Pend. Pancasila
Pend. Pancasila
Pend. Pancasila
LOGO
Edy Prihantoro, S.S., MMSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Add your company slogan
PENDAHULUAN
Pancasila adalah sebuah hasil pemikiran, perenungan yang mendalam dari
beberapa tokoh nasional Indonesia yang berisi ajaran, falsafah yang memuat nilai-
nilai yang luhur dari Bangsa Indonesia. Lepas dari semua usaha-usaha untuk
mempolitisi
li i i keberadaan
k b d Pancasila
P il baik
b ik sebagai
b i dasar
d negara, pandangan
d hidup
hid
maupun ideologi Bangsa Indonesia, kita masih mengakui bahwa Pancasila masih
menjadi Dasar Negara Indonesia.
Menjadi
j tugas
g kita bersama,, sebagai
g bangsa
g Indonesia untuk selalu menjaga
j g
kemurnian ajaran yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD
1945 dan secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945,
dan kemudian diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. No 7
bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Dalam sejarahnya, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai
dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang
berlindung dibalik legitimasi ideologi negara Pancasila. Dengan kata lain,
dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Monopoli Pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa inilah yang harus
segera diakhiri, dan menjadi tugas dari dunia pendidikan tinggi untuk mengkaji dan
memberikan pengetahuan kepada semua mahasiswa untuk benar-benar mampu
memahami Pancasila secara ilmiah dan obyektif.
obyektif
Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada
masa lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat
beranggapan bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru. Sehingga
mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan mengembalikan
kewibawaan Orde Baru. Pandangan sinis serta upaya melemahkan ideologi
Pancasila berakibat fatal yaitu melemahkan kepercayaan rakyat yang akhirnya
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
bangsa
contoh: - Kekacauan di beberapa daerah di Indonesia seperti Aceh, Maluku,
Sulawesi, Ambon , Papua, dll.
- Konflik agama
- Krisis
K i i Moral
M l Para
P Pejabat
P j b
- Kasus Century
- Kasus Gayus dll
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
A. Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai jaman
k j
kerajaan K t i Sriwijaya,
Kutai, S i ij M j
Majapahithit sampaii datangnya
d t g penjajah.
j j h Bangsa
B g
Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka
dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat
hidup,
p, di dalamnyay tersimpul
p ciri khas,, sifat karakter bangsa
g yyang g berbeda dengan
g
bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita (the founding father) dirumuskan secara
sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip (sila) dan diberi nama
Pancasila.
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan
hidup yang kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat
internasional. Hal ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar
pada sejarah bangsa.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri (kausa materialis).
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
2. Landasan Kultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada
bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila bukanlah merupakan hasil konseptual seseorang saja melainkan
merupakan suatu hasil karya bangsa Indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-nilai
kultural yang dimiliki melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara. Oleh karena
itu generasi penerus terutama kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk
mendalami serta mengkaji karya besar tersebut dalam upaya untuk melestarikan
secara dinamis dalam arti mengembangkan sesuai dengan tuntutan jaman.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi :
a. UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39
menyatakan : Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat Pendidikan Pancasila.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah Add your company slogan
1. Berobyek
Objek material Pancasila adalah suatu obyek yang merupakan sasaran
pembahasan dan pengkajian Pancasila baik yang bersifat empiris maupun non
empiris. Bangsa Indonesia sebagai kausa material (asal mula nilai-nilai Pancasila),
maka obyek material pembahasan Pancasila adalah bangsa Indonesia dengan segala
aspek budaya dalam bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Obyek material empiris
berupa lembaran sejarah,
sejarah bukti-bukti
bukti bukti sejarah,
sejarah benda-benda
benda benda sejarah dan budaya,
budaya
Lembaran Negara, naskah-naskah kenegaraan, dsb. Obyek material non empiris
meliputi nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral, nilai-nilai religius yang tercermin dalam
kepribadian, sifat, karakter dan pola-pola budaya.
2. Bermetode
Metode dalam pembahasan Pancasila sangat tergantung pada karakteristik obyek
formal dan material Pancasila. Oleh karena obyek Pancasila banyak berkaitan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
dengan hasil-hasil budaya dan obyek sejarah maka sering digunakan metode
“hermeneutika” yaitu suatu metode untuk menemukan makna dibalik obyek.
3. Bersistem
Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan
dan keutuhan (majemuk tunggal) yaitu ke lima sila baik rumusan, inti dan isi
dari sila-sila
sila sila Pancasila merupakan kesatuan dan kebulatan.
kebulatan
4. Universal
Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal artinya
kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, keadaan, situasi, kondisi maupun
jumlah. Nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau dengan kata lain intisari,
esensi atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila pada hakekatnya
bersifat universal.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Tingkatan Pengetahuan Ilmiah
Tingkat pengetahuan ilmiah dalam masalah ini bukan berarti tingkatan dalam
hal kebenarannya namun lebih menekankan pada karakteristik pengetahuan masing-
masing. Tingkatan pengetahuan ilmiah sangat ditentukan oleh macam pertanyaan
ilmiah sbb :
Deskriptif suatu pertanyaan “bagaimana”
Kausal suatu ppertanyaan
y “mengapa”
g p
Normatif suatu pertanyaan “ kemana”
Essensial suatu pertanyaan “ apa “
1. Pengetahuan Deskriptif
Pengetahuan deskriptif yaitu suatu jenis pengetahuan yang memberikan suatu
keterangan,
g , penjelasan
p j obyektif.
y Kajian
j Pancasila secara deskriptif
p berkaitan dengan
g
kajian sejarah perumusan Pancasila, nilai-nilai Pancasila serta kajian tentang
kedudukan dan fungsinya.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
2
2. Pengetahuan
P h K
Kausall
Pengetahuan kausal adalah suatu pengetahuan yang memberikan jawaban
tentang sebab akibat. Kajian Pancasila secara kausal berkaitan dengan kajian proses
kausalitas terjadinya
j y Pancasila yang
y g meliputi
p 4 kausa yaitu
y kausa materialis,, kausa
formalis, kausa effisien dan kausa finalis. Selain itu juga berkaitan dengan Pancasila
sebagai sumber nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber segala norma yang berlaku di
masyarakat.
3
3. Pengetahuan Normatif
Pengetahuan normatif adalah pengetahuan yang berkaitan dengan suatu ukuran,
parameter serta norma-norma. Dengan kajian normatif dapat dibedakan secara
normatif pengamalan Pancasila yang seharusnya dilakukan (das sollen) dan
kenyataan faktual (das sein) dari Pancasila yang bersifat dinamis.
4. Pengetahuan Esensial
Pengetahuan esensial adalah tingkatan pengetahuan untuk menjawab suatu
pertanyaan yang terdalam yaitu pertanyaan tentang hakekat sesuatu.
sesuatu Kajian Pancasila
secara esensial pada hakekatnya untuk mendapatkan suatu pengetahuan tentang
intisari/makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila (hakekat Pancasila).
www.themegallery.com LOGO
PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
2
EDY PRIHANTORO, S.S., MMSI LOGO
UNIVERSITAS GUNADARMA
Add your company slogan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu philosophia.
philosophia Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo,
philo philos
philos, philein
philein, yang
mempunyai arti cinta/ pecinta/ mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan,
hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harafiah istilah filsafat adalah cinta pada
kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai
pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai
fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
1. Obyek Filsafat
Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat
langsung dengan suatu obyek), yang mendalam dan daya pikir subyek manusia dalam
memahami segala sesuatu untuk mencari kebenaran.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau
sistem nilai, baik berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi
yang dianut suatu masyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian, telah
tumbuh dan berkembang menjadi suatu tata nilai yang melembaga sebagai suatu
paham (isme) seperti kapitalisme, komunisme, fasisme dan sebagainya yang cukup
mempengaruhi
p g kehidupan
p bangsa g dan negara
g modern.
Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik obyek yang tidak
terbatas yang ditinjau dari dari sudut isi atau substansinya dapat dibedakan menjadi :
a. obyek
y material filsafat : yaitu
y obyek
y pembahasan
p filsafat yang
y g mencakup
p segala
g
sesuatu baik yang bersifat material kongkrit (manusia) maupun abstrak (sistem
nilai).
b. obyek formal filsafat : cara memandang seorang peneliti terhadap objek material
tersebut.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Cabang Filsafat
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Aliran-Aliran Filsafat
1. Aliran Materialisme, aliran ini mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan,
termasuk mahluk hidup dan manusia ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh
materi (misalnya benda ekonomi, makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu
hukum sebab-akibat (hukum kausalitas) yang bersifat objektif.
3. Aliran Realisme,
3 Realisme aliran ini menggambarkan bahwa kedua aliran diatas adalah
bertentangan, tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis). Realitas merupakan
sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dan nonmateri.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Di sisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan
dalam mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita
yang ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkan
dalam kehidupan bermasyarakat,
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
bernegara
Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasar bangsa
Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Mereka menciptakan tata nilai yang
mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang
memberi corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataan yang demikian
itu merupakan suatu kenyataan objektif yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Lazimnya
y sistem memiliki ciri-ciri sebagai
g berikut :
a. suatu kesatuan bagian-bagian
b. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
c. saling berhubungan dan saling ketergantungan
d kesemuanya
d. kesem an a dimaksudkan
dimaks dkan untuk
nt k mencapai suatu
s at tujuan
t j an bersama (tujuan
(t j an
sistem)
e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU
SISTEM FILSAFAT
Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai
dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat
dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
Komprehensif) dan secara induktif (dengan mengamati gejala
Komprehensif), gejala-gejala
gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-
gejala itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep
kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia
Indonesia, melainkan bagi
manusia pada umumnya.
Aspek Ontologis
Ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan
keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia,
metafisika dan kesemestaan atau kosmologi.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Aspek
A k Epistemologi
E i t l gi
Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pancasila sebagai suatu sistem
fil f t pada
filsafat d h
hakikatnya
kik t adalah
d l h suatu
t sistem
i t pengetahuan.
t h P
Pancasila
il menjadi
j di
pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam
semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta
sebagai
b i dasar
d untuk
t k menyelesaikan
l ik masalahl h yang dih
dihadapi
d id dalam
l hidup
hid dan
d
kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-cita
atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi.
Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori. Menurut
Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki : tingkah laku moral, yang
berwujud etika, ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
sosio politik yang berwujud ideologi.
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN
ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN
Kesimpulan
K i l yang g bi
bisa diperoleh
di l h dari
d i filsafat
fil f t Pancasila
P il adalah
d l h Pancasila
P il
memberikan jawaban yang mendasar dan menyeluruh atas masalah-masalah asasi
filsafat tentang negara Indonesia.
www.themegallery.com LOGO
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
PANCASILA
Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam
hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang
saling
li melengkapi
l k i sebagai
b i sistem
i t etika.
tik
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai
yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma k kenegaraan llainnya.
i Di samping
i itu,
it terkandung
t k d juga
j pemikiran-
iki
pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh
karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar yang
memberikan
b ik landasan
l d bagi
b i manusiai dalam
d l hidup
hid bermasyarakat,
b k berbangsa
b b dan
d
bernegara.
Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau
kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka diwujudkan dalam
norma-norma yang kemudian menjadi pedoman.
Norma-norma itu meliputi :
1. Norma Moral
Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukurCompany dari sudut
Logo baik
LOGO
maupun buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila.
www.themegallery.com
Add your company slogan
2. Norma Hukum
Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan
waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam pengertian itulah
P
Pancasila
il berkedudukan
b k d d k sebagai
b i sumber
b dari
d i segala
l sumber
b hukum.
h k
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang
langsung
g g bersifat normatif ataupun
p praksis
p melainkan merupakan
p suatu sistem nilai-nilai
etika yang merupakan sumber norma.
PENGERTIAN ETIKA
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika merupakan
suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab
dengan berbagai ajaran moral. Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut :
* Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia Pemikiran etika beranekaragam,
manusia. beranekaragam tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-
asas dari tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung di
dalamnya. Company Logo LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator)
sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud
k b d
kebudayaan di sampingi sistem
i t sosial
i l dan
d karya.
k Al t mengidentifikasikan
Alport id tifik ik 6 nilai-nilai
il i il i
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat, yaitu : nilai teori, nilai ekonomi, nilai
estetika, nilai sosial, nilai politik dan nilai religi.
Hierarkhi Nilai
Hierarkhi nilai sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandang individu –
masyarakat terhadap sesuatu obyek. Misalnya kalangan materialis memandang bahwa
nilai tertinggi adalah nilai meterial.
meterial
Max Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tingginya dan
luhurnya. Menurutnya nilai-nilai dapat dikelompokan dalam empat tingkatan yaitu :
1. Nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan indra yang memunculkan
rasa senang, menderita atau tidak enak,
2. Nilai kehidupan yaitu nilai-nilai penting bagi kehidupan yakni : jasmani, kesehatan
serta kesejahteraan umum,
3 Nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebenaran,
3. kebenaran keindahan dan
pengetahuan murni,
4. Nilai kerohanian yaitu tingkatan ini terdapatlah modalitas nilaiCompany
dari yang
Logo suci.
LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Nilai berperan sebagai pedoman yang menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai
manusia berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan
kepercayaan yang bersumber pada berbagai sistem nilai.
nilai
Company Logo LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
Pengertian Moral
Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan, tabiat atau
kelakuan. Moral adalah ajaran
j tentang
g hal yang
y g baik dan buruk, yang
y g menyangkut
y g tingkah
g
laku dan perbuatan manusia.
Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma yang
berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika
sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.
bermoral
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang
benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan
norma yang mengikat kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian Norma
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, sosial, moral
dan religi.
religi Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh
tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu, norma dalam perwujudannya dapat berupa
norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma
memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.
Nilai instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar.
Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki formulasi serta
parameter atau ukuran yang jelas dan konkrit. Apabila nilai instrumental itu berkaitan
dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari maka nilai itu akan menjadi
norma moral.
moral Namun jika nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau
negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijakan, atau strategi
yang bersumber pada nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental
itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.
Dalam kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai instrumental dapat
ditemukan dalam pasal-pasal undang-undang dasar yang merupakan penjabaran
Pancasila.
Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam
kehidupan yang lebih nyata dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara
nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental.
Company Logo LOGO
www.themegallery.com
Add your company slogan
PANCASILA
Kemajuan alam pikir manusia sebagai individu maupun kelompok telah melahirkan
persamaan pemikiran dan pemahaman ke arah perbaikan nilai-nilai hidup manusia itu
sendiri. Paham yang mendasar dan konseptual mengenai cita-cita hidup manusia
merupakan hakikat ideologi. Dijadikannya manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa
di d
dunia
i tternyata
t membawa
b dampak
d k kepada
k d ideologi
id l i yang berbeda-beda
b b d b d sesuaii dengan
d
pemikiran, budaya, adat-istiadat dan nilai-nilai yang melekat dalam kehidupan masyarakat
tersebut.
Indonesia terlahir melalui p
perjalanan
j yang
y g sangat
g panjang
p j g mulai dari masa kerajaan
j
Kutai sampai masa keemasan kerajaan Majapahit serta munculnya kerajaan-kerajaan
Islam. Kemudian mengalami masa penjajahan Belanda dan Jepang. Kondisi ini telah
menimbulkan semangat berbangsa yang satu, bertanah air satu dan berbahasa satu yaitu
Indonesia Semangat ini akhirnya menjadi latar belakang para pemimpin yang mewakili
Indonesia.
atas nama bangsa Indonesia memandang pentingnya dasar filsafat negara sebagai simbol
nasionalisme.
Kajian pengetahuan proses terjadinya Pancasila dapat ditinjau dari aspek
kausalitasnya dan tinjauan perspektifnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu : aspek asal
mula langsung dan aspek asal mula tidak langsung. LOGO
Add your company slogan
BAB 4
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi
suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa.
Ideologi Terbuka
* Nilai-nilai dan cita-cita digali dari kekayaan adat istiadat, budaya dan religius
masyarakatnya.
* Menerima
M i reformasi
f i
* Penguasa bertanggung jawab pada masyarakat sebagai pengemban amanah
rakyat
LOGO
Add your company slogan
BAB 4
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
LOGO
Add your company slogan
BAB 4
Paham Negara Kebangsaan
Manusia membentuk suatu bangsa karena untuk memenuhi hak kodratnya yaitu
sebagai individu dan makhluk sosial, oleh karena itu deklarasi Bangsa Indonesia tidak
mendasarkan p pada deklarasi kemerdekaan individu tetapi
p sebuah deklarasi yang
y g
menyatakan tuntutan hak kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Dalam tumbuh dan kembangnya suatu bangsa terdapat berbagai macam teori
besar yyang
g merupakan
p bahan komparasi
p bagi
g para
p pendiri
p Negara
g Indonesia untuk
mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter tersendiri.
LOGO
Add your company slogan
BAB 4
Paham Negara Kebangsaan
Bangsa adalah suatu jiwa, suatu asas kerohanian dan menurut Renan ada beberapa
faktor yang membentuk jiwa bangsa yaitu : Kejayaan dan kemuliaan di masa lampau
serta penderitaan-penderitaan bersama yang mengakibatkan pembentukan modal
sosial, persetujuan bersama untuk hidup bersama dan berani untuk memberikan
pengorbanan. LOGO
Add your company slogan
BAB 4
Paham Negara Kebangsaan
4 N
4. Negara KKebangsaan
b Pancasila
P il
Kebhinekaan adat-istiadat, budaya, bahasa dan nilai religius merupakan kekayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia, namun hal itu tidak mengakhibatkan suatu perbedaan yang
harus dipertentangkan,
p g , melainkan merupakan
p suatu daya
y penarik
p kearah suatu
kerjasama persatuan dan kesatuan dalam suatu sintesa dan resultan, sehingga
keanekaragaman itu justru terwujud dalam suatu kerjasama yang luhur.