Anda di halaman 1dari 6

1.

(Sjafri Mangkuprawira, 2006)

Berasal dari bahasa latin, Etica; falsafah moral dan merupakan pedoman cara hidup
yang benar dilihat dari sudut pandang budaya, susila dan agama.

Berasal dari bahasa Yunani; Ethos: kebiasaan, watak.

 Makna pertama : semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik
kelompok profesi.

 Makna kedua : norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat


tertentu mengenai perbuatan yang baik-benar.

 Makna ketiga : studi tentang prinsip-prinsip perilaku yang baik dan benar sebagai falsafat
moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma yang terwujud
dalam perilaku hidup manusia.

Pendapat : teori ini mengajarkan cara hidup yang benar, seperti perbuatan yang baik dan benar,
menrapkan ethos kerja dan kode etik kelompok profesi.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988)

 Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak)

 kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak

 nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Pendapat : mengajarkan tentang baik dan buruk, hak dan kewajiban moral (akhlak), benar atau
salah suatu perbuatan.

3. Menurut Siagian (1996:3), etika mempelajari dan menentukan apakah suatu


tindakan baik atau buruk, atau tindakan apa yang seyogyanya dibenarkan dan tidak
dibenarkan.

Pendapat : dalam pengambilan suatu tindakan apakah baik atau buruk.

4. Menurut Gumbira-Sa’id (2006)

 Nilai-nilai dan norma-norma (pedoman aturan standar atau ukuran, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis) moral yang menjadi pegangan seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya

 Kumpulan asas atau nilai moral (Kode Etik)

 Ilmu tentang perihal yang baik atau buruk

Pendapat : tentang pegangan seseorang untukmengatur tingkah lakunya.

5. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang


pembahasan Etika, sebagai berikut:

 Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk
ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.

 Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan
kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human
nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau
perbuatan manusia.
Pendapat : mengetahui masalah perbuatan atau tindakan manusia, baik dan buruknya tingkah
laku itu.

6. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok
perhatiannya; antara lain:

 Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat
dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of
the right).

 Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama


dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular
class of human actions).

 Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The
science of human character in its ideal state, and moral principles as of an
individual).

 Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)

Pendapat : mempelajari tentang kebaikan dan sifat dari hak, pedoman utama kegiatan manusia,
prinsip moral sebagai individual, mengenai suatu kewajiban.

7. Menurut Drs. Simorangkir, etika/etik sebagai pandangan manusia dalam


berperilaku menurut aturan dan nilai yang baik.

Pendapat : sebagai pedoman manusia dalam berperilaku.

8. Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat, teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.

Pendapat : mengetahui tingkah laku manusia dipandang dari segi baik dan buruk.

9. Menurut H. Burhanudin Salam, etika adalah cabang filsafat yang berbicara


mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.

Pendapat : nilai dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidup.
TEORI-TEORI ETIKA

1. Pengertian Etika
Dalam kehidupan sehari-hari etika sangat penting dalam berkomunikasi karena menyangkut
perasaan dan harga diri seseorang. Oleh karena itu kita diharapkan dapat memahami makna etika
itu sendiri.
Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam
pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan
nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut
dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain.

2. Tiga Norma Umum


a. Norma Sopan Santun
Yaitu norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia, misalnya cara berpakaian
atau duduk
b. Norma Hukum
Yaitu norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu
dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Norma Moral
Yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Morma ini menyangkut
aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat
sebagai manusia.

3. Dua Teori Etika


a. Etika Deontologi
Yaitu Menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik.
Tiga prinsip yang harus dipenuhi:
 Supaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan
kewajiban.
 Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu
melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
itu-berarti kalaupun tujuannya tidak tercapai, tindakan itu sudah di nilai baik.
 Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip itu, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan
yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hokum moral universal.
b. Etika Teleologi
Yaitu mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan
tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Misalnya, mencuri bagi
etika teleologi tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan baik buruknya tindakan itu sendiri,
melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu.

Sumber : DR. A. Sonny Keraf. 2006. Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.


TEORI PERKEMBANGAN MORAL
MENURUT KOHLBERG
By Rofiah

A. Makna Perkembangan Moral


Perkembangan sosial merupakan proses perkembangan kepribadian siswa selaku seorang
anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan ini berlangsung sejak
masa bayi hingga akhir hayat. Perkembangan merupakan suatu proses pembentukan social self
(pribadi dalam masyarakat), yakni pembentukan pribadi dalam keluarga, bangsa dan budaya.
Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan merupakan perkembangan moral, sebab perilaku
moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial. Seorang
siswa hanya akan berperilaku sosial tertentu secara memadahi apabila menguasai pemikiran
norma perilaku moral yang diperlukan untuk menguasai pemikiran norma perilaku moral yang
diperlukan.

Seperti dalam proses perkembangan yang lannya, proses perkembangan sosial dan moral selalu
berkaitan dengan proses belajar. Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial sangat
bergantung pada kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial), baik dilingkungan sekolah,
keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini bermakna bahwa proses belajar sangat
menentukan kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma
moral, agama, moral tradisi, moral hukum, dan norma moral yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam dunia psikologi belajar terdapat aneka ragam mazhab (aliran pemikiran) yang
berhubungan dengan perkembangan moral. Diantara ragam mazhab perkembangan sosial ini
paling menonjol dan layak dijadikan rujukan adalah :
1. Aliran teori cognitive Psychology dengan tokoh utama Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg.
2. Aliran teori Social Learning dengan tokoh utama Albert. Bandura dan R.H Walters.
Pada tokoh-tokoh psikologi tersebut telah banyak melakukan penelitia yang mana pada
penelitiannya setiap tahapan perkembangan sosial anak selalu dihubungkan dengan
perkembangan perilaku moral yaitu perilaku baik dan buruk menurut norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat. Salah satu teori perkembangan moral adalah teori menurut Kohlberg.

B. Teori Perkembangan Moral Menurut Kohlberg.


Menurut teori Kohlberg telah menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama
pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Dalam Teori Kohlberg mendasarkan
teori perkembangan moral pada prinsip-prinsip dasar hasil temuan Piaget. Menurut Kohlberg
sampai pada pandangannya setelah 20 tahun melakukan wawancara yang unik dengan anak-
anak. Dalam wawancara , anak-anak diberi serangkaian cerita dimana tokoh-tokohnya
menghadapi dilema-dilema moral. Berikut ini ialah dilema Kohlberg yang paling populer:
” Di Eropa seorang perempuan hampir meninggal akibat sejenis kanker khusus. Ada satu obat
yang menurut dokter dapat menyelamatkannya. Obat tersebut adalah sejenis radium yang baru-
baru ini ditemukan oleh seorang apoteker di kota yang sama. Biaya membuat obat ini sangat
mahal, tetapi sang apoteker menetapkan harganya 10X lebih mahal dari biaya pembuatan obat
tersebut. Untuk pembuatan 1 dosis obat ia membayar $ 200 dan menjualnya $2.000. Suami
pasien perempuan, Heinz pergi ke setiap orang yang ia kenal untuk meminjam uang, tetapi ia
hanya dapat mengumpulkan $1.000 atau hanya setengah dari harga obat. Ia memberitahu
apoteker bahwa istrinya sedang sakit dan memohon agar apoteker bersedia menjual obatnya
lebih murah atau membolehkannya membayar setengahnya kemudian. Tetapi sang apoteker
berkata ”tidak, aku menemukan obat, dan aku harus mendapatkan uang dari obat itu.” Heinz
menjadi nekat dan membongkar toko obat itu untuk mencuri obat bagi istrinya.”

Cerita ini adalah salah satu dari 11 cerita yang dikembangkan oleh Kohlberg untuk
menginvestigasi hakekat pemikiran moral. Setelah membaca cerita, anak-anak yang menjadi
responden menjawab serangkaian pertanyaan tentang dilema moral. Haruskah Heinz mencuri
obat? Apakah mencuri obat tersebut benar atau salah? Pataskah suami yang baik itu mencuri?
Dll. Berdasarkan penalaran-penalaran yang diberikan oleh responden dalam merespon dilema
moral ini dan dilema moral lain. Dengan adanya cerita di atas menurut Kohlberg menyimpulkan
terdapat 3 tingkat perkembangan moral, yang masing-masing ditandai oleh 2 tahap.
Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg , ialah
internalisasi yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal
menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal.
Teori Perkembangan moral dalam psikologi umum menurut Kohlberg terdapat 3 tingkat dan 6
tahap pada masing-masing tingkat terdapat 2 tahap diantaranya sebagai berikut :

Tingkat Satu : Penalaran Prakonvensional.


Penalaran Prakonvensional adalah : tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral
Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral- penalaran
moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal. Dengan kata lain aturan
dikontrol oleh orang lain (eksternal) dan tingkah laku yang baik akan mendapat hadiah dan
tingkah laku yang buruk mendapatkan hukuman.

Tahap I. Orientasi hukuman dan ketaatan


Yaitu : tahap pertama yang mana pada tahap ini penalaran moral didasarkan atas hukuman dan
anak taat karena orang dewasa menuntut mereka untuk taat.

Tahap II. Individualisme dan tujuan


Pada tahap ini penalaran moral didasarkan atas imbalan (hadiah)dan kepentingan sendiri. Anak-
anak taat bila mereka ingin taat dan bila yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat.
Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah.

Tingkat Dua : Penalaran Konvensional


Penalaran Konvensional merupakan suatu tingkat internalisasi individual menengah dimana
seseorang tersebut menaati stándar-stándar (Internal)tertentu, tetapi mereka tidak menaati
stándar-stándar orang lain (eksternal)seperti orang tua atau aturan-aturan masyarakat.
Tahap III. Norma-norma Interpersonal
Yaitu : dimana seseorang menghargai kebenaran, keperdulian dan kesetiaan kepada orang lain
sebagai landasan pertimbangan-pertimbangan moral. Seorang anak mengharapkan dihargai oleh
orang tuanya sebagai yang terbaik.
Tingkat IV. Moralitas Sistem Sosial
Yaitu : dimana suatu pertimbangan itu didasarkan atas pemahaman atuyran sosial, hukum-
hukum, keadilan, dan kewajiban.

Tingkat Tiga : Penalaran Pascakonvensional


Yaitu : Suatu pemikiran tingkat tinggi dimana moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak
didasarkan pada standar-standar orang lain. Seseorang mengenal tindakan-tindakan moral
alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode.

Tahap V. Hak-hak masyarakat versus hak-hak individual


Yaitu : nilai-nilai dan aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa standar dapat berbeda dari
satu orang ke orang lain.

Tahap VI. Prinsip-prinsip Etis Universal


Yaitu : seseorang telah mengembangkan suatu standar moral yang didasarkan pada hak-hak
manusia universal. Dalam artian bila sseorang itu menghadapi konflik antara hukum dan suara
hati, seseorang akan mengikuti suara hati.

Pada perkembangan moral menurut Kohlberg menekankan dan yakin bahwa dalam ketentuan
diatas terjadi dalam suatu urutan berkaitan dengan usia. Pada masa usia sebelum 9 tahun anak
cenderung pada prakonvensional. Pada masa awal remaja cenderung pada konvensional dan pada
awal masa dewasa cenderung pada pascakonvensional. Demikian hasil teori perkembangan
moral menurut kohlberg dalam psikologi umum.
Ketika kita khususkan dalam memandang teori perkembangan moral dari sisi pendidikan pada
peserta didik yang dikembangkan pada lingkungan sekolah maka terdapat 3 tingkat dan 6 tahap
yaitu :

Tingkat Satu : Moralitas Prakonvensional


Yaitu : ketika manusia berada dalam fase perkembangan prayuwana mulai dari usia 4-10 tahun
yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial.Yang man dimasa ini anak
masih belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial.

Pada tingkat pertama ini terdapat 2 tahap yaitu :


Tahap 1. Orientasi kepatuhan dan hukuman.
Adalah penalaran moral yang yang didasarkan atas hukuman dan anak-anak taat karena orang-
orang dewasa menuntut mereka untuk taat. Dengan kata lain sangat memperhatikan ketaatan dan
hukum. Dalam konsep moral menurut Kohlberg ini anak menentukan keburukan perilaku
berdasarkan tingkat hukuman akibat keburukan tersebut. Sedangkan perilaku baik akan
dihubungkan dengan penghindaran dari hukuman.

Tahap 2. Memperhatikan Pemuasan kebutuhan.


Yang bermakna perilaku baik dihubungkan dengan pemuasan keinginan dan kebutuhan sendiri
tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain.

Tingkat Dua : Moralitas Konvensional


Yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan yuwana pada usia 10-
13 tahun yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial.

Pada Tingkat II ini terdapat 2 tahap yaitu :


Tahap 3. Memperhatikan Citra Anak yang Baik
· Maksudnya : anak dan remaja berperilaku sesuai dengan aturan dan patokan moral agar dapat
memperoleh persetujuan orang dewasa, bukan untuk menghindari hukuman.
· Semua perbuatan baik dan buruk dinilai berdasarkan tujuannya, jadi ada perkembangan
kesadaran terhadap perlunya aturan. Dalam hal ini terdapat pada pendidikan anak.
Pada tahap 3 ini disebut juga dengan Norma-Norma Interpernasional ialah : dimana seseorang
menghargai kebenaran, keperdulian, dan kesetiaan kepada orang lain sebagai landasan
pertimbangan-pertimbangan moral. Anak-anak sering mengadopsi standar-standar moral orang
tuanya sambil mengharapkan dihargai oleh orang tuanya sebagi seorang anak yang baik.
Tahap 4. Memperhatikan Hukum dan Peraturan.
· Anak dan remaja memiliki sikap yang pasti terhadap wewenang dan aturan.
· Hukum harus ditaati oleh semua orang.

Tingkat Tiga : Moralitas Pascakonvensional


Yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan yuwana dan pascayuwana dari mulai
usia 13 tahun ke atas yang memandang moral lebih dari sekadar kesepakatan tradisi sosial.
Dalam artian disini mematuhi peraturan yang tanpa syarat dan moral itu sendiri adalah nilai yang
harus dipakai dalam segala situasi.

Pada perkembangan moral di tingkat 3 terdapat 2 tahap yaitu :


Tahap 5. Memperhatikan Hak Perseorangan.
· Maksudnya dalam dunia pendidikan itu lebih baiknya adalah remaja dan dewasa mengartikan
perilaku baik dengan hak pribadi sesuai dengan aturan ddan patokan sosial.
· Perubahan hukum dengan aturan dapat diterima jika ditentukan untuk mencapai hal-hal yang
paling baik.
· Pelanggaran hukum dengan aturan dapat terjadi karena alsan-alasan tertentu.

Tahap 6. Memperhatikan Prinsip-Prinsip Etika


· Maksudnya : Keputusan mengenai perilaku-pwerilaku sosial berdasarkan atas prinsip-prinsip
moral, pribadi yang bersumber dari hukum universal yang selaras dengan kebaikan umum dan
kepentingan orang lain.
· Keyakinan terhadap moral pribadi dan nilai-nilai tetap melekat meskipun sewaktu-waktu
berlawanan dengan hukum yang dibuat untuk menetapkan aturan sosial. Contoh : Seorang suami
yang tidak punya uang boleh jadi akan mencuri obat untuk menyelamatkan nyawa istrinya
dengan keyakinan bahwa melestarikan kehidupan manusia merupakan kewajiban moral yang
lebih tinggi daripada mencuri itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai