Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis


khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena
itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara)

Indonesia negara kepulauan yang rawan akan bencana alam


seperti banjir, longsor, gempa, gunung meletus , tsunami,dan lain-lain.
Tetapi bencana alam yang terbesar di Indonesia yaitu bencana alam
tsunami. tsunami adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah
gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman
meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya.

Maka dari masalah di atas saya akan menjelaskan tentang


tsunami secara detail didalam makalah ini

1.2 Pembatasan Masalah

Bencana Tsunami adalah masalah yang besar di Indonesia ,


karena Indonesia adalah Negara kepulauan dengan struktur tanah yang
labil Indonesia pun termasuk Negara yang berada didalam cicin api
pasifik
BAB II
TSUNAMI

2.1 Pengertian Tsunami


Tsunami (bahasa Jepang: 津波; secara harafiah berarti “ombak
besar di pelabuhan”) adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah
gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman
meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang
menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya
menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir
tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi
di laut dalam, tetapi meningkat ketinggian hingga mencapai 30 meter
atau lebih di daerah pantai. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan
erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa
saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan
korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air
asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Kebanyakan kota di sekitar Samudra Pasifik, terutama di
Jepang juga di Hawaii, mempunyai sistem peringatan dan prosedur
pengungsian sekiranya tsunami diramalkan akan terjadi. Tsunami akan
diamati oleh pelbagai institusi seismologi sekeliling dunia dan
perkembangannya dipantau melalui satelit.

2
2.2 Penyebab terjadinya tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang


menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung
api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun,
90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya
ketika meletusnya Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar


laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan
kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman


laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai
ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya
akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak
daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami
hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai
pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena
terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan
merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan
mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau


sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana
lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.

3
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung
api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus
lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga
keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian
pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas.
Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi
megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

2.2.1 Syarat terjadinya tsunami


• Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal
(0 – 30 km)
• Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5
Skala Richter
• Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
2.3 Sistem peringatan dini

Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan


juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur
evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat
diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia
dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang
ada di dasar atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.

Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama dengan


perangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk
mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia
pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk
memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di
Hawai pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih
dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1
April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami

4
Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan
data dan peringatan internasional pada tahun 1965.

2.3.1 Sistem peringatan dini tsunami di Indonesia

Indonesia saat ini sedang melakukan pekerjaan


pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami. Salah satu
proyek yang dikerjakan adalah kerjasama dengan negara
Jerman. Proyek ini bernama GITEWS (German Indonesia
Tsunami Early Warning System). Ada 3 pilot area yang
dipilih untuk pelaksanaan proyek ini yaitu Kota Padang,
Jawa Tengah (Cilacap, Kebumen dan Bantul) serta Bali
(Kab. Badung).

Pengembangang Sistem Peringatan Dini Tsunami ini


melibatkan banyak pihak dan instansi-instansi pemerintah.
Sebagai koordinator dari pihak Indonesia adalah
Kementrian RISTEK (Riset dan Teknologi). Sedangkan
instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk
mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI
adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika)

Tujuan utama pembangunan Sistem Peringatan Dini


Tsunami ini adalah untuk terciptanya sebuag sistem yang
dapat menginformasikan serta memperingatkan
masyarakat luas apabila terjadi suatu Gempa yang
berpotensi Tsunami DALAM WAKTU SESINGKAT

5
SINGKATNYA agar kerugian Nyawa dan Materi dapat
dihindarkan semaksimal mungkin

2.4 Cara kerja system peringatan dini

Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan


rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara
internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.

Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh


alat Seismograf (pencatat gempa). Dilautan, peralatan-peralatan
elektronis juga mencatat serta merekam data-data dasar serta
permukaan laut. Data-data tersebut kemudian dikirim melalui Satelit
kekantor-kantor yang berwenang (untuk Indonesia bernama BMG).
Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan
melalui peralatan teknis secara simultan. Cara penyampaian Info
Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon,
Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai
fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG
(www.bmg.go.id). Apabila gempa tersebut telah memenuhi syarat atau
kondisi terjadinya Tsunami, maka BMG akan mengeluarkan peringatan
Awas Tsunami. Artinya, gempa tersebut berpotensi untuk menimbulkan
Tsunami. Untuk jenis Peringatan ini maka, pemerintah mengeluarkan
isu evakuasi. Untuk kategori Awas Tsunami ini, Pemerintah Daerah
mempunyai kewenangan untuk membunyikan SIRENE yang berarti
Lakukan Evakuasi ! Peringatan Awas Tsunami ini juga akan secara
otomotis ditampilkan melalui Mass Media Elektronik TV dan Radio.

Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan


bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat
yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini

6
Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang
tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga
mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini
Tsunami

BAB III
KESIMPULAN

Apabila terjadi tsunami jangan panik bergeraklah dengan cepat


ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta.
Tetaplah di tempat yang aman sampai air laut benar-benar surut. Jika Anda
sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-

7
kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju
bukit yang terdekat dan apabila air surut dari batas normal ,tsunami
mungkin akan terjadi, Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat
evakuasi yang sudah ditentukan dan janganlah menjadikan gelombang
tsunami sebagai tontonan. Apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti
kita berada di kawasan yang berbahaya

Anda mungkin juga menyukai