Anda di halaman 1dari 5

DILA KHAIRAT : Putri Kaca Mayang

DWIKO ADAM : Panglima Gimpana


FITRI AYU N : Permaisuri
MIKAEL F : Raja Aceh
REZA : Raja Gasib
SILVIA HARPENI : Utusan
THEODORA : Warga 2

Alkisah, pada zaman dahulu kala, di tepi sungai Siak berdirilah sebuah Kerajaan
yang bernama Kerajaan Gasib. Kerajaan ini sangat terkenal karena mempunyai seorang
panglima yang gagah perkasa dan disegani, Panglima Gimpan namanya. Selain itu,
Kerajaan Gasib juga mempunyai seorang putri yang kecantikannya sudah masyhur
sampai ke berbagai negri, Putri Kaca Mayang namanya. Tapi tak seorang rajapun yang
berani meminangnya.

Suatu hari…
Panglima : “Ampun, baginda ! kami adalah utusan Raja aceh. Maksud
kedatangan kami adalah untuk menyampaikan pinangan raja kami.
Raja kami bermaksud meminang putri baginda yang bernama putri
kaca mayang”
Raja Gasib : “Maaf, utusan ! putriku belum bersedia untuk menikah. Sampaikan
permohonan maaf kami kepada rajamu” (wibawa)
Panglima : (pergi dengan kesal dan kecewa)

Di kerajaan Aceh..
Panglima : “lapor, yang mulia! Raja gasib menolok pinangan yang mulia.”
Raja Aceh : (kesal) “apa?! Ini suatu penghinaan bagiku, ini tidak boleh di
biarkan ! siapkan pasukan ! kita akan menyerang mereka! ”

Sementara itu di kerajaan gasib …

Raja gasib : “ehm… Raja Aceh itu sangat angkuh ! jangan-jangan ia hendak
menyerang kerajaan ini ! panglima….”
Panglima Gimpam :“iya baginda”
Raja gasib : “ segera siapkan pasukan ! buat penjagaan di kula gasib dan daerah
sekitar sungai siak !”
Panglima Gimpam : “ baik baginda !”

Rupanya segala persiapan kerajaan gasib diketahui Kerajaan Aceh melalui mata-matanya.
Oleh sebab itu Raja Aceh mencari jalan masuk yang lain. Maka di bujuknya seoerang
penduduk gasib menjadi penunjuk jalan.

Raja Aceh : “hai orang muda! Apakah kamu penduduk negri ini? ”
Warga : “benar , tuan”
Utusan : “Jika begitu, cepattunjukkan kepada kami jalan darat menuju negri
gasib !”
Warga : “ Maaf tuan ! sebenarnya saya tidak tahu seluk-beluk negri ini !””
Utusan : “ cepat katakana kepada kami !”(marah)
Warga : (takut) “maaf, tuan ! tapi kami benar-benar tidak tahu-menahu
tentang itu”
Utusan : ?(marah)”tidak usah banyak cakap ! apa kalian mau disiksa hingga
babak belur dan kami jadkan tawanan?!”
Warga : “ ti..ti.. tidak tuan! ampun tuan!”
Utusan : “kalau begitu cepat beritahu kami !”
Karena takut akan disiksa, warga gasib itu terpeksa memberi petunjuk kepada pasukan
aceh. Berkat petunjuk itu sampailah prajurit Aceh di negri gasib tanpa sepengetahuan
Panglima Gimpamn dan mereka mulai menyerang penduduk.

Putri Kaca Mayang : “Gawat Ayahanda ! Pasukan raja Aceh mulai menyerang kerajaan
kita !”
Raja Gasib : “apa ?! Bagaimana mungkin ?! apa yangterjadi ?”
Permaisuri : “ada apa ini ”
Puti kaca mayang : “apa yang harus kita lakukan sekarang Ayahanda ?”

Tiba-tiba Raja Aceh dan pasukannya tiba di Istana Kerajaan Gasib.

Raja Aceh : “hahahaha… kalian tidak dapat berbuat apa-apa lagi kerajaan Gasib
sudah kukepung !”
Raja Gasib : “apa?!”
Raja Aceh : “pengawal !! cepat bawa putrid kaca Mayang !”
Pengawal : (melarikan putrid kaca mayang )
Permaisuri : “ puti kaca Mayang

Panglima Gimpam yang mendapat laporan bahwa istana telah di kuasai prajurit Aceh
segera kembali ke Istana.

Panglima Gimpam : “apa yang telah terjadi? Ini tidak bias di biarkan ! aku akan
membawa kembali Putri kaca Mayang !”

Pada saat itu pula panglima Gimpam berangkat ke Aceh. Prajurit Aceh telah
mempersiapkan diri. mereka telah menyiapkan 2 ekor gajah besar untuk menghadang
panglima Gimpam. Dengan kesaktian dan keberaniannya ia dapat mengalahkannnya.
Panglima : “ lapor raja ! panglima gimpam dapat dapat mengalahkan gajah
besar yang telah kita sediakan !”
Pangliam Gimpam : “wahai raja Aceh ! serahkanlah Puti Kaca Mayang ! kalau tidak aku
akan memporak-porakan kerajaanmu! ”
Raja Aceh : “baiklah!”

Setelah itu Panglima Gimpam segera membawa putrid Kaca Mayang yang sedang sakit
ke kerajaan Gasib dalam perjalanan pulang penyakit putrid semakin parah.
Sesampainya di Sungai Kuantan..

Putri kacang Mayang: “berhenti Panglima Gimpam!”


Panglima Gimpam : “ada apa putri ?”
Putri : “ panglima ! aku sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit ini !
tolong sampaikan salam dan permohonan maaf ku pada keluargaku
di Istana Gasib

Belum sempat panglima Gimpam berkata apa-apa, putrid menghembuskan nafas


terakhirnya. Panglima gimpam merasa bersalah. Dengan rasa duka yang mendalam
Panglima Gimpam membawa jenazah Putri ke istana

Sesampainya di Istana …

Panglima Gimpam : “maaf baginda ! hamba tidak dapat membawa kembali putri dalam
keadaan hidup!”
Raja Gasib : “apa??” (sedih)
Permaisuri : “tidak!!! Putriku!!” (sedih)
Warga : “Putri…………” (sedih)

Tanpa menunggu lama, jenazah Putri Kaca Mayang segera dimakamkan. Sejak
kehilangan putrinya, Raja Gasib merasa sedih. Ia memutuskan untuk meninggalkan istana
dan menyepi ke Gunung Ledang, Malaka. Panglima Gimpam pun memutuskan untuk
meninggalkan Gasib dan membuka perkampungan baru yang bernama Pekanbaru.
NASKAH DRAMA
SENI BUDAYA

Anda mungkin juga menyukai