Anda di halaman 1dari 13

Dental Minded

everything that is or was, begin with a dream

d' Caries 241

Dini Rustwiy Hapsari


"Everything that is or was, begin with a dream."
View my complete profile

Riwayat Blog
 ▼  2009 (48)
o ►  January (5)
 Tuntutan Hukum Pasien HIV-positif
 Kondisi RM yang Berhubungan dengan Infeksi HIV
o ►  February (17)
 Alergi
 Mengapa Kalkulus Supragingiva Lebih Mudah Terbentu...
 Mengatasi Fobia Ke Dokter Gigi
 Waspadai Kebiasaan Mendengkur
 Sembuhkan Indonesia
 Deproteinisasi Dentin Dan Kebocoran Mikro Di Sekit...
 Kemajuan bangsa vs Anatomi
 Mekanisme Pertahanan Diri
 Sesuatu Tentang Kadmium
 Fototermolisis Fraksional pada Residual Hemangioma...
 Empat Sudut Potong
 Rancangan Penelitian Cross Sectional
 Intubasi Retromolar
 Malnutrisi post-op bedah protesis maksilofasial
 Penyakit Infeksi [Hepatitis B, C dan AIDS]
 Visualisasi dan Kuantifikasi Senyuman Dinamis
 Biomarker Saliva Sebagai Alat Bantu Diagnostik Kan...
o ►  March (4)
 Resin-Modified Glass Ionomer Cement dan Bahan Resi...
 Penelitian Pencegahan Pembentukan Plak Gigi 24 Jam...
 Keluhan Pasien Skeling Gigi : Laporan kasus
 To live and to love life as a ‘half’ dentist
o ►  April (1)
 Resin-Modified Glass Ionomer Cement dan Bahan Resi...
o ►  May (2)
 Hubungan Trauma from Occlusion Dengan Penyakit Per...
 Antibiotik Profilaksis Dalam Odontologi Pediatrik
o ►  June (1)
 Seni Dan Ilmu Prognosis Periodontal
o ►  July (3)
 Matriks Oklusal Pra-Operatif Membantu Pembentukan ...
 Pengaruh Kesesuaian dan Panjang Pasak Terhadap Res...
 Prevalensi Actinobacillus Actinomycetemcomitans Pa...
o ▼  August (11)
 Penatalaksanaan Defek MukoGingival Yang Luas Mengg...
 Kedalaman Penetrasi Menggunakan Insert Ultrasonic ...
 Gingivitis Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Dalam...
 Pemeriksaan Kualitatif Lesi Servikal Non-Karies Pa...
 Pengaruh Larutan Kumur Terhadap Stabilitas Warna K...
 Komplikasi Langka Akibat Pembedahan Gigi Molar Tig...
 Pengaruh Oklusi Posterior Saat Merestorasi Gigi-ge...
 Letak Antitragus
 Perbandingan Khasiat Sodium Hipoklorit Dengan Sodi...
 Relaps atau Late Reversal Reaction?
 Analisis Jangka Pendek Pulpa Gigi Manusia Setelah ...
o ►  November (3)
 Vitamin D dan Penyakit Periodontal
 Indikator Visual Chlamydial Cervicitis Terbaru
 Penutupan Akar Dalam Resesi Gingiva Terisolir Meng...
o ►  December (1)
 Human Papillomavirus, Genital Warts Dan Vaksin

 ►  2010 (5)
o ►  February (1)
 Evaluasi Transport-Cairan Antara Teknik Obturasi K...
o ►  March (2)
 Penanaman Implan Immediate Dalam Soket Pencabutan ...
 Relaps Dalam Penyakit Lepra
o ►  August (2)
 Gigi Molar Tiga Mesioanguler – Harus Dicabut atau ...
 SARKOMA SINOVIAL PADA LIDAH
Dental Professional
 simvastatin
 Kesejajaran & Dimensi vertikal dalam pembuatan GTP
 Ortodontik- Pedodontik
 Kerusakan Email Gigi
 Pedodontik
 SOP Odontektomi Gigi Impaksi
 Kartu Status Prostodonsi

19 August 2009
Perbandingan Khasiat Sodium Hipoklorit Dengan Sodium Perborat Dalam
Menghilangkan Stain Pada Heat Cured Clear Resin Akrilik

Abstrak
Latar Belakang: Basis resin akrilik menarik stain dan bau yang membentuk deposit organik dan
anorganik. Penggunaan larutan kimia pembersih gigitiruan merupakan metode pembersihan
gigitiruan yang paling populer. Tujuan: Untuk membandingkan khasiat 2 jenis pembersih
gigitiruan dalam menghilangkan stain teh, kopi, turmeric, paan pada heat cured clear resin
akrilik. Bahan dan Metode: Disiapkan 200 sampel heat cured clear resin akrilik. Sampel dibagi
menjadi 4 kelompok dan direndam dalam larutan teh, kopi, turmeric, dan paan pada suhu 37oC
selama 10 hari. Sampel yang telah terwarnai direndam dalam larutan pembersih gigitiruan
komersil sodium perborat [Clinsodent], sodium hipoklorit [VI-Vlean] dan air suling [kontrol].
Nilai densitas optik [OD] diukur sebelum dan sesudah perendaman dalam larutan pembersih
selama 20 menit dan 8 jam. Analisis statistik data dilakukan menggunakan Fischer’s test
[ANOVA satu arah] dan perbandingan multipel dilakukan menggunakan Bonferroni test. Hasil:
Larutan Clinsodent dan VI-clean terbukti dapat membersihkan stain kopi secara efektif dan yang
terbaik untuk menghilangkan stain tumeric. Kesimpulan: Profesional dental harus memastikan
bahwa para pemakai gigitiruan mengetahui bagaimana cara memilih bahan pembersih gigitiruan
yang tepat untuk mendukung protokol perawatan gigitiruan di rumah.
Kata Kunci: Resin akrilik, pembersih gigitiruan, sodium hipoklorit, sodium perborat, khasiat
pembersihan stain.
Sumber: The Journal of Indian Prosthodontic Society, 2009; 9(1):6-12

PENDAHULUAN
Protesa lepasan bertugas menggantikan gigi-geligi asli yang hilang atau dicabut beserta struktur
di sekitarnya. Karena sebagian besar gigitiruan yang ada saat ini dibuat dari gigi resin akrilik dan
bahan basis gigitiruan tipe resin polimetilmetakrilat [resin PMMA], metode pembersihan tanpa
aksi abrasif yang kuat selalu lebih baik. Alasannya adalah, karena basis resin akrilik ini menarik
stain dan bau yang membentuk deposit organik dan anorganik. Gigitiruan yang tidak bersih
seringkali menimbulkan bau repulsif kuat yang umum disebut sebagai ‘napas gigitiruan/denture
breath’. Untuk mengatasi hal tersebut, kini banyak tersedia pembersih gigitiruan di pasaran dan
masing-masing mengklaim sebagai bahan yang efisien. Stain paan [dengan atau tanpa
tembakau], teh, kopi, dan turmeric serta plak bakteri berakumulasi pada gigitiruan yang dipakai
sebagian pasien di India meskipun gigitiruan didesain untuk self-cleansing. Kebiasaan intake
minuman, seperti kopi, coklat, dan larutan kumur, misalnya klorheksidin, beberapa kali sehari
juga cenderung membentuk stain dan mengubah warna resin. Konsentrasi dan periode paparan
bahan stain dalam minuman dapat mempengaruhi pigmentasi resin. Pembersihan adekuat pada
gigitiruan yang di-polish dengan baik menggunakan sabun dan sikat gigitiruan berdesain khusus
adalah metode pembersihan gigitiruan terkini yang direkomendasikan oleh American Dental
Association. Penggunaan larutan kimia pembersih gigitiruan adalah metode kedua yang paling
populer untuk membersihkan gigitiruan dan tersedia secara komersil dalam bentuk peroksida
alkali, hipoklorit alkali, larutan asam organik atau anorganik, desinfektan dan enzim. Umumnya,
produk-produk tersebut mengandung bahan antimikroba, seperti hipoklorit atau agen oksida,
yang mampu membunuh mikroorganisme dalam plak gigitiruan.

Meskipun banyak klaim yang dibuat oleh perusahaan pembuat bahan pembersih gigitiruan
komersil, khasiat bahan pembersih tersebut masih dipertanyakan. Meskipun terdapat beberapa
penelitian dalam literatur yang membandingkan aktivitas antimikroba bahan pembersih
gigitiruan ternama, bahan yang digunakan bukanlah formulasi dari India. Dahulu, bahan
pembersih gigitiruan berfungsi untuk menghilangkan deposit dan stain pada gigitiruan. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan masa kini, peran mikroorganisme dalam etiologi
denture stomatitis, difokuskan pada kemampuan bahan pembersih gigitiruan untuk mensanitasi
gigitiruan. Bahan pembersih gigitiruan yang ideal harus memenuhi berbagai persyaratan, seperti
memiliki kemampuan untuk menghilangkan deposit organik dan anorganik serta stain. Sebagian
besar bahan pembersih gigitiruan mengklaim memiliki berbagai khasiat, namun komposisinya
dirahasiakan.

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan khasiat dua jenis bahan pembersih gigitiruan
ternama dalam menghilangkan stain yang dibentuk oleh teh, kopi, turmeric dan paan pada
spesimen heat cure clear resin akrilik.

BAHAN DAN METODE


Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Spektrofotometer, yaitu Thermo Spectronic 10 UV dari Genesys [UV-VIS], Pittsford, New York
[Gambar 1]
Inkubator Julabo SW1 [Swiss] untuk mempertahankan suhu pada 37 + 1oC, Kavo Dental Flask
and Clamp, Jerman
Acrylizer unit, Kavo, Jerman
Brass mold [Gambar 2] untuk standardisasi ukuran sampel [10 x 50 x 2 mm]

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


Dental carving wax [malam pengukir]
Gips lunak/keras model
Bahan clear heat cure acrylic [DPI]
Dua jenis bahan pembersih gigitiruan [Gambar 3]
1.Bubuk Clinsodent dari ICPA Health Product Ltd Ankleshwar, yang mengandung sodium
perborat dan bekerja dengan membebaskan O2 yang terbentuk
2.Cairan pembersih gigitiruan VI-Clean dari Vishal Pharma Ltd. Ahmedabad, yang mengandung
sodium hipoklorit dan memiliki efek bleaching/memutihkan.

Jenis pewarna/stain yang digunakan dalam penelitian ini adalah [Gambar 4]:
Daun teh Brooke Bond Taaza
Kopi Golden Blend Laxmi
Bubuk akar turmeric
Campuran Paan Beeda

Metode yang digunakan


Dipilih 2 bahan pembersih gigitiruan tipe larutan [telah disebutkan di atas] yang memiliki
komposisi kimia berbeda dan larutan sampel disiapkan sesuai dengan instruksi pabrik [1 sendok
teh dalam 200 ml air]. Air suling digunakan sebagai kontrol.
Proses pembuatan sampel adalah sebagai berikut:
Dental carving wax dicairkan dalam brass mold standar sepanjang 50 mm, tebal 2 mm dan lebar
10 mm untuk setiap grup sehingga sesuai dengan kuvet atau ruang spesimen dalam
spektrofotometer. Dilakukan flasking pola malam dalam dental flask menggunakan gips lunak
dan keras. Setelah malam dihilangkan, dilakukan packing menggunakan resin akrilik clear heat
cure dan setelah penutupan percobaan, dilakukan penutupan akhir. Dilakukan bench cured
selama 30 menit dan diaplikasikan siklus curing selama satu setengah jam. Kemudian, dilakukan
deflasking sampel, di-trim dan polish menggunakan sandpaper/amplas yang kekasarannya
diubah secara bertahap, terakhir, memastikan bahwa dimensi berukuran 50 x 10 x 2 mm tetap
terpelihara. Setelah dilakukan finishing dan polishing, sampel direndam dalam air suling pada
suhu 37 + 1oC selama 24 jam untuk menghilangkan sisa-sisa monomer. Densitas optis awal
setiap sampel yang belum diberi stain/pewarna diukur sebelum proses pewarnaan untuk prosedur
perbandingan dan mengeliminasi sampel yang mengalami porositas. Setelah metode tersebut,
diperoleh 240 sampel akrilik clear, heat cured, dan 40 diantaranya dipakai dalam penelitian
pendahuluan guna menentukan kuantitas agen pewarna yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pewarnaan yang adekuat dalam 200 ml air suling. Juga maks], yaitu panjangdilakukan
pengukuran absorpsi maksimum [ gelombang dimana sinar spektrofotometer [UV-VIS] sensitif
terhadap setiap media pewarna spesifik. pH setiap pewarna juga diukur. Prosedur ini dilakukan
menggunakan indikator pH kertas litmus Indikrom yang memiliki kisaran pH spesifik antara 2,0
– 7,5 [Tabel 1].

Dua ratus sampel lainnya digunakan dalam penelitian inti. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok
yang masing-masing terdiri dari 50 sampel [200], dan direndam dalam larutan pewarna turmeric,
teh, paan [tembakau], dan kopi selama 10 hari pada suhu 37 + 1oC dalam sebuah inkubator
[untuk mensimulasi kondisi in vivo].

Bahan pewarna diganti dengan yang baru setiap hari untuk mencegah kolonisasi mikroba dan
mempertahankan konsentrasi yang seragam. Kemudian, spesimen dibilas dan dikeringkan
selama 2 jam. Pada tahap ini, dilakukan pengukuran densitas optik [yaitu, pembacaan awal]
sampel yang telah diwarnai untuk perbandingan setelah perendaman dalam bahan pembersih
gigitiruan.
Semua spesimen yang telah terwarnai direndam dalam dua jenis larutan bahan pembersih
gigitiruan yang baru disiapkan, dan 40 sampel direndam dalam air suling [sebagai kontrol]
selama 20 menit [untuk mensimulasi perendaman antar-waktu makan] dan 8 jam [mensimulasi
perendaman semalam]. Kemudian, dibilas, dikeringkan, dan dilakukan evaluasi khasiat
pembersihan stain setiap bahan pembersih gigitiruan dengan maks setiap zatmengukur densitas
optis spesimen [pada berbagai pewarna] menggunakan spektrofotometer. Proses ini diulangi
untuk setiap jenis stain dan nilai rata-ratanya dihitung. Dari sini, ditentukan densitas optis awal
spesimen yang telah terwarnai oleh setiap zat pewarna untuk standardisasi dan perbandingan.

Analisis Statistik
Nilai yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan software SPSS versi 13.0.
Dilakukan penghitungan nilai mean dan standar deviasi setiap sampel pada setiap kelompok
bahan pewarna [pembacaan awal]. Nilai mean dibandingkan menggunakan ANOVA satu arah—
Fisher’s test untuk perbandingan kelompok. Perbandingan multipel dilakukan menggunakan
Bonferroni test untuk mengidentifikasi kelompok yang signifikan pada batas 5% dan
mempertahankan pembacaan awal sebagai variabel dependen. Perbandingan dilakukan pada
setiap jenis zat pewarna dan periode untuk setiap jenis bahan pembersih gigitiruan. Dalam
penelitian ini, P < 0.05 dinyatakan sebagai batas signifikansi.

HASIL
Nilai rata-rata densitas optis awal sampel yang telah diwarnai, setelah maks diuraikan dalam
Tabel 2.analisis spektrofotometrik pada setiap Hasilnya menunjukkan bahwa kopi, yang diikuti
oleh teh, turmeric, dan paan memiliki nilai densitas optis dalam urutan menurun. Kemudian, nilai
rata-rata tersebut dianalisis menggunakan ANOVA [Fischer’s test] antar grup zat pewarna dan
dinyatakan sangat signifikan untuk membentuk stain [yaitu, P = 0.001, dimana P < 0.05].

Nilai rata-rata densitas optis sampel akrilik heat-cured yang terwarnai setelah direndam dalam
bahan pembersih gigitiruan selama 20 menit digambarkan dalam Grafik 1. Hasilnya
menunjukkan bahwa untuk sampel yang direndam dalam larutan Clinsodent, turmeric memiliki
nilai densitas optis terendah, yang diikuti oleh paan, kemudian teh dan terakhir, kopi. Untuk
sampel yang direndam dalam VI-clean, nilai densitas optis terendah adalah paan, kemudian teh,
turmeric, dan kopi.

Nilai mean densitas optis terendah sampel akrilik heat-cured setelah direndam dalam bahan
pembersih gigitiruan selama 8 jam digambarkan dalam Grafik 2. Hasilnya menunjukkan bahwa
sampel yang direndam dalam larutan Clinsodent, turmeric memiliki nilai densitas optis terendah,
kemudian paan, teh dan terakhir, kopi. Untuk sampel yang direndam dalam VI-clean, paan
memiliki nilai densitas optis terendah, yang diikuti oleh teh, turmeric dan kopi. Untuk sampel
kontrol yang direndam dalam air suling, tidak ada selisih nilai densitas optis yang signifikan.

Tabel 3 menguraikan perbandingan multipel perubahan densitas optis [dengan menghitung


selisih nilai mean] antar bahan pembersih gigitiruan untuk setiap jenis zat pewarna dan periode
perendaman [yaitu, 20 menit dan 8 jam] dan aplikasi Bonferroni test yang menggunakan
pembacaan awal sebagai variabel dependen.
Hasil [Grafik 3 dan 4] menunjukkan bahwa, setelah perendaman selama 20 menit dan 8 jam,
Clinsodent dan VI-clean kurang efektif membersihkan stain kopi, dan paling unggul dalam
membersihkan stain turmeric.

PEMBAHASAN
Masalah kosmetik utama bagi para pemakai gigitiruan adalah stain yang berakumulasi pada
gigitiruannya, yang pada akhirnya memicu terjadinya denture stomatitis. Penelitian ini dilakukan
untuk membahas masalah tersebut, dengan memanfaatkan metode ilmiah terstandardisasi dalam
menganalisis khasiat pembersihan stain berbagai jenis larutan bahan pembersih gigitiruan. Stain
disebabkan oleh berbagai macam proses, seperti ingesti makanan berwarna, tembakau, dan
minuman, seperti kopi, teh, dsb. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Gispin dan Caputo yang
memanfaatkan larutan kopi, teh, dan anggur sebagai bahan pewarna. Mereka menemukan bahwa
larutan anggur memiliki potensi staining lebih besar, yang meningkatkan pH. Yannikakis dkk,
menyelidiki efek staining kopi dan teh terhadap enam merek resin yang digunakan dalam
pembuatan restorasi sementara. Tujuh hari perendaman menghasilkan perubahan warna yang
jelas pada semua merek resin. Stain yang terbentuk pada sampel akrilik resin dalam penelitian ini
serupa dengan stain gigi yang umum ditemukan secara in vivo jadi, secara klinis, dinyatakan
relevan.

Dalam penelitian ini, dibuat sampel heat cured clear akrilik yang memiliki dimensi lebar 10 mm
x 50 mm panjang x 2 mm tebal, yang berbeda dengan spesifikasi dimensi ADA No. 12 untuk
polimer basis gigitiruan. Sampel dibuat dalam spesifikasi tersebut agar sesuai dengan ruang
kuvet spektrofotometer yang digunakan dalam penelitian ini.

Setelah proses perendaman selama 20 menit dan 8 jam, sampel stain kopi dan teh dinyatakan
memiliki stain residu tertinggi dibandingkan dengan sampel yang diberi pewarna turmeric dan
paan. Untuk melihat perbedaan larutan pewarna, dilakukan pengujian pH dan ditemukan bahwa
kopi memiliki pH 3,0; teh memiliki pH 3,5, turmeric 5,5 dan paan 7,0. Hal ini membuktikan
pengaruh sifat asam kopi dan teh terhadap sampel akrilik berwarna bening, diduga menyebabkan
erosi lapisan permukaan yang telah di-polish sehingga meningkatkan uptake stain. Penemuan ini
mendukung hasil penelitian Gispin dan Caputo yang mengklaim hasil serupa, meskipun
menggunakan larutan pewarna anggur [yang sangat asam]. Di sisi lain, dalam skala pH, turmeric
dan paan cenderung berada pada sisi alkali, hal ini menjelaskan rendahnya derajat pewarnaan zat
ini.

Meskipun sabun dan sikat adalah metode pembersihan gigitiruan yang umum digunakan, seiring
dengan pertambahan usia, banyak pasien geriatrik [dimana sebagian besar merupakan pemakai
gigitiruan] telah kehilangan ketrampilan manual dan lumpuh, sehingga tidak mampu melakukan
pembersihan gigitiruan secara efektif.

Pembersih gigitiruan konvensional tipe larutan alkali peroksida adalah bahan yang lebih sering
digunakan oleh masyarakat untuk membersihkan gigitiruan, dibandingkan dengan jenis bahan
lainnya. Penggunaan pembersih cair membantu mereka menjaga gigitiruannya tetap bersih dan
menghindari pembentukan deposit. Dengan melihat sudut pandang tersebut, dipilih dua jenis
bahan pembersih gigitiruan cair [larutan Clinsodent dan VI-Clean] yang umum dipasarkan di
India Selatan, untuk menguji khasiatnya dalam menghilangkan stain.
Clinsodent mengandung sodium perborat, yang merupakan salah satu pembersih gigitiruan tipe
peroksida. Jika dilarutkan dalam air, akan membentuk hidrogen peroksida. Tipe pembersih ini
mengkombinasikan deterjen alkali untuk mengurangi tekanan permukaan dan pelepasan oksigen
secara kimiawi dari larutan. Gelembung oksigen menimbulkan efek pembersihan mekanis. VI-
Clean mengandung sodium hipoklorit, sebagai salah satu zat aktif. Jika dilarutkan dalam air,
akan membersihkan melalui efek bleaching yang dihasilkan dari pelepasan ion klorida ke dalam
larutan.

Dipilih waktu perendaman selama 20 menit untuk mengetahui apakah aksi pembersihan stain
optimum dapat terjadi dalam periode tersebut, seperti yang direkomendasikan oleh beberapa
perusahaan tentang ‘perendaman antar-waktu makan’ dan didukung oleh penelitian Russel dan
Elahi, yang menyatakan bahwa waktu perendaman selama 10 menit adalah cukup. Waktu
perendaman selama 8 jam dipilih untuk mensimulasi ‘perendaman gigitiruan malam hari’ dalam
larutan pembersih sesuai dengan rekomendasi perusahaan pembuat bahan pembersih gigitiruan
yang digunakan dalam penelitian ini.

Nilai maks] dalamdensitas optis diukur pada setiap absorpsi maksimum [ berbagai jenis zat
pewarna untuk mengetahui perluasan staining dan kemampuan setiap bahan pembersih gigitiruan
dalam menghilangkan stain, prosedur ini berbeda dengan penelitian Tulsi dan Sabita, dimana
densitas optis diukur tanpa mengukur absorpsi maksimum zat pewarna.

Penelitian ini merupakan suatu pengujian in vitro yang lebih cepat dari kondisi klinisnya. Hasil
penelitian ini menunjukkan perubahan warna resin akrilik yang signifikan setelah 10 hari
perendaman dalam bahan pewarna teh, turmeric, kopi dan paan. Dalam penelitian ini juga
dilakukan penyimpanan sampel dalam inkubator yang diletakkan di ruang gelap pada suhu 37 +
1oC untuk mensimulasi kondisi rongga mulut asli, seperti yang diuraikan oleh Thakral dkk, dan
Jagger dkk.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Clinsodent kurang efektif membersihkan stain kopi dan
paling baik untuk menghilangkan stain turmeric setelah perendaman berdurasi 20 menit dan 8
jam. Hal ini disebabkan oleh sifat asam kopi, dibandingkan dengan turmeric dan paan yang
mempengaruhi uptake lebih banyak stain oleh sampel akrilik, sehingga mengakibatkan
penguraian lapisan permukaan yang telah di-polish. Hal ini didukung oleh hasil penelitian
Hutchins dan Parker yang menunjukkan bahwa tablet berbuih tidak efektif membersihkan
deposit pada permukaan gigitiruan.

Di sisi lain, VI-Clean terbukti kurang efektif membersihkan stain kopi, namun sangat efektif
menghilangkan stain paan dalam durasi perendaman 20 menit dan 8 jam. Berdasarkan hasil
penelitian di atas, stain kopi dinyatakan paling sulit dibersihkan oleh kedua jenis bahan
pembersih. Pada sampel akrilik yang terwarnai oleh kopi, selisih rata-rata nilai densitas optis
antara waktu perendaman 20 menit dan 8 jam dalam larutan pembersih lebih besar pada VI-
Clean dibandingkan dengan Clinsodent, hal ini menunjukkan bahwa VI-Clean memiliki aktivitas
pembersihan yang lebih baik dibandingkan dengan Clinsodent. Hasil serupa juga didapatkan oleh
Jagger dkk, yang memanfaatkan pembersih gigitiruan sodium hipoklorit dan menemukan efek
pembersihan yang lebih baik jika menggunakan Boots Denture Cleaning Powder. Sebagai
kontrol [air suling] menghasilkan derajat pembersihan stain yang rendah, hal ini disebabkan oleh
peningkatan suhu, yang menambah penyerapan air ke dalam bahan dan pelepasan komponen
stain terlarut dari bahan gigitiruan, seperti yang diutarakan oleh Gupta dkk.

Kelemahan Penelitian
1.Setiap jenis zat pewarna diambil dan diteliti secara terpisah; hal ini tidak ditemukan pada
gigitiruan pasien karena terdapat pengaruh multifaktorial dalam staining gigitiruan.
2.Positas mikro sampel gigitiruan dapat mempengaruhi absorpsi zat pewarna, meskipun semua
sampel di-polish dengan baik dan dilakukan pemeriksaan visual untuk mengetahui porositasnya
sebelum pengujian.
3.Sampel gigitiruan yang digunakan disini berwarna putih/bening, jadi efek pemutihan tidak
dapat diketahui, seperti akrilik berwarna yang digunakan dalam pembuatan gigitiruan.

Ruang Lingkup Penelitian


1.Penelitian ini dapat diperluas menjadi suatu penelitian klinis untuk membuktikan khasiat bahan
pembersih gigitiruan. Jadi, dapat diperoleh hasil yang lebih signifikan secara klinis.
2.Efek pemutih [bleaching] bahan pembersih gigitiruan yang diselidiki dalam penelitian ini dapat
dianalisis lebih lanjut menggunakan sampel berwarna dengan durasi perendaman yang lebih
lama.
3.Sampel yang telah diwarnai dapat dianalisis lebih lanjut dengan refleksi spektrofotometri
menggunakan cie lab system.

RINGKASAN DAN KESIMPULAN


Dari hasil yang diperoleh, dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut ini:
1.Dari jenis zat pewarna yang diselidiki, kopi dinyatakan memiliki kapasitas absorpsi maksimum
dan paling sulit dibersihkan oleh kedua jenis bahan pembersih gigitiruan.
2.Bahan pembersih gigitiruan VI-Clean terbukti lebih efektif menghilangkan stain yang
digunakan dalam penelitian ini, dibandingkan dengan Clinsodent.
Jadi, para profesional dental, harus memastikan bahwa masyarakat pemakai gigitiruan
mengetahui bagaimana cara memilih bahan pembersih gigitiruan yang tepat untuk mendukung
protokol pemeliharaaan gigitiruan di rumah.

Diposkan oleh dH!ni di 10:14:00 AM


Label: Terjemahan Jurnal Prostodontik

0 komentar:

Post a Comment

Link ke posting ini

Create a Link
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Dental Medicine
 Angle Orthodontist
 British Dental Journal
 Dokter Gigi
 download jurnal sepuasnya plus bisnis
 Free dental book
 Free pdf download
 Medical Books
 Medical Dictionary
 PDGI
 PPNI Bontang

Life Style
 Doctor Mehmet Oz
 Ensiklopedia
 Mario Teguh Super Club
 National geographic
 Oakley Indonesia
 Oprah
 Photoshop for you
 Serial animasi favorit - Minuscule
 Serial favorit - CSI
 Serial favorit - Grey's anatomy
 webhosting
 Wikipedia

Berhitung!

Pasang Aku Yaa


<a
href="http://dhinierha.
src="http://i192.photo
height="17"/></a>

Dunia Lain
 DHINI
 Facebook
 Friendster
 Imoutosan
 Kita Blogger
 Photobucket
 SkulQ di Bontang
 Ziddu.com

Pertemanan
 Annas
 Asta Qauliyah
 Cinta Laura
 Deenar
 Deo Wibawa
 drg Dondy
 drg, Yanto Dharmanto
 drg. Akmal Eddy Madda
 Iip albanjary
 Immilia
 Iqbal Sandira
 irdentistry
 Kohan
 Laurel Casey
 Linda Flo
 Ms Sheila
 Randi Kurniawan
 Tanpa Tinta
 Tengky Widjanarkoe
 Ummul Mustaqimah
 Wulan Guritno
 Yos
Get the Flash Date Calendar widget and many other great free widgets at Widgetbox!

Katakan !!

Tamu
Feedjit Live Blog Stats

Get my banner code or create a flash banner

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008


Back to TOP  

Anda mungkin juga menyukai