Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 3 : Christna Melva M ( 0801112981 )

Cinthya Geni Asri ( 0801112960 )


Rachman Arlin ( 0801112916 )
Rizki Amalia ( 0801112957 )
MK : Ekonomi Politik Internasional
Dosen : Yusnarida Eka Nizmi, S.IP, M.Si
Fakultas : FISIP
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

PROTECTIONIST TRADE POLICIES

Perdagangan bebas merupakan suatu realita dalam era globalisasi dimana kebutuhan
manusia yang terus meningkat mengharuskan manusia untuk melakukan perdagangan antar
negara agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Perdagangan bebas sendiri menghendaki
perdagangan internasional yang berlangsung tanpa adanya hambatan apapun dari pemerintah,
baik hambatan tarif maupun yang lainnya. Permasalahan ekonomi dalam negeri yang muncul
akibat free trade, membuat pemerintah melakukan proteksi terhadap industri dalam
negerinya. Pembahasan ini akan melihat beberapa bentuk proteksi perdagangan yang
dilakukan pemerintah terhadap perdagangan luar negeri serta mengetahui alasan pemerintah
melakukan proteksi perdagangan dan kerugian dari penerapan kebijakan tersebut.

I. MANFAAT PERDAGANGAN BEBAS

Perbedaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki,
berkembangnya sistem komunikasi dan sarana transportasi, serta adanya spesialisasi produksi
merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan antar negara. Perdagangan bebas
sendiri merupakan perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain dimana
menghendaki suatu perdagangan yang berlangsung tanpa adanya hambatan apapun dari
pemerintah.

Pada tahun 1817, David Ricardo (teori keunggulan komparatif) mencoba menjelaskan
keuntungan dari perdagangan melalui contoh yang melibatkan Inggris dan Portugal. Kedua
negara memproduksi dua benda yang sama yaitu wine dan pakaian, dan biaya produksinya
hanyalah gaji buruh. Daftar berikut menunjukkan jumlah tenaga kerja (misalnya, pekerja per
hari) yang diperlukan dalam setiap negara untuk menghasilkan satu botol anggur atau kain.

Wine Cloth
England 3 7
Portugal 1 5

Terlihat bahwa Portugal memiliki keunggulan absolut untuk kedua barang tersebut
karena biaya produksi Inggris lebih besar untuk memproduksi kedua barang tersebut.
Perbandingan biaya produksi untuk kedua benda tersebut berbeda antara kedua negara. Di
Inggris, sebotol anggur akan bertukar untuk 3/7 dari segulungan kain karena kandungan
anggur adalah 3/7 dari kain. Sedangkan di Portugal, sebotol anggur akan ditukar untuk 1/5
gulungan kain. Dengan demikian, wine di Portugal relatif lebih murah dibandingkan dengan
di Inggris, dan sebaliknya, kain relatif lebih murah di Inggris daripada di Portugal. Contoh ini
menunjukkan bahwa Portugal mempunyai perbandingan keuntungan dalam produksi wine,
dan Inggris punya perbandingan keuntungan dalam hal produksi kain.

Harga yang relatif berbeda memberikan dasar bagi kedua negara untuk mendapatkan
keuntungan dari perdagangan internasional. Keuntungan muncul dari pertukaran dan
spesialisasi keduanya.

Keuntungan dari pertukaran dapat disorot dengan cara berikut. Jika produsen anggur
Portugis menjual lima botol wine di dalam negeri, ia menerima segulung pakaian. Jika ia
berdagang di Inggris, ia akan mendapat lebih dari dua gulung kain, sedang mereka hanya
mendapat dua botol anggur. Karenanya, dia mendapatkan keuntungan dengan mengekspor
wine-nya ke Inggris. Produsen kain Inggris akan mengekspor ke Portugal, karena untuk
setiap 3/7 kain yang dijualnya disana, maka ia akan mendapatkan dua botol wine.
Keuntungan Inggris dengan mengekspor kain (dan impor wine) ke Portugal, dan keuntungan
Portugal dengan mengekspor wine (dan impor kain) ke Inggris.

Pada awalnya, setiap negara memproduksi beberapa dari kedua barang. Spesialisasi
akan menguntungkan kedua negara bila Inggris melakukan spesialisasi (fokus) pada produksi
kain dengan mengalihkan biaya produksi dari wine ke produksi kain, sedangkan Portugal
melakukan spesialisasi pada produksi wine. Sehingga konsumsi kedua barang dan
kesejahteraan kedua negara dapat ditingkatkan oleh spesialisasi yang berdasarkan pada
keuntungan komparatif.
Contoh kasus diatas memperlihatkan keuntungan dari sistem perdagangan terbuka,
yaitu:

- Perusahaan domestik berpotensi untuk mengembangkan bisnisnya ke pasar


internasional
- Berkurangnya kekuatan monopoli dari perusahaan dalam negeri
- Konsumen mendapatkan keuntungan mulai dari peningkatan varietas produk dan
harga menjadi lebih murah

Kesimpulan yang dapat diambil adalah:

- Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memperoleh barang yang


dibutuhkan tetapi tidak dapat dihasilkan sendiri
- Bila suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak sama sekali, perdagangan
antarnegara tetap akan ada dan menguntungkan kedua belah pihak bila masing-
masing negara menspesialisasikan diri pada bidang dimana negara tersebut memiliki
keunggulan komparatatif.
- Bila tidak ada rintangan (ada perdagangan bebas) produksi barang-barang tertentu
akan dipusatkan di tempat-tempat dimana produktivitas kerja untuk barang itu paling
tinggi.
- Perdagangan internasional akan terjadi bila antarnegara yang berdagang sama-sama
mendapat keuntungan dan akan terhambat bila salah satu negara merasa dirugikan.

II. BENTUK PROTEKSI

Kebijakan proteksi merupakan tindakan yang dilakukan pemerintah baik secara


langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk melindungi produksi dalam negeri
dari ancaman produsen luar negeri, meningkatkan pendapatan negara, mengendalikan ekspor
dan impor. Berikut bentuk dari perlindungan pemerintah:

a. Tarif
Tarif adalah kebijakan pemerintah dimana pemerintah mengenakan pajak terhadap
barang-barang yang masuk dari luar negeri dengan harapan industri di dalam negeri dapat
bersaing dengan barang dari luar negeri. Tujuan utamanya adalah memberikan perlindungan
terhadap produksi dalam negeri dan juga menambah pendapatan pemerintah.

b. Kuota

Kuota adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam membatasi jumlah impor
atau produk melalui suatu pemberian jatah atau penetapan jumlah maksimum barang yang
boleh diimpor. Dampak yang diakibatkan di dalam negeri adalah: harga barang melambung
tinggi, konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang, meningkatnya produksi di
dalam negeri.

c. Hambatan Regulasi

Kebijakan pemerintah untuk menetapkan standar-standar tertentu pada barang-barang


impor sehingga harus tunduk pada standar yang berlaku. Standar-standar ini muncul dalam
berbagai bentuk dan digunakan untuk berbagai tujuan. Standar dapat digunakan untuk
pelayanan kepentingan umum seperti dengan memastikan bahwa produk makanan impor
diproses sesuai dengan standar kesehatan dalam negeri. Tetapi tidak menutup kemungkinan
adanya unsur-unsur untuk melindungi produsen dalam negeri.

d. Subsidi

Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan bantuan kepada produsen


dalam negeri agar dapat menghasilkan barang dengan biaya yang relatih murah sehingga
dapat bersaing dengan barang dari luar negeri. Subsidi bisa berbentuk bantuan uang langsung
atau penurunan harga barang per unit, serta kemudahan untuk mendapat kredit atau
keringanan bunga pinjaman

e. Devaluasi

Adalah kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai tukar mata uangnya (mata uang
dalam negeri) terhadap mata uang asing. Jadi dengan devaluasi harga barang ekspor menjadi
lebih murah bila dinilai dengan mata uang asing sehingga diharapkan permintaan barang dari
luar negeri akan meningkat.
III. BIAYA PROTEKSI

Tujuan spesifik dari kebijakan proteksi perdagangan pada dasarnya untuk memperluas
produksi dalam negeri. Pemerintah memberlakukan kebijakan proteksi perdagangan dengan
mendapat manfaat seperti dalam bentuk pendapatan tarif. Kebijakan proteksi ini bukanlah
tanpa biaya, melainkan memerlukan sumber daya tambahan dari industri lain. Akibatnya
output lain industri dalam negeri berkurang. Industri dalam negeri yang dilindungi juga
terkadang kurang kompetitif dan mengakibatkan konsumen dalam negeri mengurangi
konsumsinya karena biaya yang lebih tinggi.

IV. PENDAPAT UNTUK MEMBATASI PERDAGANGAN

Muncul pertanyaan mengapa kebijakan proktesi begitu meluas pemakaiaan. Berikut


argumen utama untuk memproteksi perdagangan

- Pertahanan nasional,

Diperlukan untuk menjamin kapasitas untuk memproduksi barang yang sangat


penting dalam keadaan darurat nasional

- Redistribusi pendapatan,

Kebijakan perdagangan adalah cara ampuh untuk mengatasi ketimpangan pemasukan


serta dapat mencegah dan melindungi kerugian pada industri tertentu.

- Argumen tarif optimum,

Berlaku untuk situasi dimana negara memiliki kekuatan ekonomi untuk merubah
harga dunia seperti OPEC. Negara-negara anggota OPEC bertindak sebagai produsen
sekaligus konsumen yang mana perubahan konsumsi dan produksinya mempengaruhi harga
produk tersebut di dunia. Dengan memaksakan tarif, negara dapat menurunkan permintaan
terhadap produk asing. Hambatan dari praktek ini adalah karena hanya sedikit negara yang
memiliki kekuatan pasar dan hanya dapat dipraktekkan pada sejumlah barang saja. Kedua,
sulit untuk menghitung tarif umum dan mengubah situasi pasar. Kemungkinan yang muncul
akibat praktek ini adalah adanya pembalasan bagi negara lain terkait penerapan tarif ini
menjadi perang harga dan keadaan ini membawa kondisi negara menjadi lebih buruk dari
keadaan mereka yang berada pada lingkungan perdagangan bebas.

- Keseimbangan neraca perdagangan

Penerapan kebijakan proteksi perdagangan oleh negara-negara ditujukan untuk untuk


menghindari defisit neraca perdagangan dan meningkatkan surplus perdagangan.
Berdasarkan pandangan merkantilisme, semakin besar keuntungan neraca perdagangan maka
semakin baik. Pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat di sebuah negara dibandingkan dengan
negara lainnya di dunia akan menyebabkan defisit perdagangan walaupun sebenarnya defisit
perdagangan adalah tanda perekonomian dunia sedang baik. Kebijakan proteksionis yang
mengurangi impor akan mengakibatkan ekspor juga menurun dengan jumlah yang sebanding.

- Perlindungan pada pekerjaan

Proteksi ini memberi kesempatan kepada industri domestik untuk belajar lebih efisien
dan memberi kesempatan kepada tenaga kerjanya untuk memperoleh keterampilan, serta
mengurangi pengangguran secara bertahap. Keinginan para pekerja dan pemilik modal akan
perlindungan ditanggapi oleh pemerintah dengan menyediakan undang-undang perlindungan
bagi pekerja dan pemilik modal. Intinya, pemerintah lah yang memegang kunci apakah para
pekerja dan pemilik modal ini akan bertahan dari tekanan industri asing yang bermain di
dalam negara.

- Industri baru

Industri-industri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang
masih tinggi, sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya
rendah (karena sudah memiliki skala ekonomi yang besar). Proteksi bertujuan untuk
melindungi industri domestik yang sedang berada dalam tahap perkembangan.

- Spillover effects

Pembenaran untuk melindungi industri dapat menyebabkan keuntungan yang


berlebihan pada individu atau suatu industri. Pemerintah harus memahami fungsi ekonomi
secara keseluruhan. Berlebihan atau tidaknya bantuan pemerintah dalam perekonomian
memang tidak dapat diukur. Pemerintah harus dapat memperhitungkan masa lalu dan masa
depan karena kelompok-kelompok yang berkepentingan akan bersaing mendapatlan bantuan
pemerintah. Dan jika pemerintah gagal mempertimbangkan bantuan, kemungkinan akan
terjadi perang dagang yang saling merusak. Oleh karena itu pemerintah harus memilik untuk
membantu kelompok yang tepat agar bantuannya digunakan secara efisien.

- Strategi kebijakan perdagangan

Penurunan baiaya unit produksi dan struktur pasar yang mengandung elemen
monopoli sudah biasa dalam perdagangan internasional. Ketidaksempurnaan pasar
menyebabkan pemerintah ikut campur dalam perdagangan. Dalam argumen tentang strategi
kebijakan perdagangan, kebijakan pemerintah dapat mengubah ketentuan kompetisi untuk
mendukung perusahaan lokal dan menggeser kedudukan perusaaan asing kepada perusahaan
lokal untuk memonopoli perdagangan. Pemerintah harus tetap memperkirakan kemungkinan
dari semua kebijakan yang diambil.

- Timbal balik

Diskusi kebijakan perdagangan AS dalam beberapa tahun terakhir telah sering


menekankan pentingnya konsep perdagangan yang adil, yang secara teknis disebut
sebagai timbal balik, berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda. Berdasarkan
Perjanjian Umum mengenai tarif dan perdagangan, negosiasi untuk mengurangi hambatan
perdagangan berfokus pada konsesi yang sesuai. Bentuk timbal balik, yang dikenal sebagai
perbedaan timbal balik, upaya untuk mengurangi hambatan perdagangan dengan mewajibkan
negara untuk memberikan penurunan tarif nilai sebanding dengan yang disediakan oleh
negara yang lain. Dalam hal ini, timbal balik didefinisikan dalam hal perubahan yang sesuai.

            Kritik terhadap perdagangan yang adil terutama terganggu oleh penggunaan defisit
perdagangan bilateral sebagai bukti perdagangan yang tidak adil. Dalam perdagangan antara
kedua negara tidak perlu seimbang untuk perdagangan masing-masing untuk dalam
keseimbangan global. Berbeda tuntutan dan kemampuan yang produktif di negara-negara
akan menyebabkan negara tertentu untuk memiliki defisit perdagangan dengan beberapa
negara dan surplus dengan negara lain. Ketidakseimbangan bilateral  ini  adalah hasil normal
negara perdagangan atas dasar keunggulan komparatif. Jadi, fokus pada defisit perdagangan
bilateral dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat tentang keadilan dan, lebih penting
lagi, kebijakan mencoba untuk menghilangkan defisit perdagangan bilateral mungkin akan
sangat mahal karena mereka menghilangkan keuntungan dari multilateral sistem
perdagangan.
KESIMPULAN

Perkembangan kebijakan proteksi perdagangan dalam beberapa tahun terakhir


memberikan dorongan untuk mempertimbangkan kembali nilainya. Dalam dunia teori
perdagangan tradisional, ditandai oleh persaingan sempurna, rekomendasi definitif yang
mendukung perdagangan bebas dapat dibuat. Keuntungan dari hasil perdagangan
internasional dari realokasi produksi sumber daya terhadap barang yang dapat diproduksi
lebih murah di dalam negeri daripada di luar negeri dan pertukaran dari beberapa barang
untuk barang yang dapat diproduksi lebih murah di luar negeri daripada di dalam negeri.

Perkembangan terkini dalam teori perdagangan internasional telah memeriksa


konsekuensi dari perdagangan internasional di pasar di mana terdapat ketidaksempurnaan
pasar, seperti monopoli dan spillovers teknologi. Sementara kebijakan proteksionis
perdagangan dapat mengimbangi kekuatan monopoli di luar negeri atau menguntungkan
dalam negeri, pembatasan perdagangan cenderung untuk mengurangi persaingan yang
dihadapi oleh produsen dalam negeri, melindungi produsen dalam negeri dengan
mengorbankan konsumen dalam negeri.

Bukti empiris yang jelas. Biaya kebijakan perdagangan proteksionis jauh melebihi
manfaat. Kerugian yang dialami oleh konsumen melebihi keuntungan oleh produsen dalam
negeri dan pemerintah. Konsumen berpenghasilan rendah relatif lebih terkena dampak dari
konsumen berpenghasilan tinggi. Bukan hanya tidak ada inefisiensi yang terkait dengan
produksi dalam negeri yang berlebihan dan dibatasi konsumsi, tetapi ada biaya yang
berkaitan dengan pelaksanaan proteksionis yang undang-undang dan upaya untuk
mempengaruhi kebijakan perdagangan. Dan kebijakan proteksi ini terkesan lebih
menguntungkan pada kelompok tertentu saja.

Bukti empiris juga menunjukkan bahwa efek buruk konsumen terhadap kebijakan
perdagangan proteksionis tidak berumur pendek. Kebijakan ini menghasilkan lebih rendah
tingkat pertumbuhan ekonomi daripada tarif yang terkait dengan kebijakan perdagangan
bebas. Pada gilirannya, pertumbuhan yang lambat memberikan kontribusi terhadap tekanan
proteksionis tambahan

Anda mungkin juga menyukai