Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan tanaman yang
berperan penting terhadap produktifitas tanaman. Akibat pemupukan yang tidak
tepat, lahan-lahan kakao banyak yang mengalami kemunduran khususnya dalam
hal kualitas lahan. Kemunduran kualitas lahan tersebut antara lain terjadi karena
berkurangnya unsur hara di dalam tanah, kerusakan sifat-sifat fisik maupun
biologis, serta semakin menipisnya ketebalan tanah.
Berkurangnya unsur hara dalam tanah disebabkan oleh kegiatan panen,
pencucian, denitrifikasi, dan erosi yang terjadi di daerah perakaran tanaman
kakao. Kerusakan sifat fisik dan biologis tanah antara lain berupa rusaknya
agregat tanah, berkurangnya kemantapan struktur, berkurangnya kadar nahan
organik, serta berkurangnya jumlah dan aktivitas organisme yang hidup dalam
tanah. Sementara itu, berkurangnya ketebalan tanah terjadi karena erosiyang
merupakan penyebab utama kerusakan tanah di lahan yang berlereng curam
(Arsyad,1982). Upaya peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan
pemberian pupuk.
Pemupukan bertujuan menambah unsur-unsur hara tertentu di dalam tanah
yang tidak mencukupi kebutuhan tanaman yang diusahakan. Pemupukan tanman
kakao harus diberikan secara efisien. Efisiensi pemupukan adalah perbandingan
jumlah pupuk yang diberikan dengan jumlah pupuk yang diserap oleh tanaman.
Namun, umumnya efisiensi pemupukan pada kakao tergolong rendah.
Peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 4 T
yaitu: tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu.
Pupuk yang biasanya digunakan dalam pemupukan tanaman kakao adalah
pupuk urea atau ZA sebagai sumber N, pupuk TSP sebagai sumber P, dan pupuk
KCl sebagai sumber K. Selain pupuk buatan, pada tanaman kakao juga diberikan
tambahan pupuk organik berupa pupuk kandang atau kompos.
Meskipun tanaman membutuhkan asupan tambahan berupa pupuk buatan
ataupun pupuk organic, pemberian pupuk harus tetap memperhatikan petunjuk
dan dosis yang dianjurkan. Hal ini penting untuk mencegah tanaman kakao
mengalami keracunan akibat kekurangan atau kelabihan dosis yang hanya akan
mengganggu produktivitas tanaman kakao.
Tujuan
1. Melatih keterampilan mahasiswa dalam kegiatan pemupukan tanaman
kakao.
2. Meningkatkan produksi tanaman kakao.
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan Unsur Hara
Jaringan tanaman kakao mengandung sekurang-kurangnya 16 unsur hara
yang biasa disebut dengan unsure hara esensial. Oleh karena itu, media
pertumbuhan tanaman (tanah) dan lingkungannya harus mampu menyuplai unsur-
unsur hara yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan tersebut. Berdasarkan hasil
analisis jaringan tanaman kakao menunjukkan bahwa sekitar 200 kg N, 25 kg P,
300 kg K, dan 140 kg Ca setiap hektar diperlukan untuk membentuk kerangka dan
kanopi kakao sebelum tanaman berbuah.
Dalam melakukan pemupukan harus tetap memperhatikan kondisi
tanaman dan lingkungannya. Pada tanaman kakao yang tumbuh di daerah dengan
kondisi iklim lingkungan yang menunjang (penaungnya baik, curah hujan cukup,
serta sifat fisika tanahnya baik), jumlah atau dosis tentatif pupuk yang bisa
diberikan adalah seperti tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah/dosis pupuk yang bisa diberikan pada tanaman kakao dengan
kondisi lingkungan baik
Umur/ fase Satuan Jenis Pupuk
Urea TSP/SP-36 KCl Kieserit
Bibit g/bibit 5 7 4 4
0-1 th g/ph/th 25 33 20 40
1-2 th g/ph/th 45 60 35 40
2-3 th g/ph/th 90 120 70 60
3-4 th g/ph/th 180 240 135 75
> 4 th g/ph/th 220 240 170 120
Sumber: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
KESIMPULAN
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pemupukan
tanaman kakao harus diperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
penyerapan pupuk. Karena pemupukan akan menjadi sia-sia apabila tidak
didukung oleh kondisi lingkungan yang menyebabkan penyerapan pupuk tidak
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S.. 1982. Pengawetan Tanah dan Air. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Fakultas Pertanian, Departemen Ilmu Tanah.
PPKKI. 2008. Panduan lengkap Budidaya Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia. Jakarta.