Oleh:
Suparti*
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian observasi, bertujuan untuk men-
deskripsikan secara kualitatif strategi pembelajaran menulis di kelas IV SDN
Jombatan III Jombang, dengan subjek penelitian guru bahasa Indonesia (BI)
dan siswa kelas IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) strategi
pembelajaran menulis dilaksanakan berdasarkan pengalaman belajar bahasa
siswa dan tahapan proses menulis, mencakup prapenulisan, penulisan draf,
perbaikan, dan penyempurnaan; (2) penerapan strategi pembelajaran menulis
mampu: memotivasi siswa untuk belajar menulis secara nyata; menyenangkan
siswa karena mereka merasa bangga dapat berperan serta dalam aktivitas
menulis bersama; dan membangkitkan minat menulis siswa karena guru dan
teman-temannya memberikan penguatan dan pujian.
Kata kunci: pembelajaran menulis, proses menulis, kelas IV, sekolah dasar
Abstract
This research is an observational research, it was aimed to qualitatively
describe the writing learning strategy in SDN. Jombatan Jombang grade IV.
The subjects are Indonesian language teacher and students. This research
shawn that: (1) the writing learning strategy applied based on students’
language learning process, and the writing processess is consist of prewriting,
drafting, revising, and finishing. (2) applying the writing learning strategy be
able: to motivate students for a really writing learning; to enjoy students
because they feels a pride could participated in the writing activities with
others; and to awake students’ writing enthusiasm because their teacher and
peers given an enforcement and reward.
Key words: writing learning, writing processess, grade IV, elementary school.
*
Dosen FKIP Universitas Terbuka di UPBJJ Surabaya, Doktor Kependidikan dalam bidang
Pendidikan Bahasa Indonesia.
259
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 259—271
260
Strategi Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Kelas IV (Suparti)
menemukan apa yang ingin penulis dengan ejaan dan tanda baca. Perbaikan
kemukakan. Pengalaman berbahasa secara dapat dilakukan melalui pembacaan
lisan yang dimiliki siswa pada tahap kembali tulisan oleh penulis sendiri atau
prapenulisan akan memudahkan mereka melalui curah pendapat dan pertemuan
untuk melakukan tahap penulisan draf. individual dengan orang lain, teman atau
guru (peer conference). Pada saat itulah,
Tahap penulisan draf merupakan
penulis berkesempatan untuk memikirkan
kegiatan seorang penulis dalam menelusuri
kembali ide, gagasan, perasaan, pikiran,
dan mengembangkan gagasan-gagasan
dan pengalamannya. Segala sesuatu yang
yang telah dibuat pada langkah pertama
telah ditulisnya dapat ditambah, dikurangi,
baik melalui bercerita, bertanya jawab,
disempurnakan, atau disusun kembali
pengelompokan, dan menulis cepat. Jika
sesuai dengan yang dimaksudkannya.
penulis menggunakan persiapan dengan
Dengan demikian, kegiatan pada tahap ini
menulis cepat, maka kegiatan selanjutnya
adalah membaca ulang draf, menyempurna
adalah menulis dan terus menulis. Pada
kan draf dalam kelompok konferens, dan
tahap ini, penulis diharapkan mengabaikan
menandai bagian yang perlu mendapat
dahulu masalah teknis penulisan, misalnya:
balikan. Tahap ini sangat penting meskipun
penggunaan diksi, ejaan, dan tanda baca.
sering diabaikan (DePorter & Hernacki,
Penulisan draf dilakukan segera setelah
1992:194).
siswa lancar mengemukakan pengalaman-
nya secara lisan. Situasi yang hendaknya Tahap penyempurnaan adalah ke-
dibangun adalah situasi bebas tanpa giatan menghaluskan draf tulisan. Tahap
tekanan, yakni situasi yang membolehkan penyempurnaan merupakan tahapan akhir
siswa berbuat kesalahan. Dalam hal ini, kegiatan penulisan. Pada tahap ini di-
kesalahan tidak dianggap sebagai hal yang lakukan penyusunan dan penulisan kembali
tabu tetapi sebagai bagian dari proses draf tulisan. Penyempurnaan didasarkan
belajar. Kesalahan bukanlah pemberian pada hasil pembacaan kembali (refleksi)
hukuman tetapi sebagai bentuk toleransi penulis dan dari hasil curah pendapat
yang akan dilihat pada tahap selanjutnya. dengan orang lain pada tahap perbaikan.
Tahap penulisan draf disebut Temple, dkk. Penyempurnaan dilakukan pada aspek
(1988: 213) sebagai kegiatan yang tentatif, teknis tulisan, misalnya cara menggunakan
artinya penulisan draf pertama akan huruf kapital, tanda koma, tanda titik,
bersambung dan berubah dengan penulisan kalimat langsung dan tak langsung, pe-
draf kedua dan seterusnya. milihan kata, cara menyusun kalimat, dan
penyempurnaan isi karangan. Tulisan pada
Tahap perbaikan adalah kegiatan
tahap penyempurnaan ini merupakan hasil
untuk memikirkan kembali dan mengubah
akhir penulis yang siap dikomunikasikan
atau memperbaiki draf (Calderonello &
kepada pembaca.
Edward, 1986:11). Inti dari kegiatan pada
tahap perbaikan adalah memperbaiki dan Kegiatan pada tahapan-tahapan
menyempurnakan tulisan atau menemukan proses menulis di atas dapat diterapkan
kesalahan-kesalahan pada draf tulisan. sebagai urutan kegiatan, namun bersifat
Kegiatan itu dimaksudkan untuk men- rekursif. Tahap prapenulisan, penulisan
dapatkan tulisan yang sesuai dengan makna draf, perbaikan, dan penyempurnaan me-
yang dimaksudkan oleh penulisnya. rupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan
Perhatian utama pada tahap perbaikan siswa dalam belajar menulis. Tujuannya
adalah tentang isi tulisan. Namun, tidak adalah untuk menghasilkan suatu tulisan
menutup kemungkinan bahwa pada tahap yang relatif sempurna. Kegiatan-kegiatan
perbaikan ini seorang penulis atau mitra itu perlu dilatihkan kepada siswa.
penulis melakukan perbaikan berkaitan Dikemukakan oleh Ellis, dkk. (1989:175)
261
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 259—271
Tabel 1
Kegiatan Proses Menulis (dimodifikasi dari Cox, 1999:308)
262
Strategi Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Kelas IV (Suparti)
(5) analisis dilakukan secara induktif- semi mata pelajaran pada kelas IV, V, dan
interaktif berdasarkan data yang diperoleh VI. Dalam sistem penugasan guru semi
dari perilaku guru dan siswa (secara verbal mata pelajaran, seorang guru membina dua
dan nonverbal) yang terjadi pada latar kelas mata pelajaran. Kelebihan penerapan
pembelajaran menulis. sistem guru semi mata pelajaran adalah
seorang guru dapat mendalami bidang isi
Penelitian ini merupakan peneliti
mata pelajaran secara lebih intensif
an observasi (observation research) yang
sehingga dapat menyampaikan isi pelajaran
bertujuan untuk mengidentifikasi karakteris
kepada siswa secara lebih baik. Penguasaan
tik pembelajaran yang terjadi di dalam
dan pemahaman seorang guru terhadap satu
kelas (Baradja, 2000:1). Observasi di-
atau dua mata pelajaran akan lebih baik
lakukan secara partisipatif (participant
daripada seorang guru yang harus
observation), artinya peneliti berpartisipasi
menyampaikan enam sampai tujuh mata
secara terus menerus di dalam latar
pelajaran sekaligus dalam bidang isi yang
penelitian namun hanya terbatas sebagai
berbeda-beda.
pengamat (Spradley, 1980:59; Bogdan &
Taylor, 1993:60). Observasi kelas SDN Jombatan III kabupaten
dilakukan di kelas IV SDN Jombatan III Jombang memiliki karakteristik sebagai
Jombang, dibantu dengan pencatatan, berikut (1) berada di pusat kota kabupaten,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi (2) berada di lingkungan sekolah (SD,
pelaksanaan pembelajaran menulis. Hal ini SLTP, SMU) favorit, (3) memiliki prestasi
dilakukan agar peneliti dapat memerikan akademik baik dan tergolong sekolah
secara alamiah fenomena pembelajaran favorit, (4) memiliki masukan yang
menulis di kelas. heterogen baik dari segi ekonomi maupun
kewilayahan, (5) memiliki buku-buku per-
Subjek penelitian adalah guru mata
pustakaan (buku paket dan bacaan) untuk
pelajaran bahasa Indonesia kelas IV di
menunjang kegiatan belajar-mengajar
SDN Jombatan III, Jombang. Subjek
khususnya dalam bidang pembelajaran
dipilih berdasarkan teknik purposive
menulis, (6) melaksanakan peraturan dan
sampling, yaitu berdasarkan kemungkinan
tata tertib sekolah secara khusus jadwal
dapat diperolehnya informasi secara
pelajaran secara disiplin sehingga alokasi
lengkap sesuai dengan tujuan penelitian
waktu setiap mata pelajaran yang
(Moleong, 1998:165).
dijadwalkan dapat terpenuhi, (7) meng-
Pemilihan kabupaten Jombang gunakan BI sebagai bahasa pengantar
sebagai lokasi penelitian berdasarkan dalam proses belajar-mengajar dan kegiat-
alasan: pertama, berdasarkan data statistik an sekolah, (8) memberlakukan sistem
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur penugasan guru semi mata pelajaran pada
kabupaten Jombang termasuk daerah yang kelas-kelas tinggi sehingga para guru kelas
memiliki prestasi dan kondisi sedang tinggi dapat lebih intensif mendalami
sehingga diharapkan dapat menggambar- bidang pembelajarannya.
kan SD pada umumnya. Kedua, ber-
Siswa kelas IV SDN Jombatan III
dasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten
memiliki karakteristik sebagai berikut: (1)
Jombang, daerah Jombatan termasuk dae-
terdiri atas 40 orang siswa, (2) berusia
rah yang belum pernah mendapatkan
sekitar 10 – 11 tahun, (3) taat terhadap
perhatian dari peneliti/pengembang pendi-
peraturan sekolah, dan (4) memiliki ke-
dikan SD khususnya dalam bidang
mampuan cepat, sedang, dan lambat. Asal
pembelajaran menulis. Ketiga, berdasarkan
keluarga kelas IV SDN Jombatan III
informasi yang diperoleh pada saat
sebagian besar memiliki kondisi ekonomi
penjajakan, SD di daerah ini sebagian besar
menengah/cukup, karyawan dan pegawai
memberlakukan sistem penugasan guru
263
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 259—271
negeri sipil, berpendidikan minimal SLTP dan data tindakan yang bersifat deskriptif
dan sebagaian besar SLTA, dan memiliki dan reflektif. Analisis data dilakukan
kepedulian dan perhatian terhadap selama dan setelah pengumpulan data
pendidikan putra-putrinya. dengan model induktif-interaktif (Miles &
Huberman, 1984) dengan alur pokok:
Sumber data utama penelitian
reduksi data, paparan data, dan verifikasi
adalah kegiatan guru-siswa dalam proses
data, seperti pada bagan 2 berikut.
belajar-mengajar menulis di kelas. Data
berupa data verbal tulis, data verbal lisan,
Bagan 2
Alur kegiatan analisis data (modifikasi dari Miles dan Huberman 1984:22)
PENGUMPULAN DATA
Studi Dokumen, Pengamatan, Perekaman Wawancara
REDUKSI DATA
(1) Mentranskripsi dan memilih data
(2) Memberi kode, antara lain:
REN : Perencanaan Pembelajaran Menulis
TEK : Pelaksanaan Pembelajaran Menulis
PEN : Penilaian Pembelajaran Menulis
(3) Menyusun data
PAPARAN DATA
(1) Perencanaan Pembelajaran Menulis
(2) Pelaksanaan Pembelajaran Menulis
(3) Penilaian Pembelajaran Menulis
VERIFIKASI
(Penarikan Simpulan Sementara)
Perencanaan, pelaksanaan, penilaian
Pembelajaran menulis
264
Strategi Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Kelas IV (Suparti)
265
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 259—271
Kegiatan menulis akan menjadi mudah jika nya dalam bentuk kalimat dengan
siswa telah siap dengan kalimat-kalimat menggunakan pancingan gambar, panduan
lisan. Pancingan pertanyaan, gambar, cerita pertanyaan, atau bagan kegiatan. Penerapan
pengalaman akan memperkaya kalimat- strategi tulis pasangan ini menjaga rasa
kalimat siswa dan memudahkan siswa aman siswa. Dengan cara itu siswa akan
mengaturnya menjadi paragraf. terbuka untuk mengemukakan kalimat
pertanyaan dan jawaban.
Strategi Tulis Individual (TI)
Penulisan Draf
merupakan cara menuliskan draf secara
Tahap penulisan draf merupakan individual. Strategi ini diterapkan hampir
kegiatan menuangkan atau menuliskan ide setiap kali ada pelajaran menulis. Dalam
atau gagasan dengan menggunakan strategi tulis individual, setiap siswa
lambang bunyi bahasa tulis. Guru BI kelas memperoleh kesempatan untuk menuliskan
IV menerapkan tiga strategi dalam kegiatan secara bebas segala sesuatu yang
penulisan draf, yakni: (1) strategi tulis diingatnya berkaitan dengan topik yang
bersama, (2) tulis pasangan, dan (3) tulis disepakati. Untuk mengefektifkan penerap-
individual. an strategi tulis individual, guru BI kelas
IV menggunakan pancingan gambar dan
Strategi tulis bersama (TB) merupa bagan kegiatan. Strategi tulis individual
kan kegiatan penulisan draf yang dilakukan dengan pancingan gambar diterapkan pada
bersama-sama secara klasikal. Dalam materi/tema yang bersifat umum. Strategi
strategi tulis bersama, siswa memiliki tulis individual dengan bantuan bagan
kesempatan untuk memberikan sumbangan kegiatan diterapkan pada materi/tema yang
pemikirannya berupa kalimat. Tema atau berkaitan langsung dengan kehidupan
topik dipilih berdasarkan hasil curah keseharian siswa.
pendapat pada tahap prapenulisan atau
ditentukan guru berdasarkan kurikulum. Strategi tulis bersama dan tulis
Strategi tulis bersama dilakukan dengan pasangan yang diterapkan oleh guru BI
menggunakan pancingan gambar lepas dan kelas IV berguna untuk membantu siswa
gambar seri. Tema tulisan yang dipilih secara individual terutama bagi siswa yang
dalam strategi tulis bersama adalah tema kurang berani memulai menulis. Mereka
yang bersifat umum. Guru BI kelas IV akan termotivasi untuk menulis dengan
mengarahkan pemilihan topik berdasarkan adanya contoh yang dilakukan bersama
sumber belajar yang tersedia (buku paket teman. Strategi tulis bersama dan tulis
LBI 2). Siswa mengemukakan kalimat pasangan menambah rasa percaya diri
yang dimilikinya secara bergiliran atas siswa untuk menulis secara individual.
tunjukan guru. Situasi yang dibangun oleh guru adalah
dengan menulis tanpa koreksi dan tanpa
Strategi tulis pasangan (TP) henti.
disebut juga strategi pasangan minimal
adalah kegiatan penulisan draf yang
dilakukan oleh dua orang siswa dengan
Tahap Perbaikan
teman sebangkunya. Dalam strategi TP,
siswa memiliki kesempatan untuk saling Tahap perbaikan (Pb) merupakan
bercakap-cakap, bertanya jawab, dan upaya untuk memperbaiki kalimat-kalimat
berdiskusi dengan pasangan yang telah siswa yang kurang tepat yang telah ditulis
akrab dengannya. Dalam strategi tulis dalam draf sehingga dihasilkan tulisan
pasangan, siswa dimotivasi untuk yang runtut, dalam kalimat yang baik dan
mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman- benar, dan mudah dipahami. Fokus
266
Strategi Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Kelas IV (Suparti)
267
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 259—271
oleh guru, (2) menulis sangat menyenang belajar menulis. Kedua, pembelajaran
kan bagi siswa karena merasa bangga dapat menulis berkaitan dengan pembelajaran
berperan serta untuk menyumbangkan membaca, menyi-mak, berbicara, dan
kalimatnya dalam menulis bersama, dan sastra. Oleh karena itu untuk memulai
(3) siswa selalu ingin menulis karena akan menulis dapat dimulai dulu dengan
mendapatkan penguatan dan pujian dari kegiatan bercerita, bercakap-cakap, tanya
guru dan teman-temannya. Hal itu tampak jawab, atau curah pendapat. Ketiga,
dari transkripsi hasil wawancara dengan kesalahan merupakan bagian dari proses
siswa. belajar. Melalui bimbingan guru dalam
posisinya sebagai teman/mitra belajar
Pelaksanaan pembelajaran
siswa kesalahan itu akan disempurnakan
menulis dilakukan oleh guru BI kelas IV
oleh siswa. Keempat, kegiatan menulis
dalam tahapan prapenulisan, penulisan
secara nyata akan menyadarkan dan
draf, perbaikan, dan penyempurnaan
menimbulkan motivasi siswa menulis.
dengan menggunakan beberapa strategi
Motivasi yang datang dari siswa (motivasi
belajar berdasarkan alasan berikut.
intrinsik) merupakan bekal yang baik untuk
Pertama, kegiatan menulis akan lebih
belajar dan turut mempengaruhi ke-
mudah bagi siswa jika diawali dengan
berhasilan belajar.
kegiatan bahasa lisan. Melalui kegiatan
berbahasa lisan, siswa memiliki Rangkuman hasil penelitian pe-
kesempatan untuk mengungkapkan laksanaan pembelajaran menulis dipapar-
kembali pengalaman bahasa yang dimiliki. kan pada tabel 2 berikut.
Hal itu merupakan bekal yang baik untuk
Tabel 2
Rangkuman Hasil Penelitian Pembelajaran Menulis Kelas IV SD
Tahap Proses
Strategi Aktivitas
Menulis
2 3 4
• Mengingat kembali pengalaman
Curah
• Memilih topik
Pendapat
• Menggunakan metode tanya jawab
• Mengembangkan gagasan
• Menggunakan metode penjelasan
Bercerita
• Menggunakan metode tanya jawab
• Menggunakan metode percakapan
Prapenulisan • Menetapkan topik
Amati
• Mengembangkan kalimat
Gambar
• Menetapkan judul tulisan
Organisasi • Mengatur kalimat gagasan
Gagasan • Metode bermain
• Mengarahkan kalimat gagasan
Jawab
• Menggunakan bacaan
Pertanyaan
• Menggunakan gambar
• Menyusun paragraf bersama-sama di
Tulis papan tulis
Penulisan Draf
Bersama • Menggunakan gambar lepas
• Menggunakan gambar seri
• Menyusun paragraf dengan teman
Tulis
sebangku
Pasangan
• Melalui percakapan
268
Strategi Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Kelas IV (Suparti)
Tahap Proses
Strategi Aktivitas
Menulis
2 3 4
• Menyusun paragraf secara individual
Tulis
• Menggunakan gambar
Individual
• Menggunakan bagan kegiatan
Baca • Perbaikan dengan membaca tulisan
Individual sendiri
Perbaikan Baca Kelas • Perbaikan bersama melalui pembacaan
Pertemuan • Bertanya kepada guru
Individual • Kelanjutan tulisan
Bahas • Pembahasan oleh kelas
Bersama • Penggunaan kosakata, urutan kalimat
Penyempurnaan • Bertanya kepada guru
Pertemuan
• Penyempurnaan kalimat dan paragraf
Individual
• Penggunaan ejaan dan tanda baca
269
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 259—271
kegiatan menulis dengan kegiatan ber- penulisan tanda baca dan ejaan; (7) ke-
bicara, menyimak, dan membaca dalam giatan penyempurnaan hendaknya dilaku-
tahapan proses menulis; (2) pada awal kan melalui pembahasan bersama dan
kegiatan menulis (tahap prapenulisan), pertemuan individual; (8) menjadi model
hendaknya diawali dengan kegiatan menulis yang baik bagi siswa dan mampu
berbicara, pengamatan, dan permainan. memberikan pengalaman menulis yang
Misalnya, dengan melakukan kegiatan menyenangkan bagi siswa, misalnya
curah pendapat, bercerita, bertanya jawab, memberi contoh menulis, tidak melakukan
mengamati gambar, dan mengelompokan koreksi dengan tinta merah, tidak
gagasan. Sebagai variasi kegiatan, hen- memberikan skor rendah terhadap tulisan
daknya menerapkan model pengelompokan siswa, atau tidak mencela tulisan siswa;
gagasan atau membuat peta pikiran di dan (9) melindungi rasa aman siswa selama
papan tulis bersama-sama siswa; (3) ke- proses belajar-mengajar menulis, yakni
giatan pada tahap penulisan draf hendaknya mulai pengungkapan kalimat secara lisan
dilakukan setelah siswa mampu menge- sampai dengan penyempurnaan tulisan dan
mukakan kalimat-kalimat secara lisan atau pengumpulan tulisan.
setelah siswa mampu mengemukakan
Kedua, penyusun kebijakan agar
pengalaman bahasanya. Dalam kegiatan ini
memprogramkan pembelajaran menulis
hendaknya menggunakan strategi yang
yang lebih diarahkan pada pengembangan
nyata/alamiah sehingga siswa dapat
keterampilan menulis siswa sebagai suatu
melakukannya dengan mudah. Cara yang
keterampilan motorik dan berpikir, yang
dapat dilakukan adalah mengajak mereka
amat diperlukan bagi kehidupannya men-
untuk menuliskan kalimat-kalimatnya
datang.
secara bersama di papan tulis, berpasangan
dengan teman sebangku, atau secara Ketiga, peneliti lanjutan/pengem-
individual; (4) pada saat menulis draf bang hendaknya: (1) melengkapi dan me-
tersebut, hendaknya tidak mematahkan nguatkan hasil-hasil penelitian tentang
semangat siswa, tidak melakukan koreksi pembelajaran menulis ini pada lokasi dan
apa pun agar gagasan/kalimat siswa dapat subjek penelitian yang lebih luas; (2) untuk
tercurahkan dengan lancar. Penulisan kepentingan praktis para guru, hendaknya
hendaknya dilakukan tanpa henti dan tanpa juga dilakukan penelitian pengembangan
koreksi; (5) pada saat menulis, hendaknya dengan desain pengembangan berupa
menempatkan diri sebagai teman/mitra model pembelajaran menulis kelas IV SD.
siswa belajar menulis baik dalam Model hendaknya berisi prosedur penye-
pertemuan secara kelompok atau indiv- lenggaraan pembelajaran menulis yang
idual. Guru berperan sebagai mitra belajar, praktis dan mampu dilaksanakan oleh guru
pengarah, pembimbing bukan sebagai berdasarkan kondisi objektif guru. Kondisi
hakim yang selalu ingin menjatuhkan objektif guru yang dimaksudkan antara
hukuman karena kesalahan yang dibuat lain: keterbatasan pengetahuan dan ke-
siswa; (6) perbaikan hendaknya dilakukan mampuan guru untuk menerapkan pembela
setelah siswa menuliskan keseluruhan jaran menulis secara lebih optimal dalam
idenya secara individual. Perbaikan sajian tahap proses menulis yang ideal; dan
dilanjutkan dalam pertemuan individual (3) penerapan beberapa strategi belajar
kemudian secara bersama-sama dalam berbahasa lisan (berbicara dan menyimak)
pembacaan kelas. Pada saat itu guru dan bahasa tulis (membaca dan menulis)
hendaknya siap melayani pertemuan secara pada setiap tahapan dalam proses menulis
kelompok dan individual. Kegiatan perlu diperkaya dan diintensifkan.
perbaikan diteruskan untuk menyempurna- Surabaya, 07-02-07
kan tulisan secara mekanis, misalnya
270
Strategi Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Kelas IV (Suparti)
271