Anda di halaman 1dari 2

Elektroforesis

Elektroforesis adalah suatu teknik yang mengukur laju perpindahan atau pergerakan partikel-
partikel bermuatan dalam suatu medan listrik.  Prinsip kerja dari elektroforesis berdasarkan
pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif (anion), dalam hal tersebut DNA, yang bergerak
menuju kutub positif (anode), sedangkan partikel-partikel bermuatan positif (kation) akan
bergerak menuju kutub negatif (anode) (Klug & Cummings 1994: A-6).  Elektroforesis
digunakan untuk mengamati hasil amplifikasi dari DNA.  Hasil elektroforesis yang terlihat
adalah terbentuknya band yang merupakan fragmen DNA hasil amplifikasi dan menunjukkan
potongan-potongan jumlah pasangan basanya (Klug & Cummings 1994: 397).

Teknik elektroforesis mempergunakan medium yang terbuat dari gel.  Perpindahan partikel pada
medium gel tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ukuran partikel, komposisi dan
konsentrasi gel, densitas muatan, kuat medan listrik dan sebagainya.  Semakin kecil partikel
tesebut, maka pergerakan atau migrasinya akan semakin cepat, karena matriks gel mengandung
jaringan kompleks berupa pori-pori sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergerak melalui
matriks tersebut (Brown 1992: 19).

Di dalam elektroforesis digunakan sumber arus listrik searah (DC), ruang untuk elektroforesis
(Comb, Well, platform dan cetakan wadah gel), larutan buffer (buffer ionik dan loading buffer),
matriks elektroforesis, marker dan gel (Klug & Cummings 1994: A-6).

Elektroforesis digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk suatu partikel baik
DNA, RNA dan protein.  Selain itu, elektroforesis juga digunakan untuk fraksionasi yang dapat
digunakan untuk mengisolasi masing-masing komponen dari campurannya, mempelajari
fitogenetika, kekerabatan dan mempelajari penyakit yang diturunkan (Klug & Cummings 1994:
A-6).  Elektroforesis dalam bidang genetika, digunakan untuk mengetahui ukuran dan jumlah
basa yang dikandung suatu sekuen DNA tertentu (Klug & Cummings 1994: A-7).

PCR

Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu proses pembentukan cetakan DNA secara
berulang kali dengan menggunakan prosedur dan waktu yang tertentu (Wolfe 1993: 137). PCR
menggunakan teknik amplifikasi (perbanyakan) secara spesifik pada suatu segmen DNA secara
in vitro dengan menggunakan DNA polimerase, cetakan (template), DNA genom, dan primer
oligonukleotida yang akan menempel pada segmen yang akan diamplifikasi (Davis et al. 1994:
114).  Prinsip dasar dari teknik PCR tersebut merupakan adanya enzim DNA polimerase yang
digunakan untuk membuat cetakan dari segmen DNA yang diinginkan (Wolfe 1993: 137).

Proses PCR terdiri dari 3 tahapan, yaitu:

1.  Denaturasi

adalah proses penguraian materi genetik (DNA/RNA) dari bentuk heliksnya yang dipisahkan
dengan suhu 90-96oC.
2.  Annealing (pelekatan) atau hibridisasi

adalah suatu proses penempelan primer ke DNA template yang sekarang hanya dalam satu untai.

3.  Polimerisasi (sintesis)

adalah suatu proses pemanjangan rantai DNA baru yang dimulai dari  primer.

Aplikasi dari PCR yaitu:

1. Mendeteksi penyakit yang dapat menginfeksi, variasi dan mutasi dari gen (Powledge 2001: ?).

2. Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies atau untuk mengetahui dari mana
spesies tersebut berasal (Powledge 2001: ?).

3. DNA atau RNA yahg telah dianalisis dengan menggunakan teknik PCR digunakan untuk
meneliti penerapannya dalam bidang klinik dan obat-obatan forensik, mengembangkan teknik-
teknik dalam bidang genetika dan untuk mendiagnosa (Davis et al. 1994: 114).

4. Untuk membuat cDNA library, yaitu sebuah set dari hasil kloning yang mewakili sebanyak
mungkin mRNA dari suatu tipe sel tertentu dengan waktu tertentu. Pembuatan cDNA library
tersebut menggunakan teknik Transverse Replication PCR (Weaver 1999: 80).

Klug, W. S. & M. R. Cummings. 1994. Concepts of genetics. 4th ed.   Prentice Hall, Englewood
cliffs: xvi + 779 hlm.

Brown, T. A. 1992. Genetics: A molecular approach. 2nd ed. Chapman &     Hall, London: xxii
+ 467 hlm.

Wolfe, S.L. 1993. Molecular and cellular biology. Wadsworth Publishing Company, Belmont:
xviii + 1145 hlm.

Davis, L., M. Kuehl, & J. Battey. 1994. Basic methods: Molecular biology. 2nd ed. Appleton &
Lange, Norwola: xii + 777 hlm.

Powledge, T.M. 2001. The polymerase chain reaction. 7 September: ? hlm.


http://www.faseb.org/opa/bloodsupply/pcr.html, 30 November 2005, pk. 17. 43.

Weaver, R.F. 1999. Molecular biology. McGraw-Hill Companies Inc., Boston: xvii + 787 hlm.

Anda mungkin juga menyukai