Anda di halaman 1dari 7

KESALAHAN BERLOGIKA

by Agung Kurniawan on Sunday, November 28, 2010 at 3:18pm

Kesalahan-kesalahan berlogika1

1.Category Logic Error: Kesalahan berlogika akibat salah menerapkan kategori. Contoh:
Banyak sarjana beranggapan bahwa Dra adalah gelar sarjana untuk wanita. Padahal, gelar
dibuat tidak berdasarkan jenis kelamin, melainkan berdasar jenis ilmu pengetahuan.
Misalnya, Sarjana Ekonomi (SE), Sarjana Hukum (SH),dll.

2.Usage Logic Error: Kesalahan penggunaan sesuatu (gelar sarjana) yang tidak pada
tempatnya. Contoh: Banyak undangan pernikahan yang mencantumkan gelar sarjana calon
pengantinnya. Padahal gelar sarjana harus digunakan untuk kegiatan yang ada hubungannya
dengan kegiatan ilmiah atau profesi. Pernikahan bukanlah kegiatan ilmiah maupun profesi.

3.Degree Logic Error: Kesalahan berlogika di dalam pemakaian gelar sarjana. Contoh:
Sesudah lulus S-1, lantas meneruskan ke jenjang S-2. Lantas, gelar S-1 dan S-2 nya dipakai
semua. Padahal, gelar S-2 merupakan kelanjutan dari S-1. Seharusnya, S-2 saja yang dipakai.
Ibaratnya di militer, kalau dari Letkol ya Kol (Kol-nya saja yang dipakai) dan bukan
LetkolKol.

4.Knowledge Logic Error Kesalahan berlogika karena hal yang dibicarakan belum
diketahuinya. Contoh: Seorang sarjana mengatakan, untuk apa belajar logika, toh semua
orang bisa berlogika. Yang benar, logika dan ilmu logika itu berbeda. Logika, semua orang
bisa. Tetapi, ilmu logika adalah sebuah ilmu yang harus dipelajari.Tidak semua orang belajar
ilmu logika. Tidak semua orang mengerti ilmu logika.

5.Profession Logic Error: Kesalahan berlogika karena tidak memahami profesi seseorang.
Contoh: Si A adalah seorang kritikus. Hampir tiap hari menulis kritik di koran. Lantas ada
orang mengatakan bahwa Si A itu bisanya cuma mengritik.Ya, di negara manapun yang
namanya kritikus tugasnya ya mengritik. Yang namanya penyiar radio tugasnya ya bicara
saja. Yang namanya ustadz kerjanya ya berceramah saja.

6.Ability Logic Error: Kesalahan berlogika karena tidak berdasarkan kemampuan diri sendiri.
Contoh: Pemerintah akan menambah PNS baru sebanyak 300.000 orang. Padahal, untuk
membayar gaji PNS (yang sudah dinaikkan), pemerintah utang ke Jepang. Menggaji PNS
yang ada saja tidak mampu, kok akan menambah 300.000 PNS baru.

7.Written Logic Error: Kesalahan berloka hanya berdasarkan pada tulisan. Contoh: Ketika Si
A menulis surat pembaca berjudul :�SBY Sang Demokrat Sejati�, maka orang
mengira penulis tersebut pendukung SBY. Lain kali, Si A menulis surat pembaca berjudul
“Akhirnya SBY Ingkar Janji�, orang menilai Si A anti-SBY,pro-Mega atau berasal
dari partai gurem. Padahal Si A adalah penulis independen.

8.Because Logic Error: Kesalahan berlogika karena tidak melihat penyebabnya. Contoh: Si A
adalah anggota sebuah milis. Tiba-tiba dia menerima e-mail yang isinya mendeskreditkan
atau mencaci maki . Si A pun membalas. Anehnya, moderator milis justru mengeluarkan Si A

1
Dari Milist Dosen Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
dari keanggautaan milis. Sedangkan Si-B yang merupakan penyebabnya tidak dikenakan
sanksi apa-apa.

9.End Logic Error: Kesalahan berlogika karena hanya mengatakan hasil akhirnya saja.
Contoh: Sebuah partai politik meng-klaim bahwa harga BBM turun tiga kali (75%). Padahal,
sebelumnya telah dinaikkan tiga kali (naik 333.33%). Jadi, status sebenarnya masih naik
333,33%-75% = 258,33%. Namun yang digembar-gemborkan cuma yang turun tiga kali.

10:Dislike Logic Error: Kesalahan berlogika karena menganggap semua pendapat orang yang
tidak disukainya adalah salah. Contoh: Si A tidak suka dengan Si B. Apapun yang ditulis atau
dikatakan Si-B adalah merupakan tulisan atau ucapan yang salah.

11.Like Logic Error atau Leader Logic Error: Kesalahan berlogika karena seseorang
menyukai seseorang sehingga semua pendapatnya dianggap benar. Contoh: Para peserta
pengajian atau murid pondok pesantren berpendapat bahwa semua ucapan ustadz,ulama atau
guru agamanya adalah benar. Benar 100 persen. Tidak mungkin salah. Padahal, seorang
ustadz,ulama atau guru agama adalah manusia biasa yang ucapannya bisa saja salah.

12.Small Logic Error: Kesalahan berlogika di mana mengerjakan yang kecil saja tidak
mampu, kok akan mengerjakan yang besar. Contoh: Banyak capres yang punya visi akan
mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Padahal, mengentaskan
kemiskinan dan pengangguran di Jakarta saja tidak mampu. Apalagi se-Indonesia.

13.System Logic Error: Kesalahan berlogika akibat tidak memahami arti sebuah sistem.
Contoh: Ada yang mengatakan “Walaupun sistemnya baik, kalau manusianya tidak baik,
maka hasilnyapun tidak baik�.Ini logika yang salah. Sebab, manusia merupakan bagian
(subsystem) dari sebuah sistem. Artinya, sistem yang baik, termasuk juga faktor manusia
yang baik. Sistem yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan sistem yang buruk akan
menghasilkan hasil yang buruk.

14.Definition Logic Error: Kesalahan berlogika akibat tidak memahami definisinya. Contoh:
Ada yang berpendapat bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak efektif untuk
mengurangi angka kemiskinan.Ini logika yang salah. Sebab, BLT bukan program
pengentasan kemiskinan, melainkan merupakan Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang sifatnya
hanya sementara saja.

15.God Logic Error: Kesalahan berlogika karena beranggapan kalau sudah mengatasnamakan
Tuhan, tentu tidak bisa disalahkan. Contoh: Umat Islam sering berjanji dengan mengatakan
“Insya Allah�. Kemudian ternyata dia ingkar dan tidak meminta maaf. Seolah-olah
ingkar janji dengan mengatasnamakan Tuhan merupakan perbuatan yang tidak salah.
Padahal, orang yang ingkar janji mempunyai tiga kewajiban. Pertama, melakukan konfirmasi
atau pemberitahuan bahwa dia terpaksa tidak bisa menepati janji. Kedua, harus ada alasan
yang kuat. Ketiga, tidak mengulangi kesalahannya lagi.

16.Irrasional Logic Error Kesalahan berlogika karena punya anggapan yang salah. Contoh:
Ketika dukun cilik Ponari tidak praktek, maka para pasiennya berbuat tidak rasional. Antara
lain, mencelupkan kartu nomor urut ke air di dalam gelas, kemudian meminumnya. Sebagian
lagi mengambil air buangan dari kamar mandi Ponari. Air di saluran yang kotor itu
diendapkan di gelas atau botol air mineral, kemudian diminumnya. Mereka beranggapan
semua air di rumah Ponari bisa menyembuhkan penyakit.
17.Breakdown Logic Error: Kesalahan berlogika akibat tidak mampu menjabarkan tujuan.
Contoh: Semua gubernur/bupati/walikota berkeinginan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas
di daerahnya masing-masing. Tetapi, tidak tahu bagaimana menjabarkan tujuan itu secara
rinci.

18.Nihil Logic Error: Kesalahan berlogika karena tidak menyadari kalau yang dilakukan
tidak ada hasilnya. Contoh: Ketika Israel menyerang Palestina, maka ada gerakan yang
mengajak boikot produk Amerika. Ini merupakan gerakan moral-politik yang positif. Tetapi,
hasilnya nihil. Sebab, Amerika tetap tidak akan mengubah keputusan-keputusan politiknya.

19.Objective Logic Error: Kesalahan berlogika karena salah mengartikan tujuan. Contoh:
Banyak orang beranggapan bahwa tujuan kuliah adalah mencari gelar sarjana. Padahal,
tujuan kuliah sesungguhnya yaitu mencari,menuntut dan memperdalam ilmu pengetahuan.

20.Unsignificant Logic Error: Kesalahan berlogika karena sebuah hasil yang tidak signifikan.
Contoh: Sebuah iklan politik di TV mengatakan, pemerintah telah berhasil menurunkan
angka kemiskinan. Padahal, dengan APBN lebih dari Rp 1.000 triliun, angka kemiskinan
cuma turun kurang dari 1 persen. Sebuah hasil yang tidak signifikan.

21.Comparative Logic Error: Kesalahan berlogika karena salah menggunakan basis


perbandingan. Contoh: Ada yang mengatakan lulusan UI lebih berkualitas daripada lulusan
UGM.Misalanya, Si A lulusan UI,matakuliah X mendapat nilai 90, sedangkan Si-B lulusan
UGM di mana matakuliah X mendapat nilai 80. Orang menilai Si A lebih pandai daripada Si
B. Padahal, materi kuliah Si A cuma 100 halaman, sedangkan materi kuliah Si B 300
halaman. Seharusnya, membandingkan sesuatu harus berdasarkan basis yang sama.

22.Survei Logic Error: Kesalahan berlogika karena hasil survei dianggap 100 persen benar.
Contoh: Hasil survei politik menunjukkan bahwa capres A adalah yang paling populer. Maka
para pemilihpun terpengaruh. Diapun akhirnya memilih Si A. Padahal, kriteria capres
berkualitas tidak cukup dari faktor popularitas saja, melainkan juga faktor kepemimpinan
(leadership), prestasi yang pernah dilakukan, moralitas, dll.

23.Personal Logic Error: Kesalahan berlogika karena belum mengenal pribadi seseorang.
Contoh: Dalam kehidupan sering kita temukan orang menilai tanpa mengenal orang yang
bersangkutan. Misalnya, Si A menilai Si B itu sombong, pelit, sok pintar, dll. Padahal, kenal
saja belum.

24.Factor Logic Error: Kesalahan berlogika karena tidak memperhatikan faktor yang lain.
Contoh: Ketika harga BBM naik, maka tarif transportasi umum juga naik. Ketika harga BBM
turun maka pemerintah memerintahkan tarif transportasi umum juga turun. Artinya,
pemerintah hanya melihat naik turunnya tarif transportasi umum hanya dari harga BBM saja.
Padahal ketika harga BBM naik, harga suku cadang, sembako dan setoran naik. Ketika harga
BBM turun, harga suku cadangan, sembako dan setoran tidak turun

25.Appeal Logic Error: Kesalahan berlogika karena menganggap sebuah imbauan bisa
menyelesaikan masalah. Contoh: Pemerintah mengimbau agar masyarakat Indonesia
menggunakan produk dalam negeri supaya perusahan-perusahaan dalam negeri tidak merugi
atau bangkrut. Padahal persoalannya tidak cukup di situ. Kalau produk dalam negeri
berkualitas tinggi dengan harga lebih dibandingkan produk sejenis yang diimpor, otomatis
masyarakat akan memilih produk dalam negeri.

26.Popular Logic Error: Kesalahan berlogika karena beranggapan orang yang populer itu
orang yang mampu. Contoh: Beberapa lembaga survei politik mengumumkan hasil survei
bahwa capres Si “A� adalah yang paling populer. Lantas, calon pemilih beranggapan
bahwa Si “A� pasti mampu mengelola bangsa dan negara. Padahal, ukuran mampu
atau tidak, tidak terletak kepada populer atau tidak populernya seseorang, tetapi terletak pada
prestasi-prestasi yang pernah dimiliki capres tersebut.

27.Accurate Logic Error: Kesalahan berlogika karena tidak teliti membaca sebuah kalimat.
Contoh: Si A pernah menulis di koran. Dia mengusulkan agar tujuh kata perlu dituliskan di
belakang kata “Ketuhanan yang Mahasa Esa� menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa
dengan Kewajiban Melaksanakan Syariat Agama bagi Para Pemeluknya�. Lantas Si B
mengatakan bahwa Indonesia bukanlah Negara Islam. Si B tidak teliti membaca kalimat,
sebab di dalam tujuh kata yang diusulkan, tidak ada kata Islam. Yang ada adalah kata Agama.

28.Similar Logic Error: Kesalahan berlogika karena menganggap semuanya sama. Contoh: Si
A memesan teralis untuk lima jendelanya yang ukurannya kelihatannya sama. Tukang las
datang dan hanya mengukur satu jendela saja. Setelah selesai, ternyata empat teralis lainnya
tidak bisa dipasang karena terlalu besar atau terlalu kecil, terlalu panjang atau terlalu pendek.
Ini akibat tukang las menganggap semua jendela ukurannya sama persis.

29.Symbolic Logic Error: Kesalahan berlogika karena ingin dihargai orang lain karena
memakai gelar. Contoh: Banyak orang Indonesia memakai gelar sarjana atau gelar haji
dengan harapan ingin dihargai orang lain (sebagai status sosial). Padahal, kalau ingin dihargai
orang lain syaratnya yaitu bertingkah laku dan bermoral baik.

30.Analogy Logic Error: Kesalahan berlogika karena salah menggunakan analogi atau
perbandingan. Contoh: Si A berpendapat bahwa semua umat beragama di dunia ini
sebenarnya menyembah batu. Buddha menyembah patung Buddha Gautama, Kristen
menyembah patung Yesus, Shinto menyembah matahari dan Islam menyembah batu yang
ada di dalam Kaabah. Tentu itu merupakan analogi yang salah. Apa yang dilakukan oleh
agama Buddha, Kristen dan Shinto adalah sebuah simbolis saja dan dibalik simbol itu ada
Yang Maha Kuasa. Sedangkan umat Islam shalat menghadap kiblat/Kaabah bukan
menyembah batu, tetapi merupakan simbol persatuan, kesatuan dan satu tujuan yang sama,
yaitu menyembah Tuhan Yang Maha Esa.

31.Other is Me Logic Error: Kesalahan berlogika karena menganggap keberhasilan orang lain
sebagai keberhasilan dirinya. Contoh: Parpol A mengklaim bahwa swasembada beras adalah
hasil kerja kerasnya, padahal yang benar partai B lah yang melakukannya, sebab menteri
pertaniannya berasal dari partai B. Pemerintah mengklaim bahwa cadangan devisa besar
karena usahanya, padahal itu hasil kerja keras para TKI, eksportir dan para pelaku bisnis
wisata.

32.Deficit Logic Error: Kesalahan berlogika karena menggunakan APBN/APBD defisit.


Contoh: Pemerintah yang menggunakan APBN/APBD defisit, akan terbebani utang terus-
menerus hingga ouluhan/ratusan tahun. Hal ini karena cara berlogika yang salah, yaitu
“APBN/APBD disusun sesuai dengan kebutuhan. Padahal logika yang benar yaitu,
kebutuhan harus disusun berdasarkan kemampuan APBN/APBD tanpa defisit.
33.Performance Logic Error: Kesalahan berlogika karena menilai seseorang hanya dari
penampilannya saja. Contoh: Si A menjalin kerja sama bisnis dengan Si-B yang berjilbab dan
Si-C yang berpecil. Tidak ada perjanjian tertulis. Si A menganggap Si-B dan Si-C orang baik-
baik. Belakangan, Si A baru sadar kalau dia ditipu oleh Si B dan Si C.

34.Start Logic Error: Kesalahan berlogika karena membuat perbandingan dengan kondisi
start yang tidak sama. Contoh: Pendukung Presiden A mengklaim bahwa pemberantasan
korupsi di era Presiden A jauh lebih baik dibandingkan presiden sebelumnya, yaitu Presiden
B. Tentu, ini merupakan perbandingan yang tidak fair karena di era Presiden B, Kompisi
Pemberantasan Korupsi baru dibentuk, sedangkan di era Presiden A komisi tersebut sudah
bisa menjalankan tugas-tugasnya.

35.God LogicError: Kesalahan berlogika karena masing-masing mengklaim pendapatnya


yang paling benar, padahal itu wewenangnya Tuhan. Contoh: Ulama A berpendapat, jika
manusai mempunyai 49 persen dosa dan 51 persen pahala, maka dia bisa langsung masuk
sorga dan semua dosa-dosanya akan diampuni. Sedangkan ulama B berpendapat bahwa, jika
ada manusia punya 49 persen dosa dan 51 persen pahala, maka dia harus masuk neraka dulu
untuk menebus semua dosanya. Sesudah itu baru diterima di sorga. Mana yang benar? Hanya
Tuhan yang Maha Tahu.

36.Darwin Logic Error: Kesalahan berlogika karena tidak tahu adanya link yang hilang.
Contoh: Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari kera. Namun, Darwin tidak mampu
membuktikan teorinya berdasarkan teori-teori biologi, melainkan hanya berdasarkan teori
evolusi berdasarkan penelitiannya sendiri. Fakta menunjukkan bahwa sampai hari ini anak
kera tetap menjadi kera dan anak manusia tetap menjadi manusia. Yang benar, manusia purba
memang mirip kera, baik wajah maupun bulu-bulu di tubuhnya.

37.Scope Logic Error: Kesalahan berlogika karena. melihat persoalan hanya pada lingkup
tertentu saja. Contoh: Seorang anggota DPRRI mengatakan bahwa kalau ada artis jadi
anggota DPRRI, itu sama saja bunuh diri. Soalnya, penghasilan artis jauh lebih banyak
daripada anggota dewan. Tentu, kesalahan logikanya hanya melihat artis yang sedang banyak
order. Bagaimana jika yang ingin jadi anggota dewan adalah artis yang sudah tidak laku atau
sepi order? Tentu, penghasilan sebagai anggota dewan jauh lebih tinggi.

38.Believe Logic Error: Kesalahan berlogika karena berdasarkan kepercayaan saja. Contoh:
.Si A percaya bahwa semua yang dikatakan Si B adalah benar. Padahal, apa yang dikatakan
Si B belum tentu benar. Swebaliknya Si B menganggap Si A pembohong. Padahal Si A selalu
berkata jujur

39.Specification Logic Error: Kesalahan berlogika karena tidak memahami spesifikasi.


Contoh: Si A ingin membeli komputer Pentium 4 di Toko X. Si A menganggap harga di
Toko X mahal. Dia kemudian ke Toko Y. Ternyata di Toko Y harga Pentium 4 lebih murah.
Padahal, ada perbedaan spesifikasi komputer di Toko X dan Toko Y. Di Toko X komputer
Pentium 4 memiliki spesifikasi RAM 512 MB dan harddisk 80 GB. Sedangkan di Toko B
memiliki spesifikasi RAM 128 MB dan harddisk 10 GB.

40.Skill Logic Error: Kesalahan berlogika karena merasa memiliki keahlian lain. Contoh: Si
A adalah tukang reparasi arloji. Suatu hari datang Si B membawa mesin ketik manual yang
rusak. Dia tanya, apakah Si A bisa memperbaikinya. Si A berlogika, kalau memperbaiki
arloji yang rumit saja bisa, tentu memperbaiki mesin ketik yang sederhana tentu bisa. Namun,
setelah dicoba, kenyataannya Si A tidak bisa.

41.Tricycle Motor Logic Error: Kesalahan berlogika karena adanya anggapan yang salah.
Contoh: Banyak yang beranggapan bahwa sepeda motor beroda tiga hanya boleh dikendarai
oleh orang yang cacat, misalnya cacat kaki. padahal, semua orang boleh saja mengendarai
motor tersebut.

42.Other Logic Error: Kesalahan berlogika karena membanggakan orang lain. Contoh: Si A
dalam bicaranya selalu membanggakan orang lain. Padahal, belum tentu orang yang
dibanggakan belum tentu berkualitas.

43.Say Logic Error: Kesalahan berlogika karena berbicara berdasar pendapat orang lain.
Contoh: Si A di dalam berdiskusi atau berdebat selalu membawa-bawa ucapan orang lain
(ulama, ustadz, ketua RT.RW, dan lain-lain) dan orang-orang lain yang dianggap berwibawa.
Seolah-olah pendapat orang lain pasti benar. Padahal, belum tentu pendapat orang lain benar.

44.Diabetes Logic Error: Kesalahan berlogika karena mengira penyakit diabetes hanya
karena gula. Contoh: Sampai hari ini Si A beranggapan bahwa penyakit diabetes hanya
diakibatkan oleh terlalu banyak mengonsumsi gula. Padahal, diabetes juga bisa terjadi karena
karena keturunan.

45.Question Logic Error: Kesalahan berlogika karena mengajukan pertanyaan yang tidak
lengkap. Contoh: Rombongan mahasiswa rekreasi ke Pantai Rida, Jawa Barat. Untuk ke
Pulau Rida, mereka harus naik perahu. Pimpinan rombongan bertanya, berapa biaya ke Pulau
Rida. Tukang perahu menjawab Rp 50.000. Merekapun berangkat. Ketika akan pulang,
tukang perahu bilang, kalau kembali ke pantai, biayanya Rp 100.000. Seharusnya, pimpinan
rombongan bertanya berapa biaya pergi-pulang.

46.Natural Resources Logic Error Kesalahan berlogika karena tidak mau memprioritaskan
kekayaan alam. Contoh: Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Sayang,
kekayaan alam berupa tambang diserahkan ke investorasing dengan keuntungan yang jauh
besar. Sementara itu sektor pertanian dan maritim tidak pernah menjadi prioritas utama di
dalam APBN. Pemerintah lebih suka mengundang investor di bidang industri dan
manufaktur.

47.Debt Logic Error: Kesalahan berlogika karena mengandaikan pelunasan utang tanpa
berpijak kepada realitas. Contoh: Ada yang berpendapat, Indonesia akan mampu melunasi
semua utang luar maupun dalam negeri pada 2040. Itupun dengan asumsi pemerintahan
mendatang tidak membuat utang lagi. Apa bisa? Tentu, tidak ada jaminan bahwa
pemerintahan mendatang tidak akan membuat utang lagi kecuali harus ada undang-
undangnya. Bahkan kalau perlu UUD 1945 berlu direvisi lagi.

48.Target Logic Error: Kesalahan berlogika karena mudah bergesernya target. Contoh:
Pemerintah punya target, pada 2009 Indonesia bisa swasembada kedelai. Ternyata meleset.
Lantas targetnya digeser ke 2014. Tentu ini cara berlogika yang salah. Yang benar,
pemerintah telah gagal merealisasikan target 2009.

49.Doctor Logic Error Kesalahan berlogika karena menganggap seorang dokter tidak
mungkin bisa sakit. Contoh: Suatu hari Si A ke seorang dokter langganannya. Ternyata tutup.
Di pintu ada pengumuman bahwa dokter tidak buka praktek karena sakit. Si A pun heran.
Katanya, dokter kok bisa sakit. Bukankah dokter itu mengerti tentang ilmu kesehatan dan
tahu caranya menghindari atau menyembuhkan penyakit? Si A lupa bahwa dokter adalah
manusia biasa yang bisa sakit. Bahkan nabipun bisa sakit.

Anda mungkin juga menyukai