.
melibatkan Program Counter, melibatkan pula Stack yang diatur oleh Register Stack Pointer.
dipisahkan dari program utama. Bagian-bagian di program utama akan ‘memanggil’ (CALL)
Satu-satunya cara membentuk sub-rutin adalah memberi instruksi RET pada akhir
potongan program sub-rutin. Program sub-rutin di-’panggil’ dengan instruksi ACALL atau
LCALL.
Agar nantinya mikrokontroler bisa meneruskan alur program utama, pada saat
menerima instruksi ACALL atau LCALL, sebelum mikrokontroler pergi mengerjakan sub-
rutin, nilai Program Counter saat itu disimpan dulu ke dalam Stack (Stack adalah sebagian
menjumpai instruksi RET yang berfungsi sebagai penutup dari sub-rutin. Saat menerima
instruksi RET, nilai asal Program Counter sebelum mengerjakan sub-rutin yang disimpan di
memori-program 2 KiloByte yang sama, setara dengan instruksi AJMP yang sudah dibahas di
atas. Sedangkan instruksi LCALL setara dengan instruksi LCALL, yang bisa menjangkau
Program untuk AT89C1051 dan AT89C2051 tidak perlu memakai instruksi LCALL.
Instruksi RET dipakai untuk mengakhiri program sub-rutin, di samping itu masih ada
pula instruksi RETI, yakni instruksi yang dipakai untuk mengakhiri Program Layanan
Interupsi (Interrupt Service Routine), yaitu semacam program sub-rutin yang dijalankan
akan melakukan satu hal yang setara dengan intruksi LCALL untuk menjalankan Program
Layanan Interupsi dari sinyal interupsi bersangkutan. Di samping itu, mikrokontroler juga
berikutnya tidak dilayani. Saat menerima instruksi RETI, makanisme layanan interusi kembali
diaktipkan dan mikrokontroler melaksanakan hal yang setara dengan instruksi RET.