Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

STANDAR PEMERIKSAAN

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara,selanjutnya dalam dokumen ini disebut


sebagai standar pemeriksaan, memuat persyaratan profesional pemeriksa,mutu pelaksanaan
pemeriksaan,dan persyaratan laporan pemeriksaan yang profesional.Standar pemeriksaan ini
disusun untuk memenuhi pasal 5 Undang-undang no 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan pasal 9 ayat 1 huruf e undang undang
no 15 tahun 2006 tentang badan pemeriksa keuangan.

Tujuan standar pemeriksaan ini adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para
pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab negara.

LANDASAN

Landasan yang digunakan dalam penyusunan standar pemeriksaan adalah

1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

2. Undang-undang no 17 tahun 2003 tentang keuangan negara.

3. Undang-undang no 1 th 2004 tentang perbendaharaan negara

4. Undang-undang no 15 th 2004 ttg pemeriksaan pengelolaan& tanggung jawab


keuangan negara.

5. Undang-undang no 15 th 2006 ttg badan pemeriksa keuangan.


STANDAR PROFESIONAL PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

Penerapan

Standar pemeriksaan berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan thdp entitas
program kegiatan serta fungsi nyang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan
tanggung jawab negara.Pemeriksaan ini berlaku untuk:

a.BPK

b.Akuntan Publik atau pihak lainnya yg melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara

PEMANTAUAN PENERAPAN DAN PERKEMBANGAN STANDAR


PEMERIKSAAN

• Akuntabilitas

Akuntabilitas diperlikan untuk dapat mengetahui pelaksanaan program yang dibiayai


denagn keuangan negara, tingkat kepatuhannya terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta untuk mengetahui tingkat kehematan
efisiensi dan efektifitas dari program tersebut.

JENIS PEMERIKSAAN

Jenis pemeriksaan sebagaimana diuraikan dalam standar pemeriksaan ini adalah:


pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Dalam beberapa pemeriksaan, standar yang digunakan untuk mencapai tujuan pemeriksaan
sudah sangat jelas. Namun untuk beberapa pemeriksaan lainnya, mungkin terjadi tumpang
tindih tujuan pemeriksaan.
• Pemeriksaan Keuangan

Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan. Pemeriksaan


keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadahi apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar.

• Pemeriksaan Kinerja

Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan negara yang terdiri atas
pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektifitas.
Pemeriksaan kinerja dilakukan secara obyektif dan sistematik terhadap berbagai
macam bukti, untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja
entitas atau prgram yang diperiksa. Pemeriksaan kinerja dapat memiliki lingkup
yang luas atau sempit dan menggunakan berbagai metodologi, berbagai tingkat
analisis, penelitian atau evaluasi. Pemeriksaan kinerja menghasilkan temuan,
simpulan dan rekomendasi.

• Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas


suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain
pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan
pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN ENTITAS YANG DIPERIKSA

• Tanggung jawab pemeriksa

Pemeriksa secara profesional betanggung jawab merencanakan dan melaksanakan


pemeriksaan untuk memenuhi tujuan pemeriksaan. Dalam melaksanakan tanggung
jawab profesionalnya pemeriksa harus memahami prinsip-prinsip pelayanan
kepentingan publik serta mejunjung tinggi integritas, obyektifitas, dan independensi.
Tanggung jawab ini sangan penting dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab pengelolaan negara.
Pemeriksa hatus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan dalam menjalankan
tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk menggunakan
pertimbangan profesional menetapkan lingkup dan metodologi, menentukan pengujian
dan prosedur yang akan dilaksanakan.

• Tanggung jawab organisasi pemeriksa

Organisasi pemeriksa mempunyai tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa:

1. Indepensi dan obyektifitas dipertahankan dalam seluruh tahap pemeriksaan.

2. Pertimbangan profesional digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan


pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan.

3. Pemeriksaan dilakukan oleh personil yang memepunyai kompetensi profesional


dan secara kolektif mempunyai keahlian dan pengetahuan yang memadahi.

4. Peer-review yang independent dilaksanakan secara periodik.

SISTEMATIKA

Standar pemeriksaan ini disusun menurut sistematika sebagai berikut:

PENDAHULUAN STANDAR PEMERIKSAAN

• PSP 01 : STANDAR UMUM

• PSP 02 : STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEUANGAN

• PSP 03 : STANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN KEUANGAN

• PSP 04 : STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA

• PSP 05 : STANDAR PELAPORAN PELAKSANAAN KINERJA


• PSP 06 : STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN
TERTENTU

• PSP 07 : STANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN


TERTENTU
STANDAR PEMERIKSAAN PERNYATAAN NOMOR 01

STANDAR UMUM

Pernyataan standar pemeriksaan ini mengatur standar umum untuk melaksanakan


pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Standar mum ini memberikan kerangka dasar untuk dapat menerapkan standar
pelaksanaan dan standar pelaporan secara efektif yang dijelaskan pada pernyataan
standar berikutnya.

• Pernyataan standar umum pertama

adalah “ pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang


memadahi unuk melaksanakan tugas pemeriksaan “, dengan pemeriksaan standar ini
semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap
pemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa yang secara kolektif memiliki
pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dbutuhkan untuk melaksanakan tugas
tersebut.

Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan yang melaksanakan standar pemeriksaan


harus memelihara kompetensinya melalui pendidikan profesional yang
berkelanjutan.Organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
pemeriksa memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan tersebut dan harus
menyelengggarakan dokumentasi ttg pendidikan yang sudah diselesaikan

Pemeriksa yang ditugasi untuk melaksanakan pemeriksaan menurut Standar


pemeriksaan harus secara kolektif memiliki:

- Pengetahuan ttg standar pemeriksaan

- Pengetahuan umum tentang lingkungan entitas,program,dan kegiatan yg diperiksa

- Ketrampilan berkomunikasi secara jelas dan efektif


- Ketrampilan yang memadai untuk pemeriksan yang dilaksanakan.

• Pernyataan Standar Umum Kedua

adalah “ Dalam semua hal yg berkaitan dg pekerjaan pemeriksaan,organisasi


pemeriksa dan pemeriksa,harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari
ganggun pribadi,ekstern,dan organisasi yg dapat mempengaruhi independensinya
“.Organisasi pemeriksa dan para pemeriksanya bertanggung jawab unuk dapat
mempertahankan independensinya sedemikian rupa.

Pemeriksa perlu mempertimbangkan 3 macam gangguan thdp independensi yaitu


gangguan pribadi,ekstern,dan atau organisasi.Organisasi pemeriksa harus memiliki
sistem pengendalian mutu intern untuk membantu menentukan apakah pemeriksa
memiliki gangguan pribadi thdp independensinya.Gangguan pribadi Gangguan
pribadi yg disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin
mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau
melemahkan temuan dalam segala bentuknya.

Gangguan ekstern bagi pemeriksa dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau


mempengaruhi kemampuan pemeriksa dlm menyatakan pendapat atau simpulan
hasilpemeriksaannya secara independen dan obyektif.contoh:campur tangan pihak
ekstern dll.

Gangguan organisasi dipengaruhi oleh kedudukan,fungsi,dan struktur


organisasi.Dalam hal melakukan pemeriksaan,organisasi pemeriksa harus bebas dari
hambatan independensi.

• Pernyataan Standar Umum Ketiga

adalah “ Dalam pelaksaan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil


pemeriksaan,pemeriksa wajib menggunakan kemahira profesionalismenya secara
cermat dan seksama “.Pemeriksa harus menggunakan kemahiran profesional secara
cermat dan sesama dlm menentukan jenis pemeriksaan yg akan dilaksanakan dan
standar yg akan diterapkan.Kemahiran profesional menuntut pemeriksa untuk
melaksanakan skeptisme profesional.

• Pernyataan Standar Umum Keempat adalah “Setiap organisasi pemeriksa yang


melaksanakan pemeriksaan berdsarkan standar pemeriksaan harus memiliki sistem
pengendalian mutu yang memadai,dan sistem pengendalian mutu trsbt hrs direview
oleh pihak lain yang kompeten.

Organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan standar


pemeriksaan harus di review.Prosedur review thdp pengendalian mutu harus
direncanakan sesuai dg luas dan sifat pekerjaan organisasi pemeriksa yang direview.

Psikologi politik adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimanapun aspek
psikologis (individu ataupun kelompok) terhadap perilaku politik dan sebagainya,
yaitu perilaku politik terhadap aspek psikologis. Esensinya adalah mempelajari
pengaruh aspek psikologis terhadap aspek politik dan juga mempelajari pengaruh
aspek politik terhadap kedaan aspk psikologis individu ataupunkelompok.

Anda mungkin juga menyukai