Anda di halaman 1dari 9

Pemakaian Bedak Disekitar Alat Kelamin Anak

Sumber: ibu ibu DI

Tanya
Apa pemakaian bedak disekitar alat kemaluan anak cowok sekarang sudah tidak
diperbolehkan lagi? Karena aku sampai sekarang masih memberi bedak disekitar
lipatan paha dan pantat anakku (karena kalau dibedakin biasanya jadi gatel dan
merah merah, tapi aku jadi takut jangan-jangan bedaknya numpuk di kemaluannya,
mohon pencerahannya.(De)

Jawab
Sejak aku baca di buku bahwa bedak talk itu karsinogenik (memicu kanker), aku
tidak pernah pakai bedak talk ke anakku sejak baby, baik di pantat, badan maupun
wajah, padahal anakku perempuan! Tambahan lagi dia dulu rada alergi jadi sering
batuk². Bedak kan tujuannya untuk membuat kering dan harum, maka pikirku, aku
keringin saja daerah itu baik², pasti tidak akan iritasi, sepanjang dijaga
kebersihannya. Mau harum, dipakaiin baby cologne saja. Sampai sekarang pantat
dan selangkangan anakku baik² saja, tidak pernah gatal². Untuk yang anaknya
perempuan, ekstra bahaya juga kalau partikel bedaknya masuk ke dalam alat
kelaminnya, karena karsinogen-nya itu. Dan partikel bedak kan halus, mana kita
tahu ada yang nyempil atau tidak? (Tukang AC-ku saja bilang, ibu jangan bedakan di
kamar, nanti ACnya cepet kotor sampai ke dalamnya (Ri)

Jangan pakai bedak, pakai baby cream saja. Bedak bahaya karena bubuknya kalau
ngepul bisa nganggu pernafasan dan masuk ke kemaluannya. Itu yang terjadi sama
anakku sehingga kena phimosis dan harus sunat di usia 1 bulan. Mending kalau
memang mau pakai bedak untuk tempat² yang relatif 'aman' saja seperti punggung.
(Mi)

Yang aku tahu kalau hal tersebut tidak rekomen untuk anak perempuan. Anakku
laki² semua, tidak pernah aku kasih bedak di sekitar kelaminnya, lagian juga buat
apa? Kalau aku dulu waktu mereka masih pakai pampers diolesin rash cream saja di
diaper areanya. Terbukti malah tidak pernah rash sama sekali. (In)

Kalau untuk anak cowok, hrs dijaga supaya tdk sampai kena di bagian penis-nya itu.
Karena ditakutkan partikel bedak malah akan menyumbat lubang tempat keluarnya
air seni. Kalau dulu aku disarankan untuk dibersihkan pakai kapas dengann air saja,
lalu dilap samapi kering. Untuk menghindari ruam popok & sebagainya, sebaiknya di
lipatan paha diolesi dengann baby cream saja setalah dibersihkan pakai air & dilap
kering. (Lu)

Waktu pertama kali anakku imunisasi, DSAnya bilang dan memberi tahu caranya
merawat kemaluan anak. Jadi hampir tiap hari aku bersihin penisnya, Terus abangku
bilang jgn tiap hari karena kulit seputar penis itu sensitif, jadi seminggu sekali, pakai
kapas dan air hangat. Soal pemakaian bedak lebih sering badannya saja. Cara
ngasihnya tidak dipupurin dengann puff-nya tapi diusap pakai tangan, sehingga
bedaknya tidak kemana² dan tidak terhirup oleh anaknya. Disekitar kemaluan
anakku, lipatan paha dan pantat tidak pernah aku kasih bedak, tapi aku kasih cream
baby, apalagi kalau dia pakai pampers. (Ra)

Aku juga di pantat & lipatan paha anakku masih dikasih bedak (hampir 15 bulan).
Tapi waktu dikasih bedak, aku tutupin kemaluannya dulu supaya bedaknya tidak
masuk. (Mi)
Memang setelah kejadian itu juga aku tidak pernah pakai bedak lagi, waktu umur 5
bulan anakku pernah mengalami seperti itu, pas pipis nangis. Aku lihat ternyata
kemaluannya merah dan bengkak. Aku bawa kedokter dan disana anakku dibelek
dan dibersihin kotorannya (dokter bilang untuk tidak telat ke dokter, telat dikit
bakalan infeksi) dan perawatannya pakai salep. Dokter nganjurin jangan pernah
pakai bedak setelah pipis, di lap saja pakai air. Lalu ketika memandikan
kemaluannya dibersihkan, ditarik ke bawah, supaya kotorannya hilang. Sampai saat
ini kalau kemaluan anakku agak merah sedikit, aku kasih salep (mencegah lebih
baik). (Sh)

Setahu aku, dari buku buku, pemakaian bedak itu tidak ada positif nya, cuma
negatifnya saja, karena takut serbuk nya ke hirup lah dll. Makanya anak-anakku dari
bayi hampir tidak pernah di bedakin, kecuali kalau di rumah eyangnya saja, karena
ditanyakan melulu, kok tidak pakai bedak? Anakku juga sekarang pakai bedak
karena dia sensitif keringet buntet saja, jadi pakai bedak obat biar tidak gampang
gatelan. (Di)

Ternyata banyak ibu-² yang memakai baby cream untuk bayinya. Aku pernah denger
di Dokter TV (programnya AnTeve), aku lupa nama pembicaranya, kalau pemakaian
baby cream di sekitar kemaluan sebaiknya tidak tiap hari, baby cream hanya dipakai
pada saat tertentu, misalnya terjadi ruam popok ringan pada bayi. Waktu itu
dokternya bilang efek kimianya kurang baik buat si kecil, sebaiknya kalau habis
pipis, BAB, or mandi, sekitar kemaluannya dikeringkan pakai handuk lalu diangin-
anginin dulu baru pakai celana. Terus untuk bruntusan, seandainya gatal, merah,
barangkali itu dermatitis antopi, biasanya faktor keturunan jadi pencetus misalnya si
ortu punya alergi terhadap sesuatu. kalau masih ringan bisa ditangani di rumah. Air
mandinya diberi baby oil, lalu sehabis mandi anak (bayi) dihandukinnya jangan
terlalu kering (lembab saja), baru dikasih pelembab. cari pelembab yang tidak wangi
dan mengandung Lanolin (Ri)

Saturday, June 26, 2010


Bedak Talek Dapat Memicu Kanker
Gambar diambil dari: www.shlokenterprise.com

Detik.com | Sabtu, 22 Mei 2010 | Bedak talek masih banyak digunakan orang terutama
ibu-ibu untuk diusapkan di tubuh bayinya. Tapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa
bedak talek memicu kanker. Bagaimana kondisi yang sebenarnya?

Bedak talek dihasilkan dari mineral yang disebut dengan talc atau magnesium trisillicate.
Dalam bentuk alamnya, talc ditemukan berbentuk batuan dan diketahui mengandung
serat menit terutama asbes. Proses yang harus dilakukan untuk memisahkan kandungan
ini dari batu tidaklah mudah.

Seperti dilansir dari buzzle, Sabtu (22/5/2010), sebuah studi menunjukkan bahwa asbes
sebagai salah satu bahan yang terkandung dalam bedak talek bersifat karsinogen, yang
dapat menyebabkan berbagai jenis kanker dalam penggunaan jangka panjang.

Kemungkinan ada berbagai macam bedak yang digunakan. Namun studi menunjukkan
bahwa penggunaan bedak yang terlalu sering dapat mengarah pada pengembangan dari
dua jenis kanker yaitu kanker paru-paru dan kanker ovarium.

Sebenarnya pada tahun 1973, badan pengawas makanan dan obat AS (US Food and Drug
Administration) merancang resolusi untuk membatasi jumlah serat asbes seperti pada
bedak kosmetik. Namun, tidak pernah ada keputusan yang dibuat untuk batasan talc pada
bedak kosmetik.

Bubuk talek dan kanker paru-paru


Sebuah penelitian mengklaim bahwa sering menghirup bedak bisa menjadi penyebab
kanker paru-paru. Para ibu yang menggunakan bubuk talek ini juga sudah diperingatkan
terhadap penggunaannya secara teratur. Hal ini bukan saja menempatkan bayi pada risiko
kanker, tapi juga bagi orang disekitarnya yang menghirup bubuk talek ini.
Selain itu, talc juga digunakan sebagai bahan untuk membuat bedak anti kutu pada
anjing, dan hal ini ditemukan berbahaya baik bagi hewan peliharaan dan keluarga yang
tinggal bersama-sama.

Hal ini terutama disebabkan oleh partikel asbes yang sangat kecil dalam bentuk bubuk
sehingga mudah dihirup dan masuk ke dalam paru-paru. Kondisi ini tentu saja dapat
memicu reaksi inflamasi (peradangan) yang nantinya dapat berkembang menjadi kanker.

Sementara itu saat penelitian lebih lanjut dilakukan, ditemukan para penambang talc
dalam jumlah besar telah didiagnosa menderita kanker paru-paru. Hal ini disebabkan
pekerjaan tersebut mengharuskan seseorang kontak dengan talc secara konstan. Selain itu
juga ditemukan talc yang belum diproses akan jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan
produk akhir yang sampai ke konsumen.

Bedak talek dan kanker ovarium


Studi mengenai hal ini masih sedikit kabur dan memerlukan klarifikasi. Berdasarkan
studi penelitian berskala besar, penggunaan bedak talek oleh perempuan di alat
kelaminnya bisa menyebabkan partikel tersebut masuk ke dalam indung telur dan
mengakibatkan multiplikasi sel ovarium dengan cepat. Kondisi ini adalah salah satu
karakteristik utama dari kanker.

Namun hal ini juga tergantung pada seberapa banyak bedak tersebut digunakan,
diperkirakan risiko kanker ovarium akan meningkat jika sering menggunakan bedak
talek.

Seperti dikutip dari Cancer.org, Sabtu (22/5/2010) sebuah studi prospektif (umumnya
dianggap yang paling informatif) diterbitkan pada tahun 2000 yang menemukan tidak ada
pengaruhnya secara menyeluruh dengan kanker ovarium, tapi meningkatkan risiko
sebesar 40 persen pada salah satu tipe dari invasive serous cancers.

Sementara yang terkait dengan kanker paru-paru, satu studi menemukan adanya
peningkatan risiko paru-paru, tapi studi lain menemukan tidak ada peningkatan risiko.

Studi terhadap penggunaan bedak talek ini bersifat pribadi sehingga memberikan hasil
yang tidak konsisten, walaupun beberapa hal mendukung peningkatan risiko kanker.
Namun bagi orang yang terbiasa menggunakan bedak, tak ada salahnya untuk
mempertimbangkan menghindari atau tidak menggunakan bedak yang mengandung talc.

Datuk Dr Nor Ashikin Mokhtar, ahli kandungan konsultan & ginekolog seperti dilansir
dari the Star mengatakan sampai penelitian ilmiah dapat memberikan jawaban yang lebih
baik, maka terserah pada individu untuk membuat keputusannya sendiri mengenai
penggunaan bedak talek.

"Kita harus ingat bahwa belum tentu setiap butir bedak adalah karsinogenik karena
tergantung pada tingkat serat asbes-seperti di bedak yang digunakan," katanya.
Menurut Dr Nor salah satu alternatif untuk bedak talek adalah dengan menggunakan
serbuk pati jagung yang tidak mengandung talc. Pati jagung tidak terkait ke setiap bentuk
kanker dan lebih mudah dipecah oleh tubuh, seperti bedak.

Konsultasikan juga dengan dokter anak Anda, apakah aman untuk menggunakan bedak
bayi pada bayi dan anak-anak.

Tag Archive: bedak talek bayi bisa menyebabkan


kanker

Penyebab Kanker
Filed under: artikel by amuttaqin — Tinggalkan komentar
Mei 23, 2010

Bisakah Bedak Talek Menyebabkan Kanker?

Vera Farah Bararah : detikHealth

detikcom – Jakarta, Bedak talek masih banyak digunakan orang terutama ibu-ibu untuk
diusapkan di tubuh bayinya. Tapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa bedak talek
memicu kanker. Bagaimana kondisi yang sebenarnya?

Bedak talek dihasilkan dari mineral yang disebut dengan talc atau magnesium trisillicate.
Dalam bentuk alamnya, talc ditemukan berbentuk batuan dan diketahui mengandung
serat menit terutama asbes. Proses yang harus dilakukan untuk memisahkan kandungan
ini dari batu tidaklah mudah.

Seperti dilansir dari buzzle, Sabtu (22/5/2010), sebuah studi menunjukkan bahwa asbes
sebagai salah satu bahan yang terkandung dalam bedak talek bersifat karsinogen, yang
dapat menyebabkan berbagai jenis kanker dalam penggunaan jangka panjang.

Kemungkinan ada berbagai macam bedak yang digunakan. Namun studi menunjukkan
bahwa penggunaan bedak yang terlalu sering dapat mengarah pada pengembangan dari
dua jenis kanker yaitu kanker paru-paru dan kanker ovarium.

Sebenarnya pada tahun 1973, badan pengawas makanan dan obat AS (US Food and Drug
Administration) merancang resolusi untuk membatasi jumlah serat asbes seperti pada
bedak kosmetik. Namun, tidak pernah ada keputusan yang dibuat untuk batasan talc pada
bedak kosmetik.
Bubuk talek dan kanker paru-paru
Sebuah penelitian mengklaim bahwa sering menghirup bedak bisa menjadi penyebab
kanker paru-paru. Para ibu yang menggunakan bubuk talek ini juga sudah diperingatkan
terhadap penggunaannya secara teratur. Hal ini bukan saja menempatkan bayi pada risiko
kanker, tapi juga bagi orang disekitarnya yang menghirup bubuk talek ini.

Selain itu, talc juga digunakan sebagai bahan untuk membuat bedak anti kutu pada
anjing, dan hal ini ditemukan berbahaya baik bagi hewan peliharaan dan keluarga yang
tinggal bersama-sama.

Hal ini terutama disebabkan oleh partikel asbes yang sangat kecil dalam bentuk bubuk
sehingga mudah dihirup dan masuk ke dalam paru-paru. Kondisi ini tentu saja dapat
memicu reaksi inflamasi (peradangan) yang nantinya dapat berkembang menjadi kanker.

Sementara itu saat penelitian lebih lanjut dilakukan, ditemukan para penambang talc
dalam jumlah besar telah didiagnosa menderita kanker paru-paru. Hal ini disebabkan
pekerjaan tersebut mengharuskan seseorang kontak dengan talc secara konstan. Selain itu
juga ditemukan talc yang belum diproses akan jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan
produk akhir yang sampai ke konsumen.

Bedak talek dan kanker ovarium


Studi mengenai hal ini masih sedikit kabur dan memerlukan klarifikasi. Berdasarkan
studi penelitian berskala besar, penggunaan bedak talek oleh perempuan di alat
kelaminnya bisa menyebabkan partikel tersebut masuk ke dalam indung telur dan
mengakibatkan multiplikasi sel ovarium dengan cepat. Kondisi ini adalah salah satu
karakteristik utama dari kanker.

Namun hal ini juga tergantung pada seberapa banyak bedak tersebut digunakan,
diperkirakan risiko kanker ovarium akan meningkat jika sering menggunakan bedak
talek.

Seperti dikutip dari Cancer.org, Sabtu (22/5/2010) sebuah studi prospektif (umumnya
dianggap yang paling informatif) diterbitkan pada tahun 2000 yang menemukan tidak ada
pengaruhnya secara menyeluruh dengan kanker ovarium, tapi meningkatkan risiko
sebesar 40 persen pada salah satu tipe dari invasive serous cancers.

Sementara yang terkait dengan kanker paru-paru, satu studi menemukan adanya
peningkatan risiko paru-paru, tapi studi lain menemukan tidak ada peningkatan risiko.

Studi terhadap penggunaan bedak talek ini bersifat pribadi sehingga memberikan hasil
yang tidak konsisten, walaupun beberapa hal mendukung peningkatan risiko kanker.
Namun bagi orang yang terbiasa menggunakan bedak, tak ada salahnya untuk
mempertimbangkan menghindari atau tidak menggunakan bedak yang mengandung talc.

Datuk Dr Nor Ashikin Mokhtar, ahli kandungan konsultan & ginekolog seperti dilansir
dari the Star mengatakan sampai penelitian ilmiah dapat memberikan jawaban yang lebih
baik, maka terserah pada individu untuk membuat keputusannya sendiri mengenai
penggunaan bedak talek.

“Kita harus ingat bahwa belum tentu setiap butir bedak adalah karsinogenik karena
tergantung pada tingkat serat asbes-seperti di bedak yang digunakan,” katanya.

Menurut Dr Nor salah satu alternatif untuk bedak talek adalah dengan menggunakan
serbuk pati jagung yang tidak mengandung talc. Pati jagung tidak terkait ke setiap bentuk
kanker dan lebih mudah dipecah oleh tubuh, seperti bedak.

Konsultasikan juga dengan dokter anak Anda, apakah aman untuk menggunakan bedak
bayi pada bayi dan anak-anak.

Bisakah Bedak Talek Menyebabkan Kanker?


Vera Farah Bararah - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>

Ilustrasi

Jakarta, Bedak talek masih banyak digunakan orang terutama ibu-ibu untuk diusapkan
di tubuh bayinya. Tapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa bedak talek memicu
kanker. Bagaimana kondisi yang sebenarnya?

Bedak talek dihasilkan dari mineral yang disebut dengan talc atau magnesium trisillicate.
Dalam bentuk alamnya, talc ditemukan berbentuk batuan dan diketahui mengandung
serat menit terutama asbes. Proses yang harus dilakukan untuk memisahkan kandungan
ini dari batu tidaklah mudah.

Seperti dilansir dari buzzle, Sabtu (22/5/2010), sebuah studi menunjukkan bahwa asbes
sebagai salah satu bahan yang terkandung dalam bedak talek bersifat karsinogen, yang
dapat menyebabkan berbagai jenis kanker dalam penggunaan jangka panjang.

Kemungkinan ada berbagai macam bedak yang digunakan. Namun studi menunjukkan
bahwa penggunaan bedak yang terlalu sering dapat mengarah pada pengembangan dari
dua jenis kanker yaitu kanker paru-paru dan kanker ovarium.

Sebenarnya pada tahun 1973, badan pengawas makanan dan obat AS (US Food and Drug
Administration) merancang resolusi untuk membatasi jumlah serat asbes seperti pada
bedak kosmetik. Namun, tidak pernah ada keputusan yang dibuat untuk batasan talc pada
bedak kosmetik.

Bubuk talek dan kanker paru-paru


Sebuah penelitian mengklaim bahwa sering menghirup bedak bisa menjadi penyebab
kanker paru-paru. Para ibu yang menggunakan bubuk talek ini juga sudah diperingatkan
terhadap penggunaannya secara teratur. Hal ini bukan saja menempatkan bayi pada risiko
kanker, tapi juga bagi orang disekitarnya yang menghirup bubuk talek ini.

Selain itu, talc juga digunakan sebagai bahan untuk membuat bedak anti kutu pada
anjing, dan hal ini ditemukan berbahaya baik bagi hewan peliharaan dan keluarga yang
tinggal bersama-sama.

Hal ini terutama disebabkan oleh partikel asbes yang sangat kecil dalam bentuk bubuk
sehingga mudah dihirup dan masuk ke dalam paru-paru. Kondisi ini tentu saja dapat
memicu reaksi inflamasi (peradangan) yang nantinya dapat berkembang menjadi kanker.

Sementara itu saat penelitian lebih lanjut dilakukan, ditemukan para penambang talc
dalam jumlah besar telah didiagnosa menderita kanker paru-paru. Hal ini disebabkan
pekerjaan tersebut mengharuskan seseorang kontak dengan talc secara konstan. Selain itu
juga ditemukan talc yang belum diproses akan jauh lebih berbahaya dibandingkan
dengan produk akhir yang sampai ke konsumen.

Bedak talek dan kanker ovarium


Studi mengenai hal ini masih sedikit kabur dan memerlukan klarifikasi. Berdasarkan
studi penelitian berskala besar, penggunaan bedak talek oleh perempuan di alat
kelaminnya bisa menyebabkan partikel tersebut masuk ke dalam indung telur dan
mengakibatkan multiplikasi sel ovarium dengan cepat. Kondisi ini adalah salah satu
karakteristik utama dari kanker.

Namun hal ini juga tergantung pada seberapa banyak bedak tersebut digunakan,
diperkirakan risiko kanker ovarium akan meningkat jika sering menggunakan bedak
talek.

Seperti dikutip dari Cancer.org, Sabtu (22/5/2010) sebuah studi prospektif (umumnya
dianggap yang paling informatif) diterbitkan pada tahun 2000 yang menemukan tidak ada
pengaruhnya secara menyeluruh dengan kanker ovarium, tapi meningkatkan risiko
sebesar 40 persen pada salah satu tipe dari invasive serous cancers.

Sementara yang terkait dengan kanker paru-paru, satu studi menemukan adanya
peningkatan risiko paru-paru, tapi studi lain menemukan tidak ada peningkatan risiko.

Studi terhadap penggunaan bedak talek ini bersifat pribadi sehingga memberikan hasil
yang tidak konsisten, walaupun beberapa hal mendukung peningkatan risiko kanker.
Namun bagi orang yang terbiasa menggunakan bedak, tak ada salahnya untuk
mempertimbangkan menghindari atau tidak menggunakan bedak yang mengandung talc.

Datuk Dr Nor Ashikin Mokhtar, ahli kandungan konsultan & ginekolog seperti dilansir
dari the Star mengatakan sampai penelitian ilmiah dapat memberikan jawaban yang lebih
baik, maka terserah pada individu untuk membuat keputusannya sendiri mengenai
penggunaan bedak talek.

"Kita harus ingat bahwa belum tentu setiap butir bedak adalah karsinogenik karena
tergantung pada tingkat serat asbes-seperti di bedak yang digunakan," katanya.

Menurut Dr Nor salah satu alternatif untuk bedak talek adalah dengan menggunakan
serbuk pati jagung yang tidak mengandung talc. Pati jagung tidak terkait ke setiap bentuk
kanker dan lebih mudah dipecah oleh tubuh, seperti bedak.

Konsultasikan juga dengan dokter anak Anda, apakah aman untuk menggunakan bedak
bayi pada bayi dan anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai