Topical agents are used in most cases of seborrheic dermatitis (Table 3). Randomized
trials provide support for the use of several of these agents, not all of which are
available in the United States.
Topical Corticosteroids
Several randomized trials have directly compared short-term topical corticosteroids
including, in approximate order of increasing potency, hydrocortisone,betamethasone
dipropionate, clobetasol 17-butyrate, and clobetasol dipropionate with topical
antifungal agents.34,35 These trials have shown either no significant difference or a
small difference in favor of the antifungal agent, but they have been underpowered,
with the largest trial including only 72 people.35 One randomized, placebo-controlled
trial showed that 0.05% desonide lotion was superior to placebo in 81 patients with
facial lesions associated with either atopic or seborrheic dermatitis, but the response
rates among the patients with seborrheic dermatitis were not reported separately.36
There is a consensus that topical corticosteroids are useful in the short term mainly to
control erythema and itching. Data are not available to address the question of
whether the combination of topical corticosteroids and topical antifungal agents
confers a greater benefit than single-agent therapy. Skin atrophy and hypertrichosis
are a concern with long-term corticosteroid use.
Selenium Sulfide Preparations
In a randomized trial involving 246 patients with moderate-to-severe dandruff, 2.5%
selenium sulfide shampoo, 2% ketoconazole shampoo, and placebo were compared.
All shampoos were used twice weekly. Reductions in the score for dandruff at week 4
were 67% with selenium sulfide, 73% with ketoconazole, and 44% with placebo; the
reductions were significantly larger with both medicated shampoos than with
placebo.29 Itching and burning sensations were more common with sulfide shampoo
than with ketoconazole. Trial data for the use of selenium sulfide in areas other than
the scalp are lacking.
Phototherapy
Ultraviolet B phototherapy is sometimes considered as an option for extensive or
recalcitrant seborrheic dermatitis, but it has not been studied in randomized
trials.45,46 Burning and itching may occur, and with long-term treatment,
carcinogenic effects on the skin are a concern.
Management
Agen topical digunakan pada kebanyakan kasus pada dermatitis seboroik.
Ujicoba acak menyediakan bantuan untuk beberapa penggunaan agen ini, tidak
kesemuanya tersedia di United States.
Kortikosteroid Topikal
Beberapa uji coba random telah secara langsing dibandingkan jangka pendek
kortikosteroid topical—termasuk, untuk meningkatkan potensi, hidrokortisone,
betamethasone dipropionate, clobetasol 17-butyrate, dan clobetasol dipropionate-
dengan agen anti jamur topical. Ujicoba ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan atau perbedaan kecil untuk agen antifungal, tetapi mereka menjadi tidak
lebih kuat, dengan ujicoba terbesar yang melibatkan hanya 72 orang. Satu ujicoba
acak placebo terkontrol menunjukkan bahwa 0,05% lotion desonide lebih superior
pada 81 pasien dengan lesi fascial dikaitkan dengan baik atopic atau seborrhoic
dermatitis, tetapi angka respon diatnara pasien seboroic dermatitis tidak dilaporkan
terpisah. Ada sebuah konsesnsus bahwa kortikosteroid topical berguna pada jangka
pendek terutama unutk mengontrol eitema dan gatal. Data tidak tersedia untuk
pertanyaan apakah kombinasi kortikosteroid dan agent antifungal topical
menunjukkan keuntungan yang besar dibandingkan dengan terapi agen tunggal. Atrofi
kulit dan hipertrichosis merupakan perhatian dengan penggunaan kortikosteroid
jangka panjang
Phototerapi
Fototerapi B ultraviolet terkadang dipertimbangkan sebagai sebuah pilihan
untuk perluasan seborhoic dermatitis, tetapi hal ini belum dipelajari pada uji coba
terkontrol. Rasa terbakar dan gatal dapat timbul, dan dengan penggunaan terapi
jangka panjang, efek karsinogenik pada kulit merupakan perhatian.
Terapi antifungal sistemik
Data pada efikasi agen antifungal sistemik untuk sebooic dermatitis terbatas.
Pada ujicoba acak yang melibatkan 63 pasien dengan seborrhoic dermatitis sedang
hingga berat, dosis perminggu tunggal 300mg fluconazole tidak lebih baik
dibandingkan dengan placebo setelah dua minggu. Pada uji acak, uji placebo acak
terkontrol melibatkan 174 pasien oral terbinafine (pada dosis 250mg perhari sehari
selama 4 minggu) tidak lebih baik dibandingkan dengan placebo pada pasien dengan
lesi yang predominan melibatkan area yang terekspose kulit, seperti wajah, dimana
perbedaan didapatkan pada pasien yang tidak terpapar, seperti kulit kepala, sternum,
dan area interscapular; bagaimanapun, kesimpulan berdasarkan analisis sub kelompok
masih merupakan problematic. Profil keamanan agen antifungal sistemik harus secara
hati dipertimbangkan dalam rencana pengobatan untuk kondisi kronik seperti
dermatitis seborrhoic.
Terapi yang efektif untuk dermatitis seboroik yaitu obat anti inflamasi
(immunomodulatory), keratolitik, anti jamur dan pengobatan alternatif.
2.Keratolitik
Terapi lain untuk dermatitis seboroik dengan menggunakan keratolitik.
Keratolitik yang secara luas dipakai untuk dermatitis seboroik adalah tar, asam
salisiklik dan shampo zinc pyrithion. Zinc pyrithion memliki efek keratolitik non
spesifik dan anti fungi, dapat diberikan dua atau tiga kali per minggu. Pasien
sebaiknya membiarkan rambutnya dengan shampo tersebut selama lima menit agar
shampo mencapai kulit kepala. Pasien dapat menggunakannya juga untuk tempat lain
yang terkena seperti wajah.
3.Anti fungi
Sebagian besar anti jamur menyerang Malassezia yang berkaitan dengan
dermatitis seboroik. Dosis satu kali sehari gel ketokonazol (Nizoral) dalam dua
minggu, satu kali sehari regimen desonide (Desowan) dapat berguna untuk dermatitis
seboroik pada wajah. Shampo yang mengandung selenium sulfide (Selsun) atau azole
dapat dipakai. Shampo tersebut dapat diberikan dua sampai tiga kali seminggu.
Ketokonazole (krim atau gel foaming) dan terbinfin (Lamisil) oral dapat berguna.
Anti jamur topikal lainnya seperti ciclopirox (Loprox) dan flukonazole (Diflucan)
mempunyai efek anti inflamasi juga. Anti jamur (selenium sulfide, pytrithion zinc,
azola, sodium sulfasetamid dan topical terbinafin) dapat menurunkan kolonisasi oleh
ragi lipopilik1.
4.Pengobatan Alternatif
Terapi alami menjadi semakin popular. Tea tree oil (Melaleuca oil) merupakan
minyak essensial dari seak belukar Australia. Terapi ini efektif dan ditoleransi dengan
baik jika digunakan setiap hari sebagai shampo 5%.
Prognosis
Penderita harus diberitahu bahwa penyakit berlangsung kronik dan sering
kambuh. Harus dihindari factor pencetus seperti stress emosional, makanan berlemak
dan sebagainya. Pada sebagian kasus yang mempunyai factor konstitusi penyakit ini
agak sukar disembuhkan.