Prop - Fenomena Angkutan Umum
Prop - Fenomena Angkutan Umum
PEDESAAN-PERKOTAAN
I. Umum
Kota merupakan sistem yang di dalamnya terdapat aktor – aktor dan sub sistem serta
berinteraksi satu dengan yang lain, yang terdiri dari sistem aktifitas, sistem pembangunan
lahan dan sistem lingkungan (Chapin & Kaiser dalam Nurmandi,1999). Sebagai dampak
penduduknya secara keseluruhan. Aktivitas yang semula berada di pusat kota akan terus
meluas ke pinggiran kota. Kemajuan dibidang pendidikan, teknologi dan sosial ekonomi serta
kebudayaan turut meningkatkan tingkat hidup, baik itu bagi warga kota maupun warga di
sekitarnya (Bintarto, 1989). Ditinjau dari hierarki tempat, kota memiliki tingkat tertinggi,
walaupun menurut sejarah perkembangannya kota berasal dari tempat permukiman yang
sederhana.
Daerah pedesaan yang mendapat pengaruh dari kota memiliki peranan penting karena
pada tahun 1990-an kurang lebih 70 % rakyat di wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa
(Magribi, 2004).
Sarana dan prasarana transportasi serta kemajuan teknologi yang sudah menjangkau
daerah pedesaan telah meningkatkan frekuensi ataupun hubungan ekonomi antara masyarakat
pedesaan dan masyarakat kota. Interaksi antara desa dan kota dapat terjadi karena berbagai
faktor atau unsur yang terdapat di desa, kota dan antara desa – kota. Kemajuan masyarakat
desa, perluasan jaringan jalan desa kota, pengaruh kota terhadap desa, kebutuhan timbal balik
1
Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan
dan perekonomian di Sumatera Utara. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, sarana
perkotaan yang dimiliki tentu berbeda dengan kota-kota lain di Sumatera. Segala kegiatan
dan prasarana transportasi yang baik dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa
Salah satu indikator kota modern adalah tersedianya sarana transportasi bagi warga
kotanya, salah satunya adalah ketersediaan angkutan umum yang memadai. (Iskandar
hidup dan benda mati dari suatu tempat ke tempat lainnya .Masalah transportasi pada
tidak tercapai ataupun faktor-faktor yang relevan lainnya yang pada dasarnya menyebabkan
pergerakan manusia dan barang tidak efisien dan efektif . Pergerakan penduduk dalam
memenuhi kebutuhannya terjadi dari daerah bangkitan ke daerah tarikan ,pergerakan ini
merupakan pergerakan yang umum terjadi pada suatu kota. Seiring dengan meningkatnya
mobilitas penduduk ,maka dituntut tersedianya sarana transportasi angkutan umum antar kota
Angkutan umum adalah angkutan umum atau publik transport menurut kamus tata
ruang adalah alat angkut penumpang yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Angkutan
umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau
bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus,
minibus, dsb), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,
1990:170).
Angkutan umum merupakan sarana yang dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat
kota, bagaimanapun majunya suatu perkotaan akan tetap membutuhkan suatu angkutan
2
umum. Karena tetap saja keterbatasan di dalam kepemilikan baik dalam hal finansial dan
berkembang seperti kota-kota yang ada di Indonesia sebagian besar masyarakat kotanya
tergantung pada angkutan umum. Masih banyaknya penduduk dengan tingkat ekonomi
Angkutan umum sering dituduh menjadi penyebab kemacetan pada hampir semua
kota besar di Indonesia. “Salah satu penyebab ialah tidak terdapatnya perencanaan rute
mendalam serta menyeluruh yang mencakup semua segi yang terlibat seperti pola tata guna
lahan, jaringan jalan, penyebaran penduduk dan kebutuhan pergerakan, sistem operasi, dan
tingkat pelayanan. Hal ini jelas menambah permasalahan kemacetan yang ada seperti
tumpang tindihnya rute, jumlah armada yang terlalu besar, tingkat pelayanan yang rendah,
dan waktu tempuh yang lama yang menyebabkan rendahnya efektifitas, efisiensi, serta
permintaan kebutuhan angkutan umum yang tadinya dianggap sebagai sarana transportasi
yang lebih efisien dari kendaraan pribadi, memberikan pengaruh ketidaknyamanan bagi para
Kebutuhan akan percepatan suatu hal, baik itu jasa ataupun barang dengan media alat
kearah yang harus lebih baik. Tantangan ke depan ialah bagaimana menfasilitasi suatu
3
II. Latar Belakang Masalah
Kota Medan memiliki konsentrasi peran yang besar sebagai pusat pertumbuhan. Hal
tersebut disebabkan karena kota Medan merupakan lokasi yang paling efisien dan efektif
tersedianya tenaga kerja, tersedianya dana sebagai modal dan sebagainya. Berdasarkan hal
tersebut maka penduduk kota Medan memerlukan ruang untuk dapat mengakomodasi seluruh
aktivitasnya, namun karena adanya keterbatasan lahan di kawasan perkotaan maka akan
penduduk yang cukup besar yang dipengaruhi oleh faktor jarak. Pergerakan penduduk ke
arah pusat aktivitas akan membawa implikasi terhadap sistem transportasi, dimana pemusatan
“Di kota Medan, lalu lintas bukan hanya diisi oleh warga kompleks perumahan yang
umumnya berada di daerah pinggiran kota Medan, tetapi juga oleh para penglaju yang
penglaju ini antara lain berasal dari kecamatan-kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, seperti
: Kecamatan Patumbak, Deli Tua, Diski, Sunggal, Hamparan Perak, Kelambir Lima, Pancur
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Suryono,2006), diketahui bahwa telah
terjadi perjalanan bersifat komuter atau ulang alik dari wilayah Binjai dan Deli Serdang ke
kota Medan sebanyak 240.595 orang per hari. Dan diprediksi akan terus meningkat pada
setiap jenjang waktu sebagai akibat terus berkembangnya faktor-faktor yang mampu menjadi
stimulan bagi perjalanan komuter seperti bertambahnya jumlah penduduk dan bertambahnya
4
perumahan di sekitar Kota Medan, serta tempat bekerja yang berada di Kota Medan juga
telah menjadi penyebab terjadinya perjalanan yang bersifat komuter. Hal ini diperkuat dengan
tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang baik yang terdapat di Kota Medan jika
juga dengan yang terjadi pada daerah pinggiran Kota Medan bagian barat khususnya
perdagangan dan jasa, perkantoran, pemerintahan serta pendidikan sebagian besar terletak
pada koridor jalan tersebut. Adanya pemusatan aktivitas pada kawasan tersebut
mengakibatkan pergerakan yang terjadi juga memusat pada kawasan di sekitar koridor
tersebut sehingga sering terjadi konflik antara sesama supir angkutan umum akibat dari
adanya tumpang tindih rute angkutan pada jaringan jalan di Kota Medan
perkembangan kota terjadi di sepanjang koridor jalan utama Hamparan Perak. Kegiatan
Tumpang tindih angkutan umum juga terlihat pada jalan utama Hamparan Perak yang
berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Terjun . Namun tidak pernah terjadi konflik
umum yang terjadi di daerah pinggiran kota Medan khususnya Kecamatan Sunggal dan
5
II. Tujuan Penelitian
fenomena angkutan umum yang terjadi pada daerah pinggiran kota Medan .
pemerintah beserta instansi terkait guna memperbaiki kinerja angkutan umum yang
melayani trayek kota Medan dengan daerah pinggiran kota Medan bagian barat.
Agar masalah yang dianalisa pada tulisan ini lebih terarah dan dapat mencapai sasaran
jaringan trayek.
3. Angkutan umum yang disurvey ialah angkutan yang mempunyai trayek kota tidak
4. Data yang diambil adalah data primer yakni data yang diambil dari lapangan baik
dengan cara pencatatan langsung maupun wawancara, dan data sekunder yakni
umum.
6
V. Metodologi Pembahasan
1. Studi Literatur
Studi literatur ini meliputi pengambilan teori-teori dari beberapa sumber bacaan
seperti buku, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber internet yang berkait dengan
2. Pengumpulan Data
• Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan survey langsung ke
lapangan.
• Data sekunder, yaitu data lapangan yang bersumber dari instansi atau
penelitian ini.
dianggap perlu. Metode dan prosedur pelaksanaannya secara garis besar adalah
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat
sistematika penelitian. Dalam bab ini diuraikan secara jelas latar belakang
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
agar dapat memberikan gambaran model dan metode analisis yang akan
ini. Bab ini juga berisikan teori-teori yang didapat dari sumber lainnya
akan diteliti.
dilakukan dan cara memperoleh data yang relevan dengan penelitian ini.
Dalam bab ini juga berisikan rute angkutan yang berkaitan dan diagram
Bab ini merupakan sajian data penerapan teknik analisis yang sesuai
survey di lapangan.
8
- Data sekunder, yaitu data-data lapangan yang bersumber dari instansi
Bab ini berisikan kesimpulan logis berdasarkan analisa data ,temuan dan
Interaksi Desa-Kota
Transportasi
• Undang-Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan
Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah
Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.
9
Angkutan Umum
penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau membayar. Juga dikatakan
bahwa yang termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan
kota ( bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara.
• Pengertian angkutan dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.35 tahun 2003
angkutan dari pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain
menyebutkan bahwa, definisi dari angkutan umum adalah pemindahan orang dan/atau
barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor
yang disediakan untuk dipergunakan untuk umum dengan dipungut bayaran. Ukuran
pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman.
sebagai berikut :
10
Varabel Angkutan Umum
Variabel tingkat pelayanan angkutan umum menurut penelitian yang dilakukan oleh J.
de D. Ortuzar dkk, adalah meliputi biaya perjalanan, waktu perjalanan selama dalam
kendaraan, waktu tunggu, waktu berjalan kaki, okupansi bus, kemungkinan duduk selama
waktu alternatif selama dalam perjalanan, resiko kecelakaan, variabel waktu perjalanan dan
11
DAFTAR PUSTAKA
Diponegoro,Semarang.
Umum Antar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum Trayek Medan-Tarutung), Jurusan
Perjalanan Kerja (Studi Kasus : Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung,
Oktober 2008.
Transportasi, Vol 4, No 8 .
12
9. Harimurti,Nugroho dan Okto Risdianto Manullang,2007,Model Rute Angkutan Umum
13