Anda di halaman 1dari 35

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN

SERTA KADER POSYANDU DALAM KEGIATAN


KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK)
DIWILAYAH PUSKESMAS
SEI BESAR KABUPATEN
KETAPANG
BAB 1 PENDAHULUAN

 Kesehatan merupakan hak azasi dan


sekaligus sebagai infestasi, sehingga perlu
diupayakan, diperjuangkan dan
ditingkatkan oleh setiap individu dan
seluruh komponen bangsa, agar
masyarakat dapat menikmati hidup sehat
dan pada akhirnya dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
 Sasaran revitalisasi posyandu adalah semua
posyandu diseluruh Indonesia. Namun
mengingat sumber daya yang terbatas, maka
sasaran revitalisasi posyandu diutamakan pada
(Posyandu Pratama dan Posyandu madya) dan
posyandu yang berada di daerah yang sebagian
besar penduduknya tergolong miskin.
 Peran kader untuk mendidik masyarakat melalui
penyuluhan merupakan hal yang sangat penting.
Penyuluhan sebagai bagian dari pendidikan
adalah sarana yang efektif untuk meningkatkan
pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran
masyarakat yang diharapkan terjadi perubahan
perilaku masyarakat dari yang tidak sesuai
dengan norma kesehatan kearah prilaku yang
menunjang kesehatan.
Jumlah Penduduk Diwilayah Puskesmas Sei Besar

4500

4000

3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
Desa Sei Besar Desa Sei Pelang Desa Sei Bakau Desa Sei Jawi
Jumlah Pusat Pelayanan Kesehatan Diwilayah Puskesmas Sei
Besar

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Desa Sei Besar Desa Sei Pelang Desa Sei Bakau Desa Sei Jawi
Jumlah Posyandu Diwilayah Puskesmas Sei Besar
6

0
Desa Sei Besar Desa sei Pelang Desa sei Bakau Desa Sei Jawi
BAB II TINJAUAN TEORI
 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”
dan ini terjadi setelah orang mengadakan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui
panca indra manusia yakni penglihatan
pendengaran, penciuman, rasa dan raba
dengan sendiri (Notoatmojo, 2003,dalam
Wawan.A&Dewi, 2010:11).
 Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh
factor pendidikan formal. Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan
pendidikan, dimana diharapkan bahwa
dengan pendidikan yang tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya (Wawan.A&Dewi,
2010:11).
TINGKAT PENGETAHUAN
 Tahu (Know)
 Memahami (Comprehention)
 Aplikasi (Application)
 Analisis (Analysis)
 Sintesis (Syntesis)
 Evaluasi (Evaluation)
KATEGORI PENGETAHUAN

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan


seseorang dapat diketahui dan
diinterprestasikan dengan skala :
 Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai
76-100 %
 Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau
nilai 56-75 %
 Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau
nilai 40-55 %
 Tingkat pengetahuan buruk bila skor atau
nilai < 40 % (Wawan.A&Dewi, 2010:18)
PENGERTIAN POSYANDU

 Posyandu merupakan salah satu bentuk


Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat
dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes RI
2005:11).
KADER
 Kader merupakan sosok yang menarik
perhatian khalayak. Kesederhanaanya dan
asalnya yang dari masyarakat setempat.
Keberadaanya yang selalu dekat dengan
masyarakat membuat alih pengetahuan dan
olah keterampilan dari kader kepada
tetangganya demikian mudah. Kedekatannya
dengan petugas puskesmas telah membuat
mereka menjadi penghubung yang andal
antara petugas kesehatan dengan
masyarakat (Wiku Adisasmito, 2010:200).
PENGERTIAN PERAN SERTA MASYARAKAT

 Peran serta masyarakat merupakan rangkaian


kegiatan masyarakat yang dilakukan
berdasarkan gotong royong dan swadaya
masyarakat dalam rangka menolong mereka
sendiri untuk mengenal , memecahkan
masalah dan kebutuhan yang dirasakan
masyarakat, baik dalam bidang kesehatan
maupun dalam bidang yang berkaitan dengan
kesehatan agar mampu memelihara
kehidupannya yang sehat dalam rangka
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
masyarakat (Syafrudin dkk, 2009:127).
PRILAKU
 Perilaku adalah respon individu terhadap
suatu stimulus atau suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekwensi
spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak (Wawan.A&Dewi, 2010)
KIA
 Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah
upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak
prasekolah.
BAB III
Kerangka Konsep Penelitian

 Variabel Independen (bebas)


Variabel Indefenden (bebas) adalah variable
yang nilainya menentukan variable lain,
variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pengetahuan.
 Variabel Dependen (terikat)
Variabel Dependen adalah variable yang
nilainya ditentukan oleh variable lain, variabel
terikatnya adalah peran serta kader posyandu.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Dan Rancangan Penelitian


 Jenis penelitian ini adalah observasi dengan
pendekatan cross sectional. Dalam penelitian
ini dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran mengenai factor penyebab
kurangnya pengetahuan dan peran serta kader
terhadap kegiatan KIA di wilayah Puskesmas
Sei Besar, meliputi karakteristik pendidikan,
pekerjaan, umur, dan pengetahuan kader di
Desa Sei Besar Kecamatan Matan Hilir Selatan
Kabuapten Ketapang.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 Tahap Persiapan
 Tahap Pelaksanaan
 Tahap Pengolahan Data
 Analisa Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam


penelitian ini adalah analisa univariat yaitu
untuk mengetahui distribusi frekuensi dari sub
variabel yang diteliti sehingga dapat diketahui
gambaran dari setiap sub variabel. Skala
pengukuran pengetahuan yang ada hubungannya
dengan peran serta kader posyandu berupa
pertanyaan
V.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini


menggambarkan distribusi frekwensi variabel
bebas yang terdiri dari : Pengetahuan,
pekerjaan, pendidikan, umur dan
pengalaman.
BAB V HASIL PEMBAHASAN
 Hasil
Penelitian dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Sei. Besar pada Tanggal 31
Januari 2011 s/d Tanggal 5 Febuari 2011.
Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak
52 kuesioner. Setelah data dikumpulkan
selanjutnya dilakukan analisis univariat dan
bivariat.
ANALISA UNIVARIAT
Analisis univariat dalam penelitian ini
menggambarkan distribusi frekuensi
variabel bebas yang meliputi pengetahuan
kader dan pekerjaan, pendidikan kader
umur, dan pengalaman menjadi kader.
Sedangkan variabel terikat meliputi peran
serta kader di Puskesmas Desa Sei. Besar
Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten
Ketapang.
DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN

Variabel N=52
n Persentase (%)
Usia
Kurang dari 21 tahun 4 7,7
21-45 tahun 42 80,8
Lebih dari 45 tahun 6 11,5

Pengalaman Kerja
Kurang dari 2 tahun 29 55,8
Lebih dari 2 tahun 23 44,2

Pekerjaan
Tidak Bekerja 34 65,4
Bekerja 18 34,6

Tingkat Pendidikan
Rendah 15 28,8
Tinggi 37 71,2

Pengetahuan
Kurang 13 25
Cukup 5 9,6
Baik 34 65,4

Peran Serta kader


Tidak Aktif 25 48,1
Aktif 27 51,9
 Hasil penelitian ini menunjukkan
karakteristik responden di Puskesmas Sei.
Besar. Berdasarkan kuesioner yang
disebarkan kepada 52 responden sebagian
besar responden berusia antara 21-45
tahun yaitu sebesar 80,8%, memiliki
pengalaman sebagai kader kurang dari 2
tahun sebesar 55,8%, sebagian besar
kader tidak bekerja yaitu 65,4%,
berpendidikan tinggi yaitu 71,2%,
memiliki pengetahun yang baik sebesar
65,4% dan memiliki peran yang aktif
sebagai kader 51,9%.
ANALISA BIVARIAT
Peran Serta Kader
Variabel Tidak aktif Aktif P OR 95% CI

N % N %
Pengetahuan
Kurang 11 84,6 2 15,4 0,005 3,667 0,354-38,028
Cukup 3 60 2 40 11,5 2,167-61,04
Baik 11 32,4 23 67,6 1

Pendidikan
Rendah 11 73,3 4 26,7 0,044 4,518 1,203-16,967
Tinggi 14 37,8 23 62,2 1

Pengalaman
< dari 2 tahun 21 72,4 8 27,6 0,0000 12,469 3,229-48,153
> Dari 2 tahun 14 17,4 19 82,6 1 3,229-48,153

Usia
< dari 21 tahun 3 75 1 25 0,430 3,300 0,317-34,354
20 47,6 22 52,4 6,000 0,354-101,568
21-45 tahun
> Dari 45 tahun 2 33,3 4 66,7 1

Sumber Data :
Primer tahun 2011
PENGETAHUAN
 Diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna
antara pengetahuan kader Posyandu dengan
peran aktif kader di Posyandu dengan nilai
statistik p = 0,005 (p < 0,05), dengan hasil uji
estimasi bahwa kader yang memiliki pengetahuan
yang kurang cenderung 3,667 kali tidak berperan
aktif dibandingkan dengan kader yang memiliki
pengetahuan yang baik (OR = 3,667; 95% CI =
0,354-38,028). Sedangkan kader yang
berpengetahuan cukup cenderung 11,5 kali untuk
tidak berperan aktif dalam kegiatan posyandu
dibandingkan dengan kader yang berpengetahuan
baik (OR = 11,5; 95% CI = 2,167-61,040).
PENDIDIKAN
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan bermakna antara
pendidikan kader Posyandu dengan peran
aktif kader di Posyandu dengan p = 0,044 (p
= < 0,05). Hasil uji estimasi menunjukkan
bahwa kader yang memiliki pendidikan
rendah cenderung 4,518 kali tidak berperan
aktif pada kegiatan Posyandu dibandingkan
dengan kader yang berpendidikan tinggi (OR
= 4,518; 95% CI = 1,203-16,967).
PENGALAMAN
 Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil
uji statistik p = 0,000 (p < 0,05), berarti
terdapat hubungan bermakna antara
pengalaman menjadi kader Posyandu dengan
peran aktif kader di Posyandu, dengan hasil
uji estimasi bahwa kader yang memiliki
pengalaman kurang dari 2 tahun berpeluang
12,4 kali tidak aktif dalam kegiatan Posyandu
dibandingkan dengan kader yang memiliki
pengalaman lebih dari 2 tahun (OR = 12,469 ;
95% CI = 3,229-48,153).
USIA
 Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data
bahwa tidak terdapat hubungan antara usia
Kader Posyandu dengan peran aktif Kader di
Posyandu dengan p = 0,430 (p < 0,05). Hasil uji
estimasi diperoleh hasil bahwa, Kader berusia
kurang cenderung 3,3 kali lebih besar untuk tidak
aktif dalam kegiatan Posyandu dibandingkan
dengan kader yang berusia lebih dari 45 tahun
(OR =3,3 ; 95% CI = 0,317-34,354). Sedangkan
Kader yang berusia 21-45 tahun, cenderung 6 kali
untuk tidak aktif pada kegiatan Posyandu
dibandingkan dengan kader yang berusia lebih
dari 45 tahun (95%CI = 0,354-101,568).
PEMBAHASAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERAN SERTA KADER
 Hubungan antara pengetahuan dengan peran serta Kader pada
analisis bivariat diperoleh hasil uji statistic diperoleh nilai p =
0,005 (p < 0,05). Nilai tersebut secara statistik berarti ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan Kader Posyandu
dengan peran aktif Kader di Posyandu.
 Hasil penelitian yang dilakukan 67,6% dari 34 responden yang
berpengetahuan baik berperan aktif dalam kegiatan Posyandu,
40% dari 5 responden yang berpengetahuan cukup berperan
aktif dalam kegiatan Posyandu, dan hanya 15,4% dari 13
responden yang memiliki pengetahuan kurang yang berperan
aktif dalam kegiatan Posyandu.
 Hasil analisis uji estimasi juga membuktikan bahwa nilai Odds
Ratio (OR) = 11,500 artinya Kader yang memiliki pengetahuan
baik berpeluang 11,5 kali lebih aktif pada kegiatan Posyandu
dibandingkan dengan Kader yang berpengetahuan cukup dan
kurang (95% CI: 2,167-61,040).
HUBUNGAN PENDIDIKAN KADER DENGAN PERAN
SERTA KADER
 Hubungan pendidikan Kader dengan peran serta Kader pada
analisis bivariat diperoleh hasil uji statistik diperoleh nilai
p = 0,044 (p < 0,05). Nilai tersebut secara statistik berarti
ada hubungan bermakna antara pendidikan Kader Posyandu
denan peran aktif Kader di Posyandu.
 Hasil penelitian 62,2% dari 37 responden yang
berpendidikan tinggi berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu, hanya 26,7% dari 15 responden yang
berpendidikan rendah berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu.
 Hasil analisis uji estimasi juga membuktikan bahwa nilai
Odds Ratio (OR) = 4,518 artinya Kader yang memiliki
pendidikan tinggi berpeluang 4,5 kali lebih aktif pada
kegiatan Posyandu dibandingkan dengan Kader yang
berpendidikan rendah (95% CI: 1,203-16,967).
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENJADI
KADER DENGAN PERAN SERTA KADER
 Hubungan antara pengalaman menjadi Kader dengan peran serta
Kader pada analisis bivariat diperoleh hasil uji statistik diperoleh
nilai p = 0,000 (p < 0,05). Nilai tersebut berarti secara statistik
berarti ada hubungan bermakna antara pengalaman menjadi
Kader Posyandu dengan peran aktif Kader di Posyandu.
 Hasil penelitian 82,6% dari 33 responden yang memiliki
pengalaman lebih dari 2 tahun berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu, hanya 27,6 dari 29 responden yang memiliki
pengalaman kurang dari 2 tahun berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu.
 Hasil analisis uji estimasi juga membuktikan bahwa diperoleh
nilai Odds ratio (OR) = 12,469 artinya kader yang memiliki
pengalaman lebih dari 2 tahun berpeluang 12,4 kali lebih aktif
pada kegiatan Posyandu dibandingkan dengan Kader yang
memiliki pengalaman kurang dari 2 tahun (95% CI: 3,229-48,153).
HUBUNGAN ANTARA USIA KADER DENGAN PERAN
SERTA KADER
 Hubungan antara usia Kader dengan peran serta Kader pada
analisis bivariat diperoleh hasil uji statistik diperoleh nilai
p = 0,430 (p < 0,05). Analisis lebih lanjut menyimpulkan
bahwa nilai tersebut secara statistik berarti tidak terdapat
hubungan antara usia Kader Posyandu dengan peran aktif
Kader di Posyandu.
 Hasil penelitian 66,7% dari 6 responden yang berusia lebih
dari 45 tahun berperan aktif dalam kegiatan Posyandu,
52,4 dari 42 responden yang berusia 21-45 tahun berperan
aktif dalam kegiatan posyandu dan hanya 25% dari 4
responden yang berusia kurang dari 21 tahun yang berperan
aktif dalam kegiatan Posyandu.
 Jadi dapat disimpulkan bahwa umur tidak mempengaruhi
dalam seseorang untuk berperan aktif dalam segala
kegiatan.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai