Anda di halaman 1dari 97

Gerakan Pramuka - Salam Pramuka

 
 

SEKAPUR SIRIH

Salam Pramuka,

Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan
kesinambungan Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas
bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa,
bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia.

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak
muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan
pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu
melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.

Silahkan download apa saja tinggal klik copy dan paste. Tidak perlu register atau pake login-
loginan karena sudah jelas membernya adalah anggota Pramuka, atau siapa saja yang ingin
belajar tentang Kepramukaan. Suatu Upaya memberikan layanan yang terbaik untuk mereka
yang memiliki komitmen terhadap Gerakan Pramuka

Kiranya tidak berlebihan dalam berharap apabila web ini bermanfaat bagi kita semua,
khususnya warga Gerakan Pramuka.

Jabat erat,
Landasan Gerakan Pramuka
 

Pancasila Sebagai Landasan Hukum Negara.

Falafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual keagamaan, kemanusiaan,
dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan bangsa baik
pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik.

Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian
tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa
yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan
ketrampilan.

Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan
kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas
bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa,
bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia.

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak
muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan
pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.

Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela,
nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang
menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan
Darma Pramuka.

Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan :

A. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka

B. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan
Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana

C. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan


Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

D.  Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka

Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam
menjalankan tatalaksana Organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka.
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka No. 203 Th. 2009

KEPUTUSAN

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR:  203  TAHUN  2009

TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA                          

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Menimbang        : a. bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang merupakan ketentuan pokok

organisasi perlu lebih dijabarkan kedalam Anggaran Rumah Tangga


Gerakan

Pramuka yang merupakan pedoman tatalaksana organisasi;

b. bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka hasil Keputusan Munas 2008

nomor 08/MUNAS/2008 telah disahkan dengan Keputusan Presiden

Republik Indonesia nomor 24 tahun 2009, sehingga Anggaran Rumah

Tangga Gerakan Pramuka yang ditetapkan dengan Keputusan Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka nomor 086 tahun 2005 perlu disesuaikan

dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tersebut;

a.   bahwa sehubungan dengan itu perlu ditetapkan dengan surat keputusan;

 Mengingat         : 1.  Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 24 tahun 2009 tentang

Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;

                           2.  Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 086 tahun 2005,
tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;

Memperhatikan  : 1.  Hasil  Kelompok Kerja Penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga Gerakan

Pramuka;

                            2.  Hasil Rapat Pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka;

MEMUTUSKAN

Menetapkan:

Pertama             : Mengesahkan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka sebagaimana

tercantum dalam keputusan ini;


Kedua:               : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Keputusan Kwartir Nas Gerakan

Pramuka Nomor 086 tahun 2005 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan

Pramuka;

Ketiga                : Menginstruksikan kepada semua jajaran Gerakan Pramuka untuk


melaksanakan

dan menyebarluaskan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ini.

Apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana
mestinya.

                                                                                      

                                                            Ditetapkan di :   Jakarta.

                                                            Pada tanggal  :   21 Desember 2009

                                                            Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

                                                            Ketua,

                                                            Ttd      

                                                            Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH


Anggaran Dasar Gerakan Pramuka No. 24 Th. 2009

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2009

TENTANG

PENGESAHAN ANGGARAN DASAR

GERAKAN PRAMUKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka diperlukan


Anggaran Dasar yang mencerminkan aspirasi, visi, dan misi seluruh Gerakan
Pramuka Indonesia, sehingga secara efektif dapat dijadikan landasan kerja
Gerakan Pramuka Indonesia;

b. bahwa untuk mewujudkan upaya sebagaimana dimaksud pada butir a, telah

dilaksanakan penyempurnaan atas Anggaran Dasar Gerakan Pramuka melalui

pembahasan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 yang

berlangsung dari tanggal 15 sampai dengan 18 Desember 2008 di Cibubur ,

Jakarta;

c. bahwa sehubungan dengan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

huruf b, dipandang perlu mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

yang dihasilkan dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan

Pramuka 2003 pada tanggal 15 sampai dengan 18 Desember 2008 di


Cibubur

, Jakarta, dengan Keputusan Presiden;

Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN


DASAR GERAKAN PRAMUKA.
Pasal 1
Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagaimana terlampir dalam
Keputusan Presiden ini.

Pasal 2

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pendanaan dalam


rangka pelaksanaan kegiatan Gerakan Pramuka.
Bantuan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara cq. Bidang Kementrian Negara yang
bertanggung jawab di bidang kepemudaan dan olah raga.
Bantuan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pasal 3

Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka Keputusan Presiden Nomor 104
Tahun 2004 tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 15 September 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya,

SEKRETARIAT KABINET RI

Deputi Sekretaris Kabinet

Bidang Hukum,

Ttd

Dr. M. Imam Santoso

(Cap Sekretariat Kabinet RI)


LAMPIRAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 24 Tahun 2009

TANGGAL : 15 September 2009

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

PEMBUKAAN

Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur,
materiil dan spiritual serta beradab merupakan adicita bangsa Indonesia yang mulai
bangkit dan siaga sejak berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita
itu pulalah yang merupakan dorongan para Pemuda Indonesia melakukan Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Untuk lebih menggalang persatuan merebut
kemerdekaan, dan dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah Rakyat
Indonesia berjuang untuk kemerdekaan nusa dan bangsa Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini merupakan karunia
dan berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara
merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang
membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan
kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah
perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria yang patriotik telah mengantarkan para
pandu ke medan juang bahu-membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan
adicita rakyat Indonesia dalam menegakkan dan mandegani Negara Kesatuan
Republik Indonesia selama-lamanya.

Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan
negara mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa
berdasarkan kemitraan yang bertanggung jawab.

Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan


nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan
upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan sasaran
meningkatkan sumber daya kaum muda, ewujudkan masyarakat madani, dan
melestarikan keutuhan:

- negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika;

- ideologi Pancasila;

- kehidupan rakyat yang rukun dan damai;

- lingkungan hidup di bumi nusantara.

Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal tersebut, Gerakan


Pramuka menyelenggarakan pendidikan nonformal, melalui kepramukaan, sebagai
bagian pendidikan nasional dilandasi Sistem Among dengan Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan.

Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam uraian di atas, maka
disusunlah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

ANGGARAN DASAR

BAB I

NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN WAKTU

Pasal 1

Nama, Status, dan Tempat

(1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan Kepanduan Praja Muda
Karana.

(2) Gerakan Pramuka berstatus badan hukum.

(3) Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pasal 2

Waktu

(1) Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan ditetapkan
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20
Mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional Indonesia.

(2) Hari Pramuka adalah tanggal 14 Agustus.


BAB II

ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI,

Pasal 3

Asas

Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.

Pasal 4

Tujuan

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna


mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya
sehingga menjadi:

a. manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang:

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, emosional, dan
tinggi moral

2) tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya

3) kuat dan sehat jasmaninya

b. warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik
dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-
sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian
terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun
internasional.

Pasal 5

Tugas Pokok

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi


kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik,
bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta
membangun dunia yang lebih baik.

Pasal 6

Fungsi

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan non formal, di luar sekolah
dan di luar keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi
muda berlandaskan Sistem Among dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan,
Metode Kepramukaan, dan Motto Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta
masyarakat Indonesia.

BAB III

SIFAT, UPAYA DAN USAHA

Pasal 7

Sifat

(1) Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.

(2) Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat


sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.

(3) Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik, bukan bagian dari salah
satu organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.

(4) Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan


pendidikan bagi kaum muda, khususnya pendidikan non formal di luar sekolah dan di
luar keluarga.

(5) Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk


agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.

Pasal 8

Upaya dan Usaha

(1) Segala upaya dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka.

(2) Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak,
mental, emosional, jasmani dan bakat serta peningkatan iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan
melalui berbagai kegiatan kepramukaan.

(3) Untuk menunjang upaya dan usaha serta mencapai tujuan Gerakan Pramuka,
diadakan prasarana dan sarana yang memadai berupa organisasi, personalia,
perlengkapan, dana, komunikasi, dan kerjasama.
BAB IV

SISTEM AMONG, PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, KODE KEHORMATAN,


METODE KEPRAMUKAAN, MOTTO DAN KIASAN DASAR GERAKAN
PRAMUKA

Pasal 9

Sistem Among

(1) Sistem pendidikan dalam Gerakan Pramuka berlandaskan Sistem Among.

(2) Sistem Among merupakan proses pendidikan yang membentuk anggota Gerakan
Pramuka berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam kerangka saling
ketergantungan antar manusia.

(3) Pelaksanaan Sistem Among menerapkan sistem kepemimpinan :

a. Ing ngarso sung tulodo ;

b. Ing madyo mangun karso;

c. Tut wuri handayani.

Pasal 10

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang
membedakan kepramukaan dari pendidikan lain.

(2) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur
proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.

(3) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan
kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat.

Pasal 11

Prinsip Dasar Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan melipiti nilai dan norma dalam Kehidupan seluruh
anggota Gerakan Pramuka.

(2) Nilai dan norma dimaksud mencakup :

a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
c. peduli terhadap diri pribadinya;

d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

(3) Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai:

a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka;

b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka;

c. landasan sistem nilai Gerakan Pramuka;

d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka;

e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya.

Pasal 12

Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;

b. belajar sambil melakukan;

c. sistem berregu;

d. kegiatan di alam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan


perkembangan rohani dan jasmani peserta didik;

e. kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan;

f. sistem tanda kecakapan;

g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;

h. kiasan dasar.

Pasal 13

Kode Kehormatan Pramuka

(1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan
Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode
Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.

(2) Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik
dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya
dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan dirinya.

(3) Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu:

a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma;

b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang


dan Dasadarma;
c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma;

d. Kode Kehormatan Pramuka Dewasa terdiri atas Trisatya Anggota Dewasa dan
Dasadarma.

Pasal 14

Motto Gerakan Pramuka

(1) Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk
mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan
berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan Kode Kehormatan.

(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :

“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan.”

Pasal 15

Kiasan Dasar

Penyelenggaraan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar


bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya bangsa.
BAB V

ORGANISASI

Pasal 16

Anggota

(1) Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia yang terdiri
atas:

a. Anggota biasa :

1) Anggota muda : Siaga, Penggalang dan Penegak dan Pandega

2) Anggota Dewasa : Pembina Pramuka, Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina


Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka,
Andalan, Pembantu Andalan, Anggota Majelis Pembimbing

b. Anggota kehormatan: orang-orang yang bersimpati dan berjasa kepada Gerakan


Pramuka

(2) Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu gugusdepan sebagai anggota
tamu.

Pasal 17

Hak dan Kewajiban

(1) Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban.

(2) Hak dan kewajiban tersebut akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 18

Pramuka Utama

Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama.

Pasal 19

Jenjang Organisasi

Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut:

a. Anggota muda Gerakan Pramuka dihimpun dalam gugusdepan dan anggota dewasa
dihimpun di Kwartir.

b. Gugusdepan-gugusdepan dikoordinasikan oleh Kwartir Ranting yang meliputi suatu


wilayah Kecamatan/Distrik.

c. Ranting-ranting dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Cabang meliputi


wilayah Kabupaten atau Kota.

d. Cabang-cabang dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Daerah meliputi


wilayah Propinsi.

e. Daerah-daerah dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Nasional meliputi


wilayah Republik Indonesia.

f. Di perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk gugusdepan di bawah


pembinaan Kwartir Nasional.

Pasal 20

Kepengurusan

(1) Di tingkat Gugusdepan Gerakan Pramuka dipimpin oleh pembina gugusdepan.

(2) Di tingkat Ranting Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus
Kwartir Ranting.

(3) Di tingkat Cabang Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus
Kwartir Cabang.

(4) Di tingkat Daerah Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus
Kwartir Daerah.

(5) Di tingkat Nasional Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus
Kwartir Nasional.

(6) Pergantian Pengurus Gerakan Pramuka dilaksanakan pada waktu musyawarah.

(7) Kepengurusan baru dalam jajaran Ranting sampai dengan Nasional terdiri dari
unsur Pengurus lama dan Pengurus baru.

Pasal 21

Satuan Karya Pramuka

(1) Satuan Karya Pramuka, disingkat Saka, adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat, dan pengalaman para Pramuka dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saka juga memotivasi mereka untuk
melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga memberi bekal bagi
kehidupannya, untuk melaksanakan pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan
negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan
pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.

(2) Saka di tingkat Kwartir dipimpin secara kolektif oleh Pimpinan Saka. Pimpinan
Saka adalah bagian integral dari Kwartir.

Pasal 22
Dewan Kerja

Dewan Kerja merupakan bagian integral dari Kwartir yang berfungsi sebagai wahana
kaderisasi kepemimpinan, dan bertugas mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan
Pandega.

Pasal 23

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka

(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari
Kwartir dan berfungsi sebagai wadah pendidikan dan pelatihan anggota Gerakan
Pramuka.

(2) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka berada di tingkat Cabang, Daerah,
dan Nasional.

Pasal 24

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka merupakan bagian integral


Kwartir dan berfungsi sebagai wadah Penelitian dan pengembangan Gerakan
Pramuka.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka berada di tingkat Daerah dan
Nasional.

Pasal 25

Bimbingan

(1) Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris,
materiil, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Nasional yang diketuai oleh Presiden
Republik Indonesia dengan beranggotakan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat
yang memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka.

(2) Kwartir Daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris,
materiil, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Daerah yang diketuai oleh Gubernur
beranggotakan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat yang memiliki
perhatian dan kepedulian terhadap kepada Gerakan Pramuka.

(3) Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris,
materiil, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Cabang yang diketuai oleh Bupati/
Walikota dengan beranggotakan pejabat pemerintah kabupaten/ kota dan tokoh
masyarakat yang memiliki perhatian dan kepedulian kepada Gerakan Pramuka.

(4) Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris,
materiil, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Ranting yang diketuai oleh
Camat/Kepala Distrik dengan beranggotakan pejabat pemerintah kecamatan/ distrik
dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian dan kepedulian kepada Gerakan
Pramuka.

(5) Gugusdepan diberi bimbingan dalam bentuk nasehat tentang organisasi dan
program serta bantuan materi dan keuangan oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan
yang diketuai dari dan oleh anggota dengan beranggotakan orang tua anggota muda
dan tokoh masyarakat di lingkungan gugusdepan.

(6) Satuan Karya Pramuka diberi bimbingan dalam bentuk nasehat tentang organisasi
dan program serta bantuan materi dan keuangan oleh Majelis Pembimbing Satuan
Karya Pramuka yang diketuai oleh seorang ketua yang dipilih dari dan oleh anggota
dengan beranggotakan pejabat pemerintah dan/ atau pemerintah daerah dan tokoh
masyarakat.

Pasal 26

Pemeriksaan Keuangan

(1) Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang
dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada
Musyawarah Gerakan Pramuka.

(2) Lembaga Pemeriksa Keuangan berfungsi mengawasi dan memeriksa keuangan


Kwartir.

(3) a. Personalia Lembaga Pemeriksa Keuangan terdiri atas 5 (lima) orang anggota
Gerakan Pramuka ditambah seorang staf yang memiliki kompetensi dalam bidang
keuangan.

b. Lembaga Pemeriksa Keuangan dibantu oleh Akuntan Publik.

(4) Lembaga Pemeriksa Keuangan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Penyelenggaraan.
BAB VI

MUSYAWARAH DAN REFERENDUM

Pasal 27

Musyawarah

(1) Musyawarah Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi dalam Gerakan Pramuka, di
tingkat kwartir/ satuan/ gudep

(2) Musyawarah Gerakan Pramuka di Tingkat Nasional, daerah dan cabang


diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali.

(3) Musyawarah Gerakan Pramuka di Tingkat ranting dan gugusdepan


diselenggarakan 3 (tiga) tahun sekali.

(4) Pimpinan Musyawarah Gerakan Pramuka adalah suatu presidium yang dipilih oleh
musyawarah tersebut.

(5) Acara pokok dan ketentuan lain dalam Musyawarah Gerakan Pramuka diatur dalan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Pasal 28

Referendum

Dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dapat
menyelenggarakan suatu referendum.
BAB VII

PENDAPATAN DAN KEKAYAAN

Pasal 29

Pendapatan

Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari:

a. Iuran anggota;

b. Bantuan majelis pembimbing;

c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;

d. Bantusn Pemerintah/ Pemerintah Daerah melaui APBN/ APBD yang tidak mengikat
dan disesuaikan dengan kemampuan negara/ keuangan daerah.

e. Sumber lain yang tidak bertentangan, baik dengan peraturan perundang-undangan


yang berlaku maupun dengan Kode Kehormatan Pramuka.

f. usaha dana, badan usaha/koperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka.

Pasal 30

Kekayaan

(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari barang bergerak dan tidak bergerak serta
hak milik intelektual

(2) Pengalihan kekayaan Gerakan Pramuka yang berupa aset tetap harus diputuskan
berdasarkan hasil Rapat Pleno Pengurus Kwartir dan persetujuan Mabi.
BAB VIII

ATRIBUT

Pasal 31

Lambang

Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa.

Pasal 31

Bendera

Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding
dua, warna dasar putih dengan lambang Gerakan Pramuka di tengah berwarna
merah, di atas dan di bawah lambang Gerakan Pramuka terdapat garis merah
sepanjang “panjang bendera” dan di sisi tiang terdapat garis merah sepanjang “lebar
bendera”.

Pasal 33

Panji

Panji Gerakan Pramuka adalah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional


Indonesia yang dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan
Presiden Nomor 448 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961.

Pasal 34

Himne

Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satya Darma Pramuka.

Pasal 35
Pakaian Seragam dan Tanda-tanda

Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan disiplin, anggota
Gerakan Pramuka menggunakan pakaian seragam beserta tanda-tandanya.

BAB IX

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 36

Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

(1) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka ini.
BAB X

PEMBUBARAN

Pasal 37

Pembubaran

(1) a. Gerakan Pramuka hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka yang khusus diadakan untuk itu.

b. Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan oleh sekurang-kurangnya dua


pertiga jumlah daerah.

c. Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul pembubaran Gerakan Pramuka


dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah
daerah.

d. Usul pembubaran Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika


disetujui dengan suara bulat.

(2) Jika Gerakan Pramuka dibubarkan, maka cara penyelesaian harta benda milik
Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Musyawarah Nasional yang mengusulkan
pembubaran itu.
BAB XI

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 38

Perubahan Anggaran Dasar

(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional
yang dihadiri oleh utusan daerah sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.

(2) Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah
Nasional jika disetujui oleh sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah suara
yang hadir.
BAB XII

PENUTUP

Pasal 39

Penutup

Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang
diselenggarakan di Komplek Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur Jakarta pada
tanggal 15 sampai dengan 18 Desember 2008.

Jakarta, 18 Desember 2008.

Presidium Munas Gerakan Pramuka Tahun 2008

Ketua

ttd

Dr. Amoroso Katamsi, Sp. Kj. MM

Sekretaris, Anggota

Ttd ttd

Ir. M. Arfandy Idris. Prof.Dr.Ir. H. Isril Berd. SU

Anggota                    Anggota

Ttd ttd
Yoseph Pangkur Soong, SH Drs. H. Adang Rukhiyat, M.

Salinan sesuai dengan aslinya,

Deputi Sekretaris Kabinet

Bidang Hukum

ttd

Dr. M. Imam Santoso

(Cap Sekretariat Kabinet RI)

Kepres Nomor: 118 Tahun 1961

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

No. 118 Tahun 1961

Tentang

PENGANUGERAHAN PANDJI KEPADA GERAKAN PENDIDIKAN


KEPANDUAN PRADJA MUDA KARANA

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Memperhatikan :

a. bahwa gerakan pendidikan kepanduan nasional Indonesia sedjak mulai diadakan dan
selama masa perkembangannja sampai sekarang ini, telah senantiasa turut serta dalam
usaha pendidikan nasional Indonesia yang bertudjuan menggalang dan menegakkan
Bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia, dengan hasil jang bermanfaat bagi
pendjajaan Bangsa dan Negara;

b. bahwa dengan demikian gerakan pendidikan kepanduan nasional Indonesia dapat


diharapkan akan kesanggupannja dan kemampuannja dalam menunaikan tugasnja untuk
turut-serta mendidik anak dan pemuda Indonesia, disamping pendidikan dilingkungan
keluarga dan disamping pendidikan dilingkungan sekolah.

c. bahwa Gerakan Pramuka seperti yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 adalah penjempurnaan
daripada usaha gerakan pendidikan kepanduan nasional Indonesia, jang sekarang turut-
serta menjelenggarakan pendidikan nasional Indonesia sesuai dengan Manifesto Politik
jang telah menjadi Garis-garis Besar daripada Haluan Negara, disamping pendidikan
dilingkungan keluarga dan disamping pendidikan dilingkungan sekolah , demi
kepentingan Bangsa Indonesia dan Nrgara Kesatuan Republik Indonesia.

d. bahwa berhubung dengan hal-hal tersebut diatas, tjukuplah alasan untuk memberikan
tanda kehormatan kepada Gerakan Pramuka, berupa Panji jang merupakan lambang
perjoangan dalam pendjajaan Bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, untuk masa jang akan datang.

Mengingat : Pasal 15 Undang-undang Dasar Republik Indonesia;

Memutuskan :

Menetapkan :

I. Menentukan sebuah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang


bentuk dan lukisannya sesuai dengan jang tertera dalam lampiran-lampiran Surat
Keputusan ini.

II. Menganugerahkan Pandji tersebut kepada Gerakan Pramuka untuk dijunjung tinggi
sebagai lambang-perjoangan dan dipertahankan kemuliaannya dalam segala lapangan.

Ditetapkan di Djakarta

Pada tanggal 14 Agustus 1961

Presiden Republik Indonesia,

ttd.

Sukarno

Sesuai dengan jang aseli

Ajun Sekretaris Negara,

ttd.

Mr. Santoso
Lampiran I

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

No. 448 TAHUN 1961

tentang

PENGAUNEGRAHAN PANDJI KEPADA GERAKAN PENDIDIKAN

KEPANDUAN PRADJA MUDA KARANA

KETERANGAN

Tentang

PANJI GERAKAN PENDIDKAN KEPANDUAN PRADJA MUDA KARANA

I. Bagian Muka
1. Ditengah tegalan panji jang - Warna Merah diatas warna Putih
berwarna putih terdapat tjikal mengingatkan kepada Dwa Warna
berwarna merah, yang Bendera Kebangsaan Indonesia dan
mempunyai arti: berarti pula dinamikanya pramuka
(merah) diatas bidang pergerakannya
jang bersih dan murni (putih).
- Buah Njiur dalam keadaan tumbuh
dinamakan “tjikal” dan istilah “tjikal
bakal” di Indonesia berarti : penduduk
aseli yang pertama, yang menurunkan
generasi baru.

Djadi lambang buah njiur jang tumbuh


itu mengkiaskan: bahwa tiap pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan
hidup Bangsa Indonesia

- Buah njiur dapat bertahan lama dalam


keadaan jang bagaimanapun djuga.

Djadi lambang itu mengkiaskan: bahwa


setiap pramuka adalah seorang jang
rochaniah dan djasmaniah : sehat, kuat
dan ulet serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam
hidup dan dalam menempuh segala
udjian dan kesukaran untuk mengabdi
Tanah Air dan Bangsa Indonesia.

- Njiur dapat tumbuh dimana sadja, jang


membuktikan besarnja daja-upajanya
dalam menjesuaikan dirinya dengan
keadaan sekelilingnyha.

Djadi lambang itu mengkiaskan: bahwa


tiap pramuka dapat menjesuaikan diri
dalam masjarakat dimana ia berada
dan dalam keadaan jang
bagaimanapun djuga.

- Njiur bertumbuh mendjulang lurus


keatas dan merupakan salah sebatang
pohon yang tertinggi di Indonesia.

Djadi lambang itu mengkiaskan: bahwa


tiap pramuka mempunjai cita-cita jang
tinggi dan lurus ja’ni jang mulia dan
djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah
diombang-ambingkan oleh sesuatu.

- Akar Njiur jang bertumbuh kuat dan


erat didalam tanah melambangkan
bahwa tekad dan kejakinan tiap
pramuka mempunjai dan berpegang
kepada dasar-dasar dan landasan-
landasan jang baik, benar, kuat dan
njata, ialah tekad dan kejakinan jang
dipakai olehnja untuk memperkuat diri
guna mentjapai tjita-tjitanja.

- Njiur adalah pohon jang serbaguna, dari


udjung hingga akarnja. Djadi lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka
adalah manusia jang berguna dan
membaktikan diri dan kegunaannja
kepada kepentingan Tanag Air,
Bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta kepada umat
manusia.
2. a. Ditengah pinggiran tegalan - Ketuhanan Jang Maha Esa
panji sebelah atas dan diempat
sudut tegalan terdapat masing-
masing:

- bintang emas bersudut lima di


atas tegalan hitam, yang
mempunyai arti:
b. Disudutu bawah sebelah - Kemanusiaan jang adil dan beradab
satunya:

- selingkaran rantai bergelang


persegi dan bundar tanpa
putus, diatas tegalan merah,
jang mempunjai arti:
c. Disudut sebelah atas satunja: - Persatuan (Kebangsaan) Indonesia

- pohon beringin hudjau diatas


tegalan putih, jang mempunjai
arti:
d. Disudut atas sebelah tongkat: - Kerakjatan jang dipimpin oleh himat
kebijaksanaan dalam
- kepala banteng hitam diatas permusyawaratan/ perwakilan
tegalan merah, jang
mempunjai arti:
e. Disudut bawah sebelah - Keadilan sosial bagi seluruh Rakjat
tongkat: Indonesia.

- setangkai padi dan setangkai


kapas di atas tegalan putih,
jang mempunjai arti:
- Tali sedjarah perdjoangan kemerdekaan
jang dinamis revolusioner, jang telah
f. Tali berwarna merah berhasil menghimpun dan menyatukan
bersimpul-simpul jang lima unsur pokok dalam penghidupan
melingkari lambang-lambang Bangsa Indonesia mendjadi satu
tersebut diatas, mempunjai kesatuan-Sila ialah Pantja-Sila jang kini
arti: menjadi doktrin Revolusi Indonesia dan
Filsafat serta Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
- Setiap pramuka hidup dan bergerak
setjara dinamis dan revolusioner
dengan Pantja-Sila sebagai Bintang-
Pimpinannja. Jang isi dan djiwanya
dihajati, dihidup-hidupkan dan
dilaksanakan olehnja selama masa
g. 2.a., b, c, d, e dan f
diatas tegalan jang hidup dan bersih
mempunyai arti:
dan murni didalam Persatuan Bangsa
Indonesia dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia jang menggunakan
Pantja-Sila sebagai doktrin
Revolusinya dan sebagai Filsafat serta
Dasar Negaranja.
II. Bagian Belakang
1. Ditengah-tengah tegalan - Pramuka Indonesia adalah manusia Putra
Indonesia jang berkesadaran,
Pandji dan dipusat gambar
berkemauan dan beramalan kebangsaan
lambang terdapat sebuah
Indonesia, jakni hidup berdjiwa
djantung berbentuk perisai
Kebangsaan Indonesia dan melindungi
berwarna Merah-Putih, jang
serta berlindung dengan perisai
mempunjai arti:
Indonesia.
- Manusia Indonesia jang selama masa
hidup dan bergerak dalam alam
2. Tegalan perisai Merah-Putih, kedjajaan dan kerayaan Bangsa dan
jang berwarna kuning ke- Negara Kesatuan Republik Indonesia
emasan dan dilingkari oleh dalam alam kebahagiaan dan
setangkai padi (emas) dan kesedjahteraan masjarakat sosialisme
setangkai kapas (perak dan Panca-Sila jang adil dan makmur,
hidjau) mempunjai arti: seperti jang dicita-citakan oleh
Revolusi Indonesia dan Kemerdekaan
Indonesia.
- Manusia Indonesia dengan Bangsa,
3. Lambang tersebut dalam
Negara dan masjarakatnja selama masa
bagian II ajat 2 diatas
dipagari, didjaga, dilindungi dan
dilingkari tanpa putus oleh
dipertahankan serta diharumi dan
serangkaian 45 bunga melati
harumnya disemerbakkan dan
putih (perak) dengan 15 bunga
disebarkan kesekelilingnya, oleh
diatas tegalan jang berwarna
putera-puterinya, baik didarat maupun
biru dan 15 bunga berikutnja
diudara ataupun dilaut, dalam persatu-
lagi diatas tegalan jang
paduan tadi perangkainja: semangat
berwarna biru-tua mempunjai
revolusi dan Djiwa Persatuan 17
arti:
Agustus 1945.
4. a. Lambang-lambang tersebut
pada bagian II ajat 1, 2, dan 3
berada ditengah-tengah dua
bintang sudut-5, satu emas
dan satu lagi perak, kedua-
duanja sebangun dan sama
besar, dan bersama
merupakan bintang sudut-10,
dengan salah satu sudut
bintang emasnja meruuntjing
lurus keatas dan salah satu
sudut bintang peraknja
meruntjing lurus kebawah,
sedangkan setiap sudut
bintang (emas dan perak)
berisi 17 garis.
- Pantja-Sila jang bersinar-sinar
tjemerlang dan dajanja dipantjarkan
b. Bintang-emas sudut-5 dengan oleh Indonesia selama masa kesegala
tiap-tiap sudutnja berisi 17 pendjuru bumi dengan kesadaran dan
garis emas diatas tegalan putih djiwa/semangat proklamasi 17 Agustus
mempunjai arti: 1945 seperti tersebut dalam Pembukaan
UUD 1945, diatas dasar jang bersih dan
murni.
- Pembabaran Pantja-Sila mendjadi
Pantja-Dharma yang bersinar-sinar dan
dajanja dipantjarkan oleh Putera-Puteri
c. Bintang-perak sudut-5 dengan
Indonesia selama masa kesegala
tiap-tiap sudutnja berisi 17
pendjuru bumi, dengan kesadaran dan
garis perak diatas tegalan
djiwa/semangat proklamasi 17 Agustus
putih mempunjai arti:
1945 seperti tersebut dalam Pembukaan
UUD 1945, diatas dasar jang bersih dan
murni.
- Dwi Satyanja para pramuka jang berusia
d. Dua sudut sebelah bawah dari 8 hiungga 12 tahun, ialah djalan njata
Bintang-Perak sudut-5 dengan jang ditempuh oleh mereka untuk
tiap sudutnja berisi 17 garis membabarkan isi dan tjita-tjita Pantja-
perak mempunjai arti: Sila, dengan kesadaran dan semangat
Proklamasi 17 Agustus 1945.
- Tri Satyanja para pramuka jang berusia
e. Tiga sudut sebelah atas dari 12 tahun keatas, ialah djalan njata jang
Bintang-Perak sudut-5 dengan ditempuh oleh mereka untuk
tiap sudutnja berisi 17 garis membabarkan isi dan tjita-tjita Pantja-
perak mempunjai arti: Sila, dengan kesadaran dan semangat
Proklamasi 17 Agustus 1945.
5. Dipinggir sekeliling tegalan Garis bergerak dinamisnya waktu (12
putih, terdapat tali merah jang bulan) jang merupakan garis batas
mempunjai 12 lingkaran, bergeraknya manusia dialam
ditiap-tiap sudut 3 lingkaran, djasmaniah.
dan mempunjai arti:

III. Bagian ujung tongkat Panji


dan tongkatnya:
- Setiap pramuka mempunjai kewajiban
berdaja-upaja dengan sepenuh-
penuhnja untuk menjadi Putera
Indonesia jang berbudi luhur, halus dan
murni, hidup wadjar dan prasahadja,
1. Udjung tongkat berbentuk berdjiwa setia berdharmabakti terhadap
melati kuntjup, jang Tuhan Jang Maha Esa, Tanah Air dan
mempunjai arti: Bangsa Indonesia serta umat manusia
dengan pikirannja, perkataannja, dan
perbuatannja jang hanja
mengharumkan/memuliakan Nama
Tuhan, Tanag Air, Bangsa dan
Negaranja.
Pesan tersebut diatas diamanatkan
kepadanja oleh Kepala Negara dengan
Surat Keputusan Presiden No. 238
tahun 1961 jang mulai berlaku pada
tanggal 20 bulan 5 abad ke-20 tahun
2. Tongkat Pandji berukuran 209
ke-16 (20 + 5 + 20 +61 = 106) dan
cm, jang mempunjai arti:
dengan penganugerahan Pandji ini pada
tanggal 14 bulan 8 abad ke-20 tahun
ke-61 (14 + 8 + 20 + 61 = 103) dan
bersama (106 + 103) menundjukkan
angka 209.

IV. Warna :
Bagian muka:

1. Warna tegalan - putih

2. Warna njiur - merah segar

3. Warna tali - merah segar

4. Warna bintang - emas

5. Warna tegalan bintang - hitam


6. Warna pohon beringin - hidjau

7. Warna tegalan pohon beringin - putih

8. Warna kepala banteng - hitam

9. Warna tegalan kepala banteng - merah

10.Warna rantai - emas

11. Warna tegalan rantai - merah

12. Warna padi - emas

13. Warna kapas - perak

14. Warna daun kapas - hidjau

15. Warna tegalan padi & kapas - putih


- merah dan putih

Bagian belakang: - kuning keemasan

16. Warna perisai - emas

17. Warna tegalan perisai - perak

18. Warna padi - hidjau

19. Warna kapas - perak

20. Warna daun kapas - 1/3 hidjau

21. Warna melati 1/3 biru

22. Warna tegalan rangkaian 1/3 biru tua


melati
- emas
23. Warna bintang sudut 5
dengan satu sudut lurus keatas - perak

24. Warna bintang sudut 5 - merah


dengan lurus kebawah
- emas
25. Tali
- emas
26. Rumbai pinggiran pandji
- putih
27. Dua utas tali tongkat dengan
masing-masing2 buah udjung - hidjau
berumbai,
- kaju djati murni
28. Melati udjung tongkat

29. Tongkat melati

30. Tongkat pandji


V. Arti Warna
1. Merah - a. keberanian

2. Putih b. dinamika

3. Kuning c. wanita

4. Hidjau d. surya (matahari)

5. Biru e. kasih sayang

6. Biru tua - a. kemurnian

Hitam b. kebersihan

c. kesutjian

d. kewadjiban

e. prasahadjaan

f. pria

g. tjandera (bulan)

- a. kedjajaan

b. kebesaran

c. keemasan

d. keagungan

e. kesedjahteraan

f. kebidjaksanaan

g. ketjerdasan

- a. daratan

b. kemakmuran

c. keta’atan

d. taqwa

- a. laut

b. kesetiaan

c. ketekunan

d. ketabahan

- a. kedalaman
b. kesungguh-sungguhan

VI.. Ukuran-ukuran:

1. Pandji mempunyai lebar 60 cm dan padjang 90 cm

2. Tongkat Pandji dengan udjung tongkat pandji pandjang : 209 cm.

Kepres Nomor : 238 Tahun 1961


 

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NO. 238 TAHUN 1961

TENTANG

GERAKAN PRAMUKA

KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa anak-anak dan pemmuda Indonesia perlu dididik untuk menjadi manusia
dan warganegara Republik Indonesia yang berkepribadian dan berwatak luhur yang cerdas,
cakap, tangkas, terampil dan rajin, yang sehat jasmaniah dan rokhaniah, yang ber-Pancasila dan
setia patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan yang berpikir dan bertindak atas
landasan-landasan Manusia Sosialis Indonesia, sehingga dengan demikian anak-anak dan
pemuda Indonesia menjadi kader pembangunan yang cakap dan bersemangat bagi
penyelenggaraan Amanat Penderitaan Rakyat ;

b. bahwa pendidikan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas itu harus dilakukan
dalam lingkungan anak-anak dan pemuda di samping pendidikan di lingkungan keluarga dan di
samping pendidikan di lingkungan sekolah, dan harus diselenggarakan dengan jalan kepanduan
yang disesuaikan dengan pertumbuhan Bangsa dan Masyarakat Indonesia dewasa ini ;
c. bahwa sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara No. I/MPRS/1960, tanggal 19 Nopember 1960 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960 tanggal 3
Desember 1960, Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan
Pertama 1961-1969 yang mengenai pendidikan pada umumnya dan pendidikan kepanduan pada
khususnya, perlu menetapkan suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal
untuk diberi tugas melaksanakan pendidikan tersebut di atas ;

Mengingat : a. Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. I/MPRS/1960, tanggal 19


Nopember 1960 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara.

c. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960 tanggal 3


Desember 1960, Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan
Pertama 1961-1969.

Mengingat pula : Undang-undang No. 10 Prp. Tahun 1060 (Lembaran Negara Tahun 1960 No.
31).

Mendengar : Ketua Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia

ditugaskan kepada perkumpulan GERAKAN PRAMUKA.

KEDUA : Di seluruh wilayah Republik Indonesia perkumpulan GERAKAN PRAMUKA

dengan Anggaran Dasar sebagaimana tertera pada lampiran keputusan ini, adalah

satu-satunya badan yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan

itu.

KETIGA : Badan-badan lain yang sama sifatnya atau yang menyerupai perkumpulan

GERAKAN PRAMUKA dilarang adanya.

KEEMPAT : Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 20 Mei 1961.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal : 20 Mei 1961

PEJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

DJUANDA

sesuai dengan yang aseli


Ajun Sekretaris Negara

ttd.

Mr. Santoso

Disalin sesuai dengan aslinya

oleh

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Pramuka net home   Media Aneka Info

AD DAN ART GERAKAN PRAMUKA

1. Anggaran Dasar ( AD )Gerakan Pramuka diatur dengan Keputusan


Presiden (Keppres) Nomor : 24 Tahun 2009, tanggal 15 September 2009.

 2. Anggaran Rumah Tangga ( ART ) Gerakan Pramuka diatur dengan


Keputusan Kwartir Nasional Nomor : 203 Tahun 2009, tanggal 21 Desember
2009.
 

Peran Saka Nasional 2010

 Waktu :
Tanggal 17 Juni  s.d 21 Juni 2010.
 
Tempat :

Bumi Perkemahan Marina City Water Spring, Komplek Haris Resort, Batam,
Kepulauan Riau (Main Camp)

Pulau Nipah (Sub Camp)

PERUBAHAN KEPRES RI

TENTANG ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA


KEPRES NO 24 TAHUN 2009
KEPRES NO. 104 TAHUN 2004
1.      Anggaran Bantuan 1.      Anggaran Bantuan
Pemerintah. Pemerintah.
Belum ada Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dapat memberikan bantuan
pendanaan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan Gerakan
Pramuka.
2.      Metode Kepramukaan 2.      Metode Kepramukaan
a.      Sistem beregu
a.      Sistem berkelompok b.      kegiatan di alam terbuka yang
mengandung pendidikan dan sesuai
b.      kegiatan yang menantang dan dengan perkembangan rohani dan
meningkat serta mengandung jasmani peserta didik;
pendidikan yang sesuai dengan c.       kemitraan dengan anggota
perkembangan rohani dan jasmani dewasa dalam setiap kegiatan
peserta didik;

c.       kegiatan di alam terbuka


(diakomodasikan pada ayat lain )
3.      Anggota Gerakan Pramuka 3.   Anggota Gerakan Pramuka
Anggota muda : Siaga, Anggota muda : Siaga,
Penggalang dan Penegak. Penggalang dan Penegak dan
Anggota dewasa: Pandega
Anggota Dewasa  :    Pembina
a.      Anggota Dewasa Muda : Pandega Pramuka,   dst

b.      Anggota Dewasa  :    Pembina


Pramuka,   dst
4.      Lembaga Pendidikan Kader 4.      Pusat Pendidikan dan
Gerakan Pramuka. Pelatihan Gerakan Pramuka.
Lembaga Pendidikan Kader Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Gerakan Pramuka merupakan Gerakan Pramuka merupakan
bagian integral dari Kwartir dan bagian integral dari Kwartir dan
berfungsi sebagai wadah berfungsi sebagai wadah
Pembinaan Anggota Dewasa. pendidikan dan pelatihan anggota
  Gerakan Pramuka
5.      Pemeriksaan Keuangan 5.      Pemeriksaan Keuangan

a.      Badan Pemeriksa Keuangan a.      Lembaga Pemeriksa Keuangan


Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka.

b.      Personalia Badan Pemeriksa b.      Personalia Lembaga Pemeriksa


Keuangan berjumlah minimal 3 Keuangan terdiri atas 5 (lima)
orang orang
6.      Pusat Penelitian dan 6.    Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gerakan Pengembangan Gerakan
Pramuka Pramuka
Belum ada Diadakan di tingkat Nasional dan
daerah.
7.      Musyawarah Dan Referendum 7.    Musyawarah Dan Referendum
Mengatur waktu  pelaksanaan dan Mengatur peraturan materi pokok
materi Acara Pokok saja
8.      Pendapatan 8.      Pendapatan.
Belum ada Bantuan Pemerintah/ Pemerintah
Daerah melaui APBN/ APBD yang
tidak mengikat dan disesuaikan
dengan kemampuan negara/
keuangan daerah.
 
Terdiri dari : 12 bab, 38 Pasal Terdiri dari : 12 bab, 39 Pasal
 

PENCABUTAN SK KWARNAS 

NOMOR: 048 TAHUN 2003


TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR CABANG
GERAKAN  PRAMUKA
dan 
NOMOR: 049 TAHUN 2003
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING
GERAKAN  PRAMUKA

 SK KWARNAS PENGGANTI :

NOMOR: 184 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA


KERJA KWARTIR CABANG GERAKAN  PRAMUKA
dan 
NOMOR: 185 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN  PRAMUKA

DAN DIRUBAH LAGI DENGAN SK TERBARU :

NOMOR: 223 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA


KERJA KWARTIR CABANG GERAKAN  PRAMUKA
dan 
NOMOR: 224 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN  PRAMUKA

Pengetahuan Dasar Kepramukaan

Pokok Pokok Penjelasan dan Penjabaran Dasa Darma


Pokok-pokok Pengertian

1.      Dasadarma adalah ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral
yang harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi
manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu
menghargai dan mencintai sesame manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang Mahaesa.

2.      Republlik Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan falsafah Pancasila, Karena
itu, rumusan Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya sehari-
hari.

3.      Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan
satya (janji, ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-
tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai
luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.

 
Penjelasan masing-masing Darma

1. Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa

1.      Pendahuluan

Apa yang  tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan
yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:

Di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati
atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada  di dalam Dasadarma
pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun sikapnya,

Atau dengan kaata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam
batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang
terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan

2. Pengertian

1.Takwa

1. Pengertian takwa adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti, 


mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara, dan lain-lain.

2.   Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam
perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa, yang
menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia
maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada
Tuhan Ynag Mahaesa, yaitu:

1.   Bertahan terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari
dorongan hawa nafsu.

2.    Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta
menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta
seluruh umat manusia.

3.    Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk
mendapatkan penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya,
sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain
terhadap pribadi lain yang dianggap Mahaagung itu,

2.    Tuhan

Di sini kita dapat mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baaik berpangkal dari
kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang
terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para Nabi/ Rosul.

1.    Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada
dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta
(couse prima atau sebab pertama).

      Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia
mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.

2.    Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau sabdaNya di
dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha
Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia tanpa
mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya kaarena afirman-Nya, alam semesta ini
menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai
tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan
berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang
melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu
Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat
membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk
dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane manusia, kita akan berusaha
memahami apa arti esa pada Tuhan itu.

3.    Esa= satu/tunggal.

Maksudnya bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang
dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak.
Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.

“Tiada Tuhan selain Allah”.

3.    Berbicara  tentang pengertian taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan
daari pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak.

Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan
tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk,
dan terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi  cinta, takut, harap,
syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap
Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa,
dan berbudi pekerti yang luhur.

Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang
tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai,
memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame manusia
mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik
akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih,
suka memelihara, beradab, dan sebagainya,

           Akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan mengandung unsure peri kemanusiaan.           

           Akhlak terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin
tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki,
loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.

               Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani
mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.

                       

3.   Pelaksanaan

1.    Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia
yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia
berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak
didik itu diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau
hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret dalam tingkah
lakkku kehidupan anak didik.

Maka, apa yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam
sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan  oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat
kepicangan apabila Gerakan   Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada
peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita
Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai
dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.

Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya
manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).

Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti tertera
dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak didik.
Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di
samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.

Sebagai Contoh.

                     Sikap cinta dan kasih saying, etia, patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah
merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit
untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada
Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan
sebagainya terhadap sesamanya.

2.  Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat
dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada bekerja
sama dan hidup bersama.

Dalam kegiatan permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah.

Kalau anak sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi
yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian.

Akhirnya, akan berguna bagi sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini
tiada lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.

3.      Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah,

4.      Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari besar agama.

5.      Menghormati orang beragama lain.

6.      Menyelenggarakan cermah keagamaan.

7.      Menghormati orang tua.

2. Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

a. Pengertian

1.      Tuhan Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia,
binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.

Bumi, alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan
manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan
dibangun.

Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan
kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa.

Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya
(benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama
hidup serta menjaga kelestariannya.

Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan
tanah,  pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan
untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan
generasi mendatang.

Di samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang
sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut,
perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut menduduki
tempat yang penting pula.

2.      Yang dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan suka
dan derita alam sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan
bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan mau mengerti dan
bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan kita dengan
siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian dan persahabatan antar manusia
maupun antar bangsa.

Khususnya sebagai seorang Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun
dari bangsa lain sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma
sebagai ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak
yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki sifat-sifat yang penuh
rasa cinta dan kasih saying.

3.      Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila    

b. Pelaksanaan dalam hidup sehari-hari.

    1) Membawa peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai
jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah masing-
masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda kecakapan khusus.

    2) Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat
masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan
baik binatang yang mereka miliki.

1.Kasih sayang sesama manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai
makhluk terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa
wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping  itu, perlu membangun watak utama antara lain,
tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan seagama.
Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.

2.Siapa pun yang kita kenal dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan
kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik,
karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan
demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.

3.  Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria

      a. Pengertian

1.       Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang
Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya.

2.       Sopan adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan
bersikap ramah tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lain.

3.       Ksatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti
kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian,
kejujuran, dan kepahlawanan.

4.       Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang
lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi
martabat bangsanya.

5.       Darma ini adlah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.

b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari

1.      Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk:

1.      menghormati dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih
dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

2.      mengenal  nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rmah
tamah, religious, dan lain-lain.

3.      Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.

4.      Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.

2.      Mengenal adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.

3.      Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu
dan membela yang lemah dan yang benar.

4.      Membiasakan diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.

5.      Menghormati orng tua, guru dan pemimpin.


 

4.  Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.

     

1.      Pengertian

1.
1. Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan
ditentukan.
2. Musyawarah adalah laku utama seorang democrat yang menghormati pendapat
orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau
sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan
orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
3. Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila keempat.

2.      Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari

1.  
1. Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di
gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur
perundang-undangan yang berlaku.

      Misalnya, setia mengikuti latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-
lain.

1.
1. Belajar mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
2. Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan
kepentingan orang banyak
3. Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan
(misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain.

5.  Darma kelima: Rela menolong dan tabah  

a.  Pengertian

1.      Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi
(tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain
yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan
maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi.

2.      Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa
menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.

3.      Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.

             b.  Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari

1.      Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta


2.      Membantu menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.

3.      Memberi tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.

4.      Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-
hari di rumah, dan dimasyarakat..

 6.  Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira

            a. Pengertian

1.      Rajin

Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal
budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar,
Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri.

Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat,
maka menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk
selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan
selalu tertib melaksanakan tugas.

2.      Terampil

Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang
menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas
dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.

3.      Gembira

Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu
ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama.

Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi
dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia
harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang.

Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis.

Sikap ppositip, optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana
gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan
bahkan rasa keberanian.

4.      Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.

b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haari

                1) Rajin

1.Biasakan membaca buku yang baik.

2.Biasakan untuk membuaat karya tulis.

3.Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.

4.Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar.


Belajar selama dua jam sehari adalah layak.

5.Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan
Pramuka.

6.Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.

     2) Bekerja

1.      Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu   terdapat hal-hal yang
baik dan berguna.

2.      Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.

3.      Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.

4.      Hargai dan atonjolkan suatu prestasi kerja.

5.      Berikan beban dan tugas yang terus berkembang.

6.      Berusaha untuk bekerja dengan rencana.

7.      Bergembiralah dalam tiap usaha.

8.      Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.

 3) Terampil

1.      Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.

2.      Latih terus-menerus.

3.      Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.

4.      Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.

5.      Jangan menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.

Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan  kemampuan yang ada.

7. Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja

     a. Pengertian

1) Hemat

1.      Hemat bukan beraaati “kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka
melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut kegunaannya.

2.      Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari
keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri
sendiri).
Menghemat bukan berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi
kemungkinan usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih
menguntungkan.

3.      Secara material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga
usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.

   2) Cermat

        Cermat lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik
terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia
senantiasa waspada.

         Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala
sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari
kekeliruan dan kesalahan.

         Ia harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.

    3) Bersahaja

         Hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan
sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan
menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan
diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan,
Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.

           

 b.  Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari

1.  
1. Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan
sebagainya.
2. Tidak ceroboh.
3. Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh
keinginan jahat dari luar.
4. Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.
5. Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan
6. Meneliti sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam
pelaksanaannya.
7. Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).
8. Pengguna air tidak terbuang percuma.
9. Memeriksa pekerjaan sebellllum diserahkan kepada Pembina.
10. Menggunakan uang jajaan dengan hemat.
11. Membiasakan anak belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
12. Memberi anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain=lain.
13. Membiasakan untuk menabung
14. Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana

8. Darma kedelapan: Disiplin,  berani dan  Setia


     a. Pengertian

1.        Disiplin dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau
ketentuan dan peraturan.

2.        Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.

3.        Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu
masalah dan tantangan.

4.        Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.

5.        Dengan demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah,
ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan,  seseorang harus berani berbuaaaat
berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.

b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haaaari

1.      Berusaha untuk mengendalikan            dan mengaaaatur diri (self disiplin).

2.      Mentaati peraaturan.

3.      Menjalani ajaran dari ibadah agama,

4.      Belajaaar untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).

5.      Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.

9.  Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya    

a.  Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.

1.Yang dimaksud dengan bertanggungjawab ialah:

Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah maupun
tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan
keluarga misalnya :

1.      Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.

2.      Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan  dengan penuh rasa
tanggungjawab.

3.      Pramuka harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar perintah
yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit dilaksanakannya,

4.      Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan
yang dicari-cari,

Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya.

2.      Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik
perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:

1.      Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik
dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.

2.      Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang
dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.

3.      Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia
pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

4.      Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa
ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang
mengawasinya.

5.      Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan,

Tujuan adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan
segalati ngkah lakunya.

10. Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan

      a. Pengertian

1.      Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah
lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

2.      Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu
itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang
tidak baik.

3.      Suci dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat
dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain.

4.      Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka
itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa,
agama dan keluarga.

5.      Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan
pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya
sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian
dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan
beragamanya…”           

b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari

1.        Seorang Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan
tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran
orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam kehidupannya
sehari-hari.

2.        Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk
mengendalikan diri  aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang
tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.

3.        Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan
menjauhkan diri  dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat.

4.        Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka
itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka
tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.

5.        Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya.

Prinsip Dasar Kepramukaan


 

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan


(1)  Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang
membedakan kepramukaan dari pendidikan lain.

(2)  Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses
pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.

(3)  Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan
kepentingan, kebutuhan, situasi,  dan kondisi masyarakat.
 

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN

(1)    Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:

Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;

Peduli terhadap diri pribadinya;

Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

      Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka,
ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri
pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga pelaksanaan dan
pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab
serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
      Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka, baik  
      sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari
bahwa diri pribadinya:
Mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang
dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
    Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan makhluk lain
yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah
diberi derajat yang lebih mulia dari makhluk lainnya.  Dalam kehidupan  bersama didasai
oleh  prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.

    Diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang
berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama,
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan damai.

    Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh
persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

     Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang/memberikan
kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya.  Karena itu manusia wajib peduli terhadap
lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup
yang baik.

Sistem Among
(1)    Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara pembina dengan anggota
muda dan anggota dewasa muda menggunakan sistem among.
(2)    Sistem Among berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi insan merdeka jasmani,
rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra
dengan orang lain.
(3) Sistem among mewajibkan anggota dewasa Gerakan Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip
kepemimpinan sebagai berikut:

a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;


b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan;

c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke
arah kemandirian.

(4)  Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap dan berperilaku berdasarkan:

a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa
kesetiakawanan sosial.

b.    Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara
dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggung-jawab kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

(5)  Hubungan anggota dewasa dengan anggota muda dan anggota dewasa muda merupakan
hubungan khas, yaitu setiap anggota dewasa wajib memperhatikan perkembangan anggota
muda dan anggota dewasa muda secara pribadi agar perhatian terhadap pembinaannya dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan.
 
(6)  Anggota Dewasa berusaha secara bertahap menyerahkan pimpinan kegiatan sebanyak
mungkin kepada anggota dewasa muda, sedangkan anggota dewasa secara kemitraan memberi
semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.

MOTTO GERAKAN PRAMUKA

Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan
setiap anggota  Gerakan Pramuka bahwa setiap megikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri
untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka adalah  “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU


KUBAKTIKAN “

Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain :

1. Menanamkam rasa percaya diri.


2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.
3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.
4. Rasa bangga sebagai Pramuka.
5. Memiliki Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya.

Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam
merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari.

Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (mis.
Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan
membuat motto Satuan di satuan masing-masing.

Kiasan Dasar
 

Kiasan Dasar

(1)    Penggunaan Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam Kepramukaan,
dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangannya
yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan.    Kiasan Dasar tidak hanya
menarik, menantang, dan merangsang tetapi harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan,
situasi dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa muda.
(2)    Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran pendidikan
dalam Kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan proses Metode Kepramukaan yang
bersifat tidak memberatkan anggota muda dan anggota dewasa muda tetapi memperkaya
pengalaman.

Kode Kehormatan

(1)    Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan
Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat
pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2)  Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah:

a.    Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah
memenuhi persyaratan keanggotaan;

b.  Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;

c.  Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, mental, moral,
ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat lingkungannya.

(3)  Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah:

a.    Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.

b.    Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi
anggota.

c.    Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan
yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;

d.    Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan
ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab
dan penentuan putusan.

(4)  Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi sikap,
tingkah laku anggota Gerakan Pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi. 
(5)  Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan
usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya.
Metode Kepramukaan
(1)    Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

a.    Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;

b.    Belajar sambil melakukan;

c.    Sistem berkelompok;

d.    Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan anggota dewasa muda;

e.    Kegiatan di alam terbuka;

f.     Sistem tanda kecakapan;

g.    Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;

h.    Kiasan dasar;

(2)    Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.

(3)    Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur yang merupakan  

      subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang 

      spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.


STRATEGI GERAKAN PRAMUKA

1. Meningkatkan citra Pramuka.

Hal ini diperlukan untuk dapat lebih dipahami dan sekaligus diminati oleh kaum muda
untuk dapat ikut berpartisipasi didalamnya dan sekaligus dapat menjawab tantangan dan
permasalahan yang dihadapi secara internal dan eksternal Gerakan Pramuka

2. Mengembangkan kegiatan kepramukaan yang sesuai karakteristik dan minat kaum


muda.

Hal ini diperlukan karena Gerakan Pramuka pada hakekatnya kegiatan kaum muda yang
memiliki karakteritik dan minat yang khas, dan sekaligus sebagai motivasi bagi anggota
Pramuka dalam mengisi diri untuk selanjutnya dikembangkan melalui program Pramuka
peduli sebagai bagian dari penjabaran program Pramuka secara menyeluruh.

3. Mengembangkan program Pramuka Peduli

Bahwa program kegiatan Pramuka Peduli, dimaksudkan untuk menciptakan kader yang
memiliki watak dan jiwa patriotisme, memiliki integritas, moralitas dan ketrampilan
sebagai bekal bagi kader Pramuka yang juga diarahkan pada pemantapan Pramuka
sebagai kader bangsa.

4. Memantapkan organisasi, kepemimpinan dan sumberdaya Pramuka.

Bahwa untuk meningkatkan peran dan fungsi organisasi secara struktural diperlukan
adanya konsolidasi yang baik dan teratur dan mendapatkan penyegaran organisasi
sehingga dengan sendirinya akan berpengaruh pada kepemimpinan dan kesiapan sumber
daya pramuka.
VISI                                         

“Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah-masalah
kaum muda"

  MISI

1. Mempramukakan kaum muda

Yang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti bahwa seluruh kaum muda itu dimasukkan
sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi lebih pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda yang
sesuai dengan pramuka sebagai bagian dari masyarakat indonesia.

2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan taqwa (Imtaq)
serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)

Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerakan Pramuka harus dilandaskan
pada Iman dan taqwa dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga apapun yang dilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pada eranya.

3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela negara

Gerakan pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader bangsa sehingga diperlukan
adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu, karena disadari bahwa perlunya pendidikan bela
negara sebagai bagian dari kebutuhan bangsa dan negara.

4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli dan tanggap terhadap
masalah-masalah kemasyarakatan.

Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka melalui kode kehormatannya
dan sekaligus sebagai pencerminan anggota Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada
lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan Umum Kepramukaan
Pengetahuan Umum Kepramukaan ( PUK ) terbagi menjadi beberapa bagian.
Struktur Organisasi Kwarcab (Baru) 5665
Struktur Organisasi Kwarran (Baru) 4515
Struktur Organisasi Kwarda 2735
Struktur Organisasi Korps Pelatih 2250
Badan Kelengkapan Kwarcab dan Kwarran 2525
Badan Pemeriksa Keuangan 5932
Struktur Organisasi Gerakan Pramuka 18594
Program Prioritas Renstra 2836
Mengenal HIPPRADA 2880
Lambang Negara 7326
Peraturan Penggunaan Lagu Kebangsaan 3695
Sejarah Lagu Kebangsaan 10004
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka 4267
Ambalan/ Racana 6250
Korps Pelatih dan Pelatih 2472
Pembina/ Pembantu Pembina 3199
Sejarah Kepramukaan Indonesia 49861
Sejarah Kepramukaan Dunia 48557
Lambang Gerakan Pramuka 55785
Lagu Hymne Pramuka 8913
Dewan Kerja Penegak Pandega 6083
Lembaga Pendidikan Kader Pramuka ( Lemdika ) 2565
Pramuka Penggalang 9653
Andalan 2505
Struktur Organisasi Satuan Karya ( SAKA ) 4184
Dewan Kehormatan 3005
Macam Tanda Pengenal Pramuka 12267
Satuan Karya 4444
Salam Pramuka 6175
Mabi 2768
Pramuka Siaga 4618
Bapak Pramuka

Struktur Organisasi Kwarcab (Baru)


Struktur Organisasi Kwarran (Baru)
Struktur Organisasi Kwartir Ranting
Struktur Organisasi Kwarda

Struktur Organisasi Korps Pelatih

Badan Kelengkapan Kwarcab dan Kwarran


Badan Kelengkapan Kwarcab dan Kwarran

Dalam melaksanakan tugas dan kegiatan Kwartir, maka perlu dibantu badan-badan yang
berkedudukan sebagai Badan Kelengkapan Kwartir.

Untuk di tingkat Kwartir Cabang Badan Kelengkapan tersebut terdiri atas :

1. Dewan Kehormatan Cabang.

2. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka tingkat Cabang

3. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Cabang

4. Pimpinan Satuan Karya Pramuka tingkat Cabang

5. Badan Usaha Kwartir Cabang

6. Satuan Kegiatan.

Di Tingkat Kwartir Ranting Badan Kelengkapan terdiri atas :

1. Dewan Kehormatan Ranting

2. Koordinator Gugusdepan

3. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Ranting

4. Pimpinan Satuan Karya Pramuka tingkat Ranting

5. Badan Usaha Kwartir Ranting

6. Satuan Kegiatan.

Perbedaan Badan kelengkapan yang dimiliki Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting hanya pada
keberadaan Lembaga Pendidikan Kader Pramuka yang tidak dibentuk di tingkat Kwartir Ranting,
sedangkan Koordinator Gugusdepan hanya ada di tingkat Kwartir Ranting.

Koordinator Gugusdepan atau disingkat korgudep dibentuk untuk mengkoordinasikan dan


penghubung Kwartir Ranting dengan Gugusdepan dan Satuan Karya yang ada di suatu wilayah
kelurahan/ Desa. Kogudep dijabat oleh seorang Pembina Pramuka dan dapat dipilih pada
penyelenggaraan musyawarah ranting sekaligus ex-officio Andalan Ranting.

Badan Pemeriksa Keuangan


Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK )

Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk
Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka.
Badan Pemeriksa Keuangan berfungsi mengawasi dan memeriksa keuangan Kwartir.

Keanggotaan Badan Pemeriksa Keuangan

Keanggotaan berjumlah minimal 3 orang anggota Gerakan Pramuka ditambah seorang staf yang
memiliki kompetensi dalam bidang keuangan dan dibantu oleh Akuntan Publik

Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas:

a. Seorang Ketua;

b. Seorang Wakil Ketua;


c. Seorang Sekretaris;

d. Beberapa orang anggota

Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dibentuk dan disahkan oleh Musyawarah Gerakan
Pramuka dan dilantik bersama-sama dengan pengurus kwartir.

Kepengurusan Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) di tingkat cabang terdiri dari :


1. Unsur Mabi, unsur andalan Kwarcab.

2. Unsur Kwartir Ranting ( tiga orang )

3. Seorang ahli keuangan ( tanpa hak suara )

Sedangkan Kepengurusan Badan Pemeriksa Keuangan di tingkat ranting terdiri dari :


1. Unsur Mabi, unsur andalan Kwarran.

2. Unsur Gugusdepan ( tiga orang )

3. Seorang ahli keuangan ( tanpa hak suara )

Tugas dan Fungsi Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) :

Tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan keuangan yang berfiungsi :


1. Memantau pengelolaan Keuangan.

2. Pemeriksaan dan pengevaluasi Keuangan.

3. Pembina pengelolaan keuangan dan badan badan usaha kwartir.

Hasil pelaksanaan tugas dan fungsinya disampaikan dalam acara musyawarah cabang/ ranting.

Struktur Organisasi Gerakan Pramuka


 Struktur Organisasi Gerakan Pramuka setelah disempurnakan 

P
PROGRAM PRIORITAS DAN SASARAN

RENSTRA GERAKAN PRAMUKA

A. UMUM

Telah diidentifikasi tantangan yang harus ditanggapi Kepramukaan di Indonesia.


Demikian pula, penjabaran Sasaran Strategik Tahun 2009 telah menggambarkan
bagaimana seyogyanya sosok Gerakan Pramuka di masa depan dan menunjukkan
arah yang harus dituju.

Dengan demikian dapatlah ditetapkan prioritas-prioritas guna mencapai sasaran


strategik itu berikut sasaran-sasarannya, yang menetapkan agenda masa depan
Gerakan Pramuka, serta merupakan sektor-sektor kunci yang harus ditangani oleh
seluruh jajaran.

Prioritas-prioritas ini disebut “Program Prioritas” Renstra dan diuraikan ke dalam


subprogram yang disebut “Sasaran” . Program Prioritas dan Sasaran-Sasarannya
adalah sama untuk seluruh Gerakan Pramuka. Dalam Rencana Kerja (Renja) masing-
masing Kwartir, Sasaran-Sasaran ini dijabarkan ke dalam Rencana-Rencana
Kegiatan (Rengiat/action plan) yang berbeda-beda bagi Kwartir masing-masing.

B. PROGRAM PRIORITAS

1. PROGRAM PRIORITAS 1: PEMBINAAN ANGGOTA MUDA

Program ini berfokus ke penyelenggaraan Kepramukaan di Gudep, penerapan dan


pengembangan Program Kegiatan Pramuka yang memberikan perhatian lebih dan
tekanan secara khusus pada:

pendidikan watak, nilai dan disiplin,

pendidikan kebangsaan dan persatuan bangsa,

pendidikan perdamaian,

pendidikan lingkungan,

pendidikan pembangunan.

Dengan tetap menggunakan pendekatan Metode Kepramukaan, kegiatan disesuaikan


dengan kondisi sosial, budaya dan ekonomi daerah.

a. Sasaran

1) Pemutakhiran Program Kegiatan (Youth Programme)

Pemutakhiran Program Kegiatan kaum muda (Youth Programme) yang telah dimulai
sebelumnya, hendaknya dituntaskan dengan memberikan perhatian lebih pada
pembekalan nilai-nilai, kebangsaan, perdamaian dan lingkungan, serta peningkatan
penguasaan basic scouting (kegiatan di alam bebas), dalam kegiatan yang lebih
menarik dan menantang sesuai dengan aspirasi anak muda sekarang.

2) Gudep yang mantap,


Bertolak dari penerapan Sistem Registrasi Ulang Gudep yang implisit mengevaluasi
kelayakannya,. Gudep dimantapkan dengan memapankan dan mengaktifkan para
pembinanya serta memfungsikan mabigusnya sesuai ketentuan dalam Petunjuk
Penyelenggaraan Gudep.

3) Kegiatan Saka yang lebih teratur dan terarah,

Penegasan kembali asas-asas eksistensi dan pembinaannya, penyelenggaraan


kegiatan yang lebih terarah dan seimbang antara pengembangan minat, ketrampilan
dan bakti masyarakat, dengan dukungan sumber daya.

4) Kegiatan Temu Giat,

Penyelenggaraan pertemuan kegiatan seperti Jambore, PW, Raimuna, dengan tema-


tema yang lebih diarahkan kepada pendidikan nilai, kebangsaan, perdamaian,
lingkungan, dsb dan dengan jadwal waktu yang diperhitungkan secara cermat

5) Kegiatan Kepramukaan berskala nasional

Program kegiatan kepramukaan berskala nasional dirintis, untuk memberi tauladan


dan menyertakan rakyat dalam hidup berwawasan kebangsaan, persatuan,
perdamaian, pembangunan dan lingkungan hidup.

6) Buku Kepramukaan

Buku-buku kegiatan & permainan, dan buku-buku teknik & ketrampilan pramuka.

7) Kewirausahaan

Adanya upaya peningkatan pendidikan dan latihan ketrampilan dalam rangka


pembinaan kewirausahaan, agar mampu hidup mandiri di tengah masyarakat.

2. PROGRAM PRIORITAS 2: ANGGOTA DEWASA

Program ini berfokus pada peningkatan kualitas Anggota Dewasa, terutama Pembina
Pramuka dan Pelatih Pembina. Para anggota dewasa dibekali kemampuan untuk
melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Selain itu, mereka yang tersebar langsung
di lapangan, adalah “agents of change” dan “agents of development”.Merekalah
“roda gendeng” utama yang menggugah dan menggerakkan semangat, komitmen
dan motivasi untuk mencapai Sasaran Strategik Gerakan Pramuka.

a. Sasaran

1) Penerapan Kebijakan Anggota Dewasa (Adult in Scouting)

Pengkajian dan adaptasi Kebijakan Anggota Dewasa untuk penerapannya di Gerakan


Pramuka, terutama mengenai:

a) konsep tenaga eksekutif profesional (professional scouters)

b) konsep kesukarelaan anggota dewasa

2) Pelatihan Pembina Pramuka, Pelatih dan Pamong Saka, pada skala besar,

Penyusunan rencana induk pengadaan pembina pelatih dan pelaksanaannya. yang


selain menyertakan seluruh potensi diklat, juga mencakup pengembangan modul-
modul diklat untuk pembelajaran senidiri, yang dapat mempersingkat waktu
pelatihan di Lemdika-lemdika dan menggandakan calon pembina pramuka.
3) Penataran/orientasi Anggota Mabi dan Staf profesional, pada skala besar,

Penyelenggaraan penataran, penyampaian informasi dan penyediaan petunjuk


tentang partisipasi dan peran Mabi, Andalan, Pinsaka dan Staf Kwartir

4) Penyelenggaraan fora diskusi,

Forum informasi perkembangan kepramukaan, berbagi pengalaman, pemecahan


persoalan seperti Karang Pamitran, Gelang Ajar dan lain sebagainya.
Kegiatan/pertemuan diupayakan secara berjenjang pada tingkat kwartir

5) Buku Kepramukaan untuk Anggota Dewasa

Meningkatkan ketersediaan buku pedoman/panduan untuk anggota dewasa.


Penyebaran buku melalui kedai, sedangkan materi dapat disebarluaskan melalui
penyajian dalam berbagai bentuk media (leaflet, CD, tampilan Website, e-mail dsb).

3. PROGRAM PRIORITAS 3: KEHUMASAN DAN KOMUNIKASI

Program ini berfokus ke peningkatan citra Kepramukaan Indonesia dan pengakuan


perannya sebagai salah satu sistem pendidikan nonformal yang memberikan
kontribusinya dalam melengkapi pendidikan anak muda Indonesia, dengan
mempersiapkan mereka menjadi pribadi dewasa yang telah berkembang diri
sepenuhnya dan memainkan peran konstruktif di dalam masyarakat.

a. Sasaran

1) Penampilan, tingkah laku dan kinerja Pramuka sehari-hari

Penertiban pemakaian seragam berikut atributnya, sikap dan tingkah laku pramuka,
pemapanan budaya “setiap hari berbuat kebaikan” serta kesiapsediaan Pramuka
untuk menolong.

2) Aksi Pramuka Peduli,

Peningkatan kegiatan Bakti Pramuka, baik pada tingkat lokal maupun pada skala
nasional (berkait dengan Sasaran-5 Program-1).

3) Koordinasi dengan Pihak Terkait

Peningkatan penyampaian informasi dan dialog dengan tokoh-tokoh legislatif,


eksekutif dan stake holders lainnya.

4) Komunikasi Internal dan Eksternal

Pemantapan komunikasi dan informasi internal maupun eksternal yang mampu


memenuhi kebutuhan dan aspirasi jajaran dan anggota Gerakan Pramuka, antara lain
melalui:

Optimalisasi jalur komunikasi informasi yang ada (internet, faksimili, telepon).

a) Pengelolaan website Kwartir secara lebih profesional

b) Penyusunan petunjuk dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi yang


mampu dilaksanakan di jajaran kwartir.

5) Representasi di Forum Internasional.

Peningkatan penyampaian informasi mengenai Gerakan Pramuka kepada WOSM,


baik kantor di Geneva maupun APRO di Manila, serta penyiapan proyek
internasional “Gift for Peace”, yang sudah harus dilaporkan pada Konferensi Dunia
2005 di Tunisia serta pelaksanaan proyek tersebut untuk tahun 2007.

4. PROGRAM PRIORITAS 4: ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

Program ini berfokus ke kelembagaan, organisasi, sistem dan manajemen, yang


dibenahi berdasarkan pedoman memulihkan kembali ke asas-asas (back to basics),
tetapi modern sesuai tuntutan zaman, yaitu ramping, fleksibel dan lebih peka akan
kebutuhan masyarakat, serta mampu menanggapinya secara cepat dan efektif.

a. Sasaran

1) Penyempurnaan Organisasi Kwartir dan Gugusdepan

Pengembangan struktur organisasi dan sistem-sistem yang lebih efektif, ramping dan
sederhana, yang dapat disesuaikan dengan kondisi daerah yang masing-masing.

Menuntaskan rencana pemberdayaan Kwarcab, sebagai kwartir, penting dalam


penertiban gugus depan di setiap pangkalan, yang sangat menentukan baik tidaknya
penyelenggaraan kepramukaan.

2) Kelembagaan di Gerakan Pramuka

Pembenahan kelembagaan dan perangkat organisasi dalam Gerakan Pramuka


termasuk koordinasi antar kelembagaan.

3) Sistem dan Manajemen

Peningkatan manajemen Kwartir/satuan agar mampu melakukan pengelolaan sesuai


perkembangan teknologi, antara lain melalui:

a) Pemapanan sistem data dan laporan yang andal

b) Pemutahkiran data (bank data) dari gudep sampai Kwarnas dengan akurasi data yang
dapat dipertanggungjawabkan.

4) Perlindungan Hak Milik Intelektual

Memastikan perlindungan atas hak cipta dan hak merek milik Gerakan Pramuka

5) Manajemen Resiko

Perlunya pengembangan dan sosialisasi manajemen resiko di gerakan Pramuka

5. PROGRAM PRIORITAS 5: SUMBERDAYA KEUANGAN

Program ini berfokus ke upaya mencapai kemandirian yang lebih besar dalam
pendanaan untuk mendukung kegiatan Gerakan Pramuka.

a. Sasaran

1) Program Pengembangan Sumberdaya Keuangan

Dalam rangka mengupayakan peningkatan kemandirian dalam pendanaan, perlu


dikaji dan disusun rencana pengembangan sumberdaya keuangan masing-masing
kwartir.

2) Iuran Anggota Dan Satuan


Penegasan kembali dan penerapan sistem iuran anggota secara menyeluruh dan
penentuan iuran satuan dalam rangka penerapan Sistem Registrasi Gudep.

3) Asuransi

Penyusunan dan pengembangan sistem asuransi yang tepat bagi anggota Gerakan
Pramuka dengan melibatkan perusahaan asuransi yang telah memiliki cabang di
seluruh Indonesia.

4) Pemberdayaan Aset

Pendayagunaan asset yang dimiliki dengan pengelolaan secara profesional, agar


lebih efektif dan dapat meningkatkan penghasilan Kwartir, seperti Kedai, Buper dan
sebagainya.

5) Usaha dana

Penyelenggaraan kegiatan usaha dana, dalam rangka pengumpulan sumbangan untuk


mendukung kegiatan operasional pramuka terutama kegiatan bakti kemanusiaan dan
kegiatan skala nasional, meliputi:

a) Kegiatan usaha dana kemanusiaan

b) Kegiatan usaha dana penanggulangan musibah dan bencana

c) Kegiatan usaha dana dalam rangka mendukung kegiatan besar (Jamnas,


Raimuna,PW)
Mengenal HIPPRADA

HIPPRADA adalah singkatan dari Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda.


Sejak berdirinya Gerakan Pramuka semua organisasi Pandu yang ada
sebelumnya, telah menyatakan meleburkan diri ke dalam Gerakan
Pramuka. Mulai saat itu kata Pandu berganti nama dengan Pramuka.

Pada Tahun 1967 muncul beberapa gagasan dari beberapa tokoh Pandu
yang tidak bergabung ke Pramuka, untuk berhimpun dalam suatu wadah
tersendiri dan akhirnya gagasan tersebut dikemukakan kepada Ketua
Kwarnas. Alm. Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada waktu meninjau
perkemahan Pramuka Penegak dan Pandega (Perpanitra) di Bogor pada
bulan Agustus 1968.

Pada tanal 5 Mei 1972 di Kwarnas berkumpul sekitar 30 orang Pandu, untuk membentuk dewan
sesepuh pandu-pandu yang diketuai oleh Bung Tomo. Setahun kemudian dalam sebuah pertemuan
di kediaman Bapak Sri Sultan HB IX, tanggal 8 April 1973, usulan Pandu Wreda diterima.
Akhirnya SK Ka Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor : 075/ KN/ 75 tanggal 22 Juli 1975,
Himpunan Pandu Wreda ( Hiprada ) resmi terbentuk dengan ketua umum pertama Alm. Bapak
Soediro ( Mantan Gubernur Sulawesi ) dan ketua harian Bapak Prof. Dr. Soetarman ( Mantan
Ketua PP IPINDO).

Pada Tahun 1983, Hiprada dikembangkan dengan membuka pintu bagi anggota Pramuka Dewasa
usia di atas 27 tahun menjadi anggota. Dengan langkah itu diharapkan HIPPRADA     ( sudah
dengan 2 P ) dapat menghimpun para anggota Pramuka Dewasa yang tidak menjadi Pembina dan
Andalan dapat bergabung ke dalam Hipprada. Seperti Gerakan Pramuka, saat ini Hipprada telah
memiliki AD/ ART dalam mengatur Organisasinya.

Pada Tangal 26 Juli 1977, HIPPRADA secara resmi diterima sebagai anggota The International
Felloship of Former Scouts and Guides ( IFOFSAG), yakni persaudaraan para pandu tua, baik
putra maupun putri. Pada Tahun 1993 HIPPRADA mendapat kehormatan sebagai tuan rumah
General Assembly (GA) ke 20 IFOFSAG yang dilaksanakan di Yogyakarta.

Keberadan HIPPRADA dapat merupakan wadah untuk memelihara dan mewujudkan semboyan “
Sekali Pandu Tetap Pandu, Sekali Pramuka Tetap Pramuka, “, melalui wadah tersebut
persaudaraan sesama Pandu/ Pramuka dapat dilestarikan dan pengabdian kepada masyarakat
bangsa dan Negara terus dapat dilanjutkan.

Sumber : Majalah Pramuka


Lambang Negara

LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Setiap Negara mempunyai Lambang Negara menggambarkan kedaulatan, kepribadian dan


kemegahan Negara itu. Dalam tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia membentuk suatu
panitia khusus untuk menciptakan suatu Lambang Negara.

Panitia tersebut berhasil menciptakan Lambang Negara Republik Indonesia yang berbentuk
Garuda Pancasila. Lambang Negara Garuda Pancasila itu disahkan dengan peraturan Pemerintah
No. 66 tahun 1951. Selanjutnya telah diatur dalam UU  No : 24 Tahun 2009.

Adalah Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang
kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai
pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal  Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram
oleh Garuda.

ARTI LAMBANG NEGARA.

Garuda dengan perisai  memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang mewujudkan lambang tenaga
pembangunan.

Garuda memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19,
dan leher berbulu 45, adalah tanggal, bulan dan tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.

 (1) Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan katulistiwa.
(2)  Pada perisai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 terdapat lima buah ruang yang mewujudkan
dasar Pancasila sebagai berikut:
a. dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai
berbentuk bintang yang bersudut lima;
b. dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan
dan persegi di bagian kiri bawah perisai;
c. dasar Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai;
d. dasar Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai;
dan
e. dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di
bagian kanan atas perisai

PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA

 
Lambang Negara wajib digunakan di:
a.         Dalam gedung, kantor, atau ruang kelas satuan pendidikan;
b.         Luar gedung atau kantor;
c.          Lembaran negara, tambahan lembaran negara, berita negara, dan tambahan berita negara;
d.         Paspor, ijazah, dan dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah;
e.         Uang logam dan uang kertas; atau
f.           Materai.

Selain itu Lambang Negara dapat digunakan sebagai :


a.         Cap atau kop surat jabatan;
b.         Cap dinas untuk kantor;
c.          Pada kertas bermaterai;
d.         Pada surat dan lencana gelar pahlawan, tanda jasa, dan tanda kehormatan;
e.         Lencana atau atribut pejabat negara, pejabat pemerintah atau warga negara Indonesia yang
sedang mengemban tugas negara di luar negeri, Lambang Negara sebagai lencana atau atribut
dipasang pada pakaian di dada sebelah kiri.;
f.           Penyelenggaraan peristiwa resmi;
g.         Buku dan majalah yang diterbitkan oleh Pemerintah;
h.         Buku kumpulan undang-undang; dan/atau di rumah warga negara Indonesia.

LARANGAN

Setiap orang dilarang:


a.         Mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak lambang negara dengan maksud
menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan lambang negara;
b.         Menggunakan lambang negara yang rusak dan tidak sesuai dengan bentuk, warna, dan
perbandingan ukuran;
c.          Membuat lambang untuk perseorangan, partai politik, perkumpulan, organisasi dan/atau
perusahaan yang sama atau menyerupai lambang negara; dan
d.         Menggunakan lambang negara untuk keperluan selain yang diatur dalam undang-undang.

Peraturan Penggunaan Lagu Kebangsaan

PERATURAN PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA

LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dengan  UU Nomor : 24 tahun 2009 Tentang bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya
yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman.

Penggunaan Lagu Kebangsaan


      Lagu Kebangsaan wajib diperdengarkan dan/atau dinyanyikan untuk :

a.   Menghormati presiden dan/atau wakil presiden;

b.   Menghormati bendera negara pada waktu pengibaran atau penurunan bendera negara yang
diadakan dalam upacara;

c.    Dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah;

d.   Dalam acara pembukaan sidang paripurna majelis permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan
rakyat, dewan perwakilan rakyat daerah dan dewan perwakilan daerah;

e.   Menghormati kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat dalam kunjungan resmi;

f.     Dalam acara atau kegiatan olahraga internasional; dan

g.   Dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni internasional yang
diselenggarakan di indonesia.

 (2) Lagu Kebangsaan dapat diperdengarkan dan/atau dinyanyikan:

      Sebagai pernyataan rasa kebangsaan;

      Dalam rangkaian program pendidikan dan pengajaran;

       Dalam acara resmi lainnya yang diselenggarakan oleh organisasi, partai politik, dan kelompok
masyarakat lain; dan/atau

      Dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni internasional.

 Tata Cara Penggunaan Lagu Kebangsaan

      Lagu Kebangsaan dapat dinyanyikan dengan diiringi alat musik, tanpa diiringi alat musik,
ataupun diperdengarkan secara instrumental.

      Lagu Kebangsaan yang diiringi alat musik, dinyanyikan lengkap satu strofe, dengan satu kali
ulangan pada refrein.

       Lagu Kebangsaan yang tidak diiringi alat musik, dinyanyikan lengkap satu stanza pertama,
dengan satu kali ulangan pada bait ketiga stanza pertama.

      Apabila Lagu Kebangsaan dinyanyikan lengkap tiga stanza, bait ketiga pada stanza kedua dan
stanza ketiga dinyanyikan ulang satu kali.

      Setiap orang yang hadir pada saat Lagu Kebangsaan diperdengarkan dan/atau dinyanyikan,
wajib berdiri tegak dengan sikap hormat.

       Dalam hal Presiden atau Wakil Presiden Republik Indonesia menerima kunjungan kepala
negara atau kepala pemerintahan negara lain, lagu kebangsaan negara lain diperdengarkan lebih
dahulu, selanjutnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Dalam hal Presiden Republik Indonesia
menerima duta besar negara lain dalam upacara penyerahan surat kepercayaan, lagu kebangsaan
negara lain diperdengarkan pada saat duta besar negara lain tiba, dan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya diperdengarkan pada saat duta besar negara lain akan meninggalkan istana.

 Larangan

Setiap orang dilarang:

      Mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, katakata, dan gubahan lain dengan maksud
untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan;

      Memperdengarkan, menyanyikan, ataupun menyebarluaskan hasil ubahan Lagu Kebangsaan


dengan maksud untuk tujuan komersial; atau
     Menggunakan Lagu Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk tujuan komersial.

Sejarah Lagu Kebangsaan

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA

PENDAHULUAN

Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan itu bukanlah sekedar
merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita
nasional bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa dalam
mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan kemerdekaan dan kehormatan bangsa.

a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar lagu kebangsaannya
dinyatakan dan didengungkan dan mereka menghormatinya dengan khidmat.

b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa mempermainkan atau
menghina lagu kebangsaan bangsa lain. Penghinaan terhadap suatu lagu kebangsaan dirasakan
sebagai penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu kebangsaan itu. Dalam hubungan internasional
antara bangsa-bangsa di dunia, maka setiap bangsa berkewajiban untuk menghormati bangsa
lain.

c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia. “Indonesia Raya” merupakan
ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Ia merupakan sublimasi api
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan dan Negara
Indonesia. Ia merupakan pula pemersatu bangsa dan tekad bangsa Indonesia.

d. “Indonesia Raya” yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air Indonesia selama perang
kemerdekaan di Indonesia, telah mengorbankan semangat dan keberanian rakyat dan pemuda
Indonesia untuk bertempur sampai titik darah penghabisan dalam mempertahankan dan
menegakkan kemerdekaan, meskipun mereka hanya menggunakan bambung runcing untuk
melawan tentara colonial yang bersenjata modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu
kebangsaan Indonesia Raya dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah kehormatan
bangsa dan Negara Indonesia.

e.. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka Indonesia sebagai
patriot bangsa yang sanggup dan berani mempertahankan serta mempunyai rasa hormat yang
tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.

f.. Oleh karena itu, kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan dan ditumbuhkan rasa
cinta dan rasa hormat terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk itu, maka setiap Pramuka
Indonesia harus mengetahui dan menghayati arti dan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya
dalam perjuangan bangsa Indonesia merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai
Pramuka harus mampu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar dan baik
serta memiliki rasa hormat terhadapnya.

g. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap Pramuka menjadi patriot
yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lgu Kebangsaan
Indonesia Raya di bumi Indonesia.

h. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka pertama-tama harus menjadikan
dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi
abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia. Dia adalah contoh hidup bagi
setiap pramuka.

i. Uraian tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya beserta sejarahnya ini hanya sekedar
pegangan bagi para Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya. Namun demikian, setiap
Pembina Pramuka berkewajiban untuk berusaha mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan
Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA


“Indonesia Raya” sebelum 17 Agustus 1945.

1. Lagu “Indonesia Raya” adalah gubahan komponis Muda Indonesia bernama Wage Rudolph
Soepratman.

2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga pernah menjadi
wartawan surat kabar “Kaoem Moeda” dan pengarang buku. Sejak kecil Soepratman gemar
sekali bermain biola.

3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur Mas Senen
Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal
dunia pada malam selasa tanggal 16 Agustus di Surabaya.

4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada waktu itu. Semangat yang
berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu Kebangsaan. Akhirnya ia dapat menciptakan Lagu
Indonesia Raya.

Lagu Indonesia Raya tiu dipersembahkan oleh Soepratman kepada masyarakat di dalam
konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesiche Club, Jln.Kramat
106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya untuk pertama kali diperdengarkan dalam Konggres itu sesuai
pula dengan semangat Persatuan Pemuda yang menyala-nyala pada waktu itu, maka ketika Lagu
Indonesia Raya diperkenalkan kepada peserta konggres, dengan serta merta lagu itu mendapat
sambutan yang hangat sekali.
Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup dengan
Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat Indonesia, Partai Politik, Organisasi Pemuda,
Wanita, Kepanduan (Kepramukaan), seluruh rakyat Indonesia yang sadar, mengakui lagu
Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.
Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang, dihalang-halangi oleh
Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah
Belanda telah pula meminta agar kata-kata dalam lagu Indonesia Raya diubah. Akan tetapi berkat
semangat perjuangan dan Peraturan Rakyat dan Pemuda Indonesia segala rintangan itu dpata
dilenyapkan

                “Indonesia Raya” setelah 17 Agustus 1945.

 Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Lagu Indonesia Raya
ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya selama perang
Kemerdekaan telah merupakan sublimasi pengorbanan perjuangan rakyat dan Pemuda Indonesia
untuk mengusir penjajah dan mempertahankan serta menegakkan Kemerdekaan.
Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun 1950 pasal 3 ayat 2
Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia

Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka


 

Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka


 

Kode Kehormatan dilaksanakan dengan :

            Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing


            Membina kesadaran berbangsa dan bernegara

            Mengenal , memelihara, dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya

            Memiliki sikap kebersamaan , tidak mementingkan diri sendiri , baik dalam
lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat , membina persaudaraan dengan
pramuka sedunia

            Hidup secara sehat jasmani dan rohani

            Belajar mendengar , menghargai dan menerima pendapat / gagasan orang lain ,
membina sikap mawas diri , bersikap terbuka , mematuhi kesepakatan dan memperhatikan
kepentingan bersama , mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya
bertutur kata dan bertingkah laku sopan , ramah dan sabar

            Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti
maupun social , membina ketabahn dan kesabaran dalam menghadapi /mengatasi rintangan dan
tantangan tanpa mengenail sikap putus asa

            Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan sebagai upaya persiapan
pribadi menghadapi masa depan , berupaya melatih ketrampilan dan pengetahuan sesuai
kemampuanya , riang gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun
tantangan

            Bertindak dan hidup secara hemat , serasi dan tidak berlebihan , teliti , waspada dan
tidak melakukan hal yang mubadzir dengan membiasakan hidup secara bersahaja sebagai
persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi

            Mengendalikan dan mengatur diri , berani menghadapi tantangan dan kenyataan ,
berani dalam kebenaran , berani mengakui kesalahan , memegang teguh prinsip dan tatanan
yang benar , taat terhadap aturan dan kesepakatan

            Membiasakan diri menepati janji , memenuhi aturan dan ketentuan yang berlaku ,
kesediaan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan dan perbuatan , bersikap jujur dalam
hal perbuatan maupun materi

            Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat gagasan dan
menyelesaikan permasalahan , berhati – hati dalam bertindak , bersikap dan berbicara.

Berbagai sumber. 

 
AMBALAN DAN RACANA

Untuk Penegak disebut Ambalan sedangkan Pandega disebut Racana

1) Ambalan atau Racana  terdiri atas paling banyak 40 orang Pramuka.

2) Ambalan Penegak dapat dibagi dalam satuan-satuan kecil yang disebut ‘sangga’ yang masig-
masing terdiri atas 5 sampai dengan 10 orang Pramuka Penegak. Sedangkan Racana Pandega
tidak dibagi dalam satuan-satuan kecil

3) Pembentukan sangga dilakukan oleh para Pramuka Penegak sendiri.

4) Tiap sangga menggunakan nama dan lambang sesuai dengan aspirasinya, dengan ketentuan
tidak menggunakan nama dan lambang yang sudah digunakan oleh badan dan organisasi lain.

5) Untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas, Ambalan Penegak atau Racana Pandega
dapat membentuk Sangga Kerja .Sangga Kerja bersifat sementara sesuai dengan tugas yang
harus dikerjakannya.

6) Nama Ambalan/  Racana dapat mengambil nama Pahlawan, Tokoh yang berjasa kepada
Negara atau nama lain  yang memiliki arti bagi Ambalan/ Racana itu.
Korps Pelatih dan Pelatih
 

Apa itu Korps Pelatih dan Pelatih ?

        Korps Pelatih adalah ikatan persaudaraan dan wadah pembinaan para Pelatih Pembina
Pramuka yang berpangkalan di Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka.

        Pelatih Pembina Pramuka atau disingkat Pelatih adalah seorang Pembina Pramuka Mahir
yang telah lulus kursus Pelatih dan diangkat oleh Kwartir Cabangnya.

Seorang Pelatih Pembina Pramuka harus memiliki SPL dan SHL :

Surat Pengangkatan Pelatih (SPL)

SPL merupakan surat keputusan Kwartir Cabang yang bersangkutan tentang pengangkatan pelatih
dan oleh karenanya yang bersangkutan diberi wewenang melakukan tugas sebagai Pelatih di
Kwartir Cabangnya.

Surat Hak Latih (SHL)

     SHL berbentuk Kartu Tanda Pelatih yang dikeluarkan oleh Kwartir Cabang berdasarkan surat

keputusan pengangkatannya sebagai Pelatih.

        Surat Hak Latih sekaligus berfungsi sebagai tanda anggota Korps Pelatih.

        Syarat untuk memperoleh SHL adalah  Pembina Mahir yang telah lulus Kursus Pelatih dengan
baik dan dinilai layak untuk menjadi Pelatih oleh Kwartir Cabangnya

        Masa laku SHL adalah 3 tahun dan setiap tahun diadakan peninjauan kembali. Apabila yang
bersangkutan masih aktif, maka pada SHL diberikan pernyataan perpanjangan yang
ditandatangani oleh Ketua Kwartir dan diberi cap Kwartir berdasarkan surat dari Kalemdika.

Pembina/ Pembantu Pembina


 

Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka termasuk sebagai Anggota Dewasa yang
melakukan proses pembinaan dan pendidikan Kepramukaan bagi anggota  muda  dan anggota 
Dewasa Muda.

Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka diatur sebagai berikut:

   Pembina Siaga sekurang-kurangnya berusia 21 tahun, sedangkan Pembantu Pembina Siaga   


sekurang-kurangnya berusia  17 tahun.

   Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia 21 tahun, sedangkan Pembantu Pembina   


Penggalang sekurang-kurangnya berusia  20 tahun.

        Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia  25 tahun, sedangkan Pembantu Pembina


Penegak   sekurang-kurangnya berusia 23 tahun.

        Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia 28 tahun, sedangkan Pembantu Pembina


Pandega    sekurang-kurangnya 26 tahun.

        Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar     (KMD) dan membina anggota muda secara aktif.

Syarat kekentuan lain selain memiliki KTA, seorang Pembina diwajibkan memiliki SHB yaitu
Surat Hak Bina yang berlaku dalam jangka waktu tertentu.

Pengukuhan Pengurus Gugusdepan Pramuka yang terdiri dari Pembina Gugusdepan, Pembina
Satuan, Pembantu Pembina Satuan, dilakukan oleh Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan.

 
Sejarah Kepramukaan Indonesia

A. Pendahuluan

                Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional
yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu
diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.

B. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka

                Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai
negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan
itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama
NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).

                Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang


bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional.
Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders
Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP
(Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).

                Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery
maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.

                Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun
1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra)
bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah
PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.

                Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu
banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.

                Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada
tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.

                Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan
yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13
September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI
(Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)

Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama
PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).

                Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah.
Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi
gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila
dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan
menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei
1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung
ke Jepang.

                Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya
badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan,
sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang
keberadaannya.
C. Perkembangan Gerakan Pramuka

                Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar
metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak
membawa perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka
ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa.

                Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di
tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 %
penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas
Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang
pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur
dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan
Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna
Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk
menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan
Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi
gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan
gerakan pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan
pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait.      

Ditulis oleh : Drs. Ringsung Suratno, M.Pd


Sejarah Kepramukaan Dunia

A. Pendahuluan

                                Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat
lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of
Gilwell.

                                Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja
di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan
kepramukaan.

B. Riwayat hidup Baden Powell

                                Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth.
Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal
ketika Stephenson masih kecil.

                                Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan


banyak sekali dan menarik diantaranya :

                a.             Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak
ibunya.

                b.             Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah,
olah raga dan lain-lainnya.

                c.             Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik,
bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.

                d.             Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri
yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih
panca indera kepada Kimball O’Hara.

                e.             Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan
kekurangan makan.

                f.              Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung
manik kayu milik Raja Dinizulu.

                                Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan
petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.

                                William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden
Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.

                                Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah


Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8
hari.

Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912
menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel
Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri,
Kenya, Afrika.
 

C. Sejarah Kepramukaan Sedunia

                                Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan
kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For
Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi
kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.

                                Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi
kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.

                                Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak
serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya.
Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.

                                Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia
17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju
Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju
ke pantai bahagia.

                                Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall,
London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat
sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

                Tahun 1924 Jambore II            di Ermelunden, Copenhagen, Denmark

                Tahun 1929 Jambore III          di Arrow Park, Birkenhead, Inggris

                Tahun 1933 Jambore IV           di Godollo, Budapest, Hongaria

                Tahun 1937 Jambore V            di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda

                Tahun 1947 Jambore VI           di Moisson, Perancis

                Tahun 1951 Jambore VII         di Salz Kamergut, Austria

                Tahun 1955 Jambore VIII        di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris

                Tahun 1959 Jambore IX          di Makiling, Philipina

                Tahun 1963 Jambore X            di Marathon, Yunani

                Tahun 1967 Jambore XI          di Idaho, Amerika Serikat

                Tahun 1971 Jambore XII         di Asagiri, Jepang

                Tahun 1975 Jambore XIII        di Lillehammer, Norwegia

                Tahun 1979 Jambore XIV        di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan

                Tahun 1983 Jambore XV         di Kananaskis, Alberta, Kanada

                Tahun 1987 Jambore XVI        di Cataract Scout Park, Australia

                Tahun 1991 Jambore XVII       di Korea Selatan

                Tahun 1995 Jambore XVIII     di Belanda


                Tahun 1999 Jambore XIX        di Chili, Amerika Selatan

                Tahun 2003 Jambore XX         di Thailand

                                Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru
dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau
mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.

                                Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro
Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari
London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke
Geneva, Swiss.

                                Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang
berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry
(Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio
Nagy sebagai Sekjen.

                                Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa
Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas
di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Ditulis oleh : Drs. Ringsung Suratno, M.Pd


Lambang Gerakan Pramuka

Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap
anggota Gerakan Pramuka.

                Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura, seorang pembina
Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak
16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.

Bentuk dan Arti Kiasan

                Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan
lambang gerakan pramuka :

1.Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti
penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang
tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup
bangsa Indonesia.

2.Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat,
kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam
menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.

3.Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

4.Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di
Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi
dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan
oleh sesuatu.

5.Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan
keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik,
benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri
guna mencapai cita-citanya.

6.Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan
kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik Indonesia serta kepada
umat manusia.

Penggunaan Lambang

Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir dan satuan,
tanda pengenal administrasi gerakan pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat
pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan
kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka tersebut.

Gambar lambang gerakan pramuka 


Lagu Hymne Pramuka
Dewan Kerja Penegak Pandega

Dewan Kerja Pramuka

1.       Dewan Kerja Pramuka adalah wadah pembinaan dan pengembangan

kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka.

2.       Dewan Kerja Pramuka merupakan bagian integral dari kwartir,

berkedudukan sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi wewenang dan

kepercayaan membantu kwartir menyusun kebijakan dan pengelolaan Pramuka

Penegak dan Pramuka Pandega.

3.       Anggota Dewan Kerja Penegak dan Pandega Putera dan Puteri dalam

jajaran kwartir dipilih oleh Musyawarah Penegak dan Pandega Putera dan

Puteri jajaran kwartir yang bersangkutan kemudian disahkan dan dilantik

oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan. Masa bakti Dewan Kerja sama dengan

masa bakti kwartirnya. Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka terpilih seorang

putera, maka harus dipilih seorang puteri sebagai Wakil Ketua atau sebaliknya.

Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka adalah ex-officio anggota
kwartir/andalan.

4.       - Tingkat Nasional disebut Dewan Kerja Nasional ( DKN )

- Tingkat Daerah disebut Dewan Kerja Daerah ( DKD )

- Tingkat Cabang disebut Dewan Kerja Cabang ( DKC )

- Tingkat Ranting disebut Dewan Kerja Ranting ( DKR )

5.       Fungsi dan Tata kerja Dewan Kerja diatur dalam Surat Keputusan tersendiri.
Lembaga Pendidikan Kader Pramuka ( Lemdika )
Lembaga Pendidikan Pramuka

Lembaga Pendidikan Pramuka sering kita sebut dengan Lembaga Pendidikan Kader Gerakan
Pramuka atau disingkat Lemdika. Lemdika merupakan Lembaga pendidikan bagian integral
dari Kwartir.

Lemdika mempunyai fungsi sebagai berikut:

a.    penyelenggara dan pelaksana pendidikan dan pelatihan anggota dewasa;

b.    pembinaan teknis tim pelatih dan anggota dewasa yang telah diberi sertifikat SHB/SHL;

c.    pembina perpustakaan;

Ketua Lemdika dipilih dari para Pelatih Pembina Pramuka, melalui musyawarah pelatih yang
diselenggarakan sebelum Musyawarah. Ketua Lemdika terpilih sekaligus secara ex-officio
merangkap menjadi Andalan Cabang urusan Pembinaan Anggota Dewasa.

Pada hakikatnya organisasi Lemdika bersifat organisasi kerangka yaitu organisasi yang secara
harian ditangani oleh personel terbatas. Pada saat yang diperlukan Ketua Lemdika dapat
memobilisasi para pelatih, Andalan Cabang, Pelatih Konsultan atau Pembantu Andalan di
daerahnya untuk menyelenggarakan kursus, seminar, lokakarya atau pertemuan pakar lainnya.
Administrasi rutin Lemdika bersandar pada Bagian Tata Usaha Kwartir. Dalam Strukturnya 
Ketua Lemdika bertangungjawab kepada Ketua Kwartirnya.

Organisasi dan Tata Kerja Lemdika diatur dengan Surat Keputusan tersendiri.
Pramuka Penggalang
Penggalang adalah sebuah golongan setelah pramuka Siaga . Anggota pramuka penggalang
berusia dari 11-15 tahun. Disebut Pramuka Penggalang karena sesuai dengan kiasan pada masa
penggalangan perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang dan
mempersatukan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah
yaitu konggres para pemuda Indonesia yang dikenal dengan " Soempah Pemoeda" pada tahun
1928 .

Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang ada dua, Tri Satya (janji
Pramuka Pengalang), dan Dasa Darma (ketentuan moral Pramuka Penggalang).

Adapun isinya adalah:

Trisatya Pramuka Penggalang

 Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesi dan


mengamalkan Pancasila

- menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

- menepati Dasadarma.
Dasadarma Pramuka itu:

 1. Taqwa Kepada Tuhan Yang maha Esa.

2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. rajin, trampil dan gembira.

7. Hemat, cermat dan bersahaja.

8. Disiplin, berani dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Penggalang disebut Regu dan Kesatuan dari beberapa
Regu disebut Pasukan. Setiap Regu beranggotakan 5-10 orang Pramuka Penggalang dan
dipimpin oleh seorang Pemimpin regu ( Pinru ) yang dipilih oleh anggota regu itu sendiri.
Masing-masing Pemimpin Regu ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan
menjadi Pemimpin regu Utama yang disebut Pratama. Pasukan yang terdiri dari beberapa regu
tersebut dipimpin oleh seorang Pratama.

Dalam Golongan Pramuka Penggalang ada tiga tingkatan, yaitu:

1. Penggalang Ramu

2. Penggalang Rakit

3. Penggalang Terap

Setiap anggota Penggalang yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat Kecakapan Umum )
berhak mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya yang dikenakan
pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung berwarna dasar Merah. TKU untuk
Penggalang berbentuk sebuah janur yang terlipat dua dengan gambar Manggar yakni nama
bunga pohon kelapa.
ANDALAN
 
Andalan berasal dari kata dasar andal, boleh juga kita menyebut dengan kata handal. Andalan
memiliki arti adalah yang dapat dipercaya untuk melakukan/ melaksanakan sesuatu, dengan
demikian Andalan adalah orang yang diandalkan dan dipercaya untuk melaksanakan suatu tugas
sesuai yang diampunya.
Nama andalan merupakan sebutan lain bagi pengurus kwartir. Sebutan ini berlaku dari Kwartir
Nasional sampai dengan Kwartir Ranting. Contoh :
 
- Andalan Nasional disingkat Annas.
- Andalan Daerah disingkat Andu.
- Andalan Cabang disingkat Ancu.
- Andalan Ranting disingkat Anru
 
Setiap pengurus Kwartir atau Andalan memiliki urusan/ jabatan suatu dibidang yang diampunya. 
Andalan bertanggungjawab kepada Ketua Kwartirnya atas jabatan yang dipegangnya, sampai
masa baktinya berakhir. 

Struktur Organisasi Satuan Karya ( SAKA )

STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KARYA


Dewan Kehormatan

DEWAN KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA

(1) Dewan Kehormatan Gerakan Pramuka merupakan badan tetap yang dibentuk oleh
gugusdepan atau kwartir sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan
sanksi, dengan tugas:

a. Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang melanggar kode kehormatan atau
merugikan nama baik Gerakan Pramuka;

b. Menilai sikap, perilaku, dan jasa seseorang untuk mendapatkan anugerah, penghargaan berupa
tanda jasa.

(2) Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:

a. Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas:

1) Anggota Majelis Pembimbing;

2) Andalan;

dibantu oleh staf kwartir.

b. Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas:

1) Anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan;

2) Pembina Gugusdepan;

3) Pembina Pramuka;
Macam Tanda Pengenal Pramuka
                                            Macam-macam Tanda Pengenal

a.       Tanda Umum

Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra
maupun putri.

Macamnya : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan, tanda harian, tanda
WOSM 

b.      Tanda Satuan

Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.

Macamnya : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir, Mabi, krida, saka, Lencana
daerah, satuan dan lain-lain.

c.       Tanda Jabatan

Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan
organisasi Gerakan Pramuka

Macamnya   :  Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, sulung,pratama,


pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja, Pembina,                            Pembantu
Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka                 dan lain-lain.

d.      Tanda Kecakapan

Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang


Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.

Macamnya   :    Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi
orang dewasa.

e.       Tanda Kehormatan

Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya
dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan,
masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.

Macamnya :

Peserta didik   :  Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama,   bintang teladan.

Orang dewasa   : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.


Satuan Karya
Satuan Karya Pramuka
(1) Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah pembinaan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan anggota muda dan anggota dewasa muda dalam bidang tertentu
serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai aspirasi pemuda
Indonesia dengan menerapkan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
(2)  Kegiatan itu menghasilkan pengalaman,  tambahan pengetahuan dan teknologi,
keterampilan dan kecakapan yang kelak menjadi bekal hidup anggota muda dan anggota
dewasa muda.
(3) Setiap Satuan Karya Pramuka mengkhususkan diri pada pengabdian di bidang tertentu
berdasarkan spesialisasi atau keterampilan khusus.

(4)  Anggota Satuan Karya Pramuka adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega putera
dan puteri dari gugusdepan di wilayah ranting yang bersangkutan, tanpa melepaskan diri dari
keanggotaan gugusdepannya.

(5)    Satuan Karya Pramuka dibina oleh Kwartir Ranting/Cabang

(6)  Anggota Satuan Karya Pramuka wajib meneruskan pengetahuan dan kemampuannya
kepada anggota lain di gugusdepannya sebagai Instruktur Muda.

(7) Anggota Putera dan anggota Puteri dihimpun dalam satuan karya yang terpisah, masing-
masing merupakan satuan karya yang berdiri sendiri.

  

NAMA - NAMA SATUAN KARYA :

 
BIDANG
NO NAMA SAKA DASAR HUKUM
KEGIATAN
1. Bahari Kebaharian SK.No.019 Tahun 1991
2. Bhakti Husada Kesehatan SK.No.053 Tahun 1985
3. Bhayangkara Kamtibmas SK.No.020 Tahun 1991
4. Dirgantara Kedirgantaraan SK.No.018 Tahun 1991
5. Kencana Kepedudukan SK.No.166 Tahun 2002
6. Tarunabumi Pertanian SK.No.078 Tahun 1984
7. Wanabakti Kehutanan SK.No.005 Tahun 1984
 
SALAM PRAMUKA

Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka.

Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata
susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Fungsi Salam Pramuka.

Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke
dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan
penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.

Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu dengan cara
melakukan gerakan penghormatan.

Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :

1. Salam Biasa.

Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.

2.Salam Hormat.

Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi.

3.Salam Janji.

Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik (Dalam
pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)

Untuk Salam hormat diberikan kepada :

1. Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.


2. Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
3. Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat
lainnya.
4. Lagu Kebangsaan.

Sekian dan Salam Pramuka !

Mabi
Majelis Pembimbing
(1)    Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka, setiap gugusdepan, satuan
karya dan kwartir membentuk Majelis Pembimbing.
(2)    Majelis Pembimbing  adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang memberi
bimbingan dan bantuan moril, organisatoris, material dan finansial kepada gudep/satuan/kwartir
bersangkutan.
(3)    Majelis Pembimbing bersidang sesuai dengan kebutuhan, dan ditentukan oleh Ketua
Majelis Pembimbing.
(4)    Mejelis Pembimbing wajib mengadakan rapat konsultasi secara periodik dengan
gudep/satuan/kwartir bersangkutan.
(5)    Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka ada di tingkat Satuan Karya Pramuka.

Organisasi Majelis Pembimbing


(1)    Majelis Pembimbing Gugusdepan dan Satuan Karya Pramuka berasal dari unsur-unsur
orang tua anggota muda dan anggota dewasa muda/anggota saka dan tokoh masyarakat di
lingkungan gugusdepan/saka yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap
Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing.
(2)    Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional berasal dari unsur-unsur
tokoh masyarakat pada tingkat masing-masing yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab
terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing.
(3)    Pembina Gugusdepan, Pamong Saka dan Ketua Kwartir secara ex-officio menjadi anggota
Majelis Pembimbing bersangkutan.
(4)    Majelis Pembimbing terdiri atas:

a.    Seorang Ketua;

b.    Seorang Wakil Ketua;

c.    Seorang Sekretaris;

d.    Seorang  Ketua Harian;

e.    Beberapa orang anggota;

(5)    Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan/Satuan Karya Pramuka dipilih dari antara anggota
Majelis Pembimbing Gugusdepan/Satuan Karya Pramuka yang ada. Untuk jajaran ranting,
cabang, dan daerah Ketua Majelis Pembimbing dijabat oleh Kepala Wilayah atau Kepala
Daerah setempat, sedangkan untuk tingkat nasional Ketua Majelis Pembimbing Nasional dijabat
oleh Presiden Republik Indonesia.

Pramuka Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga
karena sesuai dengan kiasan pada masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat
Indonesia mensiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan ditandai berdirinya Boedi
Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.

Kode kehormatan

Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua,  Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan  Dwi
Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Adapun isinya adalah:

Dwi Satya
- Demi kehormatanku, aku berjanji akan : bersungguh-sungguh

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata
krama keluarga

- setiap hari berbuat kebajikan

Dwi Darma

1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya

2. Siaga berani dan tidak putus asa

Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga
dalam bertingkah laku di masyarakat.

Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung dan satuan-satuan dari beberapa
barung disebut Perindukan. Setiap Barung beranggotakan 5-10 orang Pramuka Siaga dan
dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung yang dipilih oleh anggota Barung itu sendiri. Masing-
masing Pemimpin Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi
Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung
yang akan dipimpin oleh Sulung.

Dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:

1.Mula

2.Bantu

3.Tata

Setiap anggota Barung yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat Kecakapan Umum ) berhak
mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya  yang dikenakan pada lengan
baju sebelah kiri dibawah tanda barung berwarna dasar hijau. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah
janur atau disebut Mancung yakni bunga pohon kelapa yang baru tumbuh.

Bapak Pramuka
SIAPAKAH BELIAU ?

Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April


1912 - Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja
Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau
juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau
juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961 - 1974)

Biografi
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, HamengkubuwonoIX
adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun
Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di
Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di
Universiteit Leiden, Belanda (”SultanHenkie”).
Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan
gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan HamengkubuwonoSenopati Ing Alogo
Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo”. Beliau merupakan
sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu,
dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat
“Istimewa”. Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin
Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang
Ekuin.

Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun
1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan.
Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak
menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.
Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre,
Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.

Anda mungkin juga menyukai