Anda di halaman 1dari 2

Kerangka Pidato :

1. Kebutuhan energi dunia, khususnya Indonesia yang semakin meningkat


2. Energi nukir sebagai solusi kebutuhan energi dunia
3. Kelebihan energi nuklir
4. Kekurangan energi nuklir
6. Penutup

Selamat siang,

Yang terhormat Menteri Riset dan Reknologi Indonesia, Bpk. Kusmayanto Kardiman
Yang terhormat Bapak Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Bpk Hudi Hastowo

Beserta seluruh tamu undangan dan peserta seminar yang berbahagia.

Salam sejahtera

Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan YME atas segala karunia-Nya, Saya juga berterima kasih kepada para rekan
sejawat yang telah membantu terselenggarakannya acara ini.

Coba kita perhatikan lingkungan di sekeliling kita. Tanpa disadari, begitu banyak energi yang dihambur –
hamburkan oleh kita. Contohnya, lampu yang dibiarkan menyala, televisi yang tidak dimatikan walaupun tidak ada
yang menonton, AC yang tidak pernah dipadamkan, dll. Aktivitas – aktivitas seperti itu, tanpa disadari turut
menyebabkan naiknya konsumsi energi di dunia. IEA (Internationa Energy Agency) mencatat bahwa kebutuhan
energi dunia akan naik 1,2% per tahun. Selain itu, berdasarkan data IEA, bahwa sekitar 80 % kebutuhan energi
dunia disuplai dari pembakaran bahan bakar fosil. Sedangkan sisanya dihasilkan dari tenaga panas bumi, air,
angina, dll. Kenyataan ini justru berbanding terbalik dengan semakin menipisnya bahan bakar fosil yang menjadi
andalan dalam sebuah pembangkit tenaga listrik. Diperkirakan bahwa cadangan minyak bumi Indonesia akan habis
pada tahun 2030. Tentu saja, mau tidak mau manusia harus berpikir keras untuk mencari sebuah solusi yang
relevan untuk mengatasi krisis energi dunia.

Nuklir, kini digadang – gadang sebagai sebuah jawaban atas krisis energi dunia. Mungkin, masyarakat di dunia
masih ingat tentang bencana nuklir yang terjadi di Chernobyl, Ukraina. Bencana tersebut menimbulkan masalah
yang berkepanjangan dikarenakan limbah radioaktif yang masih tersisa, bahkan hingga saat ini. Akan tetapi,
dengan sebuah pengontrolan dan pengawasan yang seksama, energi nuklir dapat digunakan menjadi sebuah
pembangkit tenaga listrik yang murah, ramah lingkungan dan efisien. Sebagai gambaran, energi listrik yang
dihasilkan oleh reaksi pembelahan 1 kg Uranium-235 murni besarnya sama dengan 50.000 kWh. Sedangkan I kg
minyak hanya dapat menhasilkan 4 kWh. Tentu sangat efisien bukan ?

Selain itu, limbah yang dihasilkan dari energi nuklir sangatlah minim. Tidak ada bahan – bahan berbahaya yang
dihasilkan dari reaksi nuklir. Ini berbeda dengan apa yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Hasil
limbahnya berupa gas CO dan CO2 yang menyebabkan pemanasan global. Selain itu, bahan bakar dari sebuah
PLTN, yaitu Uranium dan Plutonium keberadaannya sangat melimpah di alam. Selain itu, biaya bahan bakar nuklir
juga tergolong murah.
Dibalik semua keuntungan tersebut, tentu saja sebuah PLTN dapat menimbulkan bencana yang sangat mengerikan
apabila standar operasional dan pengelolaannya tidak dipatuhi. Sebagai contoh, adalah kota Chernobyl. Kota
tersebut mengalami sebuah bencana nuklir yang dahsyat pada tahun 1986. Bencana tersebut terjadi karena
kegagalan sistem pendingin pada reaktor nomor 4. Akibatnya, reaktor tersebut mengalami ledakan akibat panas
dan tekanan yang berlebih. Ribuan penduduk diungsikan karena partikel radioaktifnya yang cepat menyebar.
Hingga saat ini pun, tingkat radioaktifitas di tempat tersebut masih tinggi. Kota Chernobyl pun terlihat seperti kota
mati. Selain itu, sebuah limbah radioaktif pun tidak dapat diuraikan dalam waktu jangka pendek yang artinya dapat
bertahan hingga ribuan tahun.

Akan tetapi, jangan takut. Dengan sistem keamanan yang semakin canggih dan ilmu teknologi yang semakin maju,
sebuah PLTN dapat diminimalisir resiko kegagalannya. Oleh karena itu, Indonesia yang berpenduduk lebih dari 200
juta jiwa tentu membutuhkan sebuah pembangkit listrik yang besar dan efisien. Maka dari itu, pemerintah
berencana untuk membangun sebuah PLTN di Bangka Belitung. Secara geografis, lokasi ini dipandang aman dari
ancaman gempa dan banjir. Selain itu, pulau ini juga masih berpenduduk jarang. Sehingga lebih aman dalam
pelaksanaannya. Dengan terealisasinya proyek ini, tidak akan ada lagi pemadaman bergilir dan semua warga akan
menikmati listrik di setiap rumah.

Dengan begitu, nuklir dapat dijadikan solusi yang tepat atas krisis energi dunia.

Efisien, aman, dan murah.

Anda mungkin juga menyukai