Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Definisi
Suatu keadaan yang berupa sindroma klinik diakibatkan oleh ketidak mampuan jantung untuk
memenuhi ardiac output untuk melayani jaringan tubuh akan o2 dan nutrisi walaupun tekanan
diastolik telah meningkat
Paradigma lama
GJ dianggap merupakan akibatnya berkurangnya kontraktilitas dan daya pompa
sehinggas diperlukan inoitropik untuk meningkatkan konraktilitasdan
diureti+vasodilator untuk mengurangi beban.
Paradigma baru
Dianggap sebagai remodelling progresif akibat beban atau penyakit pada miokard,,
sehingga pencegahan progresifitas dengan penghambat neurohumoral seperti ACEi,
ARB, atw beta blocker diutamakan.
Istilah gagal jantung
Gagal jantung sistolik : ketidak mampuan kontraksi untuk mompa, didasari suatu
beban/penyakit miokard remodelling struktural dan diperberat oleh progresifias
penyakit tsb
Myocardial damage
Kor pulmonal
Kelainan metabolik
Kardiomiopati toksik
Trauma
Keganasan
Epidemiologi
Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. Sindrom gagal
jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup
tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung
umur/age-dependent. Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun,
tapi menanjak tajam pada usia 75 – 84 tahun.
Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, akan didapati prevalensi dari CHF yang
meningkat juga. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya lansia yang mempunyai hipertensi
akan mungkin akan berakhir dengan CHF. Selain itu semakin membaiknya angka
keselamatan (survival) post-infark pada usia pertengahan, menyebabkan meningkatnya
jumlah lansia dengan resiko mengalami CHF.
Anatomi
Sel otot polos jantung seran lintang bercabang inti banyak dipinggir mengandung aktin miosin
Fisiologi
Darah dari vena cava superior inferior masuk ke atrium kanan
Kontraxi atrium
Tekanan ventrikel lebih besar dari tekanan A.pulmonalis terjadi kontai ventrikel
Atrium sinistra
NYHA kelas I
Penderita kelainan jantung tanpa pembatasan aktivitas fisik sehari-hari
NYHA kelas II
Penderita kelainan jantung pembatasan ringan aktivitas fisik sehari2, merasa enak setelah istirahat
NYHA kelas III
Penderita kelainan jantung dengan pembatasan gerak, aktivitas fisik, merasa enak setelah istirhat
NYHA kelas IV
Penderita kelainan jantung tak mampu melakukan aktivitas fisik, keluhan timbul meskipun istirahat
Mekanisme Kompensasi
Mekanisme adaptive atau kompensasi jantung dalam merespon keadaan yang menyebabkan
kegagalan jantung tersebut antara lain
Mekanisme Frank-Starling meningkatkan stroke volume berarti terjadi peningkatan volume ventricular end-
diastolic. Bila terjadi peningkatan pengisian diastolik, berarti ada peningkatan peregangan dari serat otot
jantung, lebih optimal pada filamen aktin dan miosin, dan resultannya meningkatkan tekanan pada kontraksi
berikutnya. Pada keadaan normal, mekanisme Frank-Starling mencocokan output dari dua ventrikel.
Pada gagal jantung, mekanisme Frank-Starling membantu mendukung cardiac output. Cardiac output
mungkin akan normal pada penderita gagal jantung yang sedang beristirahat, dikarenakan terjadinya
peningkatan volume ventricular end-diastolic dan mekanisme Frank-Starling. Mekanisme ini menjadi tidak
efektif ketika jantung mengalami pengisian yang berlebihan dan serat otot mengalami peregangan yang
berlebihan.
Hal penting yang menentukan konsumsi energi otot jantung adalah ketegangan dari dinding ventrikular.
Pengisian ventrikel yang berlebihan menurunkan ketebalan dinding pembuluh darah dan meningkatkan
ketegangan dinding pembuluh darah. Peningkatan ketegangan dinding pembuluh darah akan meningkatkan
kebutuhan oksigen otot jantung yang menyebabkan iskemia dan lebih lanjut lagi adanya gangguan fungsi
jantung
2. Aktivasi neurohormonal yang mempengaruhi beberapa sistem antara lain sistem saraf simpatetik
Stimulasi sistem saraf simpatetik berperan penting dalam respon kompensasi menurunkan cardiac output
dan patogenesis gagal jantung. Baik cardiac symphatetic tone dan katekolamin (epinefrin dan norepinefrin)
meningkat selama tahap akhir dari hampir semua bentuk gagal jantung. Stimulasi langsung irama jantung
dan kontraktilitas otot jantung oleh pengaturan vascular tone, sistem saraf simpatetik membantu memelihara
perfusi berbagai organ, terutama otak dan jantung.
Aspek negatif dari peningkatan aktivitas system saraf simpatetik melibatkan peningkatan tahanan sistem
vaskular dan kelebihan kemampuan jantung dalam memompa. Stimulasi simpatetik yang berlebihan juga
menghasilkan penurunan aliran darah ke kulit, otot, ginjal, dan organ abdominal. Hal ini tidak hanya
menurunkan perfusi jaringan tetapi juga berkontribusi meningkatkan sistem tahanan vaskular dan stres
berlebihan dari jantung
Salah satu efek yang paling penting dalam menurunkan cardiac output dalam gagal jantung adalah reduksi
aliran darah pada ginjal dan kecepatan filtrasi glomerulus, yang menyebabkan retensi garam dan air.
Penurunan aliran darah ke ginjal, meningkatkan sekresi renin oleh ginjal yang secara paralel akan
meningkatkan pula angiotensin II. Peningkatan konsentrasi angiotensin II berkontribusi pada keadaan
vasokonstriksi dan menstimulasi produksi aldosteron dari adrenal korteks. Aldosteron akan meningkatkan
reabsorpsi natrium dengan meningkatkan retensi air.
Selain itu angiotensin II dan aldosteron juga terlibat dalam inflamasi proses perbaikan karena adanya
kerusakan jaringan. Keduanya menstimulasi produksi sitokin, adhesi sel inflamasi (contoh neutrofil dan
makrofag) dan kemotaksis; mengaktivasi makrofag pada sisi kerusakan dan perbaikan; dan menstimulasi
pertumbuhan fibroblas dan sintesis jaringan kolagen
4. Peptida natriuretik dan substansi vasoaktif yang diproduksi secara local
Ada tiga jenis natriuretic peptide yaitu atrial natriuretic peptide (ANP), brain natriuretic peptide (BNP), dan
C-type natriuretic peptide (CNP). ANP dihasilkan dari sel atrial sebagai respon meningkatkan ketegangan
tekanan atrial, memproduksi natriuresis cepat dan sementara, diuretik dan kehilangan kalium dalam jumlah
sedang dalam urine. BNP dikeluarkan sebagai respon tekanan pengisian ventrikel sedangkan fungsi CNP
masih belum jelas
Perkembangan hipertrofi otot jantung dan remodeling merupakan salah satu mekanisme akibat
meningkatnya kerja yang berlebih. Meskipun hipertrofi ventrikel memperbaiki kerja jantung, ini juga
merupakan faktor risiko yang penting bagi morbiditas dan mortalitas. Keadaan hipertrofi dan remodeling
dapat menyebabkan perubahan dalam struktur (massa otot, dilatasi chamber) dan fungsi (gangguan fungsi
sistolik dan diastolik). Ada 2 tipe hipertrofi, yaitu pertama Concentric hypertrophy, terjadi penebalan
dinding pembuluh darah, disebabkan oleh hipertensi.dan kedua Eccentric hypertrophy, terjadi peningkatan
panjang otot jantung disebabkan oleh dilated cardiomyopathy.
Gejala gagal jantung
↑ tekanan ventrikel kiri
↓
↑ tekanan atrium kiri
↓
↑tekanan vena pulmnonalis
↓
↑tekanan kapiler paru (alveoli atwpun bronkus)
EKG
Hipertrofi ventrikel – Gel R di V5 atau V6
Hipertrofi sinistra – Gel S di V1 atau V2
Hipertrofi atrium – amplitudo gel P meningkat
Hipertrofi sinistra – gel. P turun 1mm dibawah garis isoelektrik, tidak ada deviasi yg
Berarti
Terapi
ACE INHIBITOR
Fungsi : menghambat perubahan A1A2
Efek : dilatasi arteriol
Mengurangi aktivitas simpatis dan produksi nor adrenalis
↓aldosteron
Anti hipertrophi dan anti remodelling miokard
Faramokinetik : captopril, peroral
Dosis titrasi mulai 6,25 mg/hr dosis max 450mg/hr
KI : wanita hamil
Stenosis arteri renalis
Kreatinin > 2,3 mg/dl
Serum K 5,5 mmol/L
B-blocker
Diberikan pada NYHA kelas II dan III, EF (ejection fraction < 45%)
Gagal jantung sistolik
Sering dikombunasikan dg ACEi dan diuretik
Farmakodinamik : ↓ kontrai jantung
↓ denyut jantung
↓ automatisitas sel-sel otonomik jantung
Farmakokinetik :
Bisoprolol : dosis awal peroral, dosis dinaikkan 2,5 ; 3,75 ; 5 ; 7,5 ; 10 mg perhari
Dosis target 10mg, periode titrasi minggubulan
Metoprolol : dosis awal 2X5mg hari selama 1 minggu, klo tdk da perbaikan klinis naikan dosis
dalam waktu 8-12minggu 2X12,5mg/hari
KI : asma
Bradikardi
Hipotensi
Blok AV derajat 2-3
DIURETIK
Untuk mengurangi retensi air dan garam
Jenis Thiazide (chlorotiazid, hydrochlorothiamid, Chlortalidone )
Loop diuretik FUROSEMID
Farmakodinamik : hambat reabsorbsi Na,Cl diansa henle ascenden
Sedikit efeknya di tubulus proximal
Farmakokinetik :
Indikasi :
Gagal jantung berat
Krisis hipertensi
Hiperkalsemia, hiperkalemia
KI : fungsi hepar ↓
Hipokalemia, hiponatremia, hipotensi
Hipersensitif terhadap furosemid/sulfonamid
Wanita hamil
DIGOKSIN
meningkatkan kekuatan setiap denyut jantung dan memperlambat denyut jantung yang terlalu cepat.
Ketidakteraturan irama jantung (aritmia, dimana denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak
teratur), bisa diatasi dengan obat atau dengan alat pacu jantung buatan.